Sabtu, 04 Juni 2011

Danamon Siap Layani Wealth Management Lagi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Danamon Tbk menegaskan pihaknya lolos dari suspensi Bank Indonesia (BI) terhadap layanan wealth management.

"Kemarin BI sudah kasih surat ke kita, dan katanya kita sudah bisa beroperasi lagi," demikian menurut Direktur Keuangan Bank Danamon, Vera Eve Liem, usai acara 'Bulan Kepedulian Lingkungan' di Taman Langsat Jakarta, Sabtu (4/6).

Bank Indonesia menghentikan pelayanan wealth management selama satu bulan sejak 2 Mei hingga 2 Juni terhadap 23 bank. Dalam kurun waktu tersebut BI melakukan seleksi terhadap bank yang diperbolehkan melakukan layatanan tersebut lagi.

Dalam kesempatan itu, Vera juga menjelaskan pihaknya masih terus berbenah untuk menghindari kesalahan dalam memberikan layanan wealth management, dan tidak semua cabang bisa memberikan layanan tersebut.

"Kita masih terus membenahi semua aturannya, untuk menerapkan Good Coorporate Governance (GCG) dan menjaganya. Selain itu juga gimana kita melakukan prinsip 'know your customer' itu dengan benar, dan bagaimana menjaga operational risk untuk mitigasi kesalahan, ya saya pikir ini berkelanjutanlah," ujarnya.

Ketika ditanya mengenai sertifikasi yang harus dipenuhi bagi setiap karyawan yang menanangani layanan wealth management, menurutnya hal tersebut sudah seharusnya dilakukan oleh masing-masing bank. Hal ini, agar karyawan yang menangani layanan terebut mengerti benar risiko yang dihadapinya.

Mengenai kerugian selama suspensi selama satu bulan kemarin, Vera menegaskan Bank Danamon tidak terlalu mengalami kerugian yang berarti. "Ya ngga lah, itu kan untuk nasabah yang baru saja, tapi kalau untuk nasabah yang existing kan kita tetap bisa melayani," ungkapnya. [hid]

Penjualan SMART Capai Rp7,7 Triliun

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Penjualan pada kuartal I 2011 PT SMART mencapai Rp7,7 triliun.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, kemarin. Penjualan ini mengalami kenaikan mencapai 92% dari periode yang sama tahun 2010 sebesar Rp4,03 triliun.

Dengan demikian kinerja SMART terdongkrak termasuk laba bersih mencapai Rp585 miliar atau naik 33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp439 miliar. Sebab laba usaha meningkat Rp735 miliar dari Rp515 miliar. Total aset perseroan pada kuartal I mencapai Rp13,4 triliun.

BTN akan Rights Issue di Tahun 2014

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berencana untuk lakukan penawaran umum terbatas (right issue) lebih cepat sebelum pemilihan umum 2014 berlangsung.

"Ini untuk menghindari resiko politik yang mungkin terjadi ketika pemilihan umum berlangsung. Rencananya kita right issue sebesar 10%," demikian ujar Direktur Keuangan BTN, Saut Pardede, kepada INILAH.COM di Jakarta, Sabtu (4/6).

Saat ini menurutnya, rasio kecukupan modal/capital adequacy ratio (car) BTN sekitar 17% sehingga diyakini mampu mendukung ekspansi bisnis perseroan hingga 2014. “Dalam RBB, kalau kami bisa pertahankan pertumbuhan 27% per tahun maka penambahan modal baru dibutuhkan pada 2014,” ujarnya.

Menurut Saut, perseroan belum bisa memastikan apakah rights issue akan dilakukan pada 2012 atau 2013. Namun dia mengharapkan penambahan modal tersebut dapat dilakukan ketika CAR BTN menyentuh level 14%.

