Senin, 01 Agustus 2011

Dana Asing akan Tetap Menyerbu RI

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Meskipun pembatasan pagu utang atau debt ceiling AS diperkirakan disetujui, tetapi capital infllow tetap akan masuk ke Indonesia.

Demikian menurut pengamat pasar modal, Sem Susilo, Senin (1/8) kepada INILAH.COM. "Untuk capital inflow akan tetap mengalir ke IHSG. Bagaiamanapun Indonesia aalah "mesin baru" ekonomi. Sedangkan Eropa dan Amerika adalah mesin-mesin tua yang mengasilkan ekonomi biaya tinggi," katanya.

Krisis yang yaris terjadi di AS tetap diupayakan dapat teratasi. Meskipun ada dugaan sengaja dipolitisir untuk kepentingan pemilu 2013. "Saya tetap yakin hal ini tidak akan dibiarkan terjadi. Kompromi politis demi kepentingan kenegaraan yang lebih besar akan menyingkiran tujuan-tujuan sempit politik pragmatis kepartaian.

Amerika, lanjutnya, akan mundur dan kembali kepada demokrasi primitif, kalau memanfaatkan issue negosiasi pagu utang atau debt ceiling sebagai alat politik hitam menjelang pemilu 2013.

Selain tidak akan terjebak demi kepentingan-kepentingan sempit kepartaian, mereka juga cukup sadar akan rasionalitas pemilik hak suara yang tidak mudah dibodohi dengan aksi-aksi politik pragmatisme. Jadi pada akhirnya mereka akan bermain cantik untuk menjaga simpati rasionalitas pendukungnya.

Dengan demikian apa kemungkinan American debt default? Menurut Sem, ini adalah masalah integritas dan harga diri semua bangsa yang telah susah payah mereka bangun selama ratusan tahun. "Saya justru melihat peristiwa ini menjadi momentum emas bagi bangsa amerika untuk menyadari dan merekonstruksi secara total bangunan fundamental ekonomi bangsanya dan mulai berhenti sebagai bangsa yang boros, bangsa yang membiayai perang dengan utang."

Kalau tidak, maka era Amerika tinggal menunggu waktu. Hal ini seperti yang pernah dialami bangsa Inggris beberapa abad yang lalu. Jadi, kemungkian kebuntuan negosiasi politik sangat kecil. Kecuali politikus Amerika telah didominasi politikus hitam dan sudah "dibeli" kepentingannya.

Kenaikan Debt Ceiling AS Gairahkan Pasar

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rupiah menguat tajam dan IHSG kembali mencetak rekor. Pasar optimistis atas kesepakatan kenaikan batas atas utang AS sekitar US$2,4 triliun dari level saat ini US$14,3 triliun. Data domestik pun positif.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures mengatakan, penguatan rupiah hari ini dipicu oleh optimisme pasar atas AS yang bakal mencapai kesepakatan terkait kenaikan batas atas uang (debt ceiling). Pasalnya, tadi pagi, Presiden Amerika Serikat Barack Obama sudah menyambut baik proposal yang dikeluarkan oleh Kongres AS.

Proposal tersebut, lanjutnya, nanti malam, Senin (1/8) waktu AS akan divoting parlemen AS baik Kongres maupun Senat. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya 8.455 dan 8.488 sebagai level terlemahnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (1/8).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (1/8) ditutup menguat 40 poin (0,47%) ke level 8.455/8.465 per dolar AS dari sebelumnya 8.495/8.505.

Firman menambahkan, sebagian besar anggotal Capitol Hill bakal menyetujui kenaikan batas atas utang AS itu. Sebab, Obama sendiri sudah oke. "Apalagi, Senat AS didominasi oleh Partai Demokrat yang juga merupakan partai Obama," timpal Firman.

Di sisi lain, lanjutnya, penguatan rupiah juga mendapat dukungan dari data-data ekonomi domestik yang dirilis hari ini, Senin (1/8). Salah satunya, Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis inflasi Juli 2011 dengan angka rendah di level 0,67% (month to month) dan inflasi year on year (Juli 2011 terhadap Juli 2010) sebesar 4,61%.

Data neraca perdagangan dan ekspor RI juga positif. Neraca perdagangan RI mengalami surplus US$3,33 miliar dari prediksi US$2,44 miliar. Meskipun, dibandingkan angka sebelumnya US$3,5 miliar, angka tersebut lebih rendah. "Overall lebih tinggi dibandingkan prediksi," ujarnya.

Begitu juga dengan data ekspor yang mengalami kenaikan ke level 49,35% dari prediksi 45,05% dan angka sebelumnya 37,28%. Nilainya naik ke level US$18,41 miliar dari angka sebelumnya US$14,33 miliar. "Baik eksternal maupun internal mendukung penguatan rupiah," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS melemah ke level 73,748 dari sebelumnya 73,897. "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4415 dari sebelumnya US$1,4395 per euro," imbuh Firman.

Dari bursa saham, Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan hal senada. Menurutnya, penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG^JKSE) sebesar 62,64 poin (1,52%) dan mencetak rekor 4.193,441 dipicu positifnya sentimen dari AS yang sudah mencapai kata sepakat antara Pemerintah Obama dengan Senat soal kenaikan batas atas utang (US Debt Ceiling) sekitar US$2,5 triliun dari level US$14,3 triliun saat ini.

Karena itu, level resistance IHSG di level 4.200 bakal segera tercapai. Sebab, resistance kedua hari ini di level 4.189 sudah ditembus. “Sekarang, utang AS sudah menjadi kepastian bagi market dari sebelumnya merupakan ketidakpastian,” ujarnya.

Sebelumnya, lanjut Alfiansyah, memang sudah diperkirakan, baik pemerintah maupun Kongres AS tidak akan mau menjatuhkan harga diri bangsa AS di mata internasional. Karena itu, jelang deadline Selasa (2/8), AS membuat satu kejutan. “Tapi, karena market sudah mengetahui AS akan sepakat jelang detik-detik terakhir, kesepakatan kenaikan batas atas utang AS itu bukan lagi kejutan,” timpalnya. [mdr]

Laba bersih GJTL terdongkrak keuntungan kurs mata uang asing

Laba bersih GJTL terdongkrak keuntungan kurs mata uang asing
JAKARTA. Kinerja keuangan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) di semester I 2011 cukup cemerlang. Laporan keuangan GJTL non audited (1/9) menyebutkan, GJTL berhasil membukukan kenaikan laba bersih perseroan sebesar 1,66% menjadi Rp 421,916 miliar dibanding periode serupa tahun lalu yang hanya Rp 415,009 miliar.

Lonjakan laba bersih ini terdongkrak keuntungan kurs mata uang asing bersih di akhir Juni 2011 yang meroket 113,41% menjadi Rp 164,562 miliar dari sebelumnya Rp 77,110 miliar di periode sama tahun lalu.

Sebenarnya, perolehan laba sebelum pajak mengalami penurunan sebesar 11,02% menjadi Rp 532,607 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, kerugian itu dapat ditutupi beban pajak penghasilan yang turun 65,9% dari Rp 183,616 miliar pada semester I tahun lalu menjadi Rp 110,691 miliar di semester I tahun ini.

Seiring dengan kenaikan laba bersih perseroan, laba per saham dasar juga naik menjadi Rp 121 per saham di akhir Juni 2011, dari Rp 119 per saham pada akhir Juni 2010.

Semester I, volume transaksi multilateral BBJ naik 11 kali lipat

Semester I, volume transaksi multilateral BBJ naik 11 kali lipat
JAKARTA. Harga komoditas yang terus mendaki, ikut mengerek transaksi multilateral di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Data transaksi BBJ menunjukkan, selama semester pertama ini, volume transaksi multilateral sudah mencapai 33.823 lot.

Direktur BBJ Roy Sembel menyebut, volume tersebut mengalami lonjakan 11 kali lipat dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Lanjut Roy, kontrak emas dan olein sama-sama mencatatkan kenaikan paling besar. Sepanjang semester pertama tahun ini, volume transaksi untuk kontrak emas sudah mencapai 27.908 lot, sementara kontrak olein 5.915 lot.

Sedangkan, per Juli 2011, volume transaksi kontrak emas naik 37,08% dibanding bulan sebelumnya menjadi 5.630 lot. Sementara, volume transaksi olein naik 46,48% menjadi 1.226 lot per Juli tahun ini. Padahal pada periode Juni, volume transaksi olein malah turun 6,9% dari bulan sebelumnya.

"Kenaikan ini, didukung aktifnya market maker di lantai bursa, mulai teredukasinya nasabah, dan broker lebih terbiasa dengan sistem online trading," ujar Roy, hari ini (1/8).

Indeks IDMA melaju tertinggi sejak Oktober 2010

Indeks IDMA melaju tertinggi sejak Oktober 2010
JAKARTA. Performa obligasi pemerintah sepanjang pekan lalu kian membaik. Hal ini tercermin dari Indeks IDMA Government Bond yang mencerminkan harga rata-rata SUN, yang pada akhir pekan lalu naik 0,91% sebesar 103,82 per 29 Juli. Posisi ini merupakan yang tertingginya sejak Oktober tahun lalu yang mencapai 110. Sebelumnya, Indeks IDMA pernah naik ke level 103,69 pada 13 April lalu.

I Made Adi Saputra, Analis Obligasi NC Securities mengatakan kepada KONTAN, momentum lelang sukuk negara besok (2/8) akan benar-benar dimanfaatkan oleh investor. "Ke depannya, investor sepertinya harus mencari wadah investasi lain karena harga SUN sudah melonjak terlalu tinggi," katanya.

Sebagai catatan, dalam rangka menggenapi target pembiayaan dalam APBN 2011, pada Selasa (2/8) besok, pemerintah berencana untuk melakukan lelang surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) dengan target rencana indikatif pendapatan sebesar Rp 1 triliun.

Dalam keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang di Jakarta, Jumat (8/4/2011), keempat sukuk yang akan dilelang adalah seri IFR0005 (reopening) bertenor 6 tahun, IFR0007 (reopening) bertenor 14 tahun, IFR0006 (reopening) bertenor 19 tahun, dan IFR0010 (reopening) yang bertenor 25 tahun. Selain itu, ada pula sukuk seri terbitan baru yakni SPN-S0322012 yang bertenor pendek 1 tahun.

Tercatat, ada 12 bank dan empat perusahaan efek yang akan menjadi peserta lelang. Empat perusahaan efek itu antara lain PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Securities Tbk, dan PT Bahana Securities.

Saham ENRG Terbanyak Dibeli Asing Senin (1/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham ENRG hari ini terbanyak dibeli investor asing mencapai 55,1 juta saham dari volume perdagangan 507,2 juta saham dengan total transaksi Rp132,3 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Senin (1/8). Indeks ditutup menguat 62,64 poin atau 1,52% ke 4.193,44 atau capai rekor tertinggi baru. Volume perdagangan mencapai 19,4 miliar saham dan Rp18,5 triliun.

Indeks mengalami net foreign buy sebesar Rp248,8 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp14,1 triliun dan penjualan asing sebesar Rp13,9 triliun.

Urutan kedua saham BKSL mencapai 32,9 juta saham dari volume perdagangan 299,4 juta saham dengan total transaksi senilai Rp61,7 miliar. Urutan ketiga saham ELTY mencapai 29,2 juta saham dari volume perdagangan 394,9 juta saham dengan total transaksi senilai Rp68,5 miliar. Urutan keempat saham BORN mencapai 25,2 juta saham dari volume perdagangan 78,6 juta saham dengan total transaksi senilai Rp113,01 miliar.

Urutan kelima saham BUMI mencapai 20,6 juta saham dari volume perdagangan 78,5 juta saham dengan total transaksi senilai Rp244,8 miliar. Urutan keenam saham BUDI mencapai 19,4 juta saham dari volume perdagangan 46,05 juta saham dengan total transaksi senilai Rp14,8 miliar. Urutan ketujuh saham BRAU mencapai 17,5 juta saham dari volume perdagangan 52,3 juta saham dengan total transaksi senilai Rp28,7 miliar.

Urutan kedelapan saham BBRI mencapai 15,3 juta saham dari volume perdagangan 56 juta saham dengan total transaksi senilai Rp396,9 miliar. Urutan kesembilan saham BBKP mencapai 15,1 juta saham dari volume perdagangan 39,04 juta saham dengan nilai transaksi Rp33,3 miliar. Urutan kesepuluh saham BNBR mencapai 13,9 juta saham dari volume perdagangan 516,09 juta saham dengan nilai transaksi Rp36,3 miliar.

Inilah Laba Bersih Emiten Pelayaran

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Beberapa emiten pelayaran mencatatkan laba bersih hingga semester pertama 2011. Kenaikan laba ini ada yang didukung dari pelepasan aset dan keuntungan selisih kurs.

PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 91% dari Rp54,90 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp105,35 miliar pada semester pertama 2011. Kenaikan laba bersih diikuti kenaikan pendapatan sebesar 74% dari Rp270,30 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp472,23 miliar pada semester pertama 2011.

Laba usaha perseroan naik 28,3% dari Rp61,52 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp78,98 miliar pada semester pertama 2011 dan laba kotor naik 34% dari Rp82,48 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp110,63 miliar pada semester pertama 2011.

Selain itu, PT Trada Maritime Tbk (TRAM) mencatatkan kenaikan laba bersih naik 22,42% dari Rp77,75 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp95,18 miliar pada semester pertama 2011. Kenaikan laba bersih diikuti kenaikan pendapatan sebesar 38% dari Rp197,65 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp274,48 miliar pada semester pertama 2011.

Laba bruto perseroan naik dari Rp96,63 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp115,03 miliar pada semester pertama 2011.

Sedangkan PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS) mencatatkan penurunan rugi bersih dari Rp82,15 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp41,50 miliar pada semester pertama 2011. Pendapatan perseroan naik dari Rp485,05 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp501,09 miliar pada semester pertama 2011.

Laba kotor menjadi untung Rp98,93 miliar pada semester pertama 2011 dari periode sama sebelumnya rugi Rp13,25 miliar pada semester pertama 2011. Laba usaha menjadi Rp68,93 miliar pada semester pertama 2011.

PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) mencatatkan pendapatan usaha naik menjadi Rp498,06 miliar pada semester pertama 2011 dari periode sama sebelumnya Rp261,32 miliar. Laba kotor perseroan naik dari Rp57,16 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp171,11 miliar pada semester pertama 2011.

Laba usaha perseroan naik menjadi Rp155,41 miliar pada semester pertama 2011 dari periode sama sebelumnya Rp44,90 miliar pada semester pertama 2010 dan laba periode berjalan dari Rp13,07 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp142,48 miliar pada semester pertama 2011. [hid]

Wow! Aset Investor Domestik Capai Rp1 Triliun

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Total kepemilikan aset investor domestik meningkat menjadi Rp1,007.256 triliun pada Juli 2011 dibandingkan Juni 2011 sebesar Rp920.78 triliun.

Aset kepemilikan asing meningkat menjadi Rp1,391.048 triliun pada Juli 2011 dibandingkan Juni 2011 sebesar Rp1,325.697 triliun. Total kepemilikan aset baik investor domestik dan asing mencapai Rp2,398.304 triliun per Juli 2011. Demikian seperti dikutip dari data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Senin (1/8).

Nilai kepemilikan saham oleh investor domestik senilai Rp842,67 triliun, dan kepemilikan saham oleh investor asing senilai Rp1,377.359 triliun pada Juli 2011. Total nilai kepemilikan saham baik lokal dan asing mencapai Rp2,220.036 triliun pada Juli 2011.

Untuk kepemilikan obligasi oleh investor domestik sebesar Rp128,32 triliun dan investor asing senilai Rp6,73 triliun pada Juli 2011. Total kepemilikan obligasi baik lokal dan asing mencapai Rp135,05 triliun pada Juli 2011. [hid]

BI : Amerika positif, rupiah tak akan sekuat sebelumnya

BI : Amerika positif, rupiah tak akan sekuat sebelumnya
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai penguatan rupiah tidak akan berlangsung lama kendati aliran dana asing ke pasar uang Indonesia masih tinggi. Prediksi BI berangkat dari sinyal yang diberikan oleh Amerika yang akan menyetujui kenaikan pagu utang negara sekaligus penghematan moneter.

"Kalaupun ada, tidak akan secepat dulu," ungkap Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Senin (1/8).

Hal tersebut disampaikan Darmin menanggapi penguatan rupiah yang sudah mencapai ke level Rp 8.400 - Rp 8.500. Sekedar catatan, pagi ini rupiah sempat menguat 0,3% ke level Rp 8.487 per dollar AS. Sementara akhir pekan lalu rupiah sempat bertengger di level Rp 8.476 per dollar AS atau level terkuat sejak Maret 2004.

"Kemarin itu bisa tembus benar-benar pengaruh keresahan pasar. Kekhawatiran kalau sampai kesepakatan soal debt deal di Amerika Serikat gagal terjadi. Dollar AS jadi jatuh," jelas Darmin, Senin (1/8).

Laba Naik 64%, Medco Raup US$ 19,9 Juta

Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membukukan laba sebanyak US$ 19,9 juta di semester I-2011, angka ini naik 64,7% jika dibandingkan laba tahun lalu pada periode yang sama US$ 12,1 juta.

Naiknya laba bersih itu terutama disebabkan meningkatnya penjualan bersih minyak dan gas, yang memberikan kontribusi US$ 354,8 juta, atau setara 61% dari seluruh pendapatan usaha dan penjualan perseroan.

"Posisi Keuangan perseroan saat ini masih tetap kuat. Dengan jumlah kas dan setara kas akhir periode yang meningkat cukup besar, perseroan akan mampu memenuhi komitmen-komitmen keuangan yang ada di tahun ini maupun mendatang," kata Direktur Keuangan MEdco Syamsurizal Munaf dalam siaran pers, Senin (1/8/2011).

Tingginya harga rata-rata penjualan minyak pada periode tengah tahun 2011 mencapai US$ 113,2 per barel dibandingkan US$ 80,5 per barel tahun lalu pada periode yang sama turut menyumbang pertumbuhan laba perseroan.

Peningkatan produksi mengakibatkan peningkatan pada beban pokok penjualan dan biaya langsung lainnya, namun emiten berkode MEDC itu tetap bisa membukukan laba kotor US$ 182,4 juta, naik tipis dari tahun lalu di US$ 153,8 juta.

Pada perdagangan hari ini, harga saham MEDC ditutup stagnan di Rp 2.500 per lembar. Sebanyak 2.654 lot sahamnya diperdagangkan 164 kali dengan nilai Rp 3,342 miliar.

(ang/dnl)

Volume Tinggi, IHSG Cetak Rekor Baru di 4.193,44

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada perdagangan Senin (1/8) ditutup menguat 62,64 poin atau 1,52% ke 4.193,44 atau capai rekor tertinggi baru. Volume perdagangan mencapai 19,4 miliar saham dan Rp18,5 triliun.

Indeks meski berada di zona positif tetapi cenderung flat dengan level terendah di 4.131,73 dan tertinggi di 4.193,56. IHSG mengalahkan rekor penutupan tertinggi pada perdagangan Kamis (27/7) pekan lalu di level 4.174,11.

Indeks JII naik 5,8 poin ke 572,96, indeks ISSI naik 1,3 poin ke 134,04 dan indeks LQ45 naik 6,2 poin ke 736,04. Penguatan didukung sektor pertambangan naik 24,8 poin ke 3.387,41 disusul sektor industri dasar naik 13,8 poin ke 1.305,35.

Indeks mengalami net foreign buy sebesar Rp248,8 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp14,1 triliun dan penjualan asing sebesar Rp13,9 triliun.

Untuk volume perdagangan di pasar reguler mencapai Rp6,5 miliar saham dengan volume Rp5,4 triliun. Namun karena ada transaksi tutup sendiri atau crossing 70% saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencapai Rp12,52 triliun sebanyak 22.775.490 lot atau 11,38 miliar saham.

Anak Usaha MIRA Tambah Modal di SOM

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Anak usaha PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) yaitu PT Pulau Kencana Raya telah menambah penyertaan modal dengan mengambil saham baru pada Sabre Offshore Marine Pte Ltd (SOM) sebanyak 710.422 saham dengan nominal US$1.

Hal itu disampaikan manajemen dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/8). Nilai nominal penambahan penyertaan modal itu sebesar US$710.422. Penambahan penyertaan modal dengan mengambil saham baru dilakukan pada 29 Juli 2011. Penambahan penyertaan modal dengan pengambilan saham baru tersebut maka struktur pemegang saham SOM antara lain PT Pulau Kencana Raya sebesar 2.365.047 saham dengan nilai nominal U$$2,36 juta dan PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) dengan jumlah saham 1 dengan nilai SIN$1.

PT Pulau Kencana Raya (PKR) dan SOM merupakan perusahaan-perusahaan terkendali dari perseroan di mana perseroan memiliki 99,99% saham pada PKR dan 0,01% saham pada SOM sebelum dilakukannya pengambilan saham baru SOM oleh PKR. [cms]

Laba bersih LPKR bertumbuh 35% di pertengahan tahun ini

Laba bersih LPKR bertumbuh 35% di pertengahan tahun ini
JAKARTA. Laba bersih PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) meningkat 35% di semester pertama tahun ini. Manajemen LPKR menyebutkan, pada paruh pertama 2011, perseroan mengantongi laba bersih Rp 298 miliar, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 221 miliar.

Pertumbuhan laba seiring naiknya angka pendapatan sebesar 29% menjadi Rp 1,883 triliun di akhir Juni 2011. Sedangkan, pada akhir Juni tahun lalu, pendapatannya masih Rp 1,463 triliun.

Kenaikan signifikan pendapatan terjadi di kuartal kedua, di mana untuk pertama kalinya perseroan mendapatkan pendapatan lebih dari Rp 1 triliun dalam satu kuartal.

Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Widjaja menyebut, secara keseluruhan divisi usahanya bertumbuh di semester pertama ini. "Terutama unit usaha residential dan asset management yang bertumbuh kuat," ujarnya.

Pendapatan dari divisi residential meningkat 38% menjadi Rp 901 miliar, sementara pendapatan dari asset management bertambah 44% menjadi Rp 193 miliar. Lalu, pendapatan unit usaha rumah sakit naik 17% menjadi Rp 593 miliar, dan dari unit usaha commercial tumbuh 16% menjadi Rp 197 miliar.

Adapun, pendapatan dari recurring berkontribusi sebesar 52% dari total pendapatan perseroan di semester pertama 2011.

"Kami akan mengintensifkan dan mempercepat pelaksanaan strategi asset light perseroan dengan menjual aset mal dan rumah sakit, untuk menghasilkan tambahan pendapatan," ujar Ketut, dalam keterbukaan informasi BEI, hari ini.

Cetak Rekor Baru, IHSG Makin Dekat ke 4.200

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali cetak rekor tertinggi sepanjang masa setelah menanjak 62 poin. Bursa-bursa Asia yang menguat serta meredanya krisis utang AS menjadi faktor pendorong naiknya IHSG.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 8.470 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu Rp 8.505 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka menguat 19,758 poin (0,47%) ke level 4.150,558. Sentimen positif muncul setelah ada tanda-tanda tercapainya kesepakatan kenaikan batas utang AS.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melesat 46,348 poin (1,12%) ke level 4.177,148. Krisis utang AS semakin mendekati tahap akhir dan diharapkan bisa berakhir positif.

Menjelang penutupan perdagangan, IHSG menanjak sangat tinggi dan menembus rekor intraday tertingginya di 4.193,556. Rekor intraday tertinggi sebelumnya yaitu di 4.177,739 yang diraih pada Rabu 27 Juni 2011 pekan lalu.

Mengakhiri perdagangan awal pekan di bulan Ramadan, Senin (1/8/2011), IHSG ditutup menanjak 62,641 poin (1,51%) ke level 4.193,441. Sementara Indeks LQ 45 melesat 12,666 poin (1,73%) ke level 742,502.

Rekor terakhir yang bisa diraih IHSG pada Rabu 27 Juli 2011, IHSG melesat 41,335 poin (1,00%) ke level 4.174,112. Saham-saham unggulan sangat berjasa dalam pencetakan rekor kali ini.

Hanya indeks sektor agri yang terkoreksi tipis, sisanya mampu mencetak poin dengan nilai yang sangat signifikan. Penguatan terbanyak dicetak oleh sektor properti, disususl oleh finansial.

Tingkat inflasi yang sedikti naik namunmasih terkendali di 0,67% pada bulan Juni tak membuat investor berhenti menempatkan dananya di pasar modal dalam negeri. Investor asing dan lokal masih melakukan aksi beli.

Dana asing masih terus mengalir masuk ke lantai bursa dalam beberapa perdagangan terakhir. Kali ini, transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 248,884 miliar di seluruh pasar.

Volume dan nilai transaksi hari ini melonjak sangat tinggi karena ada transaksi tutup sendiri alias crossing terhadap saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) senilai Rp 12,5 triliun oleh Net Sekuritas (OK).

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 174.295 kali pada volume 19,482 miliar lembar saham senilai Rp 18,575 triliun. Sebanyak 182 saham naik, 82 saham turun, dan 86 saham stagnan.

Saham di bursa Asia kompak menguat di zona hijau setelah adanya tanda-tanda kesepakatan penambahan plafon utang AS untuk menghindari gagal bayar. Bursa saham Jepang melesat paling tinggi.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 2,05 poin (0,08%) ke level 2.703,78.
  • Indeks Hang Seng menguat 223,12 poin (0,99%) ke level 22.663,37.
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 131,98 poin (1,34%) ke level 9.965,01.
  • Indeks Straits Times naik 27,68 poin (0,87%) ke level 3.216,94.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 24.000 ke Rp 359.000, Schering Plough (SCPI) naik Rp 500 ke Rp 30.000, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 2.100 ke Rp 53.000, dan Merck (MERK) naik Rp 1.500 ke Rp 125.000.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Mayora (MYOR) turun Rp 500 ke Rp 16.400, Indomobil (IMAS) turun Rp 500 ke Rp 11.950, Adira Finance (ADMF) turun Rp 200 ke Rp 13.400, dan Axiata (XL) turun Rp 200 ke Rp 5.550.

(ang/qom)

Obama Selamatkan Bursa Asia

Headline
INILAH.COM, Sydney – Bursa Asia ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (1/8), ditopang pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengenai kesepakatan batas utang negaranya.

Indeks Komposit Morgan Stanley (MSCI) Asia Pasifik (APAC) ditutup menguat 1,3% ke 138,57 dengan rasio lima saham menguat untuk setiap satu yang melemah. Pekan lalu, MSCI APAC sempat melemah 1,6% karena ketidakjelasan masalah batas utang AS.

Indeks Nikkei di Jepang naik 1,3%, Kospi di Korea Selatan 1,8%, bursa Australia 1,7% dan Hang Seng di Hong Kong 1,4%. Indeks Straits Times Singapura naik 1%, setelah trading tanpa jeda siang. Indeks Komposit Shanghai yang terus bergerak tak menentu antara gain dan loss.

Yoshihiro Okumura dari Chiba-Gin Asset Management Co. berpendapat, investor kembali ke posisi mereka setelah sempat khawatir karena AS. “Banyak terjadi risk aversion karena default berarti Amerika tak bisa menstimulasi perekonomian dan belanja negara,” ujarnya.

Toyota Motor Corp., produsen otomotif nomor satu dunia yang pasar terbesarnya di Amerika Itara, naik 0,5%. Honda Motor Corp. yang 83% pendapatannya dari luar Jepang, naik 1,5%. Samsung Electronics Co., produsen televisi Korea yang 22% pendapatannya dari Amerika, naik 3,1%.

Sejak awal tahun hingga 29 Juli lalu, MSCI APAC turun 0,7% dan PER berada pada 13,4 kali. Sektor perbankan memimpin kenaikan diantara 10 sektor industri yang dipantau MSCI APAC. Kenaikan ini menopang bursa Asia secara keseluruhan.

National Australia Bank Ltd., peminjam terbesar ketiga di negaranya berdasarkan valuasi pasar, naik 2%. Australia & New Zealand Banking Group naik 2,2% dan Commonwealth Bank of Australia 1,7%. Bank terbesar Australia berdasarkan valuasi pasarnya, naik 2,9%.

Sumitomo Mitsui Financial Group Inc., bank terbesar kedua Jepang berdasarkan valuasi pasarnya, naik 2,9%. Mitsubishi UFJ Financial Group Inc., peminjam terbesar Jepang yang sudah terdaftar di lantai bursa, melonjak 4% setelah melaporkan laba kuartalan naik tiga kali lipat.

Indeks produsen bahan baku dan energi naik setidaknya 1,3%, disebabkan harga tembaga yang naik menyusul optimisme pengumuman Obama. perusahaan tambang terbesar dunia, BHP Billiton Ltd., naik 2,1%.

Pesaingnya, Rio Tinto Group yang perusahaan tambang terbesar ketiga dunia, naik 1,9%. Sementara PetroChina naik 2,4%. Indeks manufaktur China lebih tinggi ketimbang perkiraan ekonom, bulan lalu, mengindikasikan adanya kenaikan suku bunga dan pengetatan kredit.

Dari 275 perusahaan yang memperdagangkan sahamnya di MSCI APAC dan telah memaparkan laporan keuangan sejak 11 Juli hingga hari ini, 122 melebihi perkiraan analis. Sementara 94 lainnya hanya turun sedikit.

“Semakin banyak perusahaan yang melaporkan laba melebihi estimasi analis. Beberapa juga menaikkan prediksi laba. Ini memberikan harapan baru bagi investor,” kata Kazuhiro Takahashi, General Manager Daiwa Securities Capital Markets Co. di Tokyo. [ast]

CIMB-GK naikkan proyeksi, saham TLKM reli ke level tertinggi tujuh pekan

CIMB-GK naikkan proyeksi, saham TLKM reli ke level tertinggi tujuh pekan
JAKARTA. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melaju ke level tertinggi tujuh pekan.

TLKM reli 2% ke level Rp 7.500 per saham, hingga pukul 15.25 di Jakarta. Ini level penutupan tertingginya sejak 8 Juni.

Saham perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini diburu setelah CIMB-GK Securities Pte. menaikkan proyeksi saham ini dari underperform menjadi netral.

Penjualan tumbuh, laba bersih APLN melonjak 105% di semester I

JAKARTA. Laba bersih PT Agung Podomoro Land TBK (APLN) di semester pertama tahun ini mencapai dua kali lipat dari semester pertama tahun lalu.

Laporan keuangan APLN non audited (1/9) menyebutkan, perseroan meraih laba bersih sebesar Rp 379,542 miliar di akhir Juni 2011. Jumlah tersebut melonjak sekitar 105,92% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 184,31 miliar.

Pertumbuhan laba bersih ini terdongkrak oleh kenaikan penjualan bersih sebesar 44,32% menjadi Rp 1,582 triliun di paruh pertama tahun ini. Maka, laba kotornya juga ikut melonjak sekitar 83,79% menjadi Rp 608,258 miliar.

Selama enam bulan pertama di tahun ini, memang terjadi kenaikan cukup signifikan pada pos beban umum dan administrasi. Meski begitu, perseroan masih mampu mencatat pertumbuhan laba usaha sebesar 91,8% menjadi Rp 459,97 miliar.

Namun, perseroan mendapat tambahan pendapatan dari kenaikan penghasilan bunga dan bagian laba bersih entitas asosiasi yang masing-masing naik lebih dari 100%.

Tapi, meski laba bersih tumbuh signifikan, namun laba bersih per saham dasar turun dari Rp 18 per saham di akhir Juni 2010, menjadi Rp 16 per saham pada akhir Juni tahun ini.

Medco Teken PSC CDM Blok Lematang

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengumumkan penandatanganan Production Sharing Contract Coal Bed Methane blok Lematang (PSC CBM Lematang), yang terletak di Sumatera Selatan, Indonesia.

Kesepakatan ini ditandatangani antara anak perusahaan tidak langsung yang dimiliki sepenuhnya, PT Medco CBM Lematang, yang dimiliki melalui PT Medco Energi CBM Indonesia (bersamaan disebut "MedcoEnergi"), PT Methanindo Energy Resources (Sugico Group), PT Saka Energi Indonesia, afiliasi dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, sebagai Konsorsium, dan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Gas (BPMIGAS), sebagai Badan Hukum milik negara.

Perjanjian PSC CBM Lematang tersebut menetapkan masing-masing hak dan kewajiban para pihak yang mengoperasikan dan tidak mengoperasikan termasuk, penilaian pengembangan eksplorasi bersama, dan produksi CBM dari 805,8 kilometer persegi blok PCS CBM Lematang. Karena daerah CBM terletak di aset minyak dan gas yang berproduksi di blok Lematang dan juga mempertimbangkan pengalaman Perseroan dalam industri CBM, MedcoEnergi akan ditunjuk sebagai operator blok ini. Sementara itu, PSC CBM Lematang memungkinkan para pihak untuk melakukan maksimal 10 tahun masa eksplorasi dan 20 tahun masa eksploitasi. Konsorsium mengharapkan bahwa hal itu bisa memberikan kontribusi kepada Pemerintah Indonesia melalui CBM yang mana berdasarkan evaluasi bersama memiliki potensi yang cukup signifikan.

Frila B. Yaman, Direktur Operasi Eksplorasi dan Produksi MedcoEnergi mengatakan PSC CBM Lematang merupakan PSC ketiga yang ditandatangani oleh MedcoEnergi, setelah PSC CBM Sekayu dan PSC CBM Muralim. Seluruh PSC tersebut terletak di Sumatera Selatan dan berdekatan dengan PSC lapangan minyak dan gas Perseroan. Dia menambahkan, "Untuk PSC CBM Lematang ini, Perseroan beserta anggota konsorsium berkomitmen akan melakukan pengeboran 2 sumur core hole, 2 sumur eksplorasi, dan 2 sumur eksplorasi untuk dewatering dengan jumlah nilai sebesar US$ 4,6 juta untuk jangka waktu 3 tahun pertama."

Lukman A. Mahfud, Direktur Utama MedcoEnergi, mengatakan penandatanganan ini menunjukkan komitmen MedcoEnergi yang berkelanjutan dalam mendukung Kebijakan Energi Nasional dengan menyediakan energi melalui pengembangan berbagai potensi energi yang ada di Indonesia, termasuk CBM, di samping sumber energi utama, minyak dan gas.

Inilah Pencatat Kapitalisasi Saham Terbesar!

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kapitalisasi pasar saham PT Astra International Tbk (ASII) masih mencatatkan kapitalisasi saham terbesar dan mencapai rekor kapitalisasi tertinggi sebesar Rp285,40 triliun per Juli 2011.

Saham ASII mencatatkan rekor harga tertinggi pada perdagangan saham Rabu (27/7) dengan ditutup di level harga Rp75.000 per saham.

Urutan kedua, saham berkapitalisasi terbesar lainnya yaitu saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berkapitalisasi saham sebesar Rp202,59 triliun. Urutan ketiga, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berkapitalisasi saham sebesar Rp181,33 triliun. Urutan keempat, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan kapitalisasi saham saham sebesar Rp168,51 triliun. Urutan kelima, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan kapitalisasi saham senilai Rp148,17 triliun. Demikian seperti dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/8).

Selain itu, saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan berkapitalisasi saham senilai Rp140,25 triliun pada urutan keenam. Urutan ketujuh, saham PT Unilever Tbk (UNVR) mencatatkan kapitalisasi saham senilai Rp119,02 triliun. Urutan kedelapan, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan kapitalisasi saham senilai Rp101,83 triliun. Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan kapitalisasi saham senilai Rp97,93 triliun pada urutan kesembilan. Kapitalisasi saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan kapitalisasi saham senilai Rp96,35 triliun pada urutan kesepuluh.

Urutan kesebelas, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan kapitalisasi saham sebesar Rp84,76 triliun. Urutan keduabelas, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan kapitalisasi saham senilai Rp82,15 triliun. Urutan ketiga belas, saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencatatkan kapitalisasi saham senilai Rp77,66 triliun. Kapitalisasi saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan nilai Rp63,35 triliun pada urutan keempatbelas, dan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp57,06 triliun pada urutan kelima belas.

Kapitalisasi pasar saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan nilai Rp56,05 triliun pada urutan keenambelas. Saham PT Semen Gresik Tbk (SMGR) mencatatkan kapitalisasi saham senilai Rp56,05 triliun pada urutan ketujuhbelas. Urutan kedelapan belas, saham PT Indofood Tbk (INDF) mencatatkan kapitalisasi saham senilai Rp55,75 triliun. Saham PT Tambang Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp49,07 triliun pada urutan kesembilan belas. Untuk urutan keduapuluh, saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp48,98 triliun.

Kapitalisasi pasar saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) senilai Rp45,44 triliun pada urutan keduapuluh satu. Urutan keduapuluh dua kapitalisasi pasar saham terbesar yaitu saham PT Charoen Phokpand Tbk (CPIN) senilai Rp44,75 triliun. Saham PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan kapitalisasi saham senilai Rp42,22 triliun pada urutan keduapulihtiga. Urutan keduapuluhempat, saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp40,55 triliun, dan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp37 triliun pada urutan keduapuluhlima. [cms]

Kesepakatan Utang AS Gairahkan Bursa Eropa Pagi

Headline
INILAH.COM, London - Saham Eropa Senin (1/8) dibuka naik, setelah kesepakatan untuk menaikkan batas pinjaman di Amerika Serikat diumumkan.

Mengutip Reuters, Stoxx Eropa 600 Indeks Bank naik 1,8 persen setelah kehilangan 4,7 persen pada minggu sebelumnya menyusul kebuntuan dalam perundingan utang AS. Kompromi akan memotong sekitar $ 2,4 triliun defisit selama 10 tahun ke depan dan kesepakatan yang diharapkan akan lolos di Senat, tapi bisa menghadapi penentangan keras di DPR. Ada juga kekhawatiran terhadap pemangkasan peringkat kredit AS karena pertengkaran politik, yang bisa mendorong biaya pinjaman dan mengurangi kepercayaan di negara ini.

"Ini adalah reli yang melegakan, di mana partai datang bersama-sama, namun hanya berlangsung selama beberapa hari yang menyebabkan Amerika Serikat sekarang bisa menghadapi penurunan peringkat," ujar Manoj Ladwa, pedagang senior di ETX Capital.

"Ini akan memberikan dampak pada setiap bagian dari Amerika Serikat." Indeks Pan-Eropa FTSEurofirst 300 naik 0,9 persen ke 1.092,51.

Inilah bluechips yang memacu IHSG mencatat rekor penutupan di sesi I

JAKARTA. Mayoritas asing masih memburu saham-saham bluechips. Tak heran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan rekor baru penutupan, pada siang ini.

Tiga bluechips yang paling banyak dikoleksi di sesi pertama hari ini, yaitu Astra International Tbk (ASII), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan Bank Mandiri Tbk (BMRI). Hingga sesi pagi berakhir, saham ASII sudah maju 1,91%. Sementara, BBRI naik 2,17%, dan BMRI reli 1,27%. Reli ketiga saham ini berkontribusi besar mengangkat indeks di sesi pagi.

Data Bloomberg menunjukkan, sejumlah 2,82 juta saham ASII sudah ditransaksikan hingga siang ini. Macquaire Capital Securities Indonesia menjadi broker yang paling banyak mengoleksi saham ini, dengan nilai pembelian Rp 38,87 miliar. Diikuti, Deutsche Securities Indonesia sejumlah Rp 38,59 miliar, dan Merrill Lynch Indonesia senilai Rp 26,14 miliar.

Sementara, total saham BBRI yang diperdagangkan mencapai 24,5 juta. Tiga broker yang paling banyak memboyong saham ini, yaitu Credit Suisse Securities Indonesia dengan pembelian Rp 29,93 miliar, CLSA Indonesia senilai Rp 15,92 miliar, dan Deutsche Securities Indonesia sejumlah Rp 12,19 miliar.

Adapun, volume BMRI yang ditransaksikan sebanyak 16,4 juta saham. J.P. Morgan Securities Indonesia paling banyak membeli saham ini, yaitu mencapai Rp 28,43 miliar. Lalu, Bahana Securities dengan pembelian Rp 28,01 miliar, dan Credit Suisse Securities Indonesia sejumlah Rp 21,43 miliar.

Inflasi dan Kondisi AS Angkat IHSG Sesi I

INILAH.COM, Jakarta - Pada sesi I perdagangan Senin (1/8), IHSG ditutup naik 1,12% ke level Rp4.177,15.

Penguatan indeks siang ini masih disebabkan dampak positif dari kesepakatan utang AS yang menghindarkan default utang AS. Presiden AS Barack Obama mengatakan para pemimpin Kongres sepakat untuk meningkatkan batas pinjaman dan mencegah default negara konsumen minyak terbesar di dunia ini.

Obama mendesak kedua partai, baik dari Partai Demokrat dan anggota parlemen Republik untuk memilih kesepakatan, yang akan mengurangi defisit US $ 1 triliun lebih dari 10 tahun. Saham dan dolar rally di tengah berita ini, yang terjadi setelah berminggu-minggu mengalami kemacetan politik di Washington.

Selain itu, pengumuman inflasi Juli yang relatif rendah atau sebesar 0,67% juga ikut menopang kenaikan IHSG siang ini.

Sebanyak 173 saham mengalami penguatan siang ini, sedang 79 saham masih stagnan, dan 76 saham turun. Indeks LQ45 naik 1,24% ke level 738,91, sementara JII naik 1,27% ke level 574,37. Volume perdagangan siang ini mencapai 3,68 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp2,61 triliun. Asing hingga siang ini terpantau masih berada di pasar dengan melakukan net foreign buy sebesar Rp137,17 miliar.

Harga minyak mentah naik lebih dari $ 1 pada Senin (1/8), di mana Brent naik ke $ 118. Di London, minyak mentah Brent naik $ 1,50 ke $ 118,24 per barel pada pukul 01.09 GMT, rebound dari Jumat di $ 116,70, terendah sejak 18 Juli. Sementara US light, sweet crude naik $ 1,44 ke $ 97,14.

Di Asia, Shanghai naik 0,15%, Hang Seng naik 1,51%, KLSE naik 0,53%, Nikkei naik 1,88%, STI naik 1,14%, Seoul naik 1,8%.

Saham-saham yang menguat tajam siang ini adalah ASII yang naik 1,91%, GGRM naik 2,16%, ITMG naik 0,79%, SMDR naik 7,54%, UNVR naik 1,28%.

Naik Tajam, BEI Awasi Saham LPCK dan APIC

INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini tengah mengawasi pergerakan saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) dan PT Pacifik Strategic Financial Tbk (APIC).

Hal ini disampaikan Dirut BEI, Ito Warsito dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (1/8). Pengawasan terhadap kedua saham tersebut disebabkan terjadinya peningkatan harga dan aktivitas saham di luar kebiasaan dibanding periode sebelumnya (Unusual Market Activity/UMA).

Terkait dengan hal tersebut, BEI meminta investor untuk memperhatikan jawaban Perseroan atas permintaan konfirmasi Bursa. Investor juga diminta untuk mencermati kinerja Perseroan dan keterbukaan informasinya. Perseroan juga diminta untuk mengkaji kembali rencana aksi korporasinya jika belum mendapat persetujuan RUPS.

Melesat 1,12%, IHSG cetak rekor baru penutupan di sesi I

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat pada perdagangan sesi pertama hari ini. IHSG bahkan mencatatkan level rekor penutupan setelah reli 1,12% ke posisi 4.177,148.

Seluruh sektor menghijau, dengan laju terbesar pada sektor konstruksi yaitu sebesar 3,24%. Diikuti sektor aneka industri yang naik 1,56%, dan sektor barang konsumsi yang maju 1,45%.

Sejumlah 163 saham berhasil melaju, berbanding 71 saham yang masih melemah. Sedangkan, 73 saham lainnya masih stagnan.

Perdagangan hari ini diramaikan transaksi sebanyak 15,940 miliar saham. Adapun, nilai perdagangan sangat gemuk, yaitu mencapai Rp 15,479 triliun.

Saham Cowell Development Tbk (COWL) yang meroket 34,83% ke Rp 240, menempati posisi teratas top gainers, siang ini. Disusul, Indal Aluminium Industry Tbk (INAI) yang maju 20,69% ke Rp 700, dan Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) yang naik 18,42% ke Rp 180.

Sementara, posisi top losers diisi antara lain, saham Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS) yang tumbang 20,97% ke Rp 245. Lalu, Sorini Agro Asia Tbk (SOBI) yang jatuh 6,54% ke Rp 2.500, dan Gema Grahasarana Tbk (GEMA) yang turun 6,15% ke Rp 305.

Sesi I Krisis Utang AS Mereda, IHSG Cetak Lagi Rekor Tertinggi

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menyentuh posisi intraday tertingginya sepanjang masa di level 4.187 didorong sentimen positif dari mulai meredanya krisis utang Amerika Serikat (AS).

Mengawali perdagangan awal pekan di bulan Ramadan pagi tadi, IHSG dibuka menguat 19,758 poin (0,47%) ke level 4.150,558. Sentimen positif muncul setelah ada tanda-tanda tercapainya kesepakatan kenaikan batas utang AS.

Puncak tertinggi yang bisa diraih IHSG sekaligus rekor barunya berada di 4.187.600. Rekor intraday tertinggi sebelumnya yaitu di 4.177,739 yang diraih pada Rabu 27 Juni 2011 pekan lalu.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (1/8/2011), IHSG melesat 46,348 poin (1,12%) ke level 4.177,148. Sementara Indeks LQ 45 tumbuh 9,071 poin (1,24%) ke level 738,907.

Saham-saham unggulan kembali menjadi dincaran investor sehingga tak satupun sektor industri di lantai bursa terkena koreksi. Laju penguatan dipimpin oleh indeks sektor konstruksi dan konsumer.

Volume dan nilai transaksi hari ini melonjak sangat tinggi karena ada transaksi tutup sendiri alias crossing terhadap saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) senilai Rp 12,5 triliun.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 97.479 kali pada volume 15,94 miliar lembar saham senilai Rp 15,478 triliun. Sebanyak 163 saham naik, 71 saham turun, dan 73 saham stagnan.

Rencana AS memangkas anggaran hingga US$ 2,5 triliun membuat para pelaku pasar optimistis negeri paman sam itu terhindar dari gagal bayar. Optimisme ini membuat bursa-bursa saham di Asia melaju kencang.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 3,97 poin (0,15%) ke level 2.705,70.
  • Indeks Hang Seng melonjak 338,89 poin (1,51%) ke level 22.779,14.
  • Indeks Nikkei 225 melesat 192,41 poin (1,96%) ke level 10.025,44.
  • Indeks Straits Times menguat 33,90 poin (1,06%) ke level 3.223,16.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.350 ke Rp 71.850, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.100 ke Rp 52.000, Hero Supermarket (HERO) naik Rp 500 ke Rp 7.200, dan Samudera Indonesia (SMDR) naik Rp 400 ke Rp 5.700.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Mayora (MYOR) turun Rp 400 ke Rp 16.500, Adira Finance (ADMF) turun Rp 300 ke Rp 13.300, Surya Citra (SCMA) turun Rp 200 ke Rp 6.350, dan Sorini Agro (SOBI) turun Rp 175 ke Rp 2.500.
(ang/dnl)

Naik35%, Lippo Karawaci Raup Laba Rp298 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatatkan laba dan pendapatan semester I tahun 2011 sebesar Rp298 miliar dan Rp1,883 triliun, meningkat masing-masing 35% dari Rp221 dan 29% dari Rp1,463 triliun pada Juni 2010.

Dalam siaran persnya, Senin (1/8) disampaikan secara signifikan, pada kuartal kedua tahun 2011 ini, LPKR, untuk pertama kalinya mencapai pendapatan lebih dari Rp1 triliun untuk satu kuartal. EBITDA untuk semester I 2011 tumbuh 26%, menjadi Rp447 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Divisi usaha LPKR secara keseluruhan memberikan hasil yang memuaskan dan terus bertumbuh selama kuartal ini dengan hasil yang luar biasa dari pendapatan divisi usaha Residential/Township yang meningkat 38% menjadi Rp901 miliar dari Rp653 miliar pada 2010. Pendapatan unit usaha Hospitals naik 17% menjadi Rp593 miliar. Saat ini 6 rumah sakit sedang dalam konstruksi.

Sementara itu, unit usaha Commercial mencatat peningkatan 16% menjadi Rp197 miliar pada pendapatan, sementara Asset Management tumbuh 44% menjadi Rp193 miliar dari Rp134 miliar sebagai hasil dari peningkatan fee yang diperoleh Perseroan dengan peningkatan “Assets Under Management (AUM’s)” dari REIT yang disponsori oleh LPKR, termasuk di dalamnya penjualan Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) dan Siloam Hospitals Lippo Cikarang.

Kontribusi Recurring Revenue LPKR terus meluas dan tumbuh 21% sementara pendapatan dari pengembangan properti tumbuh 38% pada Juni 2011. Pendapatan Recurring memberikan kontribusi 52% dari total pendapatan Perseroan di semester I 2011. ”Saya sangat bangga dengan kinerja semester I Perseroan. Seluruh unit usaha menunjukkan pertumbuhan yang kuat, terutama unit usaha Residential/Township kami dan Asset Management yang masing-masing meningkat 38% dan 44%," ujar Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Widjaja.

Recurring Income memberikan kontribusi 52% terhadap total pendapatan Perseroan. Hasil ini sejalan dengan target yang akan kami capai di untuk tahun 2011. "Fokus kami adalah untuk melanjutkan pelaksanaan dan implementasi dari strategi pertumbuhan keseluruhan segmen bisnis kami. Seperti yang pernah kami kemukakan di awal tahun, bahwa kami akan mengintensifkan dan mempercepat pelaksanaan strategy ‘asset-light’ Perseroan dengan menjual aset mal dan rumah sakit untuk menghasilkan tambahan pendapatan extraordinary,” tukasnya.

Unit-unit Usaha LPKR terdiri dari Residential/Township, Retail Malls, Hospitals, Hotels and Asset Management. LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp18,7 triliun atau US$2,1 miliar.

Harga minyak rebound dari posisi terendah dua pekan terakhir

Harga minyak rebound dari posisi terendah dua pekan terakhir
SYDNEY. Minyak mentah rebound dari level terendahnya selama dua pekan terakhir. Penguatan harga minyak terjadi setelah Presiden AS Barrack Obama mengatakan, pimpinan dari kedua partai di badan legislatif AS dan senat menyetujui kesepakatan untuk menaikkan batasan utang negara. Hal tersebut memacu optimisme pemulihan ekonomi di negara konsumsi terbesar minyak mentah itu.

Minyak mentah jenis WTI untuk pengiriman September di New York Mercantile Exchange naik US$ 1,59 ke level US$ 97,29 per barel. Adapun, hingga pukul 11.40 WIB, kontrak yang sama sedikit bergeser ke US$ 97,18 per barel. Sementara, harga minyak jenis Brent melonjak 1,2% menjadi US$ 118,15 per barel di ICE Futures Europe Exchange, di London

Pasar minyak menguat setelah pidato Obama dari Gedung Putih dan dukungan pimpinan senat Mayoritas Harry Reid atas kesepakatan antara pemimpin Republik dengan pemerintah. Pimpinan minoritas senat, Mitch McConnell juga mengatakan Amerika tidak akan mengalami default atas obligasinya. Di lain pihak, dia juga memprediksi data payroll AS yang dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS pada 5 Agustus nanti akan bertambah 90.000 pekerja.

"Berita ini melegakan. Minyak berpotensi melewati batas atas harga dan data pengangguran minggu ini adalah kuncinya," kata Jonathan Barratt, managing director Commodity Broking Services Pty di Sydney. Sebelumnya, dia memprediksi rata-rata harga minyak sebesar US$ 100 per barel di tahun ini.

Parlemen AS setuju naikkan plafon utang, emas tumbang dari level rekor

Parlemen AS setuju naikkan plafon utang, emas tumbang dari level rekor
JAKARTA. Harga emas tumbang dari level rekornya setelah anggota parlemen AS setuju menaikkan plafon utang dan memangkas defisit. Itu artinya, AS akan terhindar dari ancaman default, besok, sehingga mengikis permintaan safe haven.

Kontrak emas untuk pengiriman Desember 2011 di divisi Comex, New York Merchantile Exchange, tergelincir 1,4% ke level 1.608,20 per ons troy, setelah mencapai rekor tertingginya di US$ 1.637,50, pada 29 Juli. Adapun, hingga perdagangan pukul 11.41 WIB, logam mulia ini masih tertekan di US$ 1.618,3 per ons troy.

Manajer operasional Yinjian Futures Co. Steven Zhu menyebut, sebelumnya, emas mencapai level rekornya karena para anggota kongres tidak terlihat akan mencapai kesepakatan dalam negosiasi mereka. Namun, sekarang mereka telah membuat kesepakatan.

Republik dan Demokrat kemungkinan akan melakukan voting hari ini terkait kesepakatan menaikkan batas utang menjadi US$ 14,3 triliun hingga 2012, dan memangkas belanja sekitar US$ 1 triliun. Obama optimis, parlemen akan mengambil langkah yang tepat.

"Meski begitu, masih ada persoalan dalam ekonomi AS dan Eropa, yang akan menjaga emas masih dalam tren naik," kata Zhu.

Cermati Indeks Awal Puasa

INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia masih tetap perkasa. Kendati pada dua hari terakhir mencatatkan penurunan, tetap bertahan di level 4.100.

Bahkan jika disandingkan dengan angka yang terbentuk seminggu sebelumnya (22/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatatkan kenaikan signifikan yakni sebesar 62 poin atau sekira 1,5%. Sebuah pencapaian yang boleh dibilang mengagumkan. Sebab, penguatan itu terjadi di kala kiblat pasar saham dunia sedang kedodoran.

Seperti kita ketahui bersama, gara-gara alotnya perundingan antara Pemerintah AS dan Kongres ihwal penambahan plafon utang menjadi US$14,3 triliun, negeri itu menghadapi ancaman default alias gagal bayar. Padahal, utang yang jatuh tempo sudah berada di depan pelupuk mata, 2 Agustus 2011.

Itulah yang membuat investor khawatir dan mulai melakukan aksi jual. Dampaknya, indeks Dow Jones pun terus terseret ke bawah. Dalam sepekan Dow tercatat mengalami penurunan hingga 537 poin (4,2%).

Oleh sebab itulah, investor di Indonesia disarankan untuk tidak buru-buru optimismis dalam menyikapi keperkasaan IHSG. Pasalnya, ancaman berupa sentimen negatif dari luar negeri masih sangat kental “Begitu ada kabar buruk akan terjadi koreksi yang lebih besar,”kata seorang kepala riset.

Apalagi nyaris seluruh faktor positif yang bisa mendorong perdagangan sudah masuk dalam kalkulasi pasar. Seperti tingkat bunga yang bertahan, inflasi dan pemberesan krisis Yunani. Begitu pula merah birunya laporan keuangan para emiten untuk semester I-2011, sudah diperhitungkan. Jadi ridak mengherankan kalau para analis memprediksi indeks di pekan awal Ramadan ini akan bergerak di kisaran 4.030-4.132.

Namun jika perkembangan penyelesaian utang AS mengalami kemajuan, ada kemungkinan pelemahan hanya berlangsung di awal pekan, Setelah itu IHSG akan kembali menguat didorong sentimen positif AS. Sekali lagi, dengan catatan, kalau Presiden Obama berhasil ‘menjinakkan’ Kongres.

Nah, sambil menunggu kabar baik, investor disarankan memanfaatkan kondisi yang masih ‘hijau’ ini dengan melakukan aksi ambil untung. “Mumpung pasar masih oke,”katanya. Jika terbukti koreksi yang signifikan benar-benar terjadi, pemodal disarankan melakukan koleksi secara bertahap.

Ada sejumlah saham yang disarankan untuk dibeli. Dari sektor consumer goods, efek terbitan PT Indofood (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) mendapat rekomendasi yang cukup kuat. Sebab, menurut riset sejumlah analis, harga wajar INDF berada di level R 7.500. Sementara ICBP masih berpeluang untuk naik ke Rp 6.100.

Sementara dari perbankan ada efek terbitan PT Bank Danamon (BDMN yang diprediksi akan segera mencapai Rp 5.850 dan PT Bank Negara Indonesia (BNII) yang berprospek menuju Rp600. Di luar itu masih ada sederet saham lainnya yang mendapat rekomendasi beli cukup kuat. Seperti PT Bakrieland Development (ELTY) dengan target harga Rp180, PT London Sumatera (UNSP) Rp490 dan PT Timah (TINS) Rp 2.700. [mdr]

Sentimen positif AS picu rebound harga CPO

Sentimen positif AS picu rebound harga CPO
KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) naik untuk pertama kalinya setelah terperosok selama tiga hari sebelumnya. Rebound harga minyak sawit terjadi setelah Presiden Barrack Obama menyebutkan para pemimpin kongres telah mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang AS.

Kontrak pengiriman CPO di Malaysia Derivatives Exchange untuk pengiriman Oktober sempat reli 0,8% ke RM 3.120 atau setara US$ 1.060 per ton. Adapun, hingga pukul 11.00 WIB bergerak ke level RM 3.112 per ton. Pekan lalu, kontrak yang sama telah terkoreksi 1,4%.

Obama dalam kata sambutannya di Gedung Putih menyebutkan, para pemimpin dari kedua partai, Republik dan Demokrat telah mencapai kata sepakat untuk memangkas defisit anggaran dan mencegah terjadinya default. Para pemimpin kongres telah merinci kesepakatan kedua partai tersebut untuk menaikkan batas utang menjadi US$ 2,1 triliun, di mana jumlah tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan negara sampai 2013.

"Hal ini tidak hanya memicu sentimen bullish pada pasar minyak sawit saja, namun juga terhadap pasar komoditas lainnya," kata Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte, di Singapura.

Pada 30 Juli lalu, Surveyor Intertek mengatakan, ekspor CPO Malaysia naik 13% menjadi 1,63 juta ton pada Juli, dari 1,44 juta ton di bulan sebelumnya.

Beras, Uang Sekolah dan Emas Dorong Inflasi Juli 0,67%

Gb
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Juli 2011 terjadi inflasi 0,67%. Inflasi disumbang paling tinggi oleh kenaikan harga beras yang terjadi selama Juli.

Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Rusman Heriawan dalam jumpa pers di kantornya, Jalan DR. Soetomo, Jakarta, Senin (1/8/2011).

"Inflasi ini tinggi sedikit dibandingkan bulan Juni yang sebesar 0,55%. Barang volatile menyumbang inflasi Juli," katanya

Rusman mengatakan inflasi kumulatif Januari-Juli 2011 mencapai 1,74%, dan inflasi year on year adalah 4,61%. "Inflasi year on year di Juli di bawah 5% karena inflasi di Juli 2010 sangat tinggi," imbuhnya.

Adapun komoditas yang menyumbang inflasi tertinggi di Juli 2010 adalah beras dengan bobot 0,22%, lalu ayam ras 0,13%, telur ayam ras 0,06%.

"Kemudian ada yang menarik tapi luput yaitu emas perhiasan yang menyumbang inflasi 0,03% karena harganya mengikuti perkembangan emas dunia yang masih bertengger US$ 1.600 per ounce," kata Rusman.

Lalu, biaya pendidikan di tahun ajaran baru juga turut menyumbang inflasi 0,06%. Paling besar inflasi terjadi untuk biaya masuk akademi dan SLTA.

"Sementara yang mengalami deflasi adalah bawang putih 0,08% karena diduga ada impor. Kemudian cabai rawit deflasi 0,03%," tukas Rusman.

(dnl/qom)

BEI Suspensi TRUB dan Lanjutkan Suspensi 4 Emiten

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menghentikan sementara perdagangan efek saham PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB) di pasar reguler dan pasar tunai pada 1 Agustus 2011.

Hal itu disampaikan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Riil BEI I Gede Nyoman Yetna dan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa BEI Umi Kulsum dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (1/8). Sebelumnya BEI memantau lima emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan interim yang tidak diaudit per 31 Maret 2011 dan memenuhi denda sebesar Rp150 juta. Adapun lima emiten itu antara lain PT Katarina Utama Tbk, PT Royal Oak Development Asia Tbk, PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk, PT ATPK Resources Tbk, dan PT Indo Setu Bara Resources Tbk.

PT Truba Alam Manunggal Engineering baru membayar denda sebesar Rp150 juta tetapi belum menyampaikan laporan keuangan triwulan I 2011. Sedangkan PT Katarina Utama Tbk (RINA) belum menyampaikan laporan keuangan triwulan I 2011 dan membayar denda Rp150 juta, PT Royal Oak Development Asia Tbk (RODA), PT ATPK Resources Tbk (ATPK), dan PT Indo Setu Bara Resources Tbk (CDPW) telah menyampaikan laporan keuangan triwulan I 2011 tetapi belum membayar denda Rp150 juta.

Untuk saham RINA, RODA, CDPW, dan ATPK, bursa masih memperpanjang suspensi efek perseroan sejak 1 Agustus 2011 pada sesi I perdagangan efek. Sebelumnya saham Truba telah dibuka pada 29 Juli 2011.

Sebelumnya BEI telah memberikan peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp150 juta atas keterlambatan penyampaikan laporan keuangan yang dimaksud. Hal ini merujuk pada ketentuan II.6.3. Selain itu, bursa mengacu pada ketentuan II.6.4 Peraturan Pencatatan Nomor I-H tentang sanksi bursa melakukan suspensi apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan. [cms]

4 Saham Keluar dari Indeks Pefindo25

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Sebanyak 4 saham terdepak dari daftar indeks Pefindo25 untuk periode perdagangan Februari 2011 hingga Juli 2011.

Hal ini disampaikan Andre P.J Toelle, Kadiv Perdagangan Saham BEI dan Poltak Hotradero, Kadiv Riset BEI dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/1) malam. Ke-4 saham yang dikeluarkan dari daftar indeks Pefindo25 adalah Arwana Citramulia Tbk (ARNA), Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR), Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) dan Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS).

Sementara sebagai penggantinya adalah Jembo Cable Company Tbk (JECC), KMI Wire and Cable Tbk (KBLI), Mitra Investindo Tbk (MITI) dan Millenium Pharmacon International Tbk (SDPC).

Akuisisi Tol, Hold Saham ASII

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Astra International Tbk (ASII) melalui anak usahanya PT Astratel Nusantara berencana untuk mengakuisi 95% saham sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis Jalan tol.

Manajemen telah memastikan hal tersebut. Namun manajemen ASII dan juga PT Astratel Nusantara belum bersedia memberikan detail perusahaan yang akan diakuisisi.

"Terkait berita tersebut, kami menyarankan untuk hold dulu saham ASII ini," ujar Samuel Sekuritas dalam ulasan pasarnya, Senin (1/8).

Ekspektasi inflasi melambat, rupiah mendekati level terkuat tujuh tahun

Ekspektasi inflasi melambat, rupiah mendekati level terkuat tujuh tahun
JAKARTA. Rupiah mendekati level terkuat tujuh tahun. Apresiasi rupiah terjadi seiring ekspektasi inflasi bakal mengalami fase terlambat dalam lebih setahun terakhir.

Mata uang Garuda menguat 0,3% ke level Rp 8.487 per dollar AS, hingga pukul 10.48 di Jakarta. Pada 27 Juli lalu, rupiah sempat melesat ke Rp 8.476 per dollar AS. Ini level terkuatnya sejak Maret 2004.

Ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi, inflasi akan mengalami percepatan 4,8% per Juli, dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka ini lebih rendah dari kenaikan bulan Juni yang sebesar 5,54%. Sementara, di Amerika Serikat, Presiden Obama menyebut dewan perwakilan rakyat dan senat sudah mencapai kesepakatan untuk menaikkan batas utang.

Analis mata uang dari PT CIMB Bank Niaga Iwan Ridwan Gunandar mengatakan, inflasi tidak akan naik terlalu cepat, dan bisa dijaga di bawah 5%. "Dengan persoalan defisit di AS, maka investor lebih memilih menukarkan aset mereka ke dalam mata uang Asia," ujarnya, di Jakarta, hari ini.

Tahun ini, dana asing yang membeli saham Indonesia mencapai US$ 2,7 miliar, lebih dari jumlah yang mereka jual. Sementara, kepemilikan asing di surat utang pemerintah meningkat 27% menjadi Rp 247,51 triliun.

Laba bersih anjlok, saham DOID tumbang ke level terendah 10 bulan

JAKARTA. Saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) tumbang ke level terendah 10 bulan.

DOID tergelincir 3,1% ke level Rp 950 per saham, hingga pukul 10.26 di Jakarta. Ini level penutupan terendahnya sejak 28 September.

Saham kontraktor tambang batubara ini merosot setelah laba bersihnya di semester pertama anjlok 91% dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp 17,85 miliar.

Korsel surplus perdagangan, won perkasa terhadap dollar AS

Korsel surplus perdagangan, won perkasa terhadap dollar AS
SEOUL. Won terangkat mendekati level tertingginya, setelah rilis data menunjukkan terjadinya percepatan inflasi dan surplus perdagangan yang mencapai rekor.

Mata uang Korea Selatan ini terapresiasi 0,5% ke 1.049,3 per dollar pada pukul 9.50 a.m di Seoul. Adapun, hingga pukul 9.39 WIB, pasangan (USD/KRW) bergerak tipis ke posisi 1.049,35. Sebelumnya, mata uang ginseng ini pernah terbang sampai level 1.048,3 pada 27 Juli lalu. Ini level terkuatnya sejak Agustus 2008.

Won bangkit dari keterpurukannya selama 2 hari berturut-turut, karena sentimen positif dari data consumer price index (CPI) yang naik 4,7% di bulan Juli, padahal di bulan sebelumnya hanya naik 4,4%.

Selain itu nilai Ekspor Korsel pada Juli tahun ini juga terangkat 27,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan kenaikan bulan sebelumnya yang sebesar 13,6%. Sehingga, surplus perdagangan Korsel menjadi US$ 7,2 miliar.

"Data inflasi yang ada memperlihatkan pemerintah cenderung akan fokus meredam laju inflasi," kata Kim Sung Soon, analis mata uang dari Industrial Bank of Korea. Dia juga menyebut, hal ini mempertimbangkan kemungkinan yang kuat Korsel bakal menaikkan tingkat suku bunganya lagi.

Menurut laporan Yonhap News hari ini, Gubernur Bank of Korea kemarin mengatakan, tekanan inflasi di Korsel akan terus melaju di semester kedua ini.

Laba bertumbuh, saham INCO reli terbesar dalam dua pekan

Laba bertumbuh, saham INCO reli terbesar dalam dua pekan
JAKARTA. Saham PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) mengalami reli terbesar dalam dua pekan. INCO naik 1,8% ke level Rp 4.325 per saham, hingga pukul 10.05 di Jakarta.

Pamor saham produsen nikel terbesar di Indonesia ini menguat setelah perseroan melaporkan laba bersihnya di semester pertama tahun ini tumbuh 9% dibanding tahun lalu, menjadi US$ 238,15 juta.

Kinerja emiten properti melesat

Kinerja emiten properti melesat
JAKARTA. Tahun ini masih membawa banyak rezeki bagi bagi para emiten properti. Kendati bunga acuan sempat naik, mayoritas emiten properti tetap mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih.

Lihat saja kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Penjualan perusahaan ini naik 44,9%, dari Rp 1,09 triliun di semester pertama tahun lalu menjadi Rp 1,58 triliun tahun ini. APLN juga mencatatkan kenaikan marketing sales sebesar 127% menjadi Rp 2,5 triliun.

Padahal di semester satu 2010 lalu marketing sales APLN hanya Rp 1,1 triliun. "Marketing sales kami dalam enam bulan ini berada di atas pencapaian tahun lalu yang menunjukkan strategi Back to the City diterima dengan baik oleh pelanggan kami," kata Trihatma Kusuma Haliman, Direktur Utama APLN, pekan lalu.

Sementara, laba bersih PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) meningkat 52,9%, dari Rp 101,63 miliar menjadi Rp 155,35 miliar. Pendapatan pengembang yang memiliki landbank di Bekasi dan Serpong ini juga naik 38,5% menjadi Rp 938,57 miliar.

PT Intiland Development Tbk (DILD) sukses mencetak kenaikan pendapatan 10,2% menjadi Rp 501,08 miliar di semester satu 2011. Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Investasi dan Modal DILD, mengungkapkan, peningkatan pendapatan antara lain didorong kenaikan penjualan bersih sebesar 12,72% menjadi Rp 442,51 miliar.

Menurut catatan DILD, sektor residensial, baik perumahan maupun apartemen, masih memberi kontribusi terbesar, yaitu Rp 231,50 miliar atau setara 46,1% total pendapatan. Sementara, kawasan industri memberi kontribusi pendapatan 42,1%. Sisanya adalah pendapatan dari perkantoran, hotel, dan properti lain.

Tak terpengaruh BI rate

Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management, menilai, kenaikan harga merupakan salah satu faktor pendorong kenaikan kinerja emiten. "Kenaikan harga dan juga volume penjualan yang meningkat mendongkrak kinerja emiten di sektor properti," papar dia.

Para analis yakin, di paruh kedua tahun ini, kinerja emiten properti akan tetap mengkilap. Reza memprediksi, meski ada potensi kenaikan BI rate, sektor properti tidak akan terpukul. "Efek kenaikan bunga hanya sementara," ulas Reza.

Sementara, analis Waterfront Securities Indonesia Isfhan Helmy memperkirakan, tahun ini BI rate tidak akan naik lagi. "Secara year on year inflasi masih lebih rendah. Saya lihat BI rate akan cenderung tetap dan ini akan membuat performa perusahaan properti naik," jelasnya.

Karena itu, para analis menilai saham sektor properti masih menarik dikoleksi. Cermati Emiten properti yang bergerak di bisnis residensial serta memiliki lahan yang luas di daerah pinggiran kota (suburban).