Senin, 27 Februari 2012

Penutupan sesi II, IHSG tertekan 0,86%

Penutupan sesi II, IHSG tertekan 0,86%
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan hingga penutupan sore. Pada pukul 16.00, indeks tercatat turun 0,86% menjadi 3.861,016.

Sekitar 165 saham melorot. Sementara, 70 saham naik dan 83 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 2,684 miliar saham senilai Rp 4,079 triliun.

Beberapa sektor yang mencatatkan penurunan terbesar adalah sektor industri dasar yang turun 2,54%, sektor konstruksi turun 2,07%, dan sektor infrastruktur turun 1,37%. Sementara, dua sektor yang berhasil naik yaitu sektor barang konsumsi dan industri lain-lain dengan kenaikan masing-masing 0,04% dan 0,13%.

Tiga saham dengan penurunan terdalam (top losers) yaitu PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) yang turun 5,08% menjadi Rp 4.200, PT Sorini Agro Asia Tbk (SOBI) turun 4,88% menjadi Rp 1.950, dan PT Myoh Technology Tbk (MYOH) turun 4,61% menjadi Rp 3.625.

Sementara itu, tiga saham yang berhasil ngendon di jajaran top gainers adalah: PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) naik 7,3% menjadi Rp 14.700, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik 2,20% menjadi Rp 18.600, dan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) naik 2,19% menjadi Rp 1.400.

BBM akan Naik, IHSG-Rupiah Kompak Melemah

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 33 poin berbarengan dengan anjloknya nilai tukar rupiah. Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar mentah (BBM) menjadi sentimen negatif.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 9.150 per dolar AS dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di Rp 9.060 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG jatuh 18,207 poin (0,47%) ke level 3.876,355. Sentimen kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tingginya inflasi masih menghantui indeks.

Tekanan jual tak henti-hentinya menghajar IHSG sejak pembukaan perdagangan sesi I. Indeks bahkan sempat menduduki level terendahnya hari ini di 3.838,539.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG turun 38,611 poin (0,99%) ke level 3.855,951. Kekhawatiran akan tingginya inflasi pasca BBