Senin, 11 Juli 2011

Profit Taking Dera IHSG Awal Pekan

INILAH.COM, Jakarta - Perdagangan awal pekan ini, IHSG berakhir melemah di bawah level 4.000. Negatifnya regional dan tekanan jual investor setelah rally pekan lalu, menjadi katalisnya.

Pada perdagangan Senin (11/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 8,1 poin (0,2%) ke level 3.995, 58, dengan intraday terendah di 3.971,31 dan tertinggi di 4.002,75. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 1,94 poin (0,27%) ke 708,95.

Indeks sepanjang perdagangan berada di teritori negatif. Dibuka melemah 0,42% ke level 3.986, indeks berhasil meredam koreksi hingga pada sesi pertama bertengger di angka 3.996. Namun, indeks tampaknya sulit bangkit ke zona positif dan terpaksa berakhir di level 3.995.

Praska Putrantyo, analis Infovesta Utama sudah memperkirakan adanya koreksi IHSG pada awal pekan ini. Setelah menguat signifikan dua hari berturut-turut dan membukukan rekor tertinggi baru di atas level 4.000, bursa berada dalam area overbought. “Investor pun merealisasikan keuntungan mereka,” katanya.

Sentimen negatif lain berasal dari data pengangguran AS yang mencapai 9,2% pada Juni 2011, di atas Mei yang mencapai 9,1% menjadi sentimen negatif bagi indeks. “Apalagi jumlah penambahan jumlah tenaga kerja non pertanian (nonfarm payroll) hanya 18 ribu orang, jauh di bawah estimasi sebesar 80 ribu orang,”katanya.

Bursa AS ditutup melemah pekan lalu seiring naiknya angka pengangguran AS Juni dan potensi krisis utang menular ke Itali, setelah Moody’s menurunkan rating Portugal menjadi non-investment grade.

Data unemployment rate AS dan data nonfarm payrolls Juni yang lebih buruk dari ekspektasi juga menekan bursa.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi tercatat 4,139 miliar lembar saham, senilai Rp 4,407 triliun dan frekuensi 116.171 kali. Sebanyak 73 saham naik, 155 saham turun, dan 93 saham stagnan.

Kendati terkoreksi, asing masih aktif melakukan pembelian, dengan nilai transaksi beli bersih (net foregn buy) mencapai Rp61 miliar. Rinciannya adalah transaksi beli sebesar Rp1,573 triliun dan transaksi jual sebesar Rp1,511 triliun.

Hampir semua sektor mendukung koreksi bursa, kecualis ektor finansial dan aneka industri yang masih menghijau. Adapun sektor industri dsar memimpin penurunan sebesar 0,9%. Disusul sektor infrastruktur dan properti 0,7%, perkebunan dan konsumsi sebesar 0,5%, tambang 0,4% dan manufaktur 0,3%.

Beberapa emiten yang melemah antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.350 ke Rp 49.650, Multibreeder (MBAI) turun Rp 500 ke Rp 29.550, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 500 ke Rp 15.400, dan Indospring (INDS) turun Rp 450 ke Rp 5.950.

Sedangkan emiten-emiten lain yang menguat antara lain Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 600 ke Rp 46.750, Indomobil (IMAS) naik Rp 450 ke Rp 10.300, Harum Energy (HRUM) naik Rp 450 ke Rp 10.100, dan Sumber Alfaria (AMRT) naik Rp 400 ke Rp 4.000.

Bursa regional Asia didominasi koreksi. Hanya indeks Komposit Shanghai yang menguat 4,92 poin (0,18%) ke level 2.802,69. Sementara indeks Hang Seng melemah 379,20 poin (1,67%) ke level 22.347,23, indeks Nikkei 225 melemah 68,20 poin (0,67%) ke level 10.069,53, indeks Straits Times turun 0,9% ke level 3.121,05 dan indeks Kospi di Seoul melemah 1,06% ke 2.157,16. [ast]

Asing Net Buy, IHSG Ditutup hanya Turun 0,2%

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada perdagangan Senin (11/7) ditutup melemah 8,1 poin atau 0,2% ke 3.995,59. Volume perdagangan 4,1 miliar saham senilai Rp4,2 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan net foreign buy sebesar Rp61,5 miliar dengan pembelian asing sebesar Rp1,57 triliun dan penjualan asing sebesar Rp1,51 triliun. Untuk indeks JII turun 2,2 poin ke 550,28, indeks ISSI turun 0,5 poin ke 127,7 dan indeks LQ45 turun 1,9 poin ke 708,96.

Sektor yang paling dalam terkoreksi adalah sektor pertambangan 12,3 poin ke 3.331,76 disusul sektor perkebunan turun 11 poin ke 2.332. Indeks sesi II semakin tertekan bahkan menyentuh level terendah di 3.971,31. Untuk level tertinggi di level 4.002,76.

Sedangkan bursa Eropa lebih banyak terkoreksi seperti indeks Hang Seng turun 1,6% ke 22.347, indeks Nikkei turun 0,6% ke 10.069, indeks Shanghai naik 0,1% ke 2.802 dan indeks ASX turun 1,5% ke 4.582.

Koreksi delapan sektor menyeret IHSG jatuh 0,20% di sesi sore

JAKARTA. Setelah mencetak rekor pada akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai terkoreksi di awal pekan ini. IHSG terbenam di zona merah setelah ditutup jatuh 0,20% ke level 3.995,587.

Indeks tumbang seiring jatuhnya delapan sektor, dengan penurunan terbesar terjadi pada sektor industri dasar sebesar 0,88%. Diikuti, sektor infrastruktur yang turun 0,78%, juga sektor konstruksi yang melemah 0,74%.

Adapun, dua sektor yang masih reli, yaitu sektor aneka industri yang naik 0,44%, dan sektor keuangan yang menguat 0,39%.

Sebanyak 145 saham tertekan, berbanding 71 saham yang naik. Sedangkan, 88 saham lainnya tidak bergerak dari posisi penutupan kemarin.

Sore ini, jumlah saham yang ditransaksikan sekitar 4,139 miliar, dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,407 triliun.

Saham-saham pengisi deretan top losers, diantaranya Equity Development Invesment Tbk (GSMF) yang anjlok 21,57% ke Rp 80. Lalu, Central Omega Resources Tbk (DKFT) yang tumbang 17,27% ke Rp 455, dan pendatang baru di bursa Tifa Finance Tbk (TIFA) yang turun 16,13% ke Rp 260.

Sementara, posisi top gainers ditempati, Laguna Cipta Griya Tbk (LCGP) yang meroket 22,6% ke Rp 76. Diikuti, Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang melejit 11,67% ke Rp 670, dan Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang naik 11,11% ke Rp 4.000.

TLKM: Buyback Saham SingTel Sinergikan Usaha

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Manajemen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menyatakan, pengambilalihan saham Telkomsel dari SingTel akan membuat sinergi distribusi dan marketing.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rinaldi Firmansyah, Senin (11/7). "Kalau ada konsolidasikan ada sinergi, distribusi dan marketing. Pengambilalihan saham Telkomsel akan banyak manfaatnya dan terjadi konvergensi seluluer. Secara matematis pun kontribusi akan lebih besar," ujar Rinaldi.

Lebih lanjut ia mengatakan, manajemen Telkom memang telah beberapa kali melakukan pembicaraan informal dengan manajemen untuk mengambil sisa saham Telkomsel sebesar 35% dari PT Singapore Telecommunication Limited (SingTel). Manajemen Telkom pun memprioritaskan untuk mengambilalih saham Telkomsel.Selain itu, keinginan Telkom untuk mengambilalih saham Telkomsel ini mendapatkan restu dari pemerintah. "Yang penting ada instruksi di RUPS untuk mengambilalih saham sebesar 35%, dan kita mengerjakan itu," kata Rinaldi.

Tapi sisi lain manajemen Telkom belum menentukan bagaimana pembiayaan untuk mengambilalih saham Telkomsel. Salah satu cara yang akan ditempuh dengan buyback saham Telkomsel dengan cara menukar saham Telkomsel yang dimiliki SIngTel dengan saham TLKM. Perseroan akan menukar saham Telkomsel dengan treasury stock saham Telkom.Tapi manajemen harus kembali meminta ijin pemerintah untuk penggunaan saham treasury stok tersebut. "Saham Telkom yang dimiliki treasury stock tapi harus minta ijin ke pemerintah juga," tegas Rinaldi.

Selain itu, perseroan akan tetap menambah jumlah direksi Telkomsel meski wacana membeli kembali saham Telkomsel dari SingTel Singaoura tetap berlanjut. Tapi Rinaldi enggan menyebutkan lebih detil penambahan direksi tersebut."Telkomsel perlu ada tiga tambahan direksi dan itu tetap jalan," tutur Rinaldi. [hid]

Turun 8 Poin, IHSG Tinggalkan Level 4.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 8 poin akibat aksi untung atas posisinya yang sudah masuk area jenuh beli. Indeks terpaksa tinggalkan level 4.000.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.530 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 8.515 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG terkoreksi 13,493 poin (0,34%) ke level 3.990,198 akibat aksi ambil untung yang dipicu melemahnya bursa-bursa global dan regional. Posisi indeks sudah masuk area jenuh beli.

Aksi ambil untung langsung 'menghajar' IHSG dan terus melemah sepanjang perdagangan sesi I. Adanya aksi beli selektif bisa sedikit menahan koreksi terhadap indeks.

Pada penutupan perdagangan preopening, IHSG melemah tpis 6,923 poin (0,18%) ke level 3.996,768. Indeks mampu menahan kecepatan jatuhnya dengan aksi beli selektif. Namun, IHSG belum berhasil kembali ke level 4.000.

Indeks kembali jatuh semakin dalam ketika tekanan aksi jual semakin kencang mendekati penutupan perdagangan. Posisi terendahnya yang diderita IHSG hari ini di level 3.971,315.

Menutup perdagangan awal pekan, Senin (11/7/2011), IHSG terpangkas 8,104 poin (0,21%) ke level 3.995,587. Sementara Indeks LQ 45 turun 1,937 poin (0,28%) ke level 708,959.

Tekanan jual melanda saham-saham berbasis properti dan infrastruktur, sementara sektor aneka industri dan finansial mencoba membawa IHSG ke jalur hijau. Namun sayang, tekanan aksi jual masih sangat tinggi.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 116.171 kali pada volume 4,139 miliar lembar saham senilai Rp 4,407 triliun. Sebanyak 73 saham naik, 155 saham turun, dan 93 saham stagnan.

Transaksi investor asing masih tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 61,767 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Bursa saham China menjadi satu-satunya yang berhasil menguat di tengah maraknya sentimen negatif. Pasalnya, investor setempat optimistis pemerintah tidak akan melanjutkan upaya pengetatan kebijakan moneter dalam waktu dekat meskipun laju inflasi Juni menyentuh level tertinggi dalam 3 tahun.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 4,92 poin (0,18%) ke level 2.802,69.
  • Indeks Hang Seng anjlok 379,20 poin (1,67%) ke level 22.347,23.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 68,20 poin (0,67%) ke level 10.069,53.
  • Indeks Straits Times terpangkas 26,91 poin (0,85%) ke level 3.124,37.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 600 ke Rp 46.750, Indomobil (IMAS) naik Rp 450 ke Rp 10.300, Harum Energy (HRUM) naik Rp 450 ke Rp 10.100, dan Sumber Alfaria (AMRT) naik Rp 400 ke Rp 4.000.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.350 ke Rp 49.650, Multibreeder (MBAI) turun Rp 500 ke Rp 29.550, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 500 ke Rp 15.400, dan Indospring (INDS) turun Rp 450 ke Rp 5.950.

(ang/qom)

Isu Italia Tekan Bursa Eropa Negatif

Medium
INILAH.COM, London - Kekhawatiran Italia terseret krisis utang di kawasan Eropa telah menekan bursa saham Eropa melemah pada perdagangan Senin (11/7).

Indeks FTSE turun 0,2% ke 5.974, indeks DAX turun 0,8% ke 7.339 dan indeks CAC turun 1,05% ke 3.872. Pada Jumat lalu bursa Eropa turun 0,8% setelah pertumbuhan ekonomi AS lebih rendah dari yang diharapkan hal ini terlihat dari penyerapan tenaga kerja yang turun. Sedangkan hari ini diwarnai dengan turunnya saham bank dari Italia, Intesa SanPaolo turun 2,7% dan Uni Crecit turun 1,5%.

Otoritas perbankan Italia pada Minggu lalu berusaha mengekang volatilitas saham setelah aksi jual saham bank domestik dan obliasi pemerintah pada hari Jumat lalu.

"Investor belum memiliki acuan dengan efek domino krisis di Eropa, siapa korbank berikutnya. Tetapi pertemuan pejabat Uni Eropa diharapkan dapat menghentikan spekulasi itu. Investor sementara mencari aset lindung nilai," kata Strategi trading di Charles Stanley, Jeremy Batstone-Carr yang dikutip dari yahoo.finance.com.

Meskipun Italia memiliki masalah yang berbeda dengan Yunani, Portugal dan Irlandia tetapi cukup mengundang perhatian investor. Italia bukan korban berikutnya sebagai negara Eropa yang terkena krisis.

Sedangkan bursa Eropa lebih banyak terkoreksi seperti indeks Hang Seng turun 1,6% ke 22.347, indeks Nikkei turun 0,6% ke 10.069, indeks Shanghai naik 0,1% ke 2.802 dan indeks ASX turun 1,5% ke 4.582.

Ekonomi global melambat, emas berpeluang lanjut reli hari keenam

Ekonomi global melambat, emas berpeluang lanjut reli hari keenam
SINGAPURA. Harga emas berpotensi lanjut menguat untuk hari yang keenam, dan menjadi reli terpanjangnya dalam lebih dua bulan terakhir. Kenaikan ini seiring aksi investor mengoleksi logam mulia sebagai lindung nilai dari perlambatan pertumbuhan ekonomi dan naiknya inflasi.

Emas untuk pengiriman cepat bergerak tipis ke US$ 1.543,70 per once troy, pada pukul 10.31 di Singapura. Adapun, kontrak emas untuk pengiriman Agustus di Comex, New York, naik 0,3% ke level US$ 1.546,9 per once troy.

Si kuning ini reli untuk minggu yang pertama dalam tiga pekan terakhir setelah penambahan pekerja di AS paling rendah dalam sembilan bulan, dan tingkat pengangguran naik di luar ekspektasi.

Analis Bohai Futures Co. Chi Duofeng menyebut, kemungkinan ada beberapa penjualan untuk mendapatkan uang tunai atau melakukan profit taking. "Namun, tetap bullish untuk emas setidaknya hingga akhir tahun, seiring gambaran ekonomi makro tidak memberikan harapan besar," ujarnya.

Lanjut Chi, inflasi masih akan menjadi masalah besar global dan akan menopang harga emas. Inflasi China Juni lalu naik ke level tercepat tiga tahun di 6,4%, melebihi prediksi pasar di 6,2%. Sementara, bank sentral Eropa (ECB) pada 7 Juli menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi.

Agustus, BKSL akan Rights Issue di Rp117/Saham

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Sentul City Tbk (BKSL) pada 11 Agustus 2011 mendatang akan menerbitkan saham biasa seri C atau rights issue di harga Rp117 per lembar saham.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Senin (11/7). Saham yang akan diterbitkan dalam program penambahan modal baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) itu, sebanyak 2.854.000.000. Untuk pelaksanaan penerbitan selambat-lambatnya 15 hari bursa sejak tanggal RUPSLB yang menyetujui rencana transaksi.

Perseroan akan memberitahukan kepada Bapepam-LK dan BEI serta masyarakat tentang hasil penambahan modal tanpa HMETD tersebut.

Inilah Strategi Analis di Tengah Koreksi Bursa

Medium
INILAH.COM, Jakata - Apresiasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu ke level tertinggi barunya, menciptakan kondisi jenuh beli (overbought). Alhasil, bursa pun terkoreksi. Apa strategi dari para analis?

Pada perdagangan Senin (11/7) sesi pertama, IHSG ditutup melemah 6,92 poin (0,17%) ke level 3.996,768. Volume transaksi tercatat sebesar 2,129 miliar lembar saham, senilai Rp1,982 triliun dan frekuensi 64.790 kali. Kendati terkoreksi, asing masih melakukan aksi beli, dengan nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp51,5 miliar.

Analis Indosurya Securities Reza Priyambada memperkirakan, koreksi yang terjadi pada IHSG saat ini akan berlangsung setidaknya hingga pertengahan pekan. Namun, pelemahan ini dinilai tidak akan terlalu dalam, “Koreksi hanya akan menyerang IHSG di kisaran 3.950-3.980,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, indeks melemah, setelah menguat signifikan dua hari berturut-turut dan membukukan rekor tertinggi baru di atas level 4.000. Hal ini membawa bursa berada dalam area overbought. Di tengah situasi ini, Reza menyarankan investor merealisasikan keuntungan. “Investor bisa profit taking atas sejumlah saham unggulan yang jenuh beli,”katanya.

Senada dengan Nico Omer Jonckheere, VP Riset dan Analis dari Valbury Asia Securities. Menurutnya, koreksi IHSG menyusul pelemahan bursa AS sebesar 17 poin akhir pekan lalu, akan tertahan karena fundamental perekonomian yang kuat, “IHSG akan bergerak di level 3.960-4.035,” ucapnya.

Praska Putrantyo, analis Infovesta Utama juga sudah memperkirakan adanya koreksi IHSG pada awal pekan ini. Data pengangguran AS yang mencapai 9,2% pada Juni 2011, di atas Mei yang mencapai 9,1% menjadi sentimen negatif bagi indeks. “Apalagi jumlah penambahan jumlah tenaga kerja non pertanian (nonfarm payroll) hanya 18 ribu orang, jauh di bawah estimasi sebesar 80 ribu orang,” katanya.

Namun, Praska menilai, di tengah koreksi bursa, masih ada beberapa saham unggulan yang menarik diakumulasi. Salah satunya dari sektor sumber daya, seperti Indo Tambangraya Megah (ITMG), Borneo Lumbung Energi & Metal (BORN), TB Bukit Asam (PTBA), Timah (TINS). Kemudian saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Bank Mandiri (BMRI).

Demikian juga dengan Yuganur Wijanarko dari HD Capital. Menurutnya, hingga penutupan, IHSG akan berada di level support 3.930-3.770 dan resistance 4.050-4.100.”Adanya koreksi dapat menciptakan kesempatan bagi investor untuk mengakumulasi saham. “

Beberapa saham pilihannya adalah Bumi resources (BUMI), Adaro Energy (ADRO), dan Gajah Tunggal (GJTL). “Investor bisa mulai akumulasi emiten-emiten ini,”katanya.

BUMI dinilai menarik, dimana potensi technical rebound di BUMI dengan misi menutup price gap atas, berada di level Rp3.100. Sedangkan ADRO bisa dijadikan kesempatan akumulasi dengan target harga 2.650. “Terutama karena banyak analis fundamental sudah meningkatkan proyeksi laba dan target untuk sisa 2011 dan full year 2012,”papar Yuga.

Pengamat pasar modal David Cornelis menegaskan, karena koreksi yang terjadi saat ini hanya merupakan teknikal, belum ada hal yang terlalu membahayakan pergerakan IHSG. Ia pun optimistis, apresiasi indeks dapat berlanjut pekan ini, bahkan ke level 4.100.

Sentimen positif berita ekonomi global dan regional masih memberikan pengaruh besar terhadap laju indeks. Selain rilisnya laporan keuangan semester emiten dan data ekonomi makro yang mendorong kepercayaan diri pelaku pasar mengambil posisi di saham.

Ia pun menyarankan investor untuk memburu saham yang prospektif, setelah merealiasasikan keuntungannya. “Hal ini karena IHSG sebenarnya tetap bullish," ujarnya.

Beberapa saham pilihannya adalahITMG, PTBA, PGAS,International Nickel Indonesia (INCO),Bank Central Asia (BBCA), Bank Danamon (BDMN), dan Jasa Marga (JSMR). “Saham-saham ini menarik karena memiliki kinerja yang menjanjikan,” tutupnya. [ast]

Prospek panen kedelai lebih rendah, CPO lanjut reli hari ketiga

Prospek panen kedelai lebih rendah, CPO lanjut reli hari ketiga
KUALA LUMPUR. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) lanjut reli hari ketiga. Laju harga CPO seiring naiknya harga minyak kedelai di tengah kekhawatiran cuaca panas dan kering dalam dua pekan mendatang akan mengurangi prospek panen di Amerika Serikat.

Kontrak CPO untuk pengiriman September di Malaysia Derivatives Exchange sempat melejit 0,8% ke RM 3.103 atau setara US$ 1.033 per metrik ton, sebelum bergerak ke RM 3.086 atau per metrik ton, pada pukul 13.45 WIB.

Commodity Weather Group LLC menyebut, suhu akan mendekati 100 derajat Fahrenheit (38 Celcius) minggu ini dari Nebraska ke barat daya Indiana. Kondisi ini bakal meningkatkan stres pada tanaman. Cuaca kering dan panas diperkirakan akan berlanjut dari 19 Juli hingga 23 Juli.

Analis Phillip Futures Pte. Ker Chung Yang menyebut, cuaca yang tidak menguntungkan ini diekspektasikan bisa mengganggu panen di AS. "Hasil panen jagung dan kedelai mungkin lebih rendah dari yang diharapkan, sehingga akan bullish untuk minyak sawit," katanya. Minyak sawit dan minyak kedelai adalah substitusi dalam makanan dan bahan bakar.

Minyak kedelai untuk pengiriman Desember naik 0,7% ke 57,69 sen per pound. Sementara, kedelai berjangka untuk pengiriman November reli 0,8% ke US$ 13,5675 di Chicago Board of Trade.

Adapun, stok CPO Malaysia meningkat 6,8% per JUni, dibanding bulan sebelumnya. Hari ini, Malaysian Palm Oil Board merilis produksi naik 0,7% menjadi 1.753.203 ton, dan ekspor naik 12,4% menjadi 1.581.268 ton.

Jelang Rapat di Brussels, Bursa Eropa akan Negatif

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Eropa pada perdagangan Senin (11/7) berpotensi turun. Investor menunggu berita terbaru dari pejabat Uni Eropa tentang solusi mengatasi krisis utang Yunani.

Indeks FTSE dipresiksi turun 5 poin, indeks DAX turun 9 poin dan indeks CAC turun 5 poin. Hari Senin ini, Menteri Keuangan Eropa berkumpul di Brussels untuk rencana bailout baru.

Pada wacana tahap awal, dana bailout Yunani menurunkan suku bunga pinjaman. Selain itu, euro juga turun menjelang pertemuan tersebut.

Pada Jumat pekan lalu, data pekerjaan AS turun dan data inflasi China mencapai 6,4%. Sementara, Bursa saham Wall Stree bergerak melemah tipis pada perdagangan Jum'at (8/7). Pasar menunggu data non-farm payrolls hari ini.

Indeks Dow Jones turun 0,10% atau tergelincir 17 poin ke 12.664 dan indeks Standard & Poor’s turun 0,14% turun 3,40 poin di 1.348,30. Sedangkan indeks Nasdaq turun 0,07% atau 3,50 poin ke 2.412.

Promosi Speedy, Telkom Gelar Tour d'Indonesia

Medium
INILAH.COM, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) bekerjasama dengan Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) menyelenggarakan Speedy Tour d'Indonesia untuk keempat kalinya pada 2011.

"Selain untuk mempromosikan internet cepat Speedy, kegiatan ini komitmen Telkom untuk memajukan olahraga, khususnya balap sepeda di Indonesia," ujar Operation Vice Presiden Public Relations Telkom, Agina Siti Fatimah, seperti dikutip dari siaran pers, Senin (11/7).

Sekitar 20 tim balap sepeda dari dalam dan luar negeri akan memperebutkan Piala Presiden RI dan uang sejumlah total US$125 ribu. Speedy Tour d'Indonesia berlangsung pada 2 hingga 13 Oktober 2011. Speedy Tour d'Indonesia merupakan perlombaan balap sepeda jalan raya terbesar di Indonesia yang masuk dalam kalender resmi badan dunia United Cycliste Internationale (UCI).

Total hadiah yang diperebutkan US$125 ribu terbagi menjadi juara etape dan keseluruhan baik tim maupun individu.

Speedy Tour d'Indonesia 2011 menempuh jarak total sekitar 1393,80 KM melewati kota Jakarta-Bandung-Ciamis-Cirebon-Tegal-Semarang-Surakarta-Pacitan-Madiun-Surabaya-Probolinggo-Banyuwangi-Gilimanuk dan berakhir di Denpasar, Bali.

Agina mengatakan, selain peningkatan jumlah tim peserta dan keikutsertaan tim nasional Indonesia,peningkatan lain yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas Speedy Tour d'Indonesia adalah peningkatan kualitas pengamanan di jalur lintasan balap. [hid]

Pefindo berikan outlook AA untuk JSMR dan FIF

Pefindo berikan outlook AA untuk JSMR dan FIF
JAKARTA. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) kembali memperoleh peringkat AA dengan outlook stabil dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk total obligasi yang diterbitkan perseroan senilai Rp 5 triliun.

Tiga obligasi JSMR yang mendapatkan penilaian Pefindo, yaitu Obligasi XI tahun 2003, Obligasi XII tahun 2006, dan Obligasi I/JM-10 tahun 2010.

"Outlook stabil ini mencerminkan posisi utama JSMR di sektor jalan tol. Pendapatan perseroan juga tumbuh seiring keberhasilan ekspansi, perbaikan struktur tarif jalan tol, serta fleksibilitas finansial yang kuat," jelas analis Pefindo Doni Kuswantoro dalam rilis, akhir pekan lalu.

Peringkat yang sama juga diberikan Pefindo kepada PT Federal International Finance (FIF) untuk Medium Term Note (MTN) II/2009 seri A senilai Rp 50 miliar, dan seri B senilai Rp 160 miliar. MTN tersebut akan jatuh tempo pada 20 Oktober 2011.

Peringkat tersebut juga berlaku untuk MTN II/2009 seri C senilai Rp 200 miliar yang akan jatuh tempo 28 Oktober 2011.

"Cash flow perseroan dari pembiayaan kendaraan bermotor yang mencapai Rp 1,5 triliun per bulan lebih dari cukup untuk membayar surat utang yang akan jatuh tempo," jelas analis Pefindo Hendro Utomo.

Asing paling banyak melepas TLKM, GGRM, dan UNTR di sesi pagi

JAKARTA. Asing banyak melepas saham-saham bluechips di sesi pertama perdagangan hari ini. Tiga bluechips yang paling banyak dijual dan menyeret indeks, yaitu Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), Gudang Garam Tbk (GGRM), dan United Tractors Tbk (UNTR).

Tak heran, koreksi TLKM sebesar 1,39%, melemahnya GGRM 1,18%, juga UNTR yang jatuh 1,18%, ikut menyeret IHSG sebesar 0,17% di sesi pertama.

Data Bloomberg mencatat, broker asing mendominasi transaksi jual ketiga saham ini. Tiga broker yang paling banyak menjual saham TLKM, yaitu J.P. Morgan Securities Indonesia senilai Rp 13,50 miliar, Macquarie Capital Securities Indonesia sejumlah Rp 8,53 miliar, dan Credit Suisse Securities Indonesia sekitar Rp 7,90 miliar.

Sementara, CIMB Securities Indonesia menjadi broker terbesar yang menjual GGRM, yaitu mencapai Rp 46,08 miliar. Diikuti, Deutsche Securities Indonesia dengan penjualan senilai Rp 6,22 miliar, dan J.P. Morgan Securities Indonesia sejumlah Rp 5,05 miliar.

Adapun, broker asing yang paling banyak melepas UNTR yaitu, CIMB Securities Indonesia dengan nilai penjualan Rp 45,99 miliar. Lalu, UBS Securities Indonesia sebesar Rp 18,41 miliar, dan J.P. Morgan Securities Indonesia mencapai Rp 8,40 miliar.

Purimas Tambah Kepemilikan di SMART

INILAH.COM, Jakarta - PT Purimas Sasmita menambah kepemilikan saham di PT SMART Tbk (SMAR) dengan membeli 57,42 juta saham Perseroan.

Hal ini disampaikan manajemen SMAR dalam keterbukaannya ke BEI, Senin (11/7). Dijelaskan, pembelian saham SMAR ini dilakukan pada perdagangan tanggal 1 Juli 2011 untuk tujuan investasi. Saham SMAR dibeli di harga Rp6.900 per saham.

Setelah transaksi tersebut, jumlah kepemilikan saham PT Purimas Sasmita di PT SMART berubah menjadi 2.791.897.571 saham atau 97,20% dari jumlah saham yang disetor.

Purimas Tambah Kepemilkan Saham di SMART Rp 396 Miliar

Jakarta - PT Purimas Sasmita menambah kepemilikan saham di PT SMART Tbk (SMAR) sebanyak Rp 396,198 miliar. Dana sebanyak itu setara dengan 57,42 lembar saham SMART.

Menurut Direktur SMART Jimmy Pramono, harga pelaksanaan dalam transaksi ini dipatok Rp 6.900 per lembar, lebih tinggi dari harga penutupan 30 Juni 2011 sebesar Rp 6.700 per lembar. Transaksi tersebut dilakukan pada 1 Juli 2011 lalu.

"Dengan demikian kepemilikan saham Purimas di SMART setelah transaksi itu diselesaikan berubah menjadi 2,791 miliar saham atau 97,2% dari jumlah saham yang disetor," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (11/7/2011).

Setelah transaksi ini, jumlah saham yang beredar di publik menjadi sebanyak 2,8%, sementara sisanya dipegang oleh Purimas selaku pemegang saham mayoritas.

Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, harga saham SMAR terkoreksi 100 poin (1,43%) ke level Rp 6.850 per lembar. Sebanyak 2 lot sahamnya ditransaksikan satu kali dengan nilai Rp 6,85 juta.
(ang/dnl)

IHSG Sesi I Masih Tertahan di Zona Merah

INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan sesi I Senin (11/7) ditutup turun 0,17% ke level 3.996,77.

Penurunan IHSG pada penutupan sesi I ini masih disebabkan imbas pelemahan mayoritas saham regional, khususnya Hang Seng yang masih turun 0,88%. Selain itu Dow Jones akhir pekan juga turun 0,49%.

Sebanyak 146 saham tercatat turun, 67 saham naik, dan 80 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 1,6 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp1,74 triliun. Meski indeks turun, namun asing terpantau masih tetap berada di pasar dengan mencatatkan net foreign buy sebesar Rp51,54 miliar.

Indeks LQ45 tercatat turun 0,25% ke level 709,09, sementara JII turun 0,34% ke level 550,62.

Saham-saham yang tercatat mengalami penurunan tajam adalah GGRM yang turun 1,17% ke Rp50.400, DSSA turun 3,14% ke Rp15.400, UNTR turun 1,17% ke Rp25.200, HERO turun 5,66% ke Rp5.000, PTBA turun 1,16% ke Rp21.250, dan ASRM turun 10,92% ke Rp1.630.

Delapan sektor tertekan, IHSG pagi ditutup jatuh 0,17%

JAKARTA. Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berlangsung sejak pagi berlanjut hingga sesi pertama berakhir. IHSG terseret ke zona merah setelah ditutup jatuh 0,17% ke 3.996,768.

Koreksi delapan sektor menekan indeks siang ini. Penurunan terbesar terjadi pada sektor infrastruktur yang jatuh 0,73%. Diikuti, sektor industri dasar yang melemah 0,57%, dans ektor konstruksi yang turun 0,56%.

Adapun, dua sektor yang bertahan di zona hijau, yaitu sektor aneka industri yang reli 0,74%, dan sektor keuangan yang naik 0,26%.

Sejumlah 134 saham tumbang, dan hanya 63 saham yang berhasil menguat. Sementara, 75 saham lainnya masih stagnan.

Perdagangan di sesi pagi ini diramaikan transaksi sejumlah 2,126 miliar saham, dengan nilai transaksi sekitar Rp 2,2 triliun.

Saham Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI) memimpin deretan top losers setelah tumbang 17,62% ke Rp 173. Diikuti, Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) yang jatuh 10,93% ke Rp 1.630, dan saham pendatang baru Tifa Finance Tbk (TIFA) yang turun 8,06% ke Rp 285.

Sementara, saham yang menempati top gainers di siang ini, yaitu Laguna Cipta Griya Tbk (LCGP) yang melejit 29,03% ke Rp 80. Lalu, Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) yang naik 7,61% ke Rp 10.600, dan Lion Metal Works Tbk (LION) yang reli 7,55% ke Rp 5.700.

Harga timah anjlok, saham TINS koreksi tertajam dalam enam bulan terakhir

Harga timah anjlok, saham TINS koreksi tertajam dalam enam bulan terakhir
JAKARTA. Hari ini, saham PT Timah Tbk (TINS) tumbang dan mengalami koreksi tertajam dalam enam bulan terakhir. Koreksi TINS dipicu anjloknya harga timah dunia.

Saham produsen timah terbesar di Indonesia ini tumbang sebesar 3,7% ke level Rp 2.575 per saham, hingga sesi pertama perdagangan berakhir. Ini menjadi koreksi terbesarnya sejak 10 Januari silam.

Harga timah berjangka mengalami penurunan terbesarnya di bulan ini setelah anjlok 2,7% ke US$ 26.800 per metrik ton di London, pada akhir pekan lalu. Hal ini mengurangi proyeksi pendapatan TINS.

Sesi I Aksi Beli Selektif Tahan Pelemahan IHSG

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menahan kecepatan jatuhnya dengan melemah tipis 6 poin akibat adanya aksi beli selektif. Namun, IHSG belum berhasil kembali ke level 4.000.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG terkoreksi 13,493 poin (0,34%) ke level 3.990,198 akibat aksi ambil untung yang dipicu melemahnya bursa-bursa global dan regional. Posisi indeks sudah masuk area jenuh beli.

Aksi ambil untung langsung 'menghajar' IHSG dan mengantarkan ke posisi terendahnya di level 3.979,638. Adanya aksi beli selektif bisa sedikit menahan koreksi terhadap indeks.

Pada penutupan perdagangan preopening, Senin (11/7/2011), IHSG melemah tpis 6,923 poin (0,18%) ke level 3.996,768. Sementara Indeks LQ 45 turun tipis 1,804 poin (0,25%) ke level 709,092.

Meski terkena koreksi akibat maraknya aksi jual, transaksi investor asing masih melakukan pembelian bersih dengan nilai yang tidak terlalu besar hingga siang hari ini.

Jika ditotalkan, transaksi asing sejak awal tahun pembelian bersih hingga Rp 21,7 triliun. Nilai pembelian bersih asing tersebut telah melampaui nilai pembelian bersih asing sepanjang 2010 lalu yang mencapai Rp 20,59 triliun.

Indeks sektoral pun hampir seluruhnya memerah, dimpimpin oleh indeks sektor infrastruktur. Dua sektor mencoba menahan jatuhnya bursa, yaitu sektor aneka industri dan finansial yang menguat tipis.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 64.790 kali pada volume 2,126 miliar lembar saham senilai Rp 2,199 triliun. Sebanyak 64 saham naik, 144 saham turun, dan 79 saham stagnan.

Bursa-bursa di regional pun terpuruk hingga siang hari ini akibat adanya sentimen negatif dari bursa global dan tingkat inflasi China yang cukup tinggi. Bursa saham Hong Kong menderita koreksi paling banyak.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 13,96 poin (0,50%) ke level 2.783,82.
  • Indeks Hang Seng anjlok 208,39 poin (0,92%) ke level 22.518,04.
  • Indeks Nikkei 225 turun 48,17 poin (0,48%) ke level 10.089,56.
  • Indeks Straits Times terpangkas 26,46 poin (0,84%) ke level 3.124,82.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indomobil (IMAS) naik Rp 750 ke Rp 10.600, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 650 ke Rp 47.800, Harum Energy (HRUM) naik Rp 550 ke Rp 10.200, dan Lion Metal (LION) naik Rp 400 ke Rp 5.700.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 600 ke Rp 50.400, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 500 ke Rp 15.400, Hero Supermarket (HERO) turun Rp 300 ke Rp 5.000, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 300 ke Rp 25.200.

(ang/qom)

Sesi Dua : Cermati Saham Berfundamental Positif

INILAH.COM, Jakarta - Koreksi IHSG siang ini diperkriakan akan berbalik arah pada penutupan. Cermati saham dengan fundamental positif, terutama saham perbankan untuk jangka pendek.

Head of Researh Valbury Asia Securities Alfiansyah memperkirakan, indeks saham domestik berpotensi mendarat di teritori positif pada penutupan sore nanti setelah mengalami koreksi sehat akibat profit taking pada sesi pertama. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.960 dan 4.026 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (11/7).

Potensi penguatan indeks hari ini menurutnya, dipicu oleh revisi positif target Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesiatahun ini oleh pemerintah dari level 6,4% ke level 6,5% dalam APBNP 2011. Karena itu, koreksi di sesi pertama menurutnya, semata koreksi sehat akibat profit taking. “Hal itu terjadi karena market juga kembali menunggu dorongan yang bisa membawa indeks kembali tembus ke atas 4.000,” ujarnya.

Di sisi lain,lanjutnya, faktor regional memang masih menghantui pasar domestik sehingga memicu kekhawatiran. Karena itu, market mengharapkan adanya indikasi positif dari eksternal yang bisa membawa indeks kembali melaju ke depan. “Salah satunya, pasar melihat, pertemuan International Monetary Fund (IMF) dengan Komisi Uni Eropa dipastikan akan merealisasikan bailout untuk Yunani,” paparnya.

Pada saat yang sama, imbuhnya, pasar juga mencermati masih berlangsungnya negosiasi antara pemerintahan Obama dengan Kongres AS terkait kenaikan limit utang AS dari level saat ini US$14,2 triliun. “Pasar mengharapkan adanya titik temu sehingga jadi katalis positif bagi indeks global,” ungkap Alfiansyah.

Apalagi, ditegaskan Alfiansyah, dalam pekan ini akan banyak data ekonomiASyang dirilis. Di antaranya persedian atau cadangan minyak negara adidaya itu dan data jobless claim. “Karena itu, jika tidak ada hal-hal yang berpengaruh negatif secara signifikan dari faktor eksternal, indeks akan kembali mencetak rekor tertinggi baru dalam sejarah hari ini,” paparnya.

Dalam situasi ini, dia menyarankan agar market menjatuhkan pilihan pada saham-saham yang memiliki basis fundamental yang solid dengan target pertumbuhan laba bersih yang cukup positif. Untuk jangka pendek, pasar harus mencermati sektor perbankan terutama BUMN yang secara historis selalu merilis kinerja keuangan lebih awal dibandingkan sektor lain. “Dari sisi grup, grup Astra harus mendapat perhatian khusus,” tandasnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT London Sumatera Indonesia (LSIP), PT Astra Internasional (ASII), PT United Tractors (UNTR) dan PT Astra Agro Lestari (AALI). “Saya rekomendasikan, untuk melakukan pola-pola buy on weakness. Sebab, saham-saham yang mengalami koreksi pada sesi pertama bisa diakumulasi kembali,” imbuh Alfiansyah.[ast]

Nestle Akuisisi Perusahaan Makanan China

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Nestle, perusahaan makanan terbesar dunia, setuju untuk mengakuisisi 60% dari perusahaan permen dan kue kering China Hsu Fu Chi International sekitar S $ 2,1 miliar ($ 1,7 miliar).

"Nestle mengajukan untuk mengakuisisi 60 persen," ujar Hsu Fu Chi dalam sebuah pernyataan Senin (11/7) mengutip Reuters.

Kesepakatan harga yang masuk ke perusahaan sebesar S $ 3,46 miliar. Nestle mengatakan tidak berniat untuk membuat perubahan besar di perusahaan yang dibelinya itu, termasuk dalam bisnis dan karyawan. "Perjanjian ini dapat menyebabkan perusahaan delisting dari bursa Singapura," kata pernyataan itu.

Hsu Fu Chi, yang berbasis di Dongguan di China Selatan, Provinsi Guangdong China membuat makanan ringan seperti permen kacang, jelly pop dan makanan ringan sachima rice, lebih dari 50% sahamnya dipegang oleh keluarga Hsu dan sekitar 16,5 persen dipegang oleh Baring Private Equity.

Nestle mengakuisisi 43,5 persen dengan cara skema pengaturan dan 16,48 persen dari pemegang saham individu senilai S $ 4,35 per saham, sekitar 8,7 persen lebih dari 1 Juli di harga S $ 4,0 per saham, pernyataan itu mengatakan. Saham perusahaan disusupensi sejak 1 Juli.

Credit Suisse akan bertindak sebagai advisor dan perusahaan berencana untuk menunjuk penasihat keuangan independen.

Hingga semester pertama, TLKM sudah realisasikan 40% capex

Hingga semester pertama, TLKM sudah realisasikan 40% capex
JAKARTA. Hingga semester pertama tahun ini, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah menggunakan sekitar 40% dari total belanja modal (capex) 2011 yang mencapai Rp 17 triliun. Sebagian besar dari dana tersebut dialokasikan untuk pengembangan broadband.

"Sekitar 40%-50% untuk infrastruktur dan pengembangan broadband. Baik di Telkom maupun Telkomsel. Sisanya untuk akses, fasilitas penukung, maupun modernisasi peralatan," ujar Direktur Keuangan TLKM Sudiro Asno, akhir pekan lalu (8/7).

Dia menambahkan, perseroan optimis pada semester pertama tahun ini pertumbuhan pendapatan masih sejalan dengan target pertumbuhan sepanjang tahun. Sekedar catatan, tahun ini TLKM menargetkan pertumbuhan pendapatan bisa mencapai 7%.

Kendati demikian, Sudiro enggan menyebut berapa perkiraan pendapatan perseroan hingga semester I 2011. "Masih dalam proses," katanya.

Sebagai gambaran, pada kuartal pertama 2011, TLKM membukukan pendapatan Rp 16,703 triliun. Angka ini meningkat 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Akhir tahun lalu TLKM membukukan pendapatan Rp 68,629 triliun atau naik tipis 1,4% dibandingkan 2009.

Sudiro menambahkan, sampai dengan paruh pertama tahun ini jumlah pelanggan Flexi sebanyak 18,5juta, Speedy 1,8 juta, dan Telkomsel 104 juta.

Reli SGRO yang terbesar di sektor perkebunan

Reli SGRO yang terbesar di sektor perkebunan
JAKARTA. Saham PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mengalami reli terbesar di antara saham-saham sektor perkebunan yang diperdagangkan di bursa.

SGRO melaju 2,1% ke level Rp 3.600 per saham, hingga pukul 11.35 di Jakarta.

Pamor saham produsen sawit ini meningkat setelah CIMB-GK Securities Pte. dalam catatannya hari ini, menyebutkan saham ini akan naik seiring produksi yang lebih baik dari yang diperkirakan, dan naiknya harga minyak kelapa sawit.

Bursa Asia tumbang karena kekhawatiran krisis menyebar ke Italia

Bursa Asia tumbang karena kekhawatiran krisis menyebar ke Italia
TOKYO. Hari ini, pasar saham Asia mengalami koreksi tertajamnya dalam bulan ini. Tumbangnya bursa saham regional karena kecemasan krisis utang Eropa akan menyebar ke Italia, dan melambatnya pertumbuhan di AS dan China.

Indeks MSCI Asia Pasifik turun 1% pada pukul 12.52 waktu Tokyo. Sekitar tiga saham turun berbanding satu saham yang menguat. Indeks Nikkei 225 jatuh 0,7%, sementara indeks Hang Seng tumbang 0,9%. Indeks Australia S&P/ASX 200 anjlok 1,3%, dan merupakan bursa dengan koreksi terbesar di Asia setelah kemarin Perdana Menteri Julia Gillard mengumumkan pajak pertama untuk emisi gas rumah kaca.

Pertemuan Uni Eropa dan Komisi Eropa hari ini diperpanjang di tengah spekulasi Italia mungkin terkena krisis dan perpecahan terkait struktur bantuan untuk Yunani. Berdasarkan laporan surat kabar Die Welt di Jerman, ECB menyebut dana talangan kawasan Euro mungkin harus dua kali lipat menjadi € 1,5 triliun untuk menutupi krisis di Italia.

Di sisi lain, harga konsumen China pada Juni lalu naik paling dalam tiga tahun terakhir. Sementara, kenaikan ekspornya pada Juni yang terendah sejak Desember. Hal ini mengindikasikan ekonomi China sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia melambat pada kuartal terakhir. Sedangkan, dari AS, tingkat penganggurannya meningkat dari 9,1% menjadi 9,2% pada Juni lalu.

"Pasar sedang menuju ke risiko penurunan, terutama dengan semua kecemasan terhadap Italia yang berpotensi menghadapi masalah utang," kata Arjuna Mahendran, kepala strategi investasi Asia dari HSBC Private Bank.

Pasar cemas krisis Eropa menyebar, euro tertekan terhadap dollar AS

Pasar cemas krisis Eropa menyebar, euro tertekan terhadap dollar AS
WELLINGTON. Euro sempat jatuh ke level terendahnya dua pekan terhadap dollar AS dan yen. Tekanan terhadap euro terjadi di tengah kekhawatiran krisis utang Uni Eropa akan menyebar ke Italia, setelah para pembuat kebijakan menstrukturisasi bantuan untuk Yunani.

Mata uang 17 negara Uni Eropa itu terkoreksi 0,4% ke US$ 1,4203, pada pukul 10.09 pagi di Tokyo, dari posisi akhir pekan lalu di US$ 1,4265. Sedangkan, pada pukul 10.14 WIB, pairing (EUR/USD) di posisi 1,4209. Euro juga turun 0,3% terhadap yen menjadi 114,64 yen.

Euro jatuh terhadap hampir semua mitra dagangnya setelah Die Welt melaporkan, European Central Bank (ECB) memerlukan tambahan dana untuk sokongan bantuan bagi Italia, mengikuti bantuan yang terkoordinasi oleh IMF untuk Yunani.

Kepala ekonom dan strategi pasar dari ANZ National Bank Ltd. Khoon Goh menyebut, Italia adalah negara dengan perekonomian yang sangat besar. Dan jika negara tersebut benar-benar tertular krisis utang, kemungkinan ECB, EU dan IMF akan memerlukan rencana yang berbeda untuk menghadapi kemungkinan tersebut. "Kekhawatiran tersebut memang jadi hambatan yang nyata bagi mata uang euro untuk maju," sebutnya.

Jual anak usaha, saham DEWA naik tertajam dalam tiga pekan terakhir

JAKARTA. Saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) naik paling tajam setidaknya dalam tiga pekan terakhir, setelah mendivestasi anak usahanya.

Saham emiten kontraktor minyak ini melaju 2,9% ke Rp 106 per saham, pada pukul 10.30 di Jakarta. Ini reli terbesarnya sejak 21 Juni lalu.

PT Recapital Securities dalam catatannya hari ini menyebutkan, DEWA menjual 100% saham di Coal Vista Resources Ltd. senilai US$ 80 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk membayar utang dan membiayai belanja modal.

Sentimen inflasi China dan utang Eropa menekan dollar aussie dan kiwi

Sentimen inflasi China dan utang Eropa menekan dollar aussie dan kiwi
SYDNEY. Dollar Australia (aussie) dan dollar New Zealand (kiwi) tertekan. Hal ini dipicu spekulasi China akan meningkatkan upaya meredam inflasi dan indikasi melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Aussie merosot ke US$ 1,0686, pada pukul 11.14 pagi di Sydney dari posisi sebelumnya US$ 1,0755 di New York akhir pekan lalu. Dollar Australia juga sempat terperosok ke level 86,19 yen, pada hari ini. Level terandahnya sejak 30 Juni. Pada pukul 9.50 WIB, pairing (AUD/USD) berada di 1,0703. Sementara, dollar kiwi merosot terhadap dollar AS ke posisi 83,36 sen dibanding akhir pekan lalu di 83,79 sen.

Mata uang negeri kangguru tersebut terkoreksi terhadap mayoritas mata uang utama dunia, setelah pertemuan para pemimpin Uni Eropa dan Komisi Eropa diperpanjang. Hal itu memicu kekhawatiran kalau krisis utang wilayah Eropa memburuk. Sementara, dollar kiwi juga merosot setelah 3 hari menguat karena naiknya tingkat pengangguran AS selama tiga bulan berturut-turut, dan percepatan laju inflasi China yang tertinggi tiga tahun belakangan.

Manajer OzForex Ltd. Jim Vrondas menyebut, kekhawatiran atas kemungkinan perlambatan ekonomi China dan AS telah memicu pelaku pasar menjauhi risiko (risk aversion), sehingga menggiring pelemahan aussie dan kiwi. "Data China yang baru rilis di atas ekspeksi pasar membuat pejabat mempertahankan kebijakan pengetatan ekonomi," ujarnya.

Bursa Australia Hancurkan Bursa Asia

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham Asia merosot pada Senin (11/7), setelah laporan pekerja AS yang melemah, menutupi perkiraan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan membuat investor berhati-hati menjelang musim laporan keuangan perusahaan.

Mengutip Reuters, CNBC Asia FTSE 100 Index, yang mengukur pasar Asia, turun 0,8 persen. Saham Australia jatuh 1,1 persen pada awal perdagangan, dengan saham tambang batu bara, baja dan perusahaan-perusahaan transportasi seperti Macarthur Coal, Australia BlueScope Steel dan Virgin jatuh tajam karena investor mencerna dampak rencana pajak karbon Canberra yang diumumkan pada hari Minggu. Australia meluncurkan reformasi ekonomi yang paling besar dalam beberapa dekade pada Minggu dengan sebuah rencana untuk pajak emisi karbon, menghidupkan kembali harapan terhadap aksi yang lebih keras untuk menangani iklim global dengan skema perdagangan emisi terbesar di luar Eropa.

Perdana Menteri Julia Gillard mengatakan 500 perusahaan, termasuk produsen baja dan aluminium akan membayar A $ 23 ($ 24,70) per metrik ton pajak karbon mulai tahun depan, meningkat 2,5 persen per tahun. Macarthur Coal dan BlueScope Steel, keduanya turun 3,3 persen. Maskapai penerbangan Australia Virgin dan penambang Batubara Whitehaven keduanya turun 4,3 persen. Acuan S & P / ASX 200 indeks turun 51,64 poin ke 4.603,10.

Indeks Nikkei jatuh setelah melemashnya data tenaga kerja AS dan memburuknya sentimen investor yang melakukan profit taking atas keuntungan yang dibuat pekan lalu. Nikkei N225 turun 0,5 persen, sementara Topix turun 0,3 persen. Saham bank jatuh, akibat kerugian perbankan Italia. Mitsubishi UFJ Financial Group, bank dengan aset terbesar di Jepang turun 1,2 persen, sementara Sumitomo Mitsui Financial Group jatuh 0,8 persen.

Saham Seoul dibuka lebih rendah, akibat data tenaga kerja AS yang lemah, dan jatuhnya saham operator terbesar Korea Selatan SK Telecom dipicu rencana pemegang saham pengendali yang akan membeli Hynix Semiconductor senilai $ 2,3 miliar. Saham SK Telecom turun hampir 4 persen, jatuh untuk sesi kelima berturut-turut ke level terendah baru dalam 8 tahun. Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) turun 0,5 persen ke 2.168,75.

Saham Hong Kong jatuh akibat data inflasi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan dari China mengangkat kekhawatiran bahwa pemerintah akan mengambil langkah-langkah tambahan untuk mengekang harga, termasuk kemungkinan kenaikan suku bunga. Indeks acuan Hang Seng turun 0,9 persen ke 22.519,3. Indeks saham utama Cina tergelincir 0,4 persen. Shanghai Composite Indeks jatuh 10,1 poin menjadi 2.787,6.

Di Asia Tenggara, Bursa Singapura tergelincir 0,5 persen, sementara Malaysia naik tipis 0,1 persen.

Makna di Balik IHSG 4.000

Headline
INILAH.COM, Jakarta – IHSG tembus 4.000. Pertanda berkurangnya krisis global, kuatnya fundamental ekonomi RI, murahnya valuasi dan rendahnya rasio kapitalisasi indeks terhadap PDB. Alhasil, tak ada potensi bubble.

Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ikhsan mengatakan, tembusnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ke atas 4.000 dipicu oleh berkurangnya krisis global. Salah satunya, masalah Yunani yang telah usai setelah dikhawatirkan akan menunggak bayar utang (default). Masyarakat Ekonomi Eropa, European Central Bank (ECB) dan International Monetary Fund (IMF) sudah menyetujui untuk membailout negeri para Dewa ini pada 15 Juli ini.

Karena itu, dengan mengecilnya risiko gagal bayar Yunani, risiko negara-negara Eropa lain pun seperti Irlandia, Portugal, Irlandia, dan Spanyol juga berkurang. “Karena itu, kekhawatiran investor terhadap krisis global pun berkurang,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (10/7).

Sekarang, lanjut Fauzi, tinggal menunggu masalah ekonomi AS terutama soal limit utang pemerintah. Menurutnya, jika pemerintah dan Kongres AS setuju untuk meningkatkan plafon batas atas utang AS dari level saat ini, US$14,2 triliun, otomatis bursa saham global bisa naik lagi. “Deadline persetujuan batas atas utang tersebut pada 2 Agustus 2011,” papar Fauzi.

Secara fundamental pun, lanjutnya, market Indonesia sangat positif. Apalagi, sejak awal tahun, indeks di level 4.000 memang sudah diperkirakan dan level 4.400 bisa dicapai pada akhir 2011. “Karena itu, dengan tembusnya indeks ke atas 4.000, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Termasuk juga tidak ada potensi bubble,” timpalnya.

Memang, Fauzi mengakui, jika dari Price to Earnings Ratio (PER), valuasi IHSG relatif mahal. Jika dilihat dari forward price earning (PE), indeks berada di angka 16 kali berdasarkan ekspektasi laba korporasi 12 bulan ke depan. “Tapi, dibandingkan dengan negara-negara lain pun, level indeks saat ini tidak terlalu mahal,” ungkapnya.

Menurutnya, bursa India sudah berada di level 17 kali. Begitu juga dengan bursa China yang jauh lebih tinggi. Meski relatif tinggi, PE IHSG masih di bawah negara-negara kawasan. “Bubble akan terjadi, salah satunya jika tren suku bunga global terus naik. Sebab, suku bunga menyebabkan dana akan beralih dari saham ke surat utang,” tandasnya.

Saat ini, lanjutnya, suku bunga dolar AS, euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa), dan suku bunga yen diperkirakan akan berada di tingkat rendah dalam 12 bulan ke depan.

Memang Bank Sentral China (PBoC) menaikkan suku bunga deposito 1 tahun menjadi 3,5% dari 3,25% dan suku bunga pinjaman satu tahun naik menjadi 6,56% dari 6,31%. Begitu juga dengan ECB yang menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin ke level 1,50%. “Tapi, kenaikannya tidak signifikan,” timpal Fauzi.

Jika dilihat dari sudut pandang speculator funding cost, imbuh Fauzi, mereka saat ini tetap meminjam dollar AS untuk membeli rupiah atau saham. Sebab, yang menjadi patokan saat ini adalah suku bunga dolar AS. Jadi, meski suku bunga China dan ECB naik, selama The Fed Fund Rate-nya belum naik, pasar saham akan tetap atraktif.

Bahkan, ditegaskan Fauzi, kalaupun The Fed menaikkan suku bunga acuannya, namun hal itu tidak akan berpengaruh signifikan. Kecuali, jika The Fed Rate naik dari 0,25% ke level 3%.

Kenaikan tersebut, baru akan memicu peralihan dana dari bursa saham ke aset lain. “Jika naik 50-100 basis poin saja tidak akan terasa,” tutur Fauzi. Menurutnya, uang nganggur yang diciptakan oleh rendahnya suku bunga global, akan tetap masuk ke bursa saham global.

Sementara itu, imbuhnya, jika melihat bursa saham Indonesia, rasio kapitalisasi pasar saham terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih rendah di level 50%. Masih jauh dari 100%. “Level tersebut dinilai tinggi sehingga berpotensi bubble,” ungkapnya.

Lalu, jika dilihat dari laba korporasi, IHSG memang layak tembus 4.000. Sebab, akhir 2010 pun, indeks ditutup di level 3.700. Karena itu, dengan asumsi laba korporasi tumbuh 20% pada 2011 seperti tahun lalu dan seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi, indeks memang seharusnya bertenger di level tersebut.

Artinya, 1,2 dikali 3.700, maka indeks berada berada 4.440 untuk 2011 ini. Sebab, dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat, laba korporasi pun tumbuh. “Hanya faktor global yang bisa memicu fluktuasi indeks. Krisis Yunani sudah diselesaikan, tinggal menanti penyelesaian limit utang AS,” imbuh Fauzi.

Pada perdagangan Jumat (8/8), IHSG ^JKSE ditutup menguat 64,218 poin (1,63%) ke level 4.003,691, dengan intraday tertinggi di 4.005,68 dan terendah di 3.939,74. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang naik 14,382 poin (2,06%) ke level 710,896. [mdr]

Antisipasi pertemuan bank sentral besok, rupiah bergerak tipis

Antisipasi pertemuan bank sentral besok, rupiah bergerak tipis
JAKARTA. Rupiah bergerak tipis, sebelum bank sentral menggelar pertemuan besok untuk meninjau ulang suku bunga di tengah keraguan terhadap kemampuan negara Eropa untuk membayar utang.

Mata uang Garuda diperdagangkan melemah 0,1% ke level Rp 8.524 per dollar AS hingga pukul 10.14 di Jakarta, dari posisi akhir pekan lalu di Rp 8.514 per dollar AS.

Ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi, Bank Indonesia pada pertemuan besok akan mempertahankan suku bunga acuan di 6,75% di tengah sinyal pemulihan global melambat.

Adapun, bursa saham regional tertekan karena spekulasi investor asing melepas kepemilikan dari aset negara berkembang karena kekhawatiran Bank Sentral Eropa akan mencari bantuan keuangan bagi Italia, seperti halnya Yunani. Indeks MSCI Asia-Pacific turun 0,8%, pada pagi ini.

"Krisis di Eropa belum berakhir, sehingga mendorong sentimen negatif," kata Kepala treasury PT Bank Resona Perdania Lindawati Susanto.

Sementara, pagi ini, harga obligasi bertenor 10 tahun masih naik untuk hari kesembilan. Ini penguatan terpanjang sejak Oktober. Sedangkan, data Inter- Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 turun dua basis poin menjadi 7,24%.

Akuisisi IDKM tinggal menunggu tender offer

Akuisisi IDKM tinggal menunggu tender offer
JAKARTA. Proses akusisi PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) yang dilakukan oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mendekati garis finish. Prosesnya tinggal menunggu penawaran tender (tender offer) selesai.

EMTK saat ini tengah menyelesaikan penawaran tender 1,473 juta saham IDKM. Nilai saham ini sebesar 72,36% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Ada pun harga penawaran ditetapkan sebesar Rp 950 per saham.

Proses akuisisi IDKM ini tetap berjalan kendati menuai protes dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Bapepam-LK Gonthor Ryantori Aziz beralasan pihaknya belum menerima pernyataan resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. "Karena itu akuisisi ini bisa dilakukan," katanya.

Sebelumnya, KPI tidak sepakat dengan akusisi tersebut. Lembaga ini menilai akuisisi tersebut berpotensi melanggar Undang-Undang Penyiaran. KPI lantas mengirimkan surat keberatan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Reminder Cum Date Dividen SONA, CTRS, MTDL,CTRP 11/07/2011

Hari ini 11 July 2011 adalah Cum Date untuk pelaksanaan kegiatan Corporate Action sebagai berikut :

No.

Kode Efek

Nama Efek

Jenis Kegiatan

1.

SONA

SONA TOPAS TOURISM INDUSTRY Tbk

Dividen Tunai Rasio Rp91.- per saham

2.

CTRS

CIPUTRA SURYA Tbk

Dividen Tunai Rasio Rp13.- per saham

3.

MTDL

METRODATA ELECTRONICS Tbk

Dividen Tunai Rasio Rp 4.- per saham

4.

CTRP

CIPUTRA PROPERTY Tbk

Dividen Tunai Rasio Rp28.- per saham

IHSG Pekan Ini, Saatnya Profit Taking Parsial

Headline
INILAH.COM, Jakarta – IHSG berpotensi terus menguat ke level 4.100. Hanya saja hal itu bisa memicu kasus baru pekan ini. Sebab, bisa memicu koreksi teknis yang jauh lebih dalam. Karena itu, lebih baik profit taking parsial.

Pengamat pasar modal David Cornelis mengatakan, indeks saham domestik masih dalam posisi sangat bullish (belum ada sinyal pelemahan) baik ditinjau dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Bahkan menurutnya, bisa saja, indeks pekan ini melakukan penerusan rally hingga 4.100 (extended bullish).

Hanya saja, David menggarisbawahi, jika hal itu terjadi, justru kurang baik bagi 'kesehatan dan kekuatan' tren yang dibangun selama ini untuk penguatan ke depannya. “Jadi, kemungkinan besar akan terjadi technical correction yang wajar, setelah breakout (penembusan ke atas) level psikologis 4.000 akhir pekan lalu,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (10/7).

Pada perdagangan Jumat (8/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 64,218 poin (1,63%) ke level 4.003,691, dengan intraday tertinggi di 4.005,68 dan terendah di 3.939,74.

David menegaskan, risiko yang ditawarkan market 'saat ini' sudah lebih besar daripada reward yang ada. Tapi, extended bullish trend projection pada level 4.100 masih mungkin terjadi dalam jangka pendek. “Meskipun, terlihat terlalu dipaksakan dan akan membuka risiko koreksi yang lebih besar ke depannya,” ungkap David.

Jika indeks terus naik ke level 4.100 pekan ini, dalam view jangka pendek-menengah, IHSG butuh melakukan koreksi teknis hingga level trading range-nya dalam beberapa bulan terakhir di sekitar 3.700-3.800. “Ini adalah worst case (kasus terburuk untuk skenario koreksi dalam jangka menengah,” tandasnya.

Untuk saat ini, lanjutnya, belum ada hal-hal yang terlalu membahayakan bagi IHSG, kecuali (pergerakan) IHSG itu sendiri yang sudah bertengger di zona overbought terutama pada saham-saham berkapitalisasi besar yang menjadi penggerak indeks (big caps). “Karena itu, pekan ini menjadi momentum atau ruang untuk profit taking baik bagi investor maupun pelaku pasar,” timpalnya.

Profit taking, menurutnya, dapat men-drag (menarik) IHSG ke bawah lagi. Tapi, ini hanya momentum 'ambil untung parsial' alias tidak keluar market. “Merealisasikan keuntungan, hanya untuk melakukan switching dan rebalancing portfolio dan maintain cash equities,” ungkapnya.

Menurut David, sangat bijaksana jika investor atau pelaku pasar mengurangi pembelian di tengah market yang sedang berlari mendekati ujungnya dalam waktu dekat. Sebab, kalaupun ada tenaga cadangan, proyeksi indeks hanya akan extend hingga 4.100 saja dalam waktu dekat. “Pekan ini, indeks akan bergerak dalam support 3.873-3.953, sedangkan resistance level di 4.045-4.100,” papar David.

David mengekspektasikan, rilis laporan keuangan berbagai emiten semester I/2011 akan inline dengan prediksi pasar. Artinya, tidak akan membawa sentimen yang kuat sebagai 'driver' untuk kenaikan indeks selanjutnya. Tapi, di sisi lain, kinerja emiten juga tidak akan menjadi sentimen negatif untuk market melakukan pelemahan. “Hasilnya hanyalah sentimen yang balance bagi market,” tuturnya.

Begitu juga dengan data ekonomi makro seperti inflasi dan BI rate yang tidak menggangu performa market maupun emiten. “Semua itu memang sudah terarah dan terukur besarannya,” tegasnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Danamon (BDMN), PT International Nickel Indonesia (INCO), PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Jasa Marga (JSMR), PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), dan PT Tambang Bukit Asam (PTBA). “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut,” imbuhnya.

Dihubungi terpisah, Presiden dan pendiri PT Astronacci International Gema Goeyardi mengatakan, IHSG dalam kondisi yang prima dalam dua pekan ke depan. Menurutnya, weekly momentum dalam kondisi bullish dan harga telah melampaui resistance harmonic di 3.977. “Target berikutnya adalah 4.100 di akhir Juli dimulai dari 22-27 Juli 2011,” ujarnya.

Dalam beberapa hari ke depan, lanjut Gema, jika pullback terjadi, hal ini adalah kesempatan buy on weakness pada saham-saham second liner dan blue chip yang berbasis konsumsi dan pertambangan. “Sedangkan pada saham-saham perbankan, trader jangka pendek dapat melakukan profit taking,” ucapnya.

Di atas semua itu, Gema memaparkan, kondisi makro ekonomi Indonesia yang prima didukung dengan sentimen positif market global menjelang earnings season. Semua itu, akan menjadi katalis positif mendukung bullish pada market Indonesia. “Untuk 6 (enam) bulan ke depan, IHSG berpeluang mencapai level 4.500. Sebaliknya, jika koreksi terjadi, untuk Juli ini maksimum di 3.900,” imbuhnya. [mdr]

Ikuti Regional, IHSG Dibuka Turun 0,33%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan Senin (11/7) dibuka turun 0,33% ke level 3.990,25.

Penurunan IHSG pagi ini lebih disebabkan imbas saham regional yang anjlok dilibas bursa Australia. Wall Street akhir pekan juga mengalami pelemahan.

Sebanyak 58 saham tercatat turun, 13 saham naik, dan 43 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 35,79 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp74,91 miliar. Meski indeks turun, namun asing terpantau masih tetap berada di pasar dengan mencatatkan net foreign buy sebesar Rp13,74 miliar.

Indeks LQ45 tercatat turun 0,48% ke level 707,41, sementara JII turun 0,42% ke level 550,16.

Di Asia, Shanghai turun 0,55%, Hang Seng turun 1,01%, KLSE turun 0,44%, Nikkei turun 0,48%, STI turun 0,86% dan Seoul turun 0,84%, saham Australia anjlok 1,1%.

Saham-saham yang tercatat mengalami penurunan tajam adalah ASII yang turun 0,73% ke Rp67.300, UNTR turun 0,78% ke Rp25.300, ITMG turun 0,31% ke Rp47.000, GGRM turun 0,29% ke Rp50.850, BBCA turun 1,24% ke Rp7.950, dan INDF turun 0,85% ke Rp5.800.