“Kalau kapannya itu kami tak bisa jawab, karena itu tergantung masukan Pak Menteri BUMN, Mustafa Abubakar melihat risiko politik itu. Tetapi kami senang saja kalau itu diselenggarakan lebih cepat karena modal makin kuat maka akan semakin bagus,” ujarnya.

Saut menambahkan, pemerintah melalui Menteri BUMN juga telah menyetujui perseroan untuk rights issue sebesar 10% ke publik, sehingga total saham yang telah dilepas ke publik mencapai 40%. “Dengan rights issue tersebut kami akan mendapatkan benefit seperti saham makin liquid dan insentif pajak sekitar 5%,” tukasnya. [hid]

Penjualan Indomobil Naik 40,9% di Kuartal I

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) meraih kinerja penjualan pada kuartal I 2011 sebesar Rp3,3 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp2,3 triliun atau naik 40,9%.

Dalam laporan keuangan yang tidak diaudit dan diterbitkan BEI kemarin disebutkan peningkatan penghasilan mendorong laba bersih sebesar Rp185,7 miliar atau naik 23,13% periode yang sama tahun 2010 sebesar Rp150,8 miliar.

Untuk beban pokok penjualan naik dari Rp2,1 triliun, kini Rp2,9 triliun. Laba kotor tercatat naik dari Rp288,8 miliar, menjadi Rp415,2 miliar. Laba usaha pun turut naik dari Rp199,5 miliar, menjadi Rp255,8 miliar.

Hingga 31 Maret 2011, jumlah kewajiban perseroan sekitar Rp6,995 triliun dengan posisi aset mencapai Rp8,770 triliun.

175 Juta Saham BAPA Dijual di Harga Rp152/Saham

Ilustrasi, Corbis
JAKARTA - PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) menuturkan telah terjadi pengalihan 175 juta sahamnya pada harga Rp152 kepada PT Drupadi Agung Lestari.

Corporate Secretary BAPA Dharmawati menjelaskan jika transaksi tersebut terjadi di pasar negoisasi pada 31 Mei lalu. Perseroan, dan pemegang saham perseroan PT Adicipta Griya Sejati mengaku telah melaporkan hal ini kepada otoritas bursa.

"PT Drupadi Agung Lestari merupakan perusahaan yang berdomisili di daerah Cengkareng, Jakarta Barat," jelas dia dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Sabtu (4/6/2011).

Pemegang saham Drupadi Agung Lestari adalah PT Kencama Sawit Mas sebanyak 50 persen dan Slamet Riyadi sebanyak 50 persen. Bidang usaha perusahaan ini adalah mechanical and engineering services power plants, factories, water treatment plants and gas pipelines. (mrt)
(rhs)

Volume Penjualan SMART 781 Ribu Ton di Kuartal I

Ilustrasi, Corbis
JAKARTA - PT Sinar mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR) menuturkan memproduk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan ini sawit (PK) sebanyak 197 ribu ton selama kuartal I-2011.

Sementara volume penjualan perseroan tercatat sebanyak 781 ribu ton. Sebanyak 664 ribu ton merupakan CPO, dan 101 ribu ton adalah PK sementara 16 sisanya adalah produk lainnya.

Sebagai perbandingan, produksi CPO dan PK perseroan pada tahun 2010 mencapau 765 ribu ton. Dengan volume penjualan mencapai 599 ribu ton. Selain memproduksi CPO dan PK, perseroan juga memproduksi minyak inti sawit (PKO), palm kernel meal, minyak goreng, dan beberapa produk lainnya.

Corporate Secretary Jimmy Pramono dalam keterangan tertulisnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Sabtu (4/6/2011), menjelaskan jika 79 persen dari hasil produknya diekspor, dan sisanya sebesar 21 persen untuk lokal.

Selain itu, dia juga menjelaskan area tertanam inti dan plasma per 31 Maret 2011 seluas 137.543 hektare. Di mana lahan yang belum menghasilkan sebanyak 10.990 hektare atau delapan persen dan sebanyak 92 persen atau 126.553 hektare adalah lahan yang sudah menghasilkan.

