Senin, 11 Juli 2011

Investasi Beralih ke Asia, Rupiah Semakin Kokoh

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (11/7) diprediksi menguat. Buruknya fundamental ekonomi Eropa dan AS memicu peralihan invetasi ke Asia.

Analis PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, potensi penguatan rupiah awal pekan ini karena secara umum investor global menjadikan regional Indonesia menjadi target investasi. Akibatnya, data-data ekonomi Indonesia seperti inflasi dan BI rate sudah tidak lagi menjadi pertimbangan utama.

Menurutnya, investor global tahu, data-data fundamnetal ekonomi Indonesia dipastikan positif sehingga inflasi dan BI rate tak lagi jadi pertimbangan. "Rupiah akan bergerak dalam kisaran 8.480 hingga 8.530 per dolar AS dengan catatan 8.500 ditembus," katanya kepada INILAH.COM.

Lebih jauh dia menjelaskan, rupiah mendapat momentum di akhir pekan untuk menguat lebih jauh lagi. Mata uang RI ini akan coba menembus 8.500. Sebab, terjadi peralihan investasi ke Asia sehingga terjadi euforia bullish bursa saham setelah tembus level 4.000 akhir pekan lalu. "Bullish indeks saham domestik bisa berlanjut awal pekan ini. Itulah yang membuat rupiah bisa lebih perkasa," tandasnya.

Memang, menurutnya, BI rate diperkirakan akan ditahan di level 6,75% pada Selasa (12/6). Tapi, kondisi saat ini, lanjutnya, sama seperti krisis 2008 yang memicu peralihan investasi ke Asia sehingga rupiah bisa menguat lebih jauh. Sebab, secara fundamental, di tempat dana berasal sangat negatif terutama krisis utang di Eropa dan limit utang di AS. "Karena itu, akhir pekan lalu semua bursa saham Asia sangat positif," ucapnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (8/7) ditutup menguat tajam 22 poin (0,25%) ke level 8.510/8.515 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar