Senin, 02 April 2012

Minyak berpeluang menembus US$ 105

Minyak berpeluang menembus US$ 105
JAKARTA. Harga minyak mentah kembali memanas. Penyulutnya kali ini adalah pernyataan Barrack S. Obama, Presiden Amerika Serikat (AS), tentang sanksi untuk Iran. Minyak juga terungkit sentimen positif data terbaru kondisi perekonomian AS.

Kontrak pengiriman minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk Mei 2012 di New York Merchantile Exchange, akhir pekan lalu (30/3), menguat 0,23% menjadi US$ 103,2 per barel. Harga minyak jenis Brent, menguat 0,4% ke level US$ 122,8 per barel. Banderol Brent sudah melesat 14% sepanjang kuartal I-2012, sedangkan WTI telah menguat 4,2%.

Angka belanja konsumen di AS naik 0,6% Februari lalu, berdasarkan data Departemen Perdagangan AS. Indeks sentimen konsumer dari Thomson Reuters/University of Michigan AS juga naik dari 75,3 menjadi 76,2.

Sinyal pemulihan ekonomi AS positif bagi harga minyak mengingat Negeri Paman Sam tersebut adalah negara dengan konsumsi minyak terbesar di dunia.

Harga minyak juga terkerek oleh kebijakan terbaru Obama yang mengancam akan mengeluarkan bank dari sistem perbankan, jika melayani transaksi yang terkait dengan jual-beli minyak Iran. Obama dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy terus berupaya menekan Iran dengan ancaman sanksi lanjutan, agar Negeri Mullah itu menghentikan proyek nuklirnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menambahkan, Iran telah melanggar resolusi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) dengan terus meningkatkan program nuklirnya di tengah-tengah kecaman dunia.

Survei Bloomberg mencatat, produksi minyak Iran Maret lalu telah anjlok 65 ribu barel menjadi 3,385 juta. Ini merupakan level terendah sejak Juni 2002. Hal ini tentu memengaruhi sisi suplai minyak di pasar dan berimbas ke prospek harga.

Kendati dari sisi fundamental, minyak di atas angin, dari sisi teknikal minyak sejatinya masih berada dalam tren melemah sepekan ini. "Pergerakan harganya masih di bawah harga rata-rata harian," kata Apelles RT Kawengian, analis Monex Investindo Futures.

Sepekan ini, harga minyak diperkirakan ada di kisaran US$101,6-US$105,2 per barel.

BBM Batal Naik, Rupiah Bisa Menguat

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (2/4/2012) diprediksi naik. Pasar merespons positif batalnya penaikan harga BBM dan faktor sentimen dari Eropa dan AS.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi penguatan rupiah awal pekan ini salah satunya dipicu oleh pembatalan penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dalam Paripurna DPR akhir pekan lalu. Sebab, menurut Christian, dengan tidak naiknya harga BBM per 1 April 2012, rupiah akan kembali stabil setelah terkoreksi tajam akibat wacana penaikan harga BBM.

Di sisi lain, lanjutnya, pasar juga melihat tidak adanya bahaya tekanan inflasi. "Karena itu, rupiah cenderung menguat dalam kisaran 9.110 hingga 9.150 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Selain itu, pergerakan rupiah juga terpengaruh positif oleh hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa akhir pekan lalu dan menteri keuangan Uni Eropa yang juga bertemu dalam Ecofin Meeting.

Pada saat yang sama, rupiah masih mendapat dukungan dari tersedianya peluang pemberian stimulus moneter AS oleh Bank Sentral The Fed. "Sentimennya akan positif bagi aset-aset berisiko termasuk rupiah. Jadi, rupiah masih tertopang oleh pteonsi arus hot money yang masuk seiring terbukannya peluang Quantitative Easing (QE) di AS," tandas Christian.

Hanya saja, Christian memperkirakan, setelah rupiah mendiskon faktor AS dan Eropa, pasar akan fokus pada indikasi kekuatan ekonomi China yang akan melaporkan aktivitas manufaktur selama Maret 2012. "Para investor akan melihat konfirmasinya apakah terjadi kontraksi seperti pada PMI Manufacturing Indeks sebelumumya," ujarnya.

Jika terjadi perlambatan, kata dia, manufaktur China menunjukkan prospek pelonggaran moneter negeri Tirai Bambu itu untuk kembali mendongkrak perekonomian. "Setelah ekonomi China mendapat topangan, akan terkoreksi kembali jika data manufaktur kembali menunjukkan kontraksi," tandasnya.

Angkanya, lanjut Christian, sudah diperkirakan turun dari 51 menjadi 50,5. "Tapi, meski China negatif, rupiah bakal menguat untuk jangka pendek karena sentimen AS dan Eropa serta batalnya penaikan harga BBM," imbuh Christian.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS pada kontrak harga emas di London, Jumat (30/3/2012) ditutup menguat 13 poin (0,14%) ke angka 9.165/9.175.

Emiten terciprat fluktuasi harga minyak

Emiten terciprat fluktuasi harga minyak
JAKARTA. Harga minyak mentah berfluktuasi, mengikuti kondisi ekonomi dan politik dunia. Pada Jumat (30/3), kontrak pengiriman minyak untuk Mei 2012, di New York Mercantile Exchange senilai US$ 103,02 per barrel. Angka itu naik tipis dari hari sebelumnya yang sebesar US$ 102,78 per barel.

Pada akhir Februari 2012, harga minyak sempat menyentuh harga US$ 110, 18 per barel. Saat itu, hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran sedang panas-panasnya. Alwi Assegaf, Analis Universal Broker Indonesia, bilang jika ketegangan antara kedua negara kembali memanas, harga minyak dunia bisa menyentuh US$ 125 per barel di tahun ini.

Raditya Christian Artono, Analis Mandiri Sekuritas, menghitung, harga rata-rata minyak tahun ini US$ 95 per barel, lebih tinggi daripada rata-rata di tahun 2011, yaitu US$ 90 per barel.

Tentu kenaikan harga minyak bakal mengerek pendapatan para emiten di sektor energi. Memang, pendapatan emiten juga ditentukan oleh jumlah produksinya.

Produksi bertambah
Ambil contoh PT Medco Energi International Tbk (MEDC). Wilim Hadiwijaya, analis Ciptadana Securities, memperkirakan produksi MEDC tahun ini tidak akan banyak mengalami kenaikan. "Tahun ini oil lifting MEDC relatif sama dibanding tahun sebelumnya yang sekitar 30 thousands barrel oil per day (mbopd)," kata Willim.

Maklum tambang MEDC sudah memasuki masa matang, hingga produksi cenderung menurun. Di kuartal ketiga 2011, produksi minyak MEDC sebesar 29,4 mbopd, turun 3,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal pada awal tahun 2000, produksi minyak MEDC mencapai 85,5 mbopd.

Namun, untuk tahun 2014, Wilim memprediksi produksi MEDC akan kembali rebound menjadi sekitar 32,6 thousands barrel oil equivalent per day (mboepd). Peningkatan produksi minyak ini seiring dengan mulai berproduksinya proyek Blok EOR Rimau di Sumatera Selatan.

Sedang, Arief Budiman, Analis OSK Nusadana Securities, memprediksi, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), tahun ini bisa memproduksi minyak dan gas rata-rata sebesar 44,800 boepd. Jumlah ini naik 169,87% dari produksi migas tahun sebelumnya.

Arief bilang, ENRG akan mendapat tambahan produksi minyak dari Blok Kangean yang mulai beroperasi kuartal 2-2012. Blok tersebut akan menambah produksi gas ENRG sebesar 25.000 boepd.

Selain itu ada tambahan output, dari Blok Offshore North West Java (ONWJ) sekitar 11.700 boepd. Berdasarkan catatan KONTAN, blok ONWJ menghasilkan gas sebanyak 5.800 boepd serta minyak 5.900 boepd.

PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) mengandalkan jurus anorganik untuk meningkatkan kinerjanya. BIPI hendak mengakuisisi perusahaan infrastruktur pertambangan Astrindo Mahakarya Indonesia (AMI), optimistis bisa mengantongi laba sebesar US$ 110 juta di 2012.
Berikut ulasan analis terhadap tiga emiten energi.

Kenaikan BBM Ditunda, Beberapa Emiten Rebound

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia pada Senin (2/4/2012) masih akan bergerak fluktuatif. Namun, keputusan penundaan kenaikan BBM akan mendorong rebound teknikal beberapa emiten.

Edwin Sebayang, analis pasar modal dari MNC Securities mengatakan, penundaan kenaikan BBM bersubsidi belum mengakhiri ketidakpastian di pasar keuangan, “Hal ini karena pemerintah dihadapkan pada resiko naiknya ekspektasi inflasi yang terjadi, sejak rencana ini digulirkan ke publik,”ujarnya kepada INILAH.COM.

Sementara itu, dengan opsi kenaikan bisa dilakukan, jika harga indeks harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) lebih dari 15% dari asumsi ICP US$105 per barel, maka kenaikan BBM dapat dilakukan sewaktu-waktu.

“Emiten juga sudah memproyeksikan penurunan earning dan tidak bisa begitu saja menghilangkan resiko kenaikan BBM bersubsidi,”paparnya.

Menurutnya, jangka pendek penundaan kenaikan BBM premium jelas akan mendongkrak inflasi berkepanjangan ke level 6,5%-7%, dan mendorong BI Rate ke level 6%-6,5% di saat pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat.

Namun, saham-saham consumers kemungkinan berbalik positif. Sektor ini berpotensi mengalami rebound teknikal, setelah sepanjang pekan lalu didera sentimen negatif akibat terombang-ambing keputusan kenaikan BBM.

Sementara itu, saham komoditas gas menjadi negatif. Karena penundaan kenaikan BBM ini menjadikan melemahnya peluang peningkatan earning, padahal penyaluran gas sudah mulai normal. Misalkan saja Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang sepanjang 2011, sudah mendistribusikan gas untuk produksi minyak, sehingga distribusi gasnya turun.

Mengantisipasi rebound jangka pendek, Edwin menyarankan investor untuk melakukan aksi beli terhadap saham-saham dari sektor perbankan, seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI).

Kemudian saham Astra International (ASII), Indocement (INTP), Semen Gresik (SMGR), Indo Tambangraya Megah (ITMG), Intraco Penta (INTA), United Tractor (UNTR), Unilever (UNVR) dan Indofood Sukses Makmur (INDF). “Rekomendasi beli untuk emiten-emiten ini,”ujarnya.

Sedangkan beberapa saham yang disarankan untuk dilepas adalah AKR Corporindo (AKRA), PGAS, Intiland Development (DILD) dan Bumi Resources (BUMI), “Rekomendasi jual untuk saham-saham ini,” tutupnya. [nat]

Sepanjang pekan lalu, bursa AS menanjak 0,8%

Sepanjang pekan lalu, bursa AS menanjak 0,8%
NEW YORK. Sepanjang pekan lalu, mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS mencatatkan kenaikan. Indeks Standard & Poor's 500 naik 0,8% menjadi 1.408,47 dalam seminggu kemarin. Bahkan, indeks S&P 500 ditutup pada level tertinggi sejak Mei 2008 pada 26 Maret lalu. Sepanjang kuartal pertama 2011, indeks S&P 500 sudah menanjak 12%, termasuk kenaikan 3,1% pada Maret.

Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 1% menjadi 13.212,04. Nasdaq Composite Index naik 0,8% dan menanjak 19% di sepanjang kuartal I.

Sejumlah saham berkapitalisasi besar yang menjadi incaran investor antara lain: WellPoint Inc yang naik 11%, Pfizer Inc naik 3,8%, dan Red Hat Inc naik 15%.

Salah satu faktor yang menyokong bursa AS adalah Pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke bilang, pihaknya akan terus menstimulasi ekonomi. Selain itu, sentimen lainnya adalah Eropa setuju untuk menaikkan dana bailout.

"Pasar akan terus reli hingga bulan Mei dan awal Juni mendatang. Meski kebijakan moneter di pasar global diperketat, namun, pada saat yang bersamaan terjadi pemulihan sentimen yang sangat baik. Outlook pasar saham hinggga akhir tahun masih positif," jelas Jon Fisher, fund manager Fifth Third Asset Management di Minneapolis.

Inilah Saham Pilihan Senin (2/4/2012)

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksikan melanjutkan penguatan ke level 4.068-4.205 pada perdagangan saham Senin (2/4/2012). Hal itu didukung sentimen pembagian dividen dan pengumuman inflasi Maret.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya menuturkan, IHSG masih melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Senin (2/4/2012). IHSG diprediksikan berada di level 4.068-4.205. Sentimen pembagian dividen menjadi sentimen positif untuk indeks saham. "Net buy asing yang cukup besar memberi sentimen positif ke bursa saham. IHSG akan terus melanjutkan penguatan saham didorong dari pembagian dividen oleh emiten," ujar Willy, saat dihubungi INILAH.COM, akhir pekan ini.

Sementara itu, analis PT Sinarmas Sekuritas Jansen Kustianto mengatakan, IHSG secara teknikal akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat pada ksiaran 4.100-4.146. Adapun sentimen yang mempengaruhi IHSG antara lain pengumuman inflasi Indonesia pada Maret. Selain itu, pengumuman data tingkat konsumsi Amerika Serikat dan hasil dari pertemuan Menteri Keuangan Uni Eropa seputar penambahan data talangan dapat memberikan sentimen indeks.

Analis Senior PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko menuturkan, IHSG akan terkoreksi pada perdagangan saham Senin (2/4/2012). Hal itu dikarenakan kecewanya asing terhadap batalnya naik BBM yang dapat menunda kenaikan peringkat rating investment grade untuk Indonesia. Yuganur merekomendasikan akumulasi karena outlook fundamental masih optimis. IHSG diprediksikan berada di level 4.065-4.008-3.850 dan 4.200-4.300.

Untuk rekomendasi saham, Willy merekomendasikan saham PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Bukit Sentul City Tbk (BKSL), PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG), dan PT Modernland Realty Tbk (MDLN)."Untuk Petrosea saya rekomedasikan strong buy dengan target price Rp850,dan saham ADMG direkomendasikan buy," kata Willy.

Jansen merekomendasikan, saham-saham untuk day trading seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), saham PT United Tractor Tbk (UNTR), saham PT Unilever Tbk (UNVR), dan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Sementara itu, Yuganur merekomendasikan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), saham PT Timah Tbk (TINS), dan saham PT Astra International Tbk (ASII)."Saya merekomendasikan buy untuk saham tersebut," tambah Yuganur.

Dollar AS keok terhadap 13 dari 16 mata uang dunia

Dollar AS keok terhadap 13 dari 16 mata uang dunia
TOKYO. Pagi ini, pergerakan dollar AS melemah versus 13 dari 16 mata uang dunia. Pada pukul 08.28 waktu Tokyo, dollar melemah 0,2% menjadi US$ 1,3363 per euro. Namun, posisi dollar AS tak banyak mencatatkan perubahan di posisi 82,81 yen. Sementara, euro menguat 0,1% menjadi 110,66 yen.

Selain itu, dollar AS juga melemah 0,8% terhadap aussie menjadi US$ 1,0433. Sedangkan jika berhadapan dengan dollar Selandia baru, dollar melemah 0,5% menjadi 82,24.

Pelemahan dollar AS terhadap dollar Australia dan dollar Selandia Baru terjadi sebelum laporan mengenai Institute for Supply Management (ISM) AS pada bulan Maret dirilis. Para analis memprediksi, ISM akan naik ke level 53 pada bulan lalu dari level 52,4 pada Februari.

"Pasar menunggu data ISM yang positif. Kita akan melihat dollar AS akan sedikit melemah terhadap sejumlah mata uang dunia," jelas Emma Lawson, currency strategist National Australia Bank Ltd.