Pada kuartal I tersebut, perseroan menghasilkan laba bersih sebesar Rp584 miliar, naik 33 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp439 miliar.

Sementara penjualannya melesat hingga 92 persen menjadi Rp7,7 triliun dari sebelumnya yang cuma Rp4 triliun. (mrt)
(rhs)

Laba Indomobil Naik 21,3%

Ilustrasi, Corbis
JAKARTA - PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 21,3 persen menjadi Rp182,6 miliar pada kuartal I-2011 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp150 miliar.

Seperti dikutip dari laporan keuangan di Jakarta, Sabtu(4/6/2011), naiknya pendapatan perseroan ini didukung oleh penghasilan bersih perseroan yang naik menjadi Rp3,37 triliun dari sebelumnya yang seebsar Rp2,39 triliun.

Sehingga laba kotor perseroan juga naik menjadi Rp415 miliar dari sebelumnya Rp288,88 miliar. Laba usaha perseroan juga naik jadi Rp255,8 miliar dari sebelumnya Rp199,5 miliar.

Sementara itu, kas dan setara kas perseroan mengalami penurunan menjadi Rp422,9 miliar pada akhir kuartal I-2011 dari sebelumnya sebesar Rp489,8 miliar pada akhir kuartal IV-2011.

Kandati demikian, jumlah aset perseroan mengalami kenaikan menjadi Rp8,77 triliun pada akhir kuartal I-2011 tersebut dibandingkan dengan akhir kuartal Iv-2010 yang sebesar Rp7,98 triliun. (mrt)
(rhs)

Mei, Outstanding Kredit Bank Danamon Rp16,15 Triliun

Ilustrasi
JAKARTA - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencatatkan outstanding kredit sebesar Rp16,15 triliun melalui Danamon Simpan Pinjam hingga akhir Mei 2011.

Senior VP Research & Business Development SEMM Bank Danamon Loetfy Wahjoe menuturkan sasaran nasabah Danamon Simpan Pinjam ini pada awalnya adalah pedagang pasar trasional. Namun memasuki 2011 ini perseroan mencoba untuk merambah sektor agrikultur.

Tujuannya, untuk para petani agar dapat melakukan pembiayaan untuk usaha pertaniannya. “Selama ini belum ada bank yang merambah sektor agrikultur ini, maka dari itu kita kan mencobanya. Selain itu kita juga ingin masuk ke sektor agrikultur sawit dan karet yang baru dimulai baru-baru ini,” katanya saat ditemui dalam acara Bank Danamon dan Yayasan Danamon Peduli Laksanakan “Bulan Kepedulian Lingkunganku”, di Jakarta, Sabtu (4/6/2011).

Segmen yang dibidik dalam Danamon Simpan Pinjam ini adalah untuk kalangan menengah ke bawah, yakni yang fokus kredit mikro dengan kisaran kredit Rp5 juta-Rp500 juta.

Perseoran pun menargetkan hingga sampai akhir tahun 2011 kredit dalam Danamon Simpan pinjam ini bisa mencapai Rp18 triliun. Pada Desember 2010, kredit dalam Danamon Simpan pinjam mencapai Rp15 triliun.

“Jadi untuk tahun 2011 ini kita optimis bisa mencapai kredit dalam Danamon Simpan Pinjam ini sebesar Rp3 triliun sehingga target akhir tahun 2011 kita bisa mencapai Rp18 trililun,” pungkasnya.
(wdi)

Data Lapangan Kerja 'Suram', Saham Wall Street Berguguran

Jakarta - Saham-saham di bursa Wall Street AS berjatuhan pada perdagangan Jumat kemarin. Kejatuhan ini akibat laporan yang suram tentang situasi ketenagakerjaan di AS sepanjang Mei 2011.

Pada penutupan perdagangan Jumat (4/6/2011), indeks Dow Jones turun 97,29 poin (0,79%) ke level 12.151,26. Kemudian indeks S&P 500 kehilangan 12,78 poin (0,97%) ke level 1.300,16. Lalu indeks Nasdaq 'menyerah' 40,53 poin (1,46%) ke level 2.732,78.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa perekonomian hanya menyumbangkan 54 ribu lapangan kerja baru sepanjang Mei, atau hanya seperempat dari penciptaan lapangan kerja sepanjang Februari-April. Ini membuat Presiden Obama harus mengintensifkan usahanya menumbuhkan perekonomian.

"Sementara sektor swasta menciptakan 2,1 juta lapangan kerja selama 15 bulan. Angka pengangguran pun tumbuh cepat dan harus dikurangi dengan penciptaan lapangan kerja baru," ujar Analis Austan Goolsbee seperti dikutip dari AFP, Sabtu (4/6/2011).

Berita soal rendahnya lapangan kerja baru ini menjatuhkan semua saham-saham bluechip di Wall Street. Saham Alcoa, DuPont, dan Walt Disney jatuh rata-rata 1,7%.

(dnl/dnl)

Sentimen di BEI sepi, saham lapis kedua melompat tinggi

Sentimen di BEI sepi, saham lapis kedua melompat tinggi
JAKARTA. Saham-saham lapis kedua, bahkan ketiga, meroket di sepanjang tahun ini. Lihat saja deretan saham-saham yang mencetak keuntungan tertinggi dari awal 2011 hingga penutupan perdagangan Jumat (3/6) kemarin.

Mengutip Bloomberg, saham PT Colorpak Indonesia Tbk (CLPI) mencatat pertumbuhan harga paling tinggi di Bursa Efek Indonesia. Harga saham CLPI yang pada 3 Januari 2011 masih senilai Rp 350 per saham, kemarin sudah terbang menjadi Rp 1.230 per saham.

Itu berarti, keuntungan (gain) yang dihasilkan CLPI selama 2011 adalah 251,43%. Andai seorang investor membeli 1 lot saham CLPI di awal tahun ini senilai Rp 175.000, maka kemarin investasinya sudah melejit menjadi Rp 615.000.

Di posisi kedua pencetak gain tertinggi adalah PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG). Dengan harga penutupan kemarin sebesar Rp 550 per saham, ADMG menyumbang return 150% ke pemiliknya. Saham dengan gain tertinggi ketiga adalah PT Asiaplast Industries Tbk (APLI). Return APLI di tahun ini adalah 133,33%.

Saham PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) menempati posisi pencetak keuntungan tertinggi keempat, dengan imbal hasil 126,83%. Di tempat kelima adalah saham PT FKS Multi Agro Tbk (FISH) dengan return 125,27%.

Diwarnai rumor

Saham-saham lapis kedua dan ketiga naik daun karena harga saham-saham unggulan alias bluechips cenderung stagnan. "Tidak ada fundamental besar yang mampu menggerakkan saham bluechip," kata Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker.

Di saat saham-saham lapis pertama melempem, pemilik dana menjadi enggan berlama-lama di bursa. Jika memutar dananya, mereka cenderung melakukan trading dibandingkan investasi. Nah, saham-saham lapis kedua dan ketiga bisa memenuhi selera pemilik dana yang memiliki target investasi jangka pendek tersebut.

Yang perlu diingat, memutar duit di saham-saham lapis kedua dan ketiga tidak selalu mendatangkan keuntungan berlimpah. Bahkan, risiko saham kelas bawah lebih tinggi dibandingkan dengan saham bluechips.

Satrio mengingatkan, mayoritas saham-saham gurem tersebut melejit harganya karena spekulasi, bukan faktor fundamental. Para trader menggunakan rumor yang beredar untuk memilih saham lapis bawah. "Pergerakan pasar saat ini banyak dipengaruhi kabar-kabar yang belum tentu valid," kata dia.

Pemain di bursa jangan mudah tergoda mencemplungkan uangnya di saham lapis bawah yang harganya ngebut tanpa alasan fundamental. Jangan lupa, banyak emiten yang mengaku tidak tahu menahu tentang penyebab kenaikan harga saham perusahaan mereka.

Kebijakan pengelola BEI serta Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam mengawasi perdagangan saham ikut mempengaruhi munculnya saham-saham gorengan, alias saham lapis bawah yang harganya meroket kencang. "BEI dan Bapepam seharusnya lebih aktif mengawasi pergerakan pasar, terutama memantau saham-saham yang masuk ke dalam daftar unusual market activity atau UMA," kata Satrio.

Namun fenomena kenaikan saham lapis bawah diprediksi akan berlanjut selama sentimen di bursa cenderung flat. Kebanyakan investor tetap tergoda oleh saham lapis kedua dan ketiga sampai daya tarik bluechips muncul lagi.

Gawat, S&P 500 sudah merosot selama 5 minggu berturut-turut

Gawat, S&P 500 sudah merosot selama 5 minggu berturut-turut
NEW YORK. Para investor bursa saham Amerika menutup pekan ini dengan muka muram. Pasalnya, kinerja indeks yang menjadi pengukur kinerja bursa New York benar-benar jeblok.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 0,79% menjadi 12.151,26 pada hari Jumat (3/6) waktu New York. Sementara itu, indeks Standard & Poor's 500 (S&P) melemah 0,97% menjadi 1.300,16.

Selama sepekan terakhir, S&P sudah melemah 2,3%.Itu artinya, S&P sudah melemah dalam lima minggu berturut-turut. Jika kita hitung dari akhir April, indeks S&P juga sudah merosot sekitar 5%.

Kali ini, para analis menunjuk data tenaga kerja Amerika sebagai biang keladi pelemahan bursa. Pemerintah Amerika Serikat (AS) baru saja mengumumkan bahwa di akhir Mei 2011, angka pengangguran di negeri itu meningkat menjadi 9,1%.

Di saat yang sama, angka penambahan lapangan kerja baru juga jauh di bawah ekspektasi. Pemerintah AS mencatat, Mei lalu, total perekrutan karyawan baru seluruh sektor industri di luar industri pertanian (nonfarm payrolls) hanya bertambah 54.000. Sementara, total perekrutan tenaga kerja baru di sektor swasta hanya 83.000. Ini angka terkecil sejak Juni tahun lalu. Jumlah payrolls di pemerintahan malah berkurang 29.000.

Sebelumnya, hasil jajak pendapat Reuters menunjukkan, ekonom yakin, sektor swasta akan merekrut 175.000 pekerja baru. Mereka juga menduga, perekrutan di seluruh sektor di luar pertanian akan mencapai 150.000.

Pertumbuhan angka tenaga kerja yang melambat ini menjadi pertanda bahwa perekonomian negeri Uwak Sam itu kembali terpuruk. Kali ini, lonjakan harga bahan energi dan dampak gempa Jepang yang menjadi pemicunya.

Meskipun demikian, para analis menduga, koreksi di bursa saham AS akan segera berhenti. "Penurunan S&P sebesar 5% sudah sesuai dengan ekspektasi kita terhadap perlambatan ekonomi ini. Dalam jangka menengah, saya berharap, bursa kita akan kembali memiliki momentum (untuk naik)," ujar Jim McDonald, Chief Investment Strategist Nothern Trust Global Investments di Chicago.

Bekasi Asri Beli Saham PT Drupadi Agung

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) telah melakukan transaksi terhadap saham PT Drupadi Agung Lestari senilai Rp152 per saham mencapai 175 juta lembar saham.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, kemarin. Transaksi negosiasi dilakukan pada 31 Mei 2011 lalu. PT Drupadi Agung Lestari (DAL) merupakan perusahaan di daerah Cengkareng, jakarta Barat.

PT DAL sahamnya dimiliki PT Kencana Sawit Mas sebanya 50% dan Slamet Ryadi sebanyak 50%. Perusahaan ini bergerak di bidang mechanical adn engineering services dan gas pipelines.

Bekasi Asri Tidak Bagi Dividen

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bekasi Asri Pemula (BAPA) menyetujui perseroan tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2010.

Dari keterbukaan informasi di BEI kemarin menyebutkan perseroan tidak dilakukannya pembagian dividen 2010 karena perseroan akan fokus pada ekspansi dan akuisisi proyek perumahan.

Perseroan rencananya akan melakukan akuisisi terhadap 60% saham pada sebuah perusahaan properti. Dengan demikian akan menaikkan kinerja perseroan ke depan.

Pada tahun 2010, perseroan membukukan laba bersih tumbuh 41,20% menjadi senilai Rp12,68 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp8,98 miliar.

Data di Bawah Ekspektasi, Wall Street Terkoreksi

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa AS pada perdagangan Jumat (3/6) melemah dengan laporan pekerjaan yang mengecewakan sehingga menandakan mulai terjadi perlambatan pemulihan ekonomi AS.

Indeks Dow Jones turun 0,7% menjadi 12.151,26. Untuk indeks S&P turun 0,9% menjadi 1.300 dan indeks Nasdaq turun tajam 1,4% ke 2.732,78. Pada pekan ini, Dow turun 2,3%, S&P turun 2,2% dan Nasdaq turun 2,3%. Ini untuk pertama kalinya Dow turun dalam lima pekan terturut-turut sejak Juli 2004. Demikian juga dengan S&P turun dalam lima pekan sejak Juli 2008.

Bursa tertekan pada awal perdagangan setelah data non farm payrolls hanya sebesar 54.000 untuk bulan Mei sebagai kenaikan terkecil sejak September 2010. Padahal ekspektasi pasar akan bertambah 150.000 untuk bulan Mei setelah naik 244.000 pada bulan April sebagai kenaikan tertinggi sejak 11 bulan terakhir.

Untuk gaji swasta sebesar 83.000 dan gaji pemerintah sebesar 29.000. Tingkat pengangguran naik menjadi 9,1% dari ekspektasi turun ke 8,9%. "Sulit untuk melihat laporan pekan ini dan digunakan sebagai kekuatan di bursa. Kita cenderung mendapatkan data yang melemahkan ekspektasi pemulihan selama dua tahun terakhir. Ini adalah saat yang tidak baik bagi semuanya," kata John Canally, Ekonom dari LPL Finance.

Publik kemudian mengharapkan ada wacana meluncurkan QE3 untuk mengatasi permasalahan ini. Ide ini akan menjadi bahan pembahasan dalam FOMC untuk mengembangkan strategi menerapkan QE3.

Bailout Yunani, Euro Capai 9 Bulan Tertinggi

Headline
INILAH.COM, New York - Dolar AS jatuh ke level terendah dalam satu bulan terhadap euro pada Jumat (4/6). Sementara Euro naik menjadi US$ 1,4626, level tertinggi sejak awal Mei.

Koreksi ini terjadi, setelah rincian lebih lanjut tentang paket bantuan baru bagi Yunani bertambah jelas. Sehingga, kepercayaan atas kemampuan para pembuat kebijakan Eropa untuk menangani krisis utang meningkat.

Greenback berada dalam tekanan di awal sesi, setelah sebuah laporan pemerintah menunjukkan ekonomi AS serta lebih sedikitnya pekerjaan Mei dari estimasi ekonom, menambah kekhawatiran bahwa pemulihan melemah.

Indeks dolar yang mengukur unit AS terhadap enam mata uang, turun menjadi 73,775, dari 74,331 sebelum rilis data pekerjaan dan dari 74,344 dalam perdagangan akhir di Amerika Utara pada perdagangan sebelumnya.

Euro naik menjadi US$ 1,4626, dari US$ 1,4484 kemarin, menyentuh US$ 1,4643, level tertinggi sejak awal Mei. Terhadap mata uang Jepang, dolar berada di 80,27 yen, turun dari 80,87 yen hari sebelumnya.

Di antara reformasi fiskal untuk Yunani, Dana Moneter Internasional mengatakan Athena telah membuat komitmen untuk mempercepat program privatisasi demi meningkatkan sekitar 50 miliar euro (US$ 72 juta) pada 2015. Tahap bailout berikutnya untuk Yunani kemungkinan besar akan tersedia pada Juli.

"Sepertinya kita akan mendapatkan beberapa jenis paket bantuan kedua bagi Yunani yang tidak akan melibatkan kredit," kata Richard Franulovich, strategis mata uang senior di Westpac. "Hal ini akan memberikan ruang bagi Yunani, dan positif bagi euro."

Untuk pekan ini, euro telah pulih 2,2%. Indeks dolar telah jatuh 1,6% dari Jumat lalu dan terhadap yen, dolar lebih rendah 0,7%. [ast]

Vale Incar Investasi Logam Langka

Headline
INILAH.COM, Sao Paulo – Tambang raksasa Brazil, Vale SA menganalisa kemungkinan berinvestasi di logam langka (rare earth metals).

Hal ini diungkapkan harian setempat mengutip Presiden Vale, Murilo Ferreira. Pihak berwenang bulan lalu menyatakan minat Vale kemungkinan adalah pertambangan logam langka, kelompok 17 elemen yang digunakan untuk memproduksi komponen berbagai barang modern.

Niat pemerintah adalah untuk mengurangi ketergantungan Brazil pada pemasok luar negeri, terutama China, untuk elemen-elemen tersebut. [ast]

Mandiri harus Kurangi Porsi Kredit Korporasi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bank Mandiri Tbk (BMRI) harus memperhatikan porsi kredit untuk konsumsi dan UMKM selain selain kredit korporasi.

Demikian dikutip dari hasil riset E Trading Securities, kemarin. "Hal ini tentunya berkaitan dengan risiko dan rasio NPL yang diharapkan dapat terkendali."

Pada kuartal I 2011 tercatat sudah mencapai Rp15 triliun atau naik 23% dari periode yang sama tahun lalu. Penyaluran kredit tersebut telah melampaui sekitar 22% dari target penyaluran kredit BMRI pada 1Q11.

Namun demikian BMRI belum merubah target penyaluran kreditnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah profil dari kredit tersebut. "Besarnya porsi kredit korporasi hendaknya dibarengi dengan porsi pada kredit consumer dan UMKM. Kami melihat bahwa penyaluran kredit BMRI pada 1Q11 merupakan hal yang baik."

Pekan Depan, IHSG Siap Uji Resisten Baru

Headline
INILAH.COM, Jakarta - IHSG siap melanjutkan kenaikan ke level tertinggi pada pekan depan dengan dukungan sektor batubara, konsumsi dan perbankan.

Dalam risetnya, analis senior HD Capital, Yuganur Wijanarko menjelaskan setelah terjadi konsolidasi indeks Dow Jones dan bursa lokal libur panjang maka indeks dpaat melanjutkan penguatan di level tertinggi baru.

Kalau dapat keluar dari tekanan bursa eksternal maka indeks dapat menunuju level resisten di 3.850 dan kalau dapat ditembus ke level berikutnya di 3.920 bahkan dapat menunju level 4.000.

Indeks pada perdagangan Jumat ditutup menguat 6,2 poin atau 0,1% ke 3.844,02. Volume mencapai 3,4 miliar saham senilai Rp4,2 triliun. IHSG mengalami net foreign buy sebesar Rp93,5 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp2,1 triliun dan penjualan asing sebesar Rp2,07 triliun.