Jumat, 06 Januari 2012

Asing Jual, IHSG Melemah 0,9% ke 3.869,42

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada perdagangan Jumat (6/1) melemah 36,85 poin atau 0,9% ke 3.869,42. Volume perdagangan mencapai 5,08 miliar saham senilai Rp3,2 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 149 saham melemah, 87 saham menguat dan 110 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp320,2 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp1,4 triliun dan pembelian asing sebesar Rp1,08 triliun.

Indeks JII turun 7,6 poin ke 547,61, indeks ISSI turun 1,2 poin ke 127,51 dan indeks LQ45 turun 8,7 poin ke 682,93. Pelemahan terdalam dialami sektor konsumsi hingga 30,9 poin ke 1.324, disusul sektor pertambangan 18,4 poin ke 2.584, disusul sektor manufaktur turun 14,2 oin ke 1.014.

Indeks terus tertekan sejak pembukaan dengan sentimen negatif dari bursa regional dan bursa Eropa. Level tertinggi terjadi di level 3.906 dan terendah di 3.852.

Bursa Asia pada hari ini mayoritas melemah seperti indeks Hang Seng turun 1,2%, indeks Nikkei turun 1,1%, indeks Shanghai naik 0,7%, indeks ASX turun 0,8%, indeks Kospi turun 1,1%, indeks STI turun 0,1%.

IHSG Jatuh 36 Poin Sambut Akhir Pekan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh poin setelah saham-saham unggulan terkena aksi ambil untung. Indeks menutup perdagangan di akhir pekan dengan lesu.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 9.160 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.120 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG menipis 9,696 poin (0,25%) ke level 3.896,568. Posisi indeks yang sudah jenuh beli dimanfaatkan untuk ambil untung.

Indeks terus bergerak ke bawah sejak pembukaan perdagangan. Aksi ambil untung semakin marak terjadi dan mengantarkan indeks ke posisi terendahnya.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG jatuh 36,680 poin (0,94%) ke level 3.869,584. Aksi ambil untung dilakukan oleh investor lokal dan asing

Indeks kembali jatuh ke posisi terendahnya hari ini di 3.852,900 akibat aksi ambil untung yang tak kunjung berhenti. Aksi beli makin minim terjadi, hanya marak sebelum penutupan perdagangan.

Mengakhiri perdagangan, Jumat (6/1/2012), IHSG ditutup jatuh 36,849 poin (0,95%) ke level 3.869,415. Sementara Indeks LQ 45 ditutup terkoreksi 8,762 poin (1,27%) ke level 682,926.

Koreksi paling dalam terjadi di indeks sektor konsumer, sektor ini terkena profit taking karena sudah menguat tinggi sejak awal pekan ini. Rata-rata sektor yang melemah koreksinya lebih dari satu persen.

Aksi beli saham menjelang penutupan bisa sedikit mengurangi koreksi indeks, namun masih gagal mengembalikannya ke zona hijau. Saham-saham penopang bursa berada di sektor properti, sektornya menguat hampir satu persen.

Saatnya investor asing mengambil untung setelah menempatkan dananya di awal pekan ini. Transaksi pemodal asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 320,188 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 87.632 kali pada volume 5,054 miliar lembar saham senilai Rp 3,345 triliun. Sebanyak 85 saham naik, sisanya 150 saham turun, dan 109 saham stagnan.

Setelah sempat kompak melemah di zona merah, kini bursa-bursa di regional bergerak mixed. Beberapa pasar saham ada yan berhasil menanjak ke zona hijau, seperti bursa saham China dan Singapura.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai menguat 14,94 poin (0,70%) ke level 2.163,39.
  • Indeks Hang Seng anjlok 220,35 poin (1,17%) ke level 18.593,06.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 98,36 poin (1,16%) ke level 8.390,35.
  • Indeks Straits Times naik tipis 1,27 poin (0,05%) ke level 2.714,29.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Surya Citra (SCMA) naik Rp 400 ke Rp 8.500, Fastfood (FAST) naik Rp 300 ke Rp 10.500, Century Textille (CNTX) naik Rp 250 ke Rp 7.400, dan Sorini Agro (SOBI) naik Rp 200 ke Rp 2.275.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.400 ke Rp 61.400, Unilever (UNVR) turun Rp 850 ke Rp 19.200, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 750 ke Rp 39.100, dan Roda Vivatex (RDTX) turun Rp 600 ke Rp 2.100.
(ang/dnl)

Bursa Eropa akan Cenderung Flat

Medium
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa diprediksi cenderung flat pada perdagangan Jumat (6/1) dengan pelemahan yang dialami bursa Asia. Apalagi euro tertekan terhadap dolar AS dan yen.

Indeks FTSE berpotensi melemah 7 poin, indeks DAX berpotensi turun 6 poin dan indeks CAC berpotensi tertekan 1 poin. Demikian mengutip yahoofinance.com.

Penurunan euro hingga 0,03% memicu kekhawatiran invstor tentang kesanggupan Uni Eropa mengatasi krisis utang. Sebab perbankan Eropa semakin sulit meningkatkan permodalannya ke depan.

Pada perdagangan Kamis (5/1), bursa Wall Street berakhir mixed dari perdagangan sebelumnya. Pasar menunggu data AS soal non-farm payroll pada hari ini. Investor berharap laporan tersebut menunjukkan perbaikan positif yang mendukung turunnya klaim tunjangan penggangguran dan menurunnya rencana PHK dari perusahaan.

Sementara bursa saham Amerika Serikat ditutup mixed pada Kamis (5/1). Saham sektor bank memimpin kenaikan pada Kamis meski Eropa kembali bergejolak.

Indeks Dow Jones turun 2,72 poin atau 0,02% ke level 12.415,70. Indeks S&P 500 naik 3,76 poin atau 0,29% ke level 1.281,05. Indeks Nasdaq naik 21,50 poin atau 0,81% ke level 2.669,86.

Sedangkan bursa Asia pada hari ini mayoritas melemah seperti indeks Hang Seng turun 1,2%, indeks Nikkei turun 1,1%, indeks Shanghai naik 0,7%, indeks ASX turun 0,8%, indeks Kospi turun 1,1%, indeks STI turun 0,1%.

Euro terjepit, keok ke level terlemah dalam 15 bulan versus dollar

Euro terjepit, keok ke level terlemah dalam 15 bulan versus dollar
TOKYO. Posisi euro kian terjepit saja. Hari ini (6/1), euro melemah ke level terendah dalam 15 bulan terakhir versus dollar AS. Asal tahu saja, euro keok ke posisi US$ 1,2764, yang merupakan level terendah sejak September 2010 lalu. Pada pukul 14.20 waktu Tokyo, euro ditransaksikan di level US$ 1,2775 atau 0,1% di bawah level penutupan di New York, kemarin.

Sementara itu, nilai tukar euro berada di posisi 98,66 yen dari 98,63 yen, kemarin. Euro bahkan sempat ditransaksikan pada posisi 98,48 yen, yang merupakan level terlemah sejak Desember 2000. Sedangkan nilai tukar dollar berada di posisi 77,23 yen dari 77,12 yen kemarin.

Euro keok setelah terjadi penurunan tingkat kepercayaan konsumen dan anggaran belanja masyarakat. Dua hal ini menyebabkan pimpinan Eropa semakin sulit dalam mengatasi krisis utang yang sudah berlangsung selama dua tahun terakhir.

"Belum ada alasan kuat untuk menginginkan euro pada saat ini. Dilihat dari fundamentalnya, euro masih akan terus melemah," ujar Chris Weston, institutional trader IG Markets di Melbourne.

Sementara itu, IntercontinentalExchange Inc\'s Dollar Index, yang mengukur kekuatan dollar terhadap enam mata uang utama dunia, naik 0,2% menjadi 81,062. Ini merupakan level tertinggi sejak Januari 2011.

Harga emas tengah menuju kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober 2011

Harga emas tengah menuju kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober 2011
NEW YORK. Sejumlah analis menilai, harga emas masih akan terus mencatatkan reli untuk hari ke enam. Dengan demikian, pergerakan harga emas tengah menuju kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober lalu.

Sekadar informasi, harga emas di pasar spot berada di posisi US$ 1.623,52 per troy ounce pada pukul 13.05 waktu Singapura. Pada transaksi sebelumnya, harga emas sempat naik 0,3% menjadi US$ 1.627,75, yang merupakan level tertinggi sejak 21 Desember lalu. Sedangkan harga kontrak emas untuk pengantaran Febuari naik 0,3% menjadi US$ 1.625,30 di Comex New York.

Sepanjang pekan ini, harga emas sudah melonjak 3,8%. Ini merupakan kenaikan mingguan terbesar sejak periode mingguan yang berakhir 28 Oktober lalu.

Lonjakan harga emas terpacu oleh krisis utang yang melanda Eropa sekaligus ketegangan politik di Timur Tengah. Dua faktor tadi menyebabkan tingkat permintaan emas kian melonjak.

"Dalam beberapa bulan terakhir, investor lebih memilih dollar AS ketimbang emas atau menggenggam dana tunai. Namun pada pekan ini, pergerakan dollar dan emas bergerak secara beriringan karena investor semakin mencemaskan kondisi Eropa," urai Zhu Suike, analis China Futures Co.

Sementara itu, dollar AS masih perkasa untuk pekan yang kedua terhadap enam mata yang utama dunia.

Spekulasi penurunan suku bunga sebabkan mata uang Asia tersungkur pekan ini

Spekulasi penurunan suku bunga sebabkan mata uang Asia tersungkur pekan ini
BANGKOK. Rupiah Indonesia dan peso Filipina memimpin penurunan mata uang Asia pekan ini. Pada pukul 11.28, rupiah melorot 1% di sepanjang minggu ini menjadi Rp 9.160 per dollar. Sedangkan peso melemah 0,7% menjadi 44,153 pada periode yang sama. Pelemahan juga terjadi pada won Korea Selatan sebesar 0,4% menjadi 1.157,20.

Sementara, baht Thailand melemah 0,2% menjadi 31,62 per dollar dan dollar Taiwan melemah 0,2% menjadi NT$ 30,240. Sedangkan dollar Singapura menguat 0,4% menjadi S$ 1,2922 dan ringgit Malaysia menguat 0,7% menjadi 3,1505. Rupe India juga mencatatkan penguatan 0,2% menjadi 52,99 hingga kemarin (5/1).

Pelemahan mata uang Asia terjadi atas adanya spekulaso bahwa bank sentral Asia akan memangkas suku bunga acuan untuk menyokong pertumbuhan ekonomi di tengah krisis utang yang melanda Eropa.

"Kami memprediksi bakal ada pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin hingga 50 basis poin pada kuartal pertama tahun ini," jelas Wiwig Santoso, head of treasury and markets PT Bank DBS Indonesia di Jakarta.

Marak Ambil Untung, IHSG Tinggalkan Level 3.900

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 36 poin akibat aksi ambil untung yang dilakukan investor lokal dan asing. Indeks tinggalkan level 3.900.

Mengawali perdagangan, IHSG menipis 9,696 poin (0,25%) ke level 3.896,568. Posisi indeks yang sudah jenuh beli dimanfaatkan untuk ambil untung.

Indeks terus bergerak ke bawah sejak pembukaan perdagangan. Aksi ambil untung semakin marak terjadi dan mengantarkan indeks ke posisi terendahnya hari ini di 3.868,331.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat (6/1/2012), IHSG jatuh 36,680 poin (0,94%) ke level 3.869,584. Sementara Indeks LQ 45 turun 8,329 poin (1,21%) ke level 683,359.

Hampir seluruh lapisan saham terkena aksi ambil untung, kecuali saham-saham properti yang masih menjadi incaran investor. Indeks sektor properti pun menjadi penopang jatuhnya bursa.

Koreksi paling dalam terkena indeks sektor konsumer, sektor ini terkena profit taking karena sudah menguat tinggi sejak awal pekan ini. Rata-rata sektor yang melemah koreksinya lebih dari satu persen.

Saatnya investor asing mengambil untung setelah menempatkan dananya di awal pekan ini. Hingga siang ini, transaksi asing sudah tercatat melakukan penjualan bersih.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 43.511 kali pada volume 3,189 miliar lembar saham senilai Rp 1,554 triliun. Sebanyak 61 saham naik, sisanya 133 saham turun, dan 94 saham stagnan.

Pertahanan bursa-bursa di Asia akhirnya jebol juga dan kompak jatuh ke zona merah. Kekhawatiran investor akan krisis utang Eropa semakin menjadi-jadi.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 6,94 poin (0,32%) ke level 2.141,51.
  • Indeks Hang Seng anjlok 263,04 poin (1,40%) ke level 18.550,37.
  • Indeks Nikkei 225 turun 92,19 poin (1,09%) ke level 8.396,52.
  • Indeks Straits Times turun tipis 4,32 poin (0,16%) ke level 2.708,70.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Resources Alam (KKGI) naik Rp 100 ke Rp 6.650, Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 100 ke Rp 12.000, Fastfood (FAST) naik Rp 100 ke Rp 10.300, dan (LTLS) naik Rp 80 ke Rp 900.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.150 ke Rp 61.650, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.000 ke Rp 38.850, Unilever (UNVR) turun Rp 650 ke Rp 19.400, dan Indomobil (IMAS) turun Rp 600 ke Rp 14.200.

(ang/qom)

Hanya 54 saham yang naik, indeks tergerus 0,94% di sesi I

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih memerah hingga penutupan sesi I. Pada pukul 12.00, indeks tercatat turun 0,94% menjadi 3.869,584.

Sekitar 125 saham melorot. Sedangkan jumlah saham yang naik sebanyak 54 saham dan 90 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 3,189 miliar saham senilai Rp 1,554 triliun.

Sembilan sektor melorot. Sektor-sektor dengan penurunan paling dalam adalah sektor consumer goods yang turun 1,87%, sektor manufaktur turun 1,32%, dan sektor industri dasar yang turun 1,19%. Sementara, hanya ada satu sektor yang berhasil naik yakni sektor konstruksi dengan lonjakan 0,46%.

Saham-saham yang mencatatkan penurunan paling dalam di antaranya: PT Tigaraksa Satria (TGKA) yang turun 19,19% menjadi Rp 800, PT Capitalinc Investment (MTFN) yang turun 14,93% menjadi Rp 285, dan PT Asuransi Dayin Mitra (ASDM) yang naik 9,62% menjadi Rp 470.

Sementara itu, saham-saham yang menghuni posisi top gainers adalah: PT Lautan Luas (LTLS) yang naik 9,76% menjadi Rp 900, PT Pelangi Indah Canindo (PICO) naik 6,22% menjadi Rp 205, dan PT Champion Pacific Indonesia (IGAR) naik 6,15% menjadi Rp 690.

IHSG Tembus 3.890, Lepas Sebagian Posisi

INILAH.COM, Jakarta – Penembusan 3.890 dinilai memberikan sinyal negatif bagi IHSG. Artinya, indeks bakal support testing 3.825-3.850. Jika ini yang terjadi, lepaslah sebagian posisi!

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, posisi penutupan dari Indeks Dow Jones Industrial (DJI) sebenarnya tidak memberikan signal negatif. Tapi, bursa Asia (terutama HangSeng) pagi ini cenderung terkoreksi karena khawatir dalam memantau perkembangan terakhir dari bursa Eropa.

Di sisi lain, memang Perancis diancam downgrade sama Standard & Poor’s (S&P), tapi hal itu menurut Satrio merupakan berita lama. “Meskipun demikian, posisi dari indeks Hang Seng yang pagi ini running di bawah suport, membuat saya agak nervous juga,” katanya di Jakarta, Jumat (6/1).

Pada saat yang sama, kata dia, dengan posisi asing yang juga cenderung wait and see, bursa domestik juga hanya bisa wait and see. “Yang jelas, kisaran IHSG hari ini, kira-kira sama dengan kisaran IHSG kemarin, 3.890 – 3.925,” paparnya.

Dia menilai, penutupan di bawah 3.890 akan memberikan signal negatif bagi IHSG. “Jika ternyata IHSG ditutup di bawah 3.890, berarti IHSG bakal suport testing dulu ke 3.825-3.850 dulu, sebelum nanti (mungkin) bergerak naik lagi,” ujar Satrio.

Hari ini, Satrio mengaku hanya duduk manis dengan sedikit kewaspadaan. “Ada memang sebagian posisi yang saya ayun, saya pagi ini terpaksa melepas sebagian posisi saya di PT Astra Internasional (ASII) karena kemarin saya beli saham ini dengan menggunakan dana margin,” timpalnya.

Tapi selama tidak ada signal bearish, dia menegaskan, selama tidak ada penutupan di bawah suport, tidak terlalu urgent untuk melakukan posisi jual, melepas posisi yang ada dari modal bawah. “Maklum, kalau kita lepas, tapi ternyata tidak bisa buy back kan berabe juga,” tuturnya.

Apapun berita positifnya, kata dia, sentimen negatifnya selalu hanya satu: Krisis Eropa. “Saya sih memiliki sedikit harapan, bahwa posisi DJI yang relatif tidak turun di tengah koreksi yang terjadi pada bursa Eropa dua hari terakhir, sebenarnya memberikan harapan, siapa tahu, bursa Eropa malah naik,” ungkapnya. “Kalau Eropa naik, DJI bisa ikutan naik.”

Namun demikian, tetap saja, kalau IHSG terlihat akan ditutup di bawah suport hari ini, dia mengaku akan lepas sebagian posisi. “Kalau 3.890 gagal bertahan, saya hanya mau buy on wekaness kalau IHSG sudah sampai di kisaran 3.825-3.850,” imbuhnya.

Bursa Asia Negatif Tertekan Pelemahan Euro

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Asia dibuka negatif pada perdagangan Jumat (6/1) tertekan pelemahan nilai tukar euro, kendati data ketenagakerjaan AS positif.

Berdasar data yang dikutip dari CNBC.com, hari ini, indeks FTSE CNBC Asia 100 turun 0,9%. Indeks Nikkei Jepang turun 0,2% ke 8.475,97, sedangkan indeks Topix merosot 0,2% menjadi 734,66.

Saham Olympus turun 1,5% menjadi 1,016 yen setelah CEO perseroan Michael Woodford menyatakan akan melepas perusahaan dan melakukan penggantian manajemen. Saham Olympus telah kehilangan lebih dari setengah nilainya sejak terungkap melakukan fraud senilai US$1,7 miliar.

Bursa saham Seoul dibuka turun karena kembali munculnya kekhawatiran akan krisis zona euro sehubungan dengan adanya kenaikan imbal hasil obligasi Perancis. Indeks KOSPI turun 0,2% ke 1.860.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun hampir 1%, tertekan oleh saham sektor keuangan. Indeks Composite Shanghai naik 0,42%.

Bursa saham Australia kehilangan beberapa poin di awal perdagangan, terjebak dalam tarik-menarik perang antara data pekerjaan AS dan krisis utang Eropa.

Indeks ASX 200 turun 4,8 poin ke 4.137,9. Indeks NZX 50 turun 22,9 poin ke 3.261,3. Indeks Straits Times turun 0,15%. Indeks Malaysia KLCI tergelincir 0,15%.

Lonjakan harga emas dalam sepekan mendorong aksi profit taking

Lonjakan harga emas dalam sepekan mendorong aksi profit taking
SINGAPURA. Harga emas mencatatkan penurunan pertama dalam enam hari terakhir pagi ini. Asal tahu saja, harga emas di pasar spot turun sebesar 0,4% menjadi US$ 1.616,97 per troy ounce. Pada pukul 09.16 waktu Singapura, harga emas berada di posisi US$ 1.620,97.

Kemarin, harga emas sempat bertengger di level US$ 1.625,85 per troy ounce, yang merupakan level tertinggi sejak 21 Desember lalu. Sedangkan
harga kontrak emas untuk pengantaran Febuari tak banyak mencatatkan perubahan di posisi US$ 1.620,70 di Comex New York.

Rupanya, lonjakan harga emas ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir mendorong aksi profit taking investor. Sepanjang pekan ini, harga emas sudah menanjak 3,7%, yang merupakan kenaikan mingguan terbesar sejak periode yang berakhir 2 Desember lalu.

"Dalam beberapa bulan terakhir, investor lebih memilih dollar AS ketimbang emas atau menggenggam dana tunai. Namun pada pekan ini, pergerakan dollar dan emas bergerak secara beriringan karena investor semakin mencemaskan kondisi Eropa," urai Zhu Suike, analis China Futures Co.

Spekulasi pemangkasan bunga, rupiah keok 1,4% sepekan ini

Spekulasi pemangkasan bunga, rupiah keok 1,4% sepekan ini
JAKARTA. Rupiah kembali tertekan pagi ini. Pada pukul 9 pagi di Jakarta, mata uang Garuda ini melemah 0,1% ke posisi Rp 9.198 per dollar AS. Dengan begitu, rupiah sudah tumbang 1,4% dalam sepekan ini.

Spekulasi melandainya inflasi yang membuka peluang bagi bank sentral untuk memangkas suku bunga, telah memicu tekanan terhadap rupiah. Kemarin, Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono di Singapura menyatakan, bank sentral melihat ruang penurunan suku bunga jika dibutuhkan.

Badan Statistik pada 2 Januari lalu, merilis data inflasi Desember di level terendah dalam 21 bulan terakhir. Harga konsumen per Desember naik 3,79% dibanding tahun sebelumnya, setelah meningkat 4,15% pada November.

"Pemangkasan suku bunga 25 sampai 50 basis poin diekspektasikan di kuartal pertama ini," kata Wiwig Santoso, kepala treasury PT Bank DBS Indonesia, di Jakarta.

Return fixed income dibatasi tren bunga dan beban pajak

Return fixed income dibatasi tren bunga dan beban pajak
JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap atau fixed income mencatat kinerja cemerlang tahun lalu. Memasuki tahun 2012, tren bunga acuan diprediksi akan turun. Pamor reksadana beraset dasar obligasi diperkirakan masih menarik meski potensi kenaikan return cenderung terbatas.

Grace N. Wiragesang, Associate Director Mega Capital Investama, menuturkan, penurunan bunga acuan bisa mengerek harga obligasi. "Nilai Aktiva Bersih fixed income bisa ikut terangkat," kata dia, Kamis (5/1).

Edbert Surjayaja, analis Infovesta Utama, menambahkan, reksadana pendapatan tetap adalah pilihan realistis di tengah masih tingginya volatilitas pasar saham. Bagi investor berkarakter konservatif, reksadana itu menjadi pilihan karena tawaran imbal hasil yang relatif stabil.

Namun, potensi return reksadana fixed income tahun ini diperkirakan tidak akan melampaui 12%, seperti tahun lalu. Tingkat yield obligasi saat ini sudah cukup rendah. Walhasil, besar kupon penerbitan obligasi baru akan tertahan sehingga kenaikan return reksadana fixed income tidak akan naik terlalu tinggi.

Selain potensi return sudah terbatas, para investor yang meminati produk ini juga harus memperhatikan risiko beban pajak. Mulai tahun ini, investor reksadana beraset dasar obligasi akan dibebani pajak 5% atas bunga obligasi. Beban pajak akan naik menjadi 15% mulai 2014. "Kebijakan pajak itu bisa mempengaruhi minat investasi di reksadana fixed income," ujar Ari M. Riza, analis Samuel Asset Management.

Sebagai instrumen investasi jangka panjang, produk ini relatif kurang menarik karena prospek return-nya makin tertekan. Namun, untuk jangka pendek dan menengah, MI menilai masih bisa memberikan return lumayan. "Tahun ini, return-nya bisa 7%-8%," imbuh Grace.

Empat seri SUN patutu diburu

Empat seri SUN patutu diburu
JAKARTA. Memasuki tahun baru di 2012, saatnya bagi investor mencari instrumen baru. Surat Utang Negara (SUN) termasuk dalam daftar instrumen investasi yang minim risiko, sekaligus menawarkan imbal hasil menggoda di tahun ini.

SUN seri benchmark yang telah ditetapkan oleh pemerintah tahun ini bisa menjadi buruan investor. Mereka adalah FR0060, FR0061, FR0059, dan FR0058. Keempat seri itu menawarkan bunga antara 6,25%-8,25% per tahun.

Analis NC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, seri benchmark akan sangat likuid di pasar sekunder. "Seri ini akan menjadi paling sering ditransaksikan atau likuid. Bagi investor faktor likuiditas sangat penting agar lebih mudah melakukan trading," ujarnya, Kamis (5/1).

Meski masih menarik, namun Made memprediksi, kenaikan harga seri benchmark di pasar sekunder, tahun ini, akan lebih terbatas dibandingkan tahun 2011. Penyebabnya, kupon lebih rendah dibandingkan seri benchmark tahun lalu yang berkisar 7,37%-9,5%.

"Semakin merosotnya kupon tersebut dipengaruhi oleh kenaikan peringkat utang Indonesia menjadi investment grade di akhir 2011 lalu," ujar dia. Kenaikan peringkat utang dari BB+ menjadi BBB- menjadi alasan investor menilai risiko berinvestasi di Indonesia semakin turun. Dengan begitu, ini akan memangkas premi risiko antara lain dalam bentuk kupon obligasi.

Harga naik terbatas

Selain itu, kenaikan harga tahun ini juga terbatas lantaran tahun lalu harga SUN sudah naik cukup tinggi. Harga SUN di 2011 terdongkrak ekspektasi investment grade yang mendorong investor asing aktif di pasar SUN. "Sedangkan di 2012 ini, kita sudah mendapatkan peringkat investasi dan harga obligasi sudah menyesuaikan sehingga nanti di 2012 pergerakannya tidak akan terlalu banyak," ujar dia.

Made memprediksi hingga pertengahan tahun SUN acuan akan bergerak pada rentang harga 103,5 hingga 105 untuk tenor lima tahun. Untuk tenor 10 tahun, kisarannya antara 105,5-107,5. Lalu, SUN bertenor 15 tahun 104,8-106,8 dan untuk tenor 20 tahun akan berkisar 111-113,5.

Ada satu faktor lagi yang mempengaruhi harga SUN yaitu penurunan bunga acuan alias BI rate. Analis obligasi CIMB Principal Asset Management Syuhada Arief memperkirakan imbal hasil alias yield SUN akan turun seiring dengan BI rate yang diperkirakan luruh tahun ini dengan inflasi yang terkendali.

"Namun penurunan yield tahun ini tidak akan banyak karena yield SUN menjelang akhir tahun 2011 ini sudah terlalu kecil," ujar dia. Karena yield berbanding terbalik dengan harga, ini berarti harga SUN juga tidak akan terlalu melejit lagi.

Kendati demikian, harga SUN masih mungkin terangkat apabila dana asing yang masuk ke Indonesia semakin deras. Apalagi jika ada tanda-tanda bahwa dua lembaga pemeringkat lainnya yaitu Moody's dan Standard & Poor juga akan menaikkan peringkat utang Indonesia.

"Dengan demikian investor tidak hanya mengandalkan kupon untuk keuntungan berinvestasi di SUN, tetapi juga capital gain dari kenaikan harga," tutur dia. Tapi, seandainya itu tidak terjadi dan kenaikan harga tetap terbatas, maka ada satu cara agar investor tetap bisa meraup profit. "Investor masih bisa mendapatkan keuntungan dari aktivitas trading di surat utang negara," ujar dia.

Syuhada Arief sepakat bahwa SUN seri benchmark tersebut akan mudah diperjualbelikan karena memiliki likuiditas yang tinggi. Oleh sebab itu, investor yang terbiasa trading obligasi, bisa mengoleksinya di tahun ini.

IHSG Profit Taking, Beli Saham Big Caps!

INILAH.COM, Jakarta – Jika bursa regional negatif, profit taking IHSG akan berlanjut. Buy on support saham-saham berkapitalisasi besar di sektor tambang, semen, dan grup Astra.

Pada perdagangan Kamis (5 /1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah tipis 1,16 poin (0,03%) ke level 3.906,264 dengan intraday tertinggi 3.924,05 dan terendah 3.893,19. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun sangat tipis 0,15 poin (0,02%) ke level 691,688.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullahmengatakan, koreksi tipis IHSG kemarin semata faktor profit taking seiring pembukaan bursa saham Eropa yang negatif. Tapi, indeks domestik hanya melemah 1,16 poin dan asing masih kuat melakukan pembelian (net foreign buy) sehingga masih masih potensial untuk menguat.

Dia menegaskan, jika melihat posisi asing sebesar 566,54miliar kemarin, ada harapan indeks melanjutkan penguatannya akhir pekan ini. “Tapi, untuk Jumat (6/1) ini, bagaimanapun laju IHSG sangat tergatung pada laju bursa regional terutama bursa AS semalam,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (5/1).

Sebab, seperti sehari sebelumnya, meski bursa Eropa turun, Dow Jones Industrial Average (DJIA) justru bergerak positif meskipun tipis.”Karena itu, jika regional kurang mendukung, profit taking pada IHSG berpeluang berlanjut akhir pekan ini,” ujarnya.

Tapi, Cece menggarisbawahi, kalaupun akhir pekan ini IHSG dilanda profit taking, jika masih bisa bertahan di atas support 3.875 masih bagus. Ini merupakan profit taking yang wajar. “Sebab, saya melihat, positifnya data-data fundamental ekonomi AS, bisa menahan kurang bagusnya sentimen negatif dari krisis utang Uni Eropa,” timpalnya.

Karena itu, jika bursa AS menguat, IHSG masih bisa menguat ke level 4.000. Tapi, sebelum level tersebut dicapai, indeks harus menembus resistance 3.975 terlebih dahulu. “Support IHSG berada di level 3.875 dan 3.975 sebagai level resistance-nya untuk akhir pekan ini,” ucap Cece.

Di atas semua itu, Cece merekomendasikan positif saham-saham berkapitalisasi besar di sektor batu bara, seiring proyeksi kenaikan harga minyak akibat meningkatnya tensi geopolitik di Iran soal isu blockade Selat Hormuz. “Selat itu merupakan jalur lalu lintas 40% minyak dunia,” tuturnya.

Saham pilihannya PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Bukit Asam (PTBA) yang berpeluang up trend. Selain itu, PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT Timah (TINS), PT Aneka Tambang (ANTM) dan PT Adaro Energy (ADRO). “Saham-saham tersebut berpeluang up trend,” timpalnya.

Begitu juga dengan potensi up trend pada saham-saham di sektor semen seperti PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR). Hal serupa untuk saham-saham pada grup Astra seperti PT Astra Internasional (ASII) dan PT United Tractor (UNTR). “Saya rekomendasikan buy on support saham-saham tersebut,” imbuhnya.

eTrading: Indeks berpotensi melemah, perhatikan saham AALI, ASII, dan ICBP

JAKARTA. Pada perdagangan Kamis (5/1), indeks Dow Jones ditutup turun tipis 3 poin (-0,02%) ke level 12.415,70. Penurunan tersebut terjadi di tengah kenaikan saham-saham berbasis finansial serta keluarnya data tingkat penyerapan kerja yang semakin membaik.

Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin (5/1) ditutup turun 1 poin (-0,03%) ke level 3.906,26. Investor asing tercatat melakukan net buy di pasar regular sebesar Rp 562 miliar. Adapun saham yang paling banyak di beli antara lain BBRI, ITMG, INTP, BUMI dan SMGR.

Secara teknikal, candlestick IHSG membentuk pola doji di area upper bollinger band yang mengidikasikan sinyal bearish reversal sementara stochastic bepotensi membentuk deathcross di area overbought dan RSI juga telah berada di area overbought.

"Pada perdagangan hari ini (6/1), IHSG diperkirakan akan bergerak melemah dikisaran 3.850-3.938 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain AALI, ASII, dan ICBP," jelas Kepala Riset eTrading Securities Betrand Reynaldi.

Beban biaya pinjaman Prancis membengkak, bursa Asia sulit bergerak naik

Beban biaya pinjaman Prancis membengkak, bursa Asia sulit bergerak naik
SINGAPURA. Pasar saham Asia masih melanjutkan penurunan kemarin. Pada pukul 09.44 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4% menjadi 115,01. Dalam setiap empat saham yang turun, hanya ada satu saham yang naik.

Sejumlah saham berkapitalisasi besar dilanda aksi jual. Ambil contoh, Sony Corp yang turun 1,5%. Lalu ada Elpida Memory Inc yang turun 3,7% dan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co yang turun 1,5%.

Penurunan bursa Asia terjadi setelah beban biaya pinjaman obligasi Prancis melonjak, sehingga membayangi sentimen positif yang datang dari AS. "Dengan adanya penerbitan sejumlah obligasi ke depan, sentimen negatif masih akan datang dari Eropa," jelas Belinda Allen, senior investment analyst Colonial First State Global Asset Management.

Allen menambahkan, obligasi pertama Jerman dan Prancis memang berlangsung cukup baik. "Namun ada risiko, obligasi Italia tidak akan berjalan sebaik itu," ujarnya.

IHSG Flat Cenderung Melemah

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup turun tipis 1 poin meski dana asing masuk lebih dari setengah triliun rupiah. Aksi ambil untung investor lokal terjadi setelah indeks menguat dalam dua perdagangan terakhir.

Pada perdagangan, Kamis (5/1/2012), IHSG turun tipis 1,157 poin (0,03%) ke level 3.906,264. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 0,154 poin (0,02%) ke level 691,688.

Koreksi IHSG diprediksi akan berlanjut berbarengan dengan koreksi yang juga menyapa mayoritas bursa regional. Pada perdagangan Jumat (6/1/2012), IHSG diprediksi bergerak flat cenderung melemah.

Bursa Wall Street tadi malam berakhir flat. Saham-saham perbankan memimpin penguatan bursa Wall Street sehingga berhasil menahan indeks saham terpuruk ke teritori negatif. Bursa Wall Street tetap flat di tengah kabar-kabar negatif yang masih bermunculan dari krisis Eropa.

Pada perdagangan Kamis (4/1/2012), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah tipis 2,72 poin (0,02%) ke level 12.415,70. Indeks Standard & Poor's 500 menguat tipis 3,76 poin (0,29%) ke level 1.281,06 dan Nasdaq menguat 21,50 poin (0,81%) ke level 2.669,86.

Bura-bursa regional juga ikut flat. Berikut pergerakan bursa regional Jumat pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 melemah 12,64 poin (0,15%) ke level 8.467,07.
  • Indeks KOSPI melemah 3,66 poin (0,20%) ke level 1.860,08.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

Panin Sekuritas:
Tekanan pada bursa regional akibat faktor krisis hutang Eropa menyeret IHSG turun tipis pada perdagangan kemarin. Kami melihat investor juga memanfaatkan momentum ini untuk profit taking. Pada sisi positif, investor asing kembali mencatat nilai pembelian bersih yang cukup signifikan, yakni mencapai Rp567M. Meski masih akan terus bergejolak, masuknya dana asing, yang ditenggarai akibat investment grade menjadi dorongan positif bagi pasar finansial Indonesia. Sementara hari ini kami proyeksikan indeks akan cenderung konsolidasi dengan kisaran support-resistance 3.868-3.931.

eTrading Securities:
Secara teknikal, Candlestick IHSG membentuk pola doji di area Upper Bollinger Band yang mengidikasikan sinyal Bearish Reversal sementara indikator stochastic bepotensi membentuk deathcross di area overbought dengan RSI juga yang telah berada di area overbought. Pada perdagangan Jumat (6/1), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3850-3938 dengan kecenderungan terkoreksi.

(qom/qom)

Euro keok ke level terlemah dalam 11 tahun, indeks Nikkei melempem

Euro keok ke level terlemah dalam 11 tahun, indeks Nikkei melempem
TOKYO. Sebagian besar pasar saham di bursa Jepang mencatatkan penurunan pagi ini. Pada pukul 09.32 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,4% menjadi 8.451,41. Sedangkan indeks Topix turun 0,5% menjadi 732,54.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Jepang antara lain: Sony Corp yang turun 1,3%, Olympus Corp melorot 4%, dan Fast Retailing Co naik 1,4%.

Aksi jual yang melanda bursa Jepang terjadi setelah euro keok ke level terendah dalam 11 tahun terakhir atas yen. Kondisi itu menyebabkan outlook kinerja eksportir Jepang menjadi negatif. Alhasil, sentimen berupa data kenaikan lapangan kerja AS belum berdampak positif terhadap pergerakan bursa Jepang.

"Kita akan melihat tarik menarik di pasar yang dipengaruhi berita buruk di Eropa dan berita baik di AS," jelas Juichi Wako, senior strategist Nomura Holdings Inc.

Cadangan minyak AS bertambah, harga emas hitam melandai

Cadangan minyak AS bertambah, harga emas hitam melandai
NEW YORK. Harga kontrak minyak dunia mencatatkan penurunan untuk kali pertama dalam tiga hari di New York Mercantile Exchange. Asal tahu saja, harga kontrak minyak untuk pengantaran Febuari turun US$ 1,41 atau 1,4% menjadi US$ 101,81 per barel. Dalam tiga bulan terakhir, lonjakan harga minyak sudah mencapai 28%.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Febuari turun 0,8% menjadi US$ 112,74 per barel di ICE Futures Europe Exchange.

Penurunan harga minyak terjadi setelah Departemen Energi AS merilis data bahwa cadangan minyak AS naik sebesar 2,21 juta barel pada pekan lalu menjadi 329,7 juta barel. Sementara, analis yang disurvei Bloomberg memprediksi adanya penurunan cadangan sebesar 1 juta barel.

"Data tersebut tentu saja menjadi faktor bearish bagi pergerakan harga minyak. Hal ini menunjukkan, pasar minyak AS masih memiliki suplai yang cukup," ujar tim Evans, enegy analyst Citi Futures Perspective di New York.

Faktor lain yang juga menjadi pemicu penurunan harga minyak adalah kenaikan biaya pinjaman di Prancis yang menambah kecemasan investor mengenai Eropa.

Inggris mengancam Iran, harga kontrak emas kembali reli

Inggris mengancam Iran, harga kontrak emas kembali reli
NEW YORK. Tadi malam, harga kontrak emas mencatatkan kenaikan. Pada pukul 13.40 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Febuari naik 0,5% menjadi US$ 1.620,10 per troy ounce di Comex, New York.

Sebelumnya, harga kontrak emas sempat turun 0,9% seiring penguatan dollar yang mengikis pesona emas sebagai investasi alternatif.

Lonjakan harga emas terjadi setelah Sekretaris Kementerian Pertahanan Inggris Philip Hammond mengungkapkan, pihaknya kemungkinan akan melakukan aksi militer jika Iran menjalankan ancamannya untuk memblokir selat Hormuz.

"Tindakan apa pun yang dilakukan Iran dalam rangka membalas sanksi atas ekspor minyak adalah ilegas dan tidak akan sukses. Pasukan angkatan laut Inggris akan bergabung dengan aksi apapun agar selat Hormuz tetap dibuka," jelas Hammond di Washington.

Sejumlah analis menilai, ketegangan antara Iran dan dunia Barat akan semakin mendongkrak harga emas. "Iran saat ini sudah menjadi kecemasan utama. Pelaku pasar khawatir mengenai apa yang akan terjadi ke depannya," jelas Michael Smith, the President of T&K Futures and Options di Florida.

Perbankan hanya Bisa Bawa Wall Street Mixed

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Amerika Serikat ditutup mixed pada Kamis (5/1). Saham sektor bank memimpin kenaikan pada Kamis meski Eropa kembali bergejolak.

Hal itu menandakan pelaku pasar memilih penguatan data ekonomi yang memberi sentimen positif untuk bursa saham.

Indeks Dow Jones turun 2,72 poin atau 0,02% ke level 12.415,70. Indeks S&P 500 naik 3,76 poin atau 0,29% ke level 1.281,05. Indeks Nasdaq naik 21,50 poin atau 0,81% ke level 2.669,86.

Sektor saham bank mengalami penguatan didukung dari data ekonomi yang melebihi harapan. Saham sektor keuangan memberi sentimen positif sehingga menurunkan sentimen kekhawatiran Eropa karena melihat potensi pertumbuhan di Amerika Serikat.Indeks KBW bank naik 2,2%. Saham bank of America Corp naik 8,6% ke level US$6,31.

"Ketika ada isu Eropa maka sektor bank akan menangkis. Ini tanda potensial pasar perumahan dan bank Amerika Serikat akan tumbuh," ujar John Manley Chief Equity Strategist di Wells Fargo Funds Management, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Manley juga memperingatkan masalah saham bank termasuk mengalami performa buruk tahun lalu. Dampaknya pun masih terasa pada 2012.

Pelaku pasar fokus pada sektor saham bank Eropa yang menurun tajam seperti saham UniCredit. Bank terbesar di Italia itu mengalami penurunan harga saham lebih dari 30%.

Selain itu, data ekonomi yang mempengaruhi bursa saham yaitu jumlah pekerja sektor swasta bertambah pada Desember. Sementara klaim pengangguran turun 15.000 minggu lalu. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat lebih cepat daripada yang diharapkan.

Saham-saham mengalami penguatan seperti saham Marvell Technology Group naik 7,3% ke level US$15,23. Saham Seagate Technology Plc naik 6,4% ke level US$17,90.

Indeks PHLX sektor perumahan naik 2,3%. Indeks S&P ritel naik 0,4%
Target Corp turun 3% ke level US$48,51. Saham Macy's Inc naik 3,9% ke US$33,92. Saham Dendreon Corp naik 39,7% ke level US$10,62 setelah pendapatan naik signifikan dari penjualan vaksin kanker.

Saham Barnes and Nobles Inc turun 17% ke level US$11,24. Saham Tesoro Corp turun 5,9% ke level US$22,60 setelah prediksi kuartal keempat turun.

Volume perdagangan saham sekitar 7,2 miliar saham di bursa saham New York, Nasdaq, dan Amex dibandingkan tahun lalu sekitar 7,84 miliar saham.

Geopolitik Iran Untungkan Dolar AS

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (6/1) diprediksi melemah. Ekspektasi Factory Order Jerman, retail sales Eropa dan naiknya tensi geopolitik Iran jadi pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi pelemahan rupiah akhir pekan ini, rilis data factory order Jerman nanti sore yang sudah diperkirakan negatif. Angkanya diprediksi turun jadi -1,7% dari sebelumnya 5,2%.

Begitu juga dengan data retail sales Eropa yang akan dirilis pukul 17.00 WIB. Angkanya sudah diprediksi turun jadi -0,2% dari sebelumnya 0,4%. "Karena itu, rupiah cenderung melemah dan akan bergerak dalam kisaran 9.080-9.170 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Kondisi itu, lanjut Firman, akan memperburuk kekhawatiran resesi di zona euro seiring memburuknya indikator ekonomi Uni Eropa dan lonjakan yield obligasi kawasan itu.

Pada saat yang sama, rupiah juga mendapat tekanan dari kondisi geopolitik Iran juga masih menguntungkan dolar AS. Apalagi, Eropa yang sudah menyetujui untuk melakukan embargo minyak Iran.

Sebelumnya, kata Firman, Iran sudah mengancam untuk memblokede Selat Hormuz yang merupakan tempat lalu lintas utama minyak dunia. "Karena itu, meningkatnya tensi geeopolitik akan meningkatkan minat pasar pada aset-aset safe haven dolar AS sehingga memperlemah rupiah," imbuhnya.

Apalagi, pasar juga dihadapkan pada data non-farm payrolls AS yang akan dirilis nanti malam yang angkanya sudah diperkirakan positif dan menguntungkan dolar AS. Karena itu, secara umum, rupiah masih akan tertekan. "Kalaupun terjadi penguatan hanya bersifat sementara dan itupun karena ditopang oleh intervensi dari Bank Indonesia," tuturnya.

Setelah ISM Manufaktur AS dirilis positif, non-farm payrolls AS juga sudah diperkirakan positif. Angkanya diprediksi naik jadi 150 ribu dari data sebelumnya 120 ribu. "Memang, biasanya, jika data AS positif, hasrat pasar pada aset-aset berisiko juga naik termasuk rupiah," paparnya.

Tapi, kata Firman, karena data non-farm payrolls dirilis setelah bursa saham Indonesia tutup, efek positifnya baru akan terasa pada awal pekan depan, Senin (9/1) pagi. "Sebab, sebelum non-farm payrolls AS dirilis, pasar juga sudah mendapat rilis Pesanan Pabrik (factory order) Jerman yang angkanya negatif," ungkap dia.

Secara umum, pelemahan rupiah masih didominasi oleh kekhawatiran pendanaan utang pemerintah Eropa seiring dengan tingginya yield obligasi kawasan itu. "Di lain pihak, dolar AS masih menarik minat investor seiring terus membaiknya indikator ekonomi AS," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (5/1) ditutup menguat 20 poin (0,21%) ke level 9.100/9.130 per dolar AS.

IHSG Apresiasi, Trading Jangka Pendek

INILAH.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (6/1) diperkirakan masih melanjutkan apresiasi. Trading jangka pendek dengan saham-saham pilihan berikut ini.

Pengamat pasar modal Andi Ferdinand dari Batavia Prosperindo memprediksikan, perhatian investor kembali ke perkembangan di Eropa. Sebab, akan ada sejumlah surat utang negara di kawasan itu yang jatuh tempo dan akan membutuhkan refinancing.

“Sementara beberapa bank besar di Eropa mulai melakukan right issue dalam jumlah besar, mengindikasikan terjadi kesulitan likuiditas,” katanya kepada INILAH.COM.

Prancis hendak mengadakan lelang obligasi, jika tingkat imbal hasilnya tinggi seperti yang diminta investor. Artinnya, investor masih menilai Eropa beresiko besar.

Apresiasi IHSG diperkirakan masih berlanjut karena efek Januari. Namun, takkan berlangsung panjang, karena situasi global yang tidak mendukung. Koreksi akan mulai terlihat di pekan kedua perdagangan tahun ini.

“Valuasi Indeks dari PE ratio memang relatif mahal. Tapi PE/Growth belum terlalu mahal karena pertumbuhan earning korporasi yang kuat,” lanjut Andi.

Dalam kondisi seperti ini, ia merekomendasikan sejumlah saham pilihan. Diantaranya, saham Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) yang sedang bergerak di area support. Jika menembus 2.250, maka berpotensi menguat.

Kemudian saham Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) yang telah menembus tren channel resistant. Jika penguatan harga saham berlanjut, maka fase bearish berakhir. Selain itu, juga saham AKR Corpindo (AKRA) yang sudah membentuk new high dan volumenya terus meningkat.

“Saya merekomendasikan trading jangka pendek dengan saham-saham tersebut di atas,” pungkasnya. [nat]

Inilah Saham Pilihan Jumat (6/1)

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakkan IHSG pada perdagangan Jumat (6/1) berpotensi koreksi di kisaran 3.866-3.925.

Demikian diungkapkan analis saham AM Capital, Andre Mahardika kemarin. Secara teknikal IHSG masih berpotensi bullish jangka menengah. "Namun jika saya analisa jangka pendek IHSG konfirmasi koreksi dulu mendekati support price zone di 3.866," katanya.

Dari sthocastic, IHSG masih mengkonfirmasi bullish di atas garis uptrend , namun garis trend sudah di area jenuh beli. Jadi ada indikasi koreksi terbatas. Dari DMI, IHSG mengkonfirmasi koreksi terbatas pada D+ dan D-.

Dari MACD, IHSG masih mengkonfirmasi bullish jangka menengah namun tidak signifikan, trend masih bullish. "Saya menyimpulkan Bahwa IHSG ada potensi koreksi untuk jangka pendek dan masih akan berpotensi bullish setelah terjadi koreksi. Range IHSG 3.866-3.925," jelasnya.

Saat ini, hampir semua saham sudah mengkonfirmasi koreksi lemah. Investor dapat membeli saham pada risiko kecil. Untuk buy, saya sarankan wait and see.

Sementara, pengamat pasar modal, Jeremiah Rio Rizaldi menilai setelah mampu bertahan di level support psikologis MA200 sepanjang dalam dua bulan terakhir, IHSG akhirnya berhasil menembus resisten kuat 3.875. Penguatan ini dilakukan dengan volume yang meyakinkan.

Penembusan ini semakin membuka peluang bagi IHSG untuk melanjutkan penguatan ke minor target di 4.028. Jika level ini berhasil dilampaui, maka IHSG berpeluang besar untuk mencetak rekor tertinggi barunya ke 4.282 yang merupakan target dari pola Inverted Head & Shoulder yang terbentuk sejak bulan Agustus 2011.

MACD yang meningkan menunjukkan IHSG bergerak ke arah yang positif. Manfaatkan koreksi untuk melakukan Buy On Weakness selama tidak lebih rendah dari 3.780.

Rio merekomendasikan saham SMGR untuk take profit karena telah mencapai target. SMGR relatif telah mencapai target dari pola Double Bottom di 11.700. Apabila memperhatikan MACD yang berpeluang Dead Cross mengindikasikan saham ini berpeluang mengalami koreksi.

Sebab SMGR telah mengalami pencapaian target harganya dengan area support di kisaran 10.350 – 10.850. Terdapat target penguatan jangka menengah di level 12.750 jika SMGR mampu bertahan di atas support-nya.

Sementara analis senior HD Capital, Yuganur Wijanarko merekomendasikan beli untuk saham JSMR, ASII, BBNI dan ADRO. Saham JSMR disarankan beli dengan target harga 4.600 dengan cut loss di 4.175. Saham ASII beli dengan target harga di 77.100 dengan cut loss di 72.800.

Untuk saham BBNI target harga di 4.050 dengan cut loss di 3.600. Sementara saham ADRO dengan target harga di 1.875 dengan cut loss di 1.730.

Data AS Positif Tahan Sentimen Negatif Eropa

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG akhir pekan ini sangat tergantung pada laju bursa regional terutama AS yang tak lagi seirama dengan bursa Eropa. Pilih saham berkapitalisasi besar!

