Senin, 11 Juli 2011

Inilah Strategi Analis di Tengah Koreksi Bursa

Medium
INILAH.COM, Jakata - Apresiasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu ke level tertinggi barunya, menciptakan kondisi jenuh beli (overbought). Alhasil, bursa pun terkoreksi. Apa strategi dari para analis?

Pada perdagangan Senin (11/7) sesi pertama, IHSG ditutup melemah 6,92 poin (0,17%) ke level 3.996,768. Volume transaksi tercatat sebesar 2,129 miliar lembar saham, senilai Rp1,982 triliun dan frekuensi 64.790 kali. Kendati terkoreksi, asing masih melakukan aksi beli, dengan nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp51,5 miliar.

Analis Indosurya Securities Reza Priyambada memperkirakan, koreksi yang terjadi pada IHSG saat ini akan berlangsung setidaknya hingga pertengahan pekan. Namun, pelemahan ini dinilai tidak akan terlalu dalam, “Koreksi hanya akan menyerang IHSG di kisaran 3.950-3.980,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, indeks melemah, setelah menguat signifikan dua hari berturut-turut dan membukukan rekor tertinggi baru di atas level 4.000. Hal ini membawa bursa berada dalam area overbought. Di tengah situasi ini, Reza menyarankan investor merealisasikan keuntungan. “Investor bisa profit taking atas sejumlah saham unggulan yang jenuh beli,”katanya.

Senada dengan Nico Omer Jonckheere, VP Riset dan Analis dari Valbury Asia Securities. Menurutnya, koreksi IHSG menyusul pelemahan bursa AS sebesar 17 poin akhir pekan lalu, akan tertahan karena fundamental perekonomian yang kuat, “IHSG akan bergerak di level 3.960-4.035,” ucapnya.

Praska Putrantyo, analis Infovesta Utama juga sudah memperkirakan adanya koreksi IHSG pada awal pekan ini. Data pengangguran AS yang mencapai 9,2% pada Juni 2011, di atas Mei yang mencapai 9,1% menjadi sentimen negatif bagi indeks. “Apalagi jumlah penambahan jumlah tenaga kerja non pertanian (nonfarm payroll) hanya 18 ribu orang, jauh di bawah estimasi sebesar 80 ribu orang,” katanya.

Namun, Praska menilai, di tengah koreksi bursa, masih ada beberapa saham unggulan yang menarik diakumulasi. Salah satunya dari sektor sumber daya, seperti Indo Tambangraya Megah (ITMG), Borneo Lumbung Energi & Metal (BORN), TB Bukit Asam (PTBA), Timah (TINS). Kemudian saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Bank Mandiri (BMRI).

Demikian juga dengan Yuganur Wijanarko dari HD Capital. Menurutnya, hingga penutupan, IHSG akan berada di level support 3.930-3.770 dan resistance 4.050-4.100.”Adanya koreksi dapat menciptakan kesempatan bagi investor untuk mengakumulasi saham. “

Beberapa saham pilihannya adalah Bumi resources (BUMI), Adaro Energy (ADRO), dan Gajah Tunggal (GJTL). “Investor bisa mulai akumulasi emiten-emiten ini,”katanya.

BUMI dinilai menarik, dimana potensi technical rebound di BUMI dengan misi menutup price gap atas, berada di level Rp3.100. Sedangkan ADRO bisa dijadikan kesempatan akumulasi dengan target harga 2.650. “Terutama karena banyak analis fundamental sudah meningkatkan proyeksi laba dan target untuk sisa 2011 dan full year 2012,”papar Yuga.

Pengamat pasar modal David Cornelis menegaskan, karena koreksi yang terjadi saat ini hanya merupakan teknikal, belum ada hal yang terlalu membahayakan pergerakan IHSG. Ia pun optimistis, apresiasi indeks dapat berlanjut pekan ini, bahkan ke level 4.100.

Sentimen positif berita ekonomi global dan regional masih memberikan pengaruh besar terhadap laju indeks. Selain rilisnya laporan keuangan semester emiten dan data ekonomi makro yang mendorong kepercayaan diri pelaku pasar mengambil posisi di saham.

Ia pun menyarankan investor untuk memburu saham yang prospektif, setelah merealiasasikan keuntungannya. “Hal ini karena IHSG sebenarnya tetap bullish," ujarnya.

Beberapa saham pilihannya adalahITMG, PTBA, PGAS,International Nickel Indonesia (INCO),Bank Central Asia (BBCA), Bank Danamon (BDMN), dan Jasa Marga (JSMR). “Saham-saham ini menarik karena memiliki kinerja yang menjanjikan,” tutupnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar