Senin, 11 Juli 2011

Emisi efek di semester dua tetap ramai

JAKARTA. Aliran dana di pasar modal domestik cukup kencang. Selama semester pertama tahun ini, nilai emisi efek yang masuk ke pasar modal menyentuh Rp 49 triliun. Namun dana yang mengalir ke bursa di semester kedua diprediksi tidak akan sederas di paruh pertama.

Mengacu data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), sepanjang semester pertama 2011, total dana yang berhasil dihimpun di pasar modal senilaii Rp 49,19 triliun. Dana sebesar itu terserap melalui penawaran saham perdana, penawaran umum terbatas, penerbitan obligasi dan sukuk serta penawaran umum berkelanjutan (PUB).

Gonthor Ryantori Aziz, Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Bapepam-LK, menambahkan, lembaganya juga mencatat ada delapan emiten yang telah melaksanakan penawaran tender atau tender offer saham senilai Rp 4,42 triliun.

Masih cerah

Dana yang dihimpun dari pasar modal pada semester pertama tahun ini meningkat dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 24,65 triliun.

Meski prospek pasar domestik masih cerah, para analis melihat, nilai emisi efek pada semester kedua tahun ini tak akan melampaui posisi di semester pertama.

Edwin Sinaga, Direktur Utama Financorpindo Nusa, menyatakan, pada semester kedua belum tentu ada perusahaan yang melepas saham perdana secara besar-besaran seperti PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). "Tapi nilai IPO di semester kedua masih bisa Rp 11 triliun," ujar dia.

Penerbitan obligasi juga diperkirakan masih ramai. Toh, analis menaksir suku bunga tidak akan jauh dari level saat ini, sehingga emiten masih leluasa merilis surat utang. "Ada kemungkinan BI akan menaikkan bunga acuan di Agustus setinggi 0,25%. Tapi tak mengurangi minat perusahaan untuk menerbitkan obligasi," ujar Ariawan, analis obligasi BNI Securities.

Jika di semester pertama perusahaan pembiayaan dominan, maka di semester kedua giliran sektor properti dan infrastruktur yang rajin menerbitkan obligasi. Emisi efek bakal gencar menjelang akhir tahun. Sebab, di kuartal ketiga ada momentum puasa dan lebaran yang bisa memecah fokus pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar