Rabu, 22 Desember 2010

Cemati saham lapis dua Baja (KRAS, JPRS, GDST, NIKL)




KRAS mempunyai saham NIKL sebesar 20%, dan Nippon Steel Corporation memiliki 35% NIKL.

JPRS mempunya saham GDST sebesar 8.29% dan Kellywood Holdings Limited sebesar 51.37% serta Bavarian Venture Investment Limited sebesar 35.94%. Sisa di masyarakat sebesar 4.39%.

Recoment Pilih salah satu sektor aja. dari segi Technical Grafik hampir sama gerkannya.

119 saham keok, indeks terpeleset lagi di teritori negatif

Date : Dec 22 2010, 16:32
Title : News Story
Header : 119 saham keok, indeks terpeleset lagi di teritori negatif


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan
sore ini bergerak minor. IHSG ditutup di level 3.620,684 setelah turun 0,46%.
Pelemahan ini dipicu koreksi yang terjadi atas sembilan dari 10 sektor yang
diperdagangkan.
Penurunan terbesar terjadi di sektor keuangan sebesar 0,98%. Sementara
sektor perdagangan jadi satu-satunya yang bergerak di teritori positif setelah
naik tipis 0,26%.
Hari ini perdagangan di BEI ramai dengan total volume sebanyak 5,9 miliar
saham dan kapitalisasi pasar senilai Rp 3.174,3 triliun. Sekitar 115 saham
tercatat mengalami pelemahan harga, dan hanya 79 saham yang menguat. Sedangkan
saham yang stagnan sebanyak 91.
Posisi teratas saham yang harganya anjlok diisi oleh Itamaraya Tbk (ITMA)
yang letoy 25% ke Rp 510. Disusul Bank Windu Kentjana International Tbk (MCOR)
yang melemah 18,75% ke Rp 130, Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI)
terkoreksi 15,38% ke Rp 550, Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) turun
7,22% ke Rp 13.500, dan Jaya Real Property Tbk (JRPT) yang terkoreksi 7,20% ke
Rp 1.160.
Sementara itu, saham Mahaka Media Tbk (ABBA) terbang 34,78% ke Rp 124,
Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI) naik 24,39% ke Rp 255, Inti Agri Resources Tbk
(IIKP) menguat 23,53% ke Rp 630, Indo Kordsa Tbk (BRAM) melonjak 20% ke Rp
2.400, dan Jaya Pari Steel Tbk (JPRS) menghijau 14,04% ke Rp 650.
[ Teddy Gumilar ]

KONTAN Wed, 22 Dec 2010 ( 16:19:40 WIB )


=======================================================================================

BI menilai dana asing di SUN berkurang karena profit taking

Date : Dec 22 2010, 16:25
Title : News Story
Header : BI menilai dana asing di SUN berkurang karena profit taking


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatatakan, seiring meningkatnya aksi
profit taking menjelang akhir tahun maka pasar saham dan Surat Utang Negara
(SUN) mengalami koreksi. Namun, BI menilai, aksi profit taking tersebut masih
dalam batas normal.
"Meski terdapat outflows dana asing pada SUN dan saham, investor asing
masih berminat melakukan penanaman sebagaimana terindikasi pada tetap
terdapatnya inflows pada SBI," kata Kepala Biro Humas BI Difi Ahmad Johansyah,
dalam penjelasan tertulisnya mengenai hasil Operasi Pasar Terbuka (OPT) Minggu
ke-3 Desember, kepada KONTAN, Rabu (22/12).
Ia menuturkan, menjelang akhir tahun, ditengah terdapatnya sentimen
negatif terutama dari kawasan regional, investor asing mulai melikuidasi
portofolio saham dan melakukan switching sebagian likuiditas dari SUN pada SBI.
Perkembangan tersebut, lanjutnya, berdampak pada total outflow penanaman asing
selama sepekan sebesar Rp 3,26 triliun.
"Meningkatnya aksi profit taking di pasar saham terindikasi pada
tercatatnya net jual saham asing sebesar Rp 3,15 triliun seiring meningkatnya
aktifitas trading saham oleh asing dari 33,51% menjadi 44,12% dari total
transaksi saham," jelasnya.
Sementara itu, portofolio investor asing pada SUN turun sebesar Rp 854
miliar dan portofolio SBI naik sebesar Rp 737 miliar. Dengan demikian, katanya,
pangsa SBI asing terhadap total outstanding SBI naik menjadi 27,48% dari
27,11%, dan pangsa SUN asing terhadap total outstanding SUN turun menjadi
30,83% dari sebelumnya 30,96%.
Ia pun mengungkapkan, perilaku profit taking juga terindikasi pada
terdapatnya koreksi harga di pasar SUN yang selama pekan laporan secara
rata-rata cenderung melemah 260 bps dimana minggu sebelumnya menguat 40 bps.
Dengan memperhitungkan outstanding SUN yang memiliki perbankan untuk jenis
trading sebesar Rp13,7 triliun, maka penurunan harga rata-rata mingguan SUN
tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi perbankan sebesar Rp 0,36
triliun.
"Secara kumulatif, sejak awal November 2010 harga rata-rata mingguan SUN
telah turun sebesar 5,05%, sehingga menimbulkan potensi kerugian secara
akumulasi bagi perbankan sebesar Rp 0,69 triliun. Meningkatnya aksi profit
taking investor menjelang akhir tahun juga tercermin dari volatilitas harga
yang meningkat, dimana VaR harga SUN naik dari 0,613% menjadi 0,684%,"
tandasnya.
Namun, menurutnya stabilitas sistem keuangan masih relatif terjaga.
Pasalnya, "Terjaganya stabilitas sistem keuangan didukung oleh peningkatan
fungsi intermediasi perbankan yang turut diimbangi dengan peningkatan sumber
dana yang relatif memadai," tutupnya.
[ Irma Yani ]

KONTAN Wed, 22 Dec 2010 ( 16:17:28 WIB )


=======================================================================================

ENRG tetap akan terbitkan global bond senilai US$ 275 juta


Date : Dec 22 2010, 16:25
Title : News Story
Header : ENRG tetap akan terbitkan global bond senilai US$ 275 juta


Story
=======================================================================================

JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) tetap akan menerbitkan oblgasi
berdenominasi dollar AS senilai US$ 275 juta. Dana yang terhimpun akan
digunakan untuk refinancing utangnya kepada Credit Suisse (CS) sebesar US$ 200
juta.
Presiden Direktur ENRG Imam Agustino mengatakan, pihaknya tetap akan
menjajaki untuk menerbitkan global bond yang sebelumnya direncanakan
diterbitkan tahun ini.
"Kita akan lihat pasar dulu, kalau memungkinkan, kenapa tidak," ujarnya di
Jakarta, Rabu (22/12).
Oleh karena itu, ia belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut mengenai
waktu penerbitannya. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk melunasi
sisa utangnya kepada CS senilai US$ 200 juta dari total US$ 450 juta. Sisa
utang itu jatuh tempo pada 2013 mendatang.
Perseroan telah membayar utangnya kepada kreditur asing tersebut sebesar
US$ 250 juta di Februari 2010 lalu.
Sebelumnya sumber KONTAN menyebutkan, ENRG batal menerbitkan obligasi
global tersebut lantaran investor menginginkan kupon yang lebih tinggi dari
yang ditawarkan. Padahal, ketika itu ENRG sudah menawarkan suku bunga yang
tinggi, yakni 13,23% hingga 13,75%.
"Kita mencari dengan bunga yang lebih rendah dari pinjaman," kata Imam.
Adapun bunga pinjaman dari CS sekitar 13%. Jadi, Imam berharap, kupon
bunga obligasi yang ditawarkan di bawah 13%. Kalaupun penerbitan obligasi tidak
memungkinkan, perseroan akan mencoba sumber pendanaan lain seperti pinjaman
perbankan.
[ Amailia Putri Hasniawati ]

KONTAN Wed, 22 Dec 2010 ( 16:15:55 WIB )


=======================================================================================

BCA Finance terbitkan obligasi Rp 1 triliun pada 2011

Date : Dec 22 2010, 16:21
Title : News Story
Header : BCA Finance terbitkan obligasi Rp 1 triliun pada 2011


Story
=======================================================================================

JAKARTA. PT BCA Finace bakal cari dana untuk ekspansi usaha melalui
penerbitan surat utang atau obligasi. Rencananya, perusahaan multifinance milik
BCA ini akan menerbitkan surat utang senilai Rp 600 miliar hingga Rp 1 triliun
pada 2011.
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengungkapkan kebutuhan pendanaan
ekternal multifinancenya tahun depan diperkirakan mencapai Rp 2 triliun.
"Obligasi cenderung memiliki tenor yang panjang. Sesuai dengan sifat pembiayaan
kita," ujarnya.
Roni bilang, aset pembiayaan diharapkan tumbuh menjadi Rp 3,5 triliun.
Dana senilai Rp 1,5 miliar sudah tersedia dalam bentuk modal. Untuk itu, BCA
Finance tengah mencari dana tambahan lagi sebesar Rp 2 triliun.
BCA Finance berharap pembiayaan sebesar Rp 18 triliun bisa tercapai dengan
penerbitan obligasi ini. Target pembiayaan ini naik 20% dibandingkan dengan
penyaluran pembiayaan tahun 2010 yang dipastikan sudah mencapai Rp 14,5
triliun.
Rinciannya, Rp 14,5 triliun akan dibiayai melalui kerja sama berupa join
financing dengan PT Bank Centra Asia Tbk (BBCA) sedangkan dana senilai Rp 1,5
triliun berasal dari modal sendiri, sisanya dari pendanaan eksternal.
Roni optimis target pertumbuhan perseroan tahun depan akan mudah tercapai.
Hal ini dilihatnya dari target pertumbuhan penjualan mobil dari Gabungan
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebesar 20%. "Kami sangat
yakin tahun depan pembiayaan kendaraan roda empat akan semakin mulus, baik used
car atau kendaraan baru, karena kami cukup mumpuni di bisnis ini," katanya.
Untuk itu, BCA Finance bakal memperluas jaringan bisnisnya dengan merambah
ke Timur Indonesia. "Kami berencana akan membuka beberapa cabang di Sulawesi,
Kalimantan dan Papua sehingga menambah jumlah cabang kami yang sudah berjumlah
30 kantor cabang. Untuk Pulau Jawa, kami akan membuka beberapa cabang baru
seperti di Cilegon, Jember, dan Depok," imbuhnya.
[ Ario Fajar ]

KONTAN Wed, 22 Dec 2010 ( 15:52:01 WIB )


=======================================================================================

Inflasi naik, LIPI prediksi BI rate capai 7% pada


Date : Dec 22 2010, 16:18
Title : News Story
Header : Inflasi naik, LIPI prediksi BI rate capai 7% pada 2011


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Pusat Penelitian Ekonomi (P2) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) memprediksi, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) pada 2011 nanti
akan jauh berada diatas asumsi dalam Anggaran pendapatan Belanja Negara (APBN)
2011 yang dipatok sebesar 6,5%. P2 LIPI memperkirakan, BI rate akan ke level 7%
tahun depan.
"Ada kemungkinan BI akan menetapkan bunga acuan diatas 6,5% mengingat
tekanan inflasi cukup besar nantinya," kata Widjaya Adi, Tim Peneliti P2 LIPI,
dalam Outlook Ekonomi Indonesia 2011, Rabu (22/12).
Widjaya bilang, inflasi yang tinggi akan memaksa bank sentral menaikan
suku bunga acuan. Naiknya BI rate bisa berdampak kontraproduktif pada
perkembangan sektor riil. Apalagi, bank juga akan mengikuti jejak tersebut.
"Maka kalangan dunia usaha dan pelaku bisnis akan berfikir panjang untuk
melakukan pinjaman di bank lantaran bunga yang tinggi," terangnya.
Selain itu, kenaikan BI Rate secara tidak langsung akan merangsang
masuknya dana panas atau hot money ke dalam perekonomian nasional. Imbasnya,
tekanan apresiasi nilai tukar Rupiah akan sulit dihindari yang pada gilirannya
akan membuat daya saing produk ekspor Indonesia akan semakin menurun.
Dalam hitungan LIPI, laju inflasi akan berada pada kisaran angka 6,3% atau
1% lebih tinggi dari perkiraan pemerintah, 5,3% dalam asumsi makro APBN 2011.
Salah satu alasan tingginya angka inflasi ini adalah persoalan ketahanan dan
harga pangan. "Biasanya, tiga faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia
adalah kenaikan harga beras, listrik, dan bahan bakar minyak (BBM)," kata
Widjaya.
Pembatasan BBM bersubsidi dengan mengalihkan dari Premium ke Pertamax,
cukup berkontribusi besar mendorong laju inflasi. Karena itu, LIPI enggan
menilai bahwa stabilitas moneter tetap dapat terjaga.
Terlebih, ketahanan pangan juga merupakan persoalan besar dan cukup
krusial di tahun depan. "Jika pemerintah tidak mencermati dan mulai mencari
solusi untuk menetapkan kebijakan strategis, maka dampaknya akan lebih besar,"
terangnya. Padahal, masalah pangan sudah terlihat saat ini, misalnya dengan
adanya impor beras yang dilakukan pemerintah.
Widjaya bilang, selama ini kenaikan harga beras sangat mempengaruhi
tekanan inflasi dalam negeri, kontribusinya sampai 60%. "kalau terjadi gejolak
harga beras, maka inflasi dapat dipastikan akan terpengaruh. Sehingga, penting
untuk menjaga stabilitas harga pangan, ditengah kemungkinan terjadinya gagal
panen pada tahun depan," tutur Adi.
Sebelumnya, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) pun memprediksi hal
yang sama. Sekretaris Jenderal ISEI Anggito Abimanyu mengatakan, tekanan
inflasi akan berada pada level% 6,2-6,7% secara year on year (yoy). Kondisi ini
dipengaruhi perubahan iklim yang tidak menentu yang berdampak pada ketahanan
pangan dunia dan dalam negeri.
Dengan demikian, besarnya tekanan inflasi akan berdampak pada kebijakan BI
yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya. "Prediksi kita, BI Rate
kemungkinan akan dinaikkan, sedikit diatas kondisi saat ini, di 6,5% hingga
6,7%," kata Anggito.
Sementara itu, Bambang Prijambodo, Direktur Perencanaan Ekonomi Makro
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) mengatakan, BI belum perlu
menaikkan BI rate hanya untuk menekan inflasi. Menurutnya, bunga 6,5% masih
cukup menjaga tekanan inflasi dengan stabilitas perekonomian.
Namun, Bambang mengingatkan, kebijakan untuk mempertahankan ataupun
menaikkan BI rate tergantung pada beberapa hal. Salah satunya, progress atau
perkembangan ekonomi dalam dan luar negeri.
BI juga tentunya mempertimbangkan tekanan inflasi dan kondisi nilai tukar
mata uang rupiah. Sebab, BI memiliki fungsi untuk menjaga stabilitas harga,
inflasi, dan stabilitas nilai tukar."Jika kondisi harga barang konsumsi
masyarakat dapat dikendalikan, maka BI rate dapat tetap terjaga pada kisaran
6,5%," terangnya.
Menurut Bambang, terlalu berisiko tinggi apabila BI menaikka BI rate di
tengah perekonomian yang cukup kuat menjaga stabilitas tekanan inflasi. BI Rate
dapat dinaikkan jika perekonomian tumbuh sangat kuat dalam waktu singkat,
supaya tidak overheating.
[ Irma Yani ]

KONTAN Wed, 22 Dec 2010 ( 15:43:29 WIB )


=======================================================================================

MPPA


MPPA naik karena tgl 23 Des 2010 ada CUM deviden Rp. 180,-
Jadi Kemungkinan saham ini bertaham sampe tgl 23 Des 2010.
Abis CUM deviden tgl 27 Des 2010, Kelihatannya akan terjadi aksi Profit taking.
deviden MPPA besar karena ada penjualan saham LPPF (Matahari Department Store Tbk.)

ASII


ASII berpeluang naik sampe Rp. 54.000,-

Support Rp. 52.000,-

ADHI


Date : Dec 22 2010, 15:18
Title : News Story
Header : Selama kuartal IV, ADHI dapat kontrak Rp 3,94 triliun


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Kontrak yang diperoleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI) kembali
bertambah. Selama kuartal IV ini, ADHI mengaku sudah berhasil menambah kontrak
baru sebesar Rp 3,94 triliun. Salah satu proyek tersebut diantaranya adalah
pembangunan PLTU Balikpapan 2x100 MW. Total kontrak tersebut sebesar Rp 2,3
triliun.
Kurnadi Gularso, sekertaris perusahaan ADHI mengatakan, mereka juga
memperoleh proyek pembangunan apron terminal 3 Bandara Soekarno Hatta senilai
Rp 156 miliar dan pembangunan jalan layang Non Tol Kampung Melayu Tanah Abang
di bagian Sudirman Casablanca senilai Rp 214 miliar.
Selain itu, ADHI juga memperoleh kontrak baru dari pembangunan lanjutan
pusat pendudukan, pelatihan dan sekolah olahraga nasional di Hambalang Sentul.
Menurut Kurnadi dalam siaran pers yang diterima KONTAN, nilai kontrak Hambalang
Sentul itu senilai Rp 1 triliun. ADHI juga memperoleh kontrak baru proyek PLTU
2x7 MW di Tanjung Selor Kalimantan Timur senilai Rp 268 miliar.
Dari perolehan kontrak tersebut, ADHI yakin sampai akhir tahun 2010 mereka
masih bisa memenuhi target 2010 yaitu sebesar Rp 8 triliun.
[ Avanty Nurdiana ]

KONTAN Wed, 22 Dec 2010 ( 15:14:47 WIB )


=======================================================================================

TBLA


Date : Dec 22 2010, 14:42
Title : News Story
Header : TBLA anggarkan capex Rp 559 miliar tahun 2011


Story
=======================================================================================

JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) menganggarkan belanja modal
(capex) untuk tahun 2011 mendatang sebesar Rp 559 miliar. Dana tersebut
digunakan untuk melanjutkan ekspansinya tahun depan.
Wakil Presiden Direktur TBLA Sudarmo Tasmin merinci, capex tadi akan
digunakan untuk perluasan lahan senilai Rp 259 miliar, capex rutin sebesar Rp
200 miliar, dan untuk pembangunan dermaga dan tangki timbun senilai Rp 100
miliar. Sehingga totalnya mencapai Rp 559 miliar.
"Sumber pendanaan 65% dari bank, 35% dari kas internal," ujarnya.
Sudarmo juga menjelaskan, tahun depan perseroan akan melakukan perluasan
areal tanam sekitar 10.000 hektare. Saat ini, total luas lahan TBLA mencapai
100.000 hektare, sementara luasan areal yang ditanam baru 51.000 hektare.
Perseroan juga tengah membidik lahan lain untuk diakuisisi. Namun, Sudarmo
mengaku masih dalam tahap awal dan belum ada pernjanjian apa-apa. Lokasinya
beragam, ada yang di Jambi dan Sumatera Utara.
[ Amailia Putri Hasniawati ]

KONTAN Wed, 22 Dec 2010 ( 14:38:34 WIB )


=======================================================================================

Pengangguran masih akan tinggi meski perekomonian positif

Date : Dec 22 2010, 14:41
Title : News Story
Header : LIPI : Pengangguran masih akan tinggi meski perekomonian positif


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai pertumbuhan
ekonomi RI masih akan terus tumbuh di masa-masa mendatang. Hanya saja, LIPI
menyayangkan pertumbuhan ekonomi belum bisa diimbangi dengan penyerapan tenaga
kerja.
Peneliti P2 Ekonomi LIPI Wijaya Adi mengatakan selama ini pemerintah
selalu menggunakan data open unemployment atau pengangguran terbuka dimana data
tersebut memperlihatkan penurunan.
"Jadi kalau lihat penganggur di sini seharusnya ialah mereka yang mencari
kerja, mereka yang sedang tidak bekerja dan seterusnya," ujarnya.
Ia mencontohkan, seseorang yang bekerja lebih dari 35 jam per minggu tentu
jauh lebih sejahtera bila dibandingka 2 jam sehari. Maka, jika digunakan
setengah pengangguran itu maka trennya naik. Tahun 2005 jumlah pengangguran
masih berkisar 29,642 juta. Pada tahun 2011 LIPI memproyeksikan jumlah tersebut
naik menjadi 34,32 juta.
Jika ditelusuri lebih lanjut, tingkat pendidikan setingkat sarjana jauh
lebih banyak menjadi pengangguran dibandingkan setara lulusan sekolah menengah.
Sejak 2006 hingga 2010 tren pengangguran dari tingkat perguruan tinggi
cenderung meningkat, dibandingkan lulusan SMP dan SMA. "Jadi pertanyaan besar,
untuk apa sekolah tinggi dan bayar mahal kalau ujungnya menganggur," ujar Adi.
Ia mengungkapkan, tingkat kesejahteraan dapat terlihat dari sisi
kemiskinan. Jika melihat dari sisi anggaran, lanjut dia, maka terjadi
peningkatan setiap tahunnya sejak tahun 2000 hingga 2010. Padahal penduduk
miskin terus mengalami penurunan dari 38,7 juta pada tahun 2000 menjadi 31 juta
pada tahun ini. "Tetapi kalau kita lihat anggaran yang digunakan untuk
mengentaskan 1 orang miskin, bisa dibayangkan anggarannya cukup besar," terang
Adi.
Tahun 2010 untuk mengentaskan 1 orang miskin dibutuhkan Rp 47 juta.
Padahal, dengan penduduk miskin yang sebesar 1,5 juta orang pemerintah hanya
butuh Rp 4,5 triliun untuk mengentaskan kemiskinan. Dengan asumsi hitungan
setiap orang miskin dapat Rp 3 juta setahun karena batas garis kemiskinan yang
ditetapkan pemerintah itu mendapatkan Rp 220.000 per bulan sudah masuk tidak
miskin lagi.
[ Irma Yani ]

KONTAN Wed, 22 Dec 2010 ( 14:31:59 WIB )


=======================================================================================

SOBI


Date : Dec 22 2010, 13:46
Title : News Story
Header : SORINI AGRO ASIA CORPORINDO RUPSLB, 26 JANUARY 2011


Story
=======================================================================================
SORINI AGRO ASIA CORPORINDO RUPSLB, 26 JANUARY 2011

Tanggal : 26 January 2011
Tempat : Ballroom 3 Hotel Mulia, Senayan
Jl Asia Afrika, Senayan, Jakarta 10270 Indonesia
Waktu : 14:00 WIB
Agenda :
1. Persetujuan atas perubahan Pasal 16 Anggaran Dasar Perseroan
2. Persetujuan perubahan Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan

(RTI, ROS 22 Dec 2010)

=======================================================================================

AKRA


Date : Dec 22 2010, 13:44
Title : News Story
Header : AKR CORPORINDO RUPSLB, 26 JANUARY 2011


Story
=======================================================================================
AKR CORPORINDO RUPSLB, 26 JANUARY 2011

Tanggal : 26 January 2011
Tempat : Ballroom 3, Hotel Mulia, Senayan
Jl Asia Afrika, Senayan Jakarta 10270
Waktu : 10:00 WIB
Agenda :
1. Persetujuan atas rencana penjualan seluruh saham yang dimiliki oleh
Perseroan sebanyak 629.166.945 saham dalam PT Sorini Agro Asia Corporindo
Tbk kepada Cargill International Luxembourg 6 S.A.R.L yang merupakan suatu
Transaksi Material bagi Perseroan
2. Persetujuan atas perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan
3. Pengangkatan Komisaris Independen Perseroan

(RTI, ROS 22 Dec 2010)

=======================================================================================

ASRI


Date : Dec 22 2010, 13:40
Title : News Story
Header : ASRI targetkan pendapatan melonjak dua kali lipat jadi Rp 1,5 triliun


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Setelah target marketing sales PT Alam Sutera Tbk (ASRI)
melampaui target tahun ini, perusahaan properti ini semakin yakin menapaki
tahun depan. Buktinya, ASRI berani menargetkan pendapatannya dua kali lipat
dibandingkan target tahun ini.
"Tahun depan kita targetkan pendapatan mencapai Rp 1,5 triliun," ungkap
Direktur Keuangan ASRI Joseph S Tjong di Serpong, Rabu (22/12). Padahal tahun
ini saja pendapatan ASRI hanya sekitar Rp 800 miliar.
Joseph pun menuturkan untuk laba bersih ASRI tahun depan akan mencapai Rp
525 miliar. Angka ini merupakan 35% dari total pendapatan ASRI tahun depan.
Sementara tahun ini ASRI hanya menargetkan laba bersih sekitar Rp 300 miliar.
[ Anna Suci Perwitasari ]

KONTAN Wed, 22 Dec 2010 ( 13:34:18 WIB )


=======================================================================================

PGAS

PGAS akan membayarkan dividen interim berdasarkan laba bersih per 30 September 2010 senilai Rp4,69 triliun. Terkait hal tersebut, ditetapkan akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) di pasar reguler dan negosiasi pada 27 Desember 2010 dan di pasar tunai 30 Desember 2010. Sedang awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen di pasar reguler dan negosiasi dilakukan pada 28 Desember 2010 dan di pasar tunai 3 Januari 2011. Dividen interim akan dibayarkan pada 7 Februari 2011.

Rekomendasi: Buy
Target: Rp 4.900