Dua sentimen kembali dongkrak harga minyak

Dua sentimen kembali dongkrak harga minyak
SYDNEY. Harga kontrak minyak dunia kembali naik untuk hari kedua. Asal tahu saja, pagi tadi, harga kontrak minyak untuk pengantaran Mei naik 54 sen menjadi US$ 103,56 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 08.35 waktu Sydney, kontrak yang sama berada di posisi US$ 103,46. Dalam tiga bulan yang berakhir 30 Maret lalu, harga minyak sudah melonjak 4,2%.

Kenaikan harga minyak dipicu oleh spekulasi investor bahwa permintaan minyak akan meningkat seiring sejumlah sinyal yang menunjukkan penguatan ekonomi China. Sekadar informasi, data Biro Pusat Statistik Nasional China menunjukkan, Purchasing Manager's Index China naik ke level tertinggi dalam setahun terakhir menjadi 53,1.

Sentimen lainnya adalah pernyataan obama yang akan memberikan sanksi kepada bank yang masih melayani transaksi untuk Iran.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Mei naik 0,4% menjadi US$ 123,39 per barel di ICE Futures Europe Exchange London.

Tunggu Pengumuman Inflasi, IHSG Bakal Fluktuatif

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak menghiraukan soal rencana kenaikan BBM dan berhasil menguat 16 poin pada perdagangan akhir pekan lalu.

Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (30/3/2012), IHSG ditutup menguat 16,384 poin (0,39%) ke level 4.121,551. Sementara Indeks LQ 45 naik 4,017 poin (0,56%) ke level 712,551.

Membuka awal pekan ini, IHSG akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Naiknya indeks dalam beberapa hari terakhir membuat indeks berada dalam ancaman profit taking.

Jumat lalu, bursa Wall Street menutup triwulan I-2012 dengan penguatan yang signifikan meski sudah turun selama enam dari sembilan hari perdagangan. Bursa paman sam itu naik didorong oleh saham-saham berbasis energi dan produk kesehatan.

Pada perdagangan Jumat waktu setempat, indeks Dow Jones naik 66,22 poin (0,50%) ke level 13.212,04. Indeks S&P 500 bertambah 5,19 poin (0,37%) ke level 1.408,47. Indeks Komposit Nasdaq melemah 3,79 poin (0,12%) ke level 3.091,57.

Bursa-bursa di Asia pagi ini dibuka positif:
  • Indeks Hang Seng naik 107,39 poin (0,52%) ke level 20.662,97
  • Indeks Nikkei 225 naik 97,69 poin (0,97%) ke level 10.181,36.
  • Indeks Straits Times menguat 5,220poin (0,17%) ke level 3.015,33.
Rekomendasi saham hari ini:

Panin Sekuritas
Menutup perdagangan pekan lalu indeks berhasil ditutup menguat di tengah pecahnya konsentrasi investor menyusul maraknya aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi serta ricuhnya rapat paripurna DPR. Sentimen positif dari pengumuman kinerja emiten tampaknya menjadi katalis positif bagi indeks. Transaksi tercatat cukup ramai sementara investor asing masih mencatatkan net buy yang cukup besar, yakni Rp 1,1 triliun. Sebagai catatan, berdasarkan pantauan kami asing mencatat net buy sebanyak 16 hari berturut-turut. Hal ini bisa diindikasikan bagaimana optimisme investor terhadap prospek perekonomian kita. Mengawali awal pekan ini kami melihat indeks akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Naiknya indeks dalam beberapa hari terakhir membuat indeks berada dalam ancaman profit taking. Kisaran support-resistance hari ini 4.090-4.148. Saham pilihan : ADHI, ADRO, UNTR, GGRM, JSMR

OSO Securities
Hari ini diperkirakan market akan bergerak fluktuatif karena menunggu keluarnya data inflasi bulan Maret. Secara teknikal, indikator stochastic dan MACD masih menunjukkan potensi bagi IHSG untuk melanjutkan penguatannya. Akan tetapi, investor harus waspada karena IHSG rentan profit taking setelah naik selama 4 hari berturut-turut. Hari ini IHSG diperkirakan akan bergerak pada level 4.080-4.145.

(dnl/dnl)