Rabu, 04 April 2012

Keputusan Fed akan Paksa Bursa Eropa Negatif

Medium
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa diperkirakan akan melemah pada perdagangan Rabu (4/4/2012) setelah Federal Reserve AS tidak memungkinkan akan melakukan pelonggaran moneter.

Indeks FTSE berpotensi melemah 15 poin pada pembukaan hari ini, indeks DAX akan turun 55 poin dan indeks CAC akan lebih rendah hingga 24 poin. Pada menit-menit terakhir pertemuan Fed bulan Maret hanya dua anggota dari sepuluh anggota memiliki stimulus moneter dilanjutkan lagi. Demikian mengutip CNBC.com.

Sementara pasar akan mencermati kondisi ekonomi Eropa. Hari ini Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengeluarkan kebijakan soal suku bunga. Pasar memperkirakan ECB akan tetap mempertahankan suku bunga saat ini.

Hari ini juga ada lelang obligasi pemerintah Spanyol antara 3-4 miliar euro atau sekitar US$4 miliar-5,2 miliar. Obligasi itu akan jatuh tempo pada Januari 2015, Oktober 2016 dan Oktober 2020. Spanyol saat ini sedang melakukan langkah penghematan dan mengatasi defisit anggaran.

Pemerintah Jerman juga melelang obligasi senilai 4 miliar euro yang akan jatuh tempo pada Februari 2017. Sementara Portugal akan melelang hingga 1,25 miliar euro untuk jangka waktu 6 bulan dan 18 bnulan.

Untuk bursa Asia mayoritas melemah seperti indeks Hang Seng naik 1,3%, indeks Nikkei turun 2,2%, indeks ASX turun 0,07%, indeks Kospi turun 1,5%, indeks STI turun 0,6%.

Asing Mulai Tarik Dana, IHSG Ambles Satu Persen

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi lebih dari satu persen akibatnya maraknya aksi ambil untung. Investor asing mulai mengambil kembali dana-dananya yang selama ini disimpan di pasar.

Mengawali perdagangan, IHSG menipis 6,891 poin (0,17%) ke level 4.208,553 terkena profit taking. Posisi indeks sudah jenuh beli setelah kemarin cetak rekor.

Aksi ambil untung langsung terjadi pada pembukaan perdagangan, dilakukan oleh baik investor lokal dan asing. Indeks sempat ambles ke posisi terendahnya di 4.167,348.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (4/4/2012), IHSG ambles 52,185 poin (1,24%) ke level 4.163,259. Sementara Indeks LQ 45 anjlok 12,565 poin (1,71%) ke level 719,070.

Investor asing yang sudah terus menerus menempatkan dananya di lantai bursa sejak perdagangan pekan lalu kini mulai mengambil untung. Hingga siang ini pemodal asing sudah mencatat penjualan bersih meski nilainya masih tipis.

Seluruh indeks sektoral di bursa saham terkena koreksi, rata-rata cukup dalam lebih dari satu persen. Indeks sektor konsumer memimpin pelemahan bursa dengan koreksi lebih dari dua persen.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 67.948 kali pada volume 4,149 juta lot saham senilai Rp 2,3 triliun. Sebanyak 75 saham naik, sisanya 160 saham turun, dan 103 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia masih kompak terjebak di zona merah akibat ambil untung setelah kemarin naik cukup tinggi. Bursa saham China, Hong Kong dan Taiwan hari ini tutup menyambut hari libur nasional.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional siang hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 154,52 poin (1,54%) ke level 9.895,87.
  • Indeks Straits Times melemah 10,38 poin (0,34%) ke level 3.004,60.
  • Indeks KOSPI ambles 26,19 poin (1,28%) ke level 2.023,09.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Hero Supermarket (HERO) naik Rp 5.900 ke Rp 35.500, Century Textille (CNTX) naik Rp 950 ke Rp 10.950, Ashimas (AMFG) naik Rp 400 ke Rp 6.250, dan Indo Kordsa (BRAM) naik Rp 200 ke Rp 2.200.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.800 ke Rp 57.650, Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.400 ke Rp 75.350, United Tractor (UNTR) turun Rp 1.200 ke Rp 31.400, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 700 ke Rp 44.350.

(ang/dru)

Bursa Asia terjegal koreksi harga komoditas

Bursa Asia terjegal koreksi harga komoditas
TOKYO. Pasar saham Asia merosot pada perdagangan Rabu pagi (4/4). Indeks acuan bursa regional pun tumbang untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir.
Sinyal dari Federal Reserve yang meredam harapan akan stimulus moneter tambahan, menyebabkan harga komoditas terpangkas. Kondisi ini menekan laju saham-saham perusahaan berbasis komoditas.

MSCI Asia Pacific Index turun 0,5% ke posisi 126,76 pada pukul 10.00 di Tokyo. Pasar di Cina, Hong Kong dan Taiwan libur pada hari ini. Sementara itu, indeks Nikkei 225 bergerak liar dan tercatat melemah tipis 0,1%. Lalu, indeks S&P/ASX 200 tergerus 0,3%, dan indeks Kospi jatuh 0,4%.

Saham-saham yang memberatkan langkah indeks, antara lain, saham BHP Billiton Ltd. yang terpangkas 1,7% di Sydney. Kemudian, saham SK Telecom Co. yang tergelincir 3,5% di Seoul, setelah Posco menjual kepemilikannya di operator ponsel ini. Namun, saham Toyota Motor Corp. tercatat masih reli 0,8% setelah yen melemah terhadap dollar AS.

"Saya tidak berpikir akan ada pelonggaran moneter lanjutan di AS, dan itu menekan pasar. Di sisi lain, pasar tercatat sudah reli cukup lama, sehingga bisa terkonsolidasi lebih dulu," ujar Matt Riordan, dari Paradice Investment Management Pty.

Bursa Jepang bergerak liar di dua arah

Bursa Jepang bergerak liar di dua arah
TOKYO. Bursa saham Jepang bergerak liar di dua arah pada perdagangan hari ini (4/4). Pergerakan fluktuatif ini terjadi lantaran pasar diguyur sentimen pelemahan yen, serta surutnya harapan atas stimulus lanjutan di AS.

Indeks Nikkei 225 tercatat naik kurang dari 0,1% ke level 10.055,06 pada pukul 9.41 di Tokyo. Sementara, indeks Topix naik 0,2% ke posisi 852,65.

Adapun, salah satu saham yang masih menyokong indeks, yaitu Toyota Motor Corp. yang reli 1%. Sedangkan, saham yang memberatkan langkah indeks, yaitu saham operator supermarket Izumiya Co. dengan penurunan 2,5%. Ini terjadi setelah laba bersihnya turun pada tahun lalu.
Pasar domestik sejatinya cenderung positif seiring melemahnya yen, sebab akan meningkatkan prospek pendapatan bagi eksportir. Yen tercatat melemah ke level 82,99 terhadap dollar AS pada hari ini, dibandingkan kemarin, sempat menyentuh 82,03 per dollar AS. Itu terjadi setelah The Fed menyatakan tak akan melanjutkan program pembelian aset, kecuali jika ekspansi ekonomi terputus-putus.

"Yen melemah di bawah rata-rata, sehingga perusahaan berasumsi hal itu akan meningkatkan ekspektasi pendapatan. namun, investor masih wait and see, sebelum AS melaporkan data ketenagakerjaan pada pekan ini," kata Hiroichi Nishi, manajer ekuitas di SMBC Nikko Securities Inc.

Analis: Jenuh beli, IHSG rentan koreksi

JAKARTA. Setelah kemarin ditutup menguat tajam, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) diprediksi akan terkoreksi di awal perdagangan Rabu (4/4). Posisi IHSG yang sudah berada di area jenuh beli (overbought), cenderung menyebabkan indeks sensitif terhadap berita-berita negatif.
Analis Reliance Securities Andy Wibowo Gunawan menduga, hari ini, IHSG berpotensi melemah karena sentimen negatif yang berasal dari eksternal dan dari sisi teknikal sudah jenuh beli.

Andy bilang, kemarin (3/4), bursa Eropa mengakhiri tren rebound setelah rilis data produksi pabrik di Amerika Serikat (AS) sedikit berada di bawah ekspektasi pasar, dan juga naiknya yield obligasi spanyol. "Naiknya yield memberikan indikasi yang kurang baik terhadap perekonomian suatu negara," ujar Andy, Rabu (4/4).

Dari AS, pada penutupan kemarin, Wall Street juga melemah dengan Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,49% dan S&P turun 0,4%. Kata Andy, pelemahan tersebut seiring kecewanya pelaku pasar terhadap hasil pertemuan The Fed yang meredam ekspektasi adanya stimulus moneter.

Di perdagangan hari ini, dia memperkirakan, IHSG akan cenderung bearish di kisaran 4.200 - 4.250. Dia merekomendasi jual untuk saham-saham AALI, HRUM, ASGR, ITMG, ANTM, BBNI, juga TINS

Sementara itu, analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono juga memprediksi, indeks akan mulai mengalami tekanan jual menyusul kenaikan yang telah terjadi selama lebih dari sepekan terakhir. "Indeks akan bergerak pada kisaran support 4.190, dan resistance di 4.245," prediksinya.
Adapun, saham pilihan yang direkomendasikan beli oleh Purwoko antara lain BSDE, BBNI, BMRI, JSMR, dan TBIG.

Pernyataan Fed Patahkan Semangat Wall Street

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan saham Selasa (3/4/2012).

Hal itu didorong dari pernyataan the Fed yang cenderung kurang menyediakan stimulus ekonomi. Indeks Dow Jones turun 64,94 poin atau 0,49% ke level 13.199,55. Indeks S&P 500 turun 5,73 poin atau 0,40% ke level 1.413.31. Indeks Nasdaq turun 6,13 poin atau 0,20% ke level 3.113,57.

Meski hari ini mengalami penurunan, indeks Dow telah naik 8% sepanjang tahun ini, sementara S&P500 naik 12,4%, dan Nasdaq naik 19,5%. Adapun sektor saham mengalami penurunan yaitu sektor saham energi turun 1%, dan material 0,9%. Sedangkan sektor saham utilities defensif.

Dalam pertemuan the Fed, beberapa anggota berpikir rangsangan lebih mungkin dibutuhkan jika perekonomian kehilangan momentum. Sebelumnya pertemuan pada Januari lalu melihat perlunya pelonggaran lebih. "Ada tanda-tanda kekuatan dalam manufaktur dan pekerjaan. The Fed menunggu dan melihat pendekatan di sela-sela, dan hal itu mengecewakan investor," kata Eric Teal, Chief Investment Officer First Citizenz Bancshares, seperti dikutip dari yahoofinance.

Saham mengalami penurunan, saham General Motors Co turun 4,6% ke level US$25,54. Sementara saham Ford Motor Co naik 0,2% menjadi US$12,64. Sedangkan sektor keuangan turun 0,7% di mana saham Morgan Stanley ditutup ke level US$19,37 setelah The Fed mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan untuk cara salah satu unit hipotek pelayanan pinjaman rumah. Sebelumnya, data dari Departemen Perdagangan diperkuat ekonomi domestik perlahan-lahan membaik seiring pesanan baru pada Februari. Penjualan mobil pun naik 15% pada Maret di Amerika Serikat.

Volume perdagangan saham di bursa saham Amerika Serikat sekitar 6,75 miliar saham di bursa saham New York, American Stock Exchange, dan Nasdaq di bawah rata-rata harian sekitar 7,84 miliar. [cms]

Harga emas terpangkas lagi

Harga emas terpangkas lagi
MELBOURNE. Harga emas kembali terpangkas untuk hari yang kedua. Koreksi harga emas terjadi seiring memudarnya ekspektasi terhadap stimulus moneter lanjutan.

Pasar menilai, hasil pertemuan terakhir Federal Reserve mengindikasikan, tak akan adanya stimulus lanjutan, kecuali jika pertumbuhan ekonomi AS melambat. Ketua The Fed menyatakan, pertumbuhan ekonomi AS berjalan moderat, dan untuk saat ini tidak ada urgensi untuk melakukan pelonggaran moneter dengan penambahan stimulus.
Sinyal ini pun lantas meredam permintaan emas sebagai aset alternatif investasi yang aman (safe haven).
Kontrak emas untuk pengiriman Juni di Comex, New York terpangkas 1,4% ke level US$ 1.648,40 per ons troy pada pukul 9.02 waktu Melbourne. Sementara itu, emas batangan untuk pengiriman segera bergulir tipis ke posisi US$ 1.647,38 per ons troy.

Stok menggemuk, harga minyak melorot di New York

Stok menggemuk, harga minyak melorot di New York
SYDNEY. Minyak diperdagangkan mendekati level terendah dua hari di New York. Harga emas hitam ini melorot, lantaran stok minyak di Amerika Serikat menggemuk. Sementara, pertumbuhan order pabrik meleset dari prediksi.

Data American Petroleum Institute menunjukkan, pasokan minyak mentah AS bertambah 7,8 juta barel per pekan lalu. Ini yang terbesar sejak 23 Desember. Pemerintah juga akan merilis data persediaan minyak pada hari ini, yang diprediksi akan menunjukkan adanya peningkatan stok sebesar 2,5 juta barel.

Di sisi lain, pesanan pabrik di AS hanya naik 1,3% sepanjang Februari lalu. Ini meleset dari prediksi analis yang mencapai 1,5%. Kedua data tersebut mengindikasi kemungkinan bakal surutnya permintaan minyak.
Sebagai catatan, kontrak minyak bergulir tipis, setelah kemarin turun untuk pertama kali dalam tiga hari. Minyak WTI untuk pengiriman Mei naik tipis 4 sen ke posisi US$ 104,05 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pukul 9.34 waktu Sydney. Kemarin, kontrak yang sama terpangkas 1,2% ke US$ 104,01 per barel. Ini level penutupan terendah sejak 30 Maret.

Sementara, minyak Brent untuk pengiriman Mei melorot 0,5% ke level US$ 124,86 per barel di bursa ICE Futures Europe, kemarin.

Respons FOMC, Rupiah Bakal Fluktuatif-naik

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (4/4/2012) diprediksi fluktuatif cenderung menguat. Hasil FOMC The Fed dini hari tadi jadi katalisnya.

Analis senior Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, rupiah berpeluang fluktuatif cenderung menguat. Sebab, pasar merespons Federal Open Market Committee (FOMC) Rabu (4/4/2012) dinihari tadi. Pertemuan itu memberikan gambaran tentang voting The Fed yang dilakukan pada 13 Maret 2012.

Menurutnya, pasar sudah mendapat jawaban atas pertanyaan apakah mutlak semua anggota dewan gubernur The Fed setuju dipertahankannya suku bunga rendah di level 0-0,25%. "Karena itu, rupiah berpeluang fluktuatif dengan kecenderungan menguat dalam kisaran 9.100-9.150 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Selain itu, lanjutnya, dini hari tadi juga ada tambahan statemen dari Fed. "Itu yang memberikan gambaran untuk Quantitative Easing (QE) dari The Fed selanjutnya," timpalnya.

Memang, kata dia, berdasarkan data-data AS yang dirilis dan pernyataan dari Gubernur The Fed Ben Bernanke yang terakhir, sudah diprediksi Quantitative Easing masih akan diundur terlebih dahulu. "Sebab, data-data ekonomi AS belakangan ini sudah membaik," paparnya.

Karena itu, tidak perlu ada stimulus lanjutan. Masalahnya, Gubernur The Fed sudah memberikan sinyal QE lanjutan sehingga dolar AS akan melemah dan rupiah akan terangkat hari ini.

Pada saat yang sama, Fed juga memaparkan soal prospek pertumbuhan ekonomi AS. Dari data fundamental, hari ini AS akan merilis data ADP Employment yang akan berkontribusi pada data nonfarm payrolls AS pada Jumat (6/4).

Angkanya, kata dia, sudah diperkirkan melandai jadi 200 ribu dari sebelumnya 216. Ini jadi sentimen negatif bagi dolar AS dan akan mendongrak rupiah. "Tapi, rupiah akan fluktuatif, selain karena faktor profit taking juga dipicu oleh antisipasi pasar atas libur hari wafat Isa Al-Masih pada Jumat (6/4)," imbuh Daru.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (3/4/2012) ditutup menguat 15 poin (0,16%) ke angka 9.125/9.135.

Sinyal stimulus memudar, Wall Street pun lunglai

Sinyal stimulus memudar, Wall Street pun lunglai
NEW YORK. Sentimen di pasar saham AS melemah seiring pudarnya harapan atas stimulus moneter lanjutan. Tak heran, bursa Wall Street pun mulai tergerus. Apalagi, data ekonomi yang dirilis semalam pun tak sesuai harapan.

Indeks S&P 500 terpangkas 0,4% ke posisi 1.413,38 pada penutupan pukul 4 sore di New York. Indeks acuan saham AS ini tumbang setelah melejit ke level tertinggi sejak 2008, kemarin. Senada, indeks Dow Jones pun terkoreksi 0,5% ke 13.199,55, pasca menyentuh level tertinggi sejak Desember 2007 pada hari sebelumnya.

Di awal perdagangan, pasar saham mulai tertekan lantaran rilis data produksi pabrik di AS lebih rendah dari prediksi. Departemen Perdagangan melaporkan, produksi pabrik pada Februari naik 1,3%. Angka tersebut meleset dari prediksi analis yang mencapai 1,5%.

Bursa saham pun semakin terkoreksi, lantaran pasar mengacu pada hasil pertemuan The Fed yang terakhir pada Maret lalu. Pertemuan tersebut menyiratkan berkurangnya urgensi untuk menambah stimulus moneter. The Fed mengindikasi, penambahan stimulus akan dilakukan jika pertumbuhan ekonomi AS tertatih-tatih, atau inflasi naik pada level yang lebih rendah dari target 2%.

Sementara itu, pada bulan lalu, bank sentral AS juga sudah menegaskan rencananya untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol hingga 2014 mendatang.

James Dunigan dari PNC Wealth Management menyebut, semua orang menginginkan adanya sedikit tambahan stimulus. "Ini menegaskan kembali penilaian ketua The Fed yang melihat pertumbuhan ekonomi masih moderat, dan mereka siap untuk bertindak. Tetapi pada saat ini, tidak ada kebutuhan yang mendesak untuk menggelontorkan stimulus tambahan," ujarnya.

Sebelumnya, S&P 500 naik ke level tertinggi sejak Mei 2008, setelah data menunjukkan pertumbuhan manufaktur AS lebih kuat dari prediksi analis. David Pearl, wakil kepala investasi dari Epoch Investment Partners menilai, pasar terlalu optimis terhadap keuntungan perusahaan dan pertumbuhan PDB untuk sisa tahun ini. "Kita berada dalam pemulihan, tetapi pasar telah cukup banyak mendiskonto kondisi tersebut," sebutnya di New York.

IHSG Siap-siap Kena Tekanan Jual

Jakarta - Kemarin, IHSG berhasil cetak rekor tertingginya sepanjang sejarah ke level 4.215,443 setelah naik 49,3721 poin (1,18%), dengan level intraday tertinginya di 4.232,923.

Rekor IHSG sebelumnya dicetak pada Senin 1 agustus 2011 di level 4.193,441 setelah naik 62,641 poin (1,51). Sementara Intraday tertinggi di keesokannya, yaitu Selasa 2 agustus 2011 pada level 4.195,724

Menutup perdagangan, selasa (3/4/2012), IHSG menanjak 49,372 poin (1,19%) ke level 4.215,444. Sementara Indeks LQ 45 melesat 11,093 poin (1,54%) ke level 731,635.

Setelah mencetak rekor, IHSG diperkirakan akan terkena tekanan jual. Pasalnya, penguatan indeks ini sudah berlangsung sejak pekan lalu dan dana asing banyak yang sudah 'parkir' di lantai bursa.

Semalam, Bursa saham Wall Street terkena koreksi meninggalkan posisi tertingginya dalam empat tahun terakhir. Semua berkat pernyataan The Federal Reserve yang tak lagi berniat memberikan stimulus tambahan ke pasar.

Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones terpangkas 64,94 poin (0,49%) ke level 13.199,55. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 5,73 poin (0,40%) ke level 1.413,31. Indeks Komposit Nasdaq turun 6,13 poin (0,20%) ke level 3.113,57.

Pergerakan bursa-bursa di regional pagi ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 2,96 poin (0,03%) ke level 10.053,35.
  • Indeks Straits Times turun tipis 1,09 poin (0,04%) ke level 3.014,98.

Rekomendasi saham hari ini:
Panin Sekuritas
Pada perdagangan kemarin bergerak menguat menembus level 4.200. Kenaikan indeks didukung oleh aliran dana asing ke bursa, disamping juga sentimen positif dari regional menyusul data manufaktur Amerika Serikat, serta data industri jasa China yang diatas ekspektasi. Hari ini kami perkirakan indeks mulai mengalami tekanan jual menyusul kenaikan yang telah terjadi selama lebih dari sepekan terakhir. Kami proyeksikan indeks akan bergerak pada kisaran support-resistance 4.190-4.245. Saham pilihan : BSDE, BBNI, BMRI, JSMR, TBIG

eTrading Securities
Secara teknikal, IHSG berhasil melanjutkan penguatannya dan mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah. Candlestick kembali membentuk Bullish Marubozu di luar garis Upper Bollinger Band. Sementara RSI bergerak uptrend memasuki area Overbought namun indikator stochastic telah membentuk deathcross di area Overbought. Pada perdagangan Rabu (4/4), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 4195-4250 dengan kecenderungan profit taking.

(ang/ang)

Wall Street Terkoreksi Berkat Pengumuman The Fed

New York - Bursa saham Wall Street terkena koreksi, meninggalkan posisi tertingginya dalam empat tahun terakhir. Semua berkat pernyataan The Federal Reserve yang tak lagi berniat memberikan stimulus tambahan ke pasar.

Dukungan dari bank sentral itu merupakan katalis utama penggerak S&P 500 menanjak 30% sejak Oktober tahun lalu disamping petumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS). Investor memang mengharapkan adanya aksi ambil untung setelah dua perdagangan terakhir naik tinggi.

Sektor-sektor yang kemarin naik tinggi kini memimpin pemelahan di pasar, indeks sektor energi turun 1% dan bahan material melemah 0,9%. Sementara sektor yang memimpin penguatan adalah sektor peralatan rumah tangga.

"Sudah ada sinyal penguatan di industri manufaktur dan tingkat tenaga kerja. Tapi langkah the Fed yang berniat menunggu dan melihat perkembangan situasi pasar itu membuat investor kecewa," kata Eric Teal, Kepala Investasi dari First Citizens Bancshares di Raleigh, North Carolina, dikutip dari Reuters, Rabu (4/4/2012).

Pekan lalu, situasi pasar sudah memasuki tren bullish, sebelum adanya pengumuman dari bank sentral negeri paman sam tersebut. Data penjualan otomotif AS juga sudah mencetak performa terbaik sejak 2008 lalu, satu lagi sinyal pemulihan ekonomi.

Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones terpangkas 64,94 poin (0,49%) ke level 13.199,55. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 5,73 poin (0,40%) ke level 1.413,31. Indeks Komposit Nasdaq turun 6,13 poin (0,20%) ke level 3.113,57.

Meski terkena koreksi, sejak awal tahun ini Dow Jones masih naik 8% sementara S&P 500 bertahan di penguatan 12,4%, sedangkan Nasdaq tumbuh 19,5%.

(ang/ang)