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullahmengatakan, kalaupun akhir pekan ini IHSG dilanda profit taking, jika masih bisa bertahan di atas support 3.875 masih wajar. Sebab, ia melihat, positifnya data-data fundamental ekonomi AS, bisa menahan kurang bagusnya sentimen dari krisis utang Uni Eropa.

Karena itu, jika bursa AS menguat, IHSG masih bisa menguat ke level 4.000. Tapi, sebelum level tersebut dicapai, indeks harus menembus resistance 3.975 terlebih dahulu. “Support IHSG berada di level 3.875 dan 3.975 sebagai level resistance-nya untuk akhir pekan ini,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Kamis (5 /1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah tipis 1,16 poin (0,03%) ke level 3.906,264 dengan intraday tertinggi 3.924,05 dan terendah 3.893,19. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun sangat tipis 0,15 poin (0,02%) ke level 691,688.Berikut ini wawancara lengkapnya:

Kemarin IHSG hanya melemah tipis. Bagaimana proyeksi Anda akhir pekan ini?
Koreksi tipis IHSG kemarin semata faktor profit taking seiring pembukaan bursa saham Eropa yang negatif. Tapi, indeks domestik hanya melemah 1,16 poin dan asing masih kuat melakukan pembelian (net foreign buy) sehingga masih masih potensial untuk menguat.

Jika melihat posisi asing yang net buy sebesar 566,54miliar kemarin, ada harapan indeks melanjutkan penguatannya akhir pekan ini. Tapi, untuk Jumat (6/1) ini, bagaimanapun laju IHSG sangat tergatung pada laju bursa regional terutama bursa AS.

Sebab, seperti sebelumnya, meski bursa Eropa turun, Dow Jones Industrial Average (DJIA) justru bergerak positif meskipun tipis. Karena itu, jika regional kurang mendukung, profit taking pada IHSG berpeluang berlanjut akhir pekan ini.

Hingga level berapa, profit taking masih dalam batas wajar?
Kalaupun akhir pekan ini IHSG dilanda profit taking, jika masih bisa bertahan di atas support 3.875 masih bagus. Ini merupakan profit taking yang wajar. Sebab, saya melihat, positifnya data-data fundamental ekonomi AS, bisa menahan kurang bagusnya sentimen negatif dari krisis utang Uni Eropa.

Karena itu, jika bursa AS menguat, IHSG masih bisa menguat ke level 4.000. Tapi, sebelum level tersebut dicapai, indeks harus menembus resistance 3.975 terlebih dahulu. Support IHSG berada di level 3.875 dan 3.975 sebagai level resistance-nya untuk akhir pekan ini.

Saham-saham apa saja yang jadi pilihan Anda?
Saya merekomendasikan positif saham-saham berkapitalisasi besar di sektor batu bara, seiring proyeksi kenaikan harga minyak akibat meningkatnya tensi geopolitik di Iran soal isu blockade Selat Hormuz. Selat itu merupakan jalur lalu lintas 40% minyak dunia.

Spesifik saham pilihan Anda?
PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Bukit Asam (PTBA) yang berpeluang up trend. Selain itu, PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT Timah (TINS), PT Aneka Tambang (ANTM) dan PT Adaro Energy (ADRO). Saham-saham tersebut berpeluang up trend.

Begitu juga dengan potensi up trend pada saham-saham di sektor semen seperti PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP) dan PT Semen Gresik (SMGR). Hal serupa untuk saham-saham pada grup Astra seperti PT Astra Internasional (ASII) dan PT United Tractor (UNTR).

Bagaimana strategi trading pada saham-saham tersebut?
Saya rekomendasikan buy on support saham-saham tersebut.

Data lapangan kerja AS positif, Wall Street kembali menghijau

Data lapangan kerja AS positif, Wall Street kembali menghijau
NEW YORK. Mayoritas saham yang ditransaksikan di bursa AS ditutup naik kemarin malam. Pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 naik 0,3% menjadi 1.281,06. Sebelumnya, indeks S&P 500 sempat melorot hingga 0,9%. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun kurang dari 0,1% menjadi 12.415,70. Dalam setiap tiga saham yang naik, terdapat dua saham yang menurun.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa AS antara lain: Citigroup Inc dan JPMorgan Chase & Co yang reli setidaknya 1,2%. Selain itu, ada pula Bank of America Corp yang melonjak 8,6%. Sedangkan Target Corp dan J.C Penney turun lebih dari 2,6% dan Chevron Corp turun 1%.

Kenaikan bursa AS pada hari ini seiring seiring lonjakan saham di sektor perbankan. Adapun salah satu sentimen positifnya adalah data lapangan kerja AS yang semakin membaik sehingga mampu mengimbangi prediksi penurunan laba perusahaan, termasuk Target dan J.C Penney.

"Kita mulai melihat adanya data yang positif di AS yang bertolakbelakang dengan kondisi di Eropa sepanjang tahun lalu. Investor melihat, ekonomi AS sudah pasti tidak akan terjatuh ke jurang resesi," jelas Donald Selkin, chief market strategist Nayional Securities Corp di New York.

Saham Bank Tahan Pelemahan Wall Street

New York - Saham-saham perbankan memimpin penguatan bursa Wall Street sehingga berhasil menahan indeks saham terpuruk ke teritori negatif. Bursa Wall Street tetap flat di tengah kabar-kabar negatif yang masih bermunculan dari krisis Eropa.

Investor lebih memilih data positif membaiknya perekonomian AS ketimbang berita-berita negatif dari Eropa. Meski indeks saham nyaris flat, namun saham-saham perbankan naik untuk 3 hari berturut-turut didukung data ekonomi AS yang membaik.

"Sementara Anda memiliki isu Eropa, perbankan AS menutup sebagian,. Ada tanda-tanda potensi stabilitas di pasar perumahan dan perbankan AS kemungkinan terbantu oleh itu" jelas Jon Manley, analis dari Wells Fargo Funds seperti dikutip dari Reuters, Jumat (6/1/2012).

Pada perdagangan Kamis (4/1/2012), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah tipis 2,72 poin (0,02%) ke level 12.415,70. Indeks Standard & Poor's 500 menguat tipis 3,76 poin (0,29%) ke level 1.281,06 dan Nasdaq menguat 21,50 poin (0,81%) ke level 2.669,86.

Di awal perdagangan, investor fokus pada merosotnya saham-saham perbankan Eropa yang cukup tajam dipimpin oleh UniCredit. Bank terbesar Italia itu nilainya merosot lebih dari 30% dalam pekan ini setelah menawarkan saham baru untuk menambah modalnya dengan harganya sangat murah.

Indeks KBW Bank naik hingga 2,2%, sehingga menambah kenaikan sepekan menjadi sekitar 6%. Saham Bank of America Corp melonjak 8,6% menjadi US$ 6,31.

Namun Manley mengingatkan, masalah yang membuat saham-saham bank sebagai sektor yang terburuk pada tahun lalu masih akan terus membayangi.

"Saham-saham perbankan dapat meakukan hal yang baik untuk jangka panjang, mereka saham yang murah tapi mereka murah untuk alasan yang tidak akan pergi dengan cepat," ujarnya lagi.

Perdagangan berjalan moderat dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 7,2 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian tahun lalu yang sebesar 7,84 miliar lembar saham.

(qom/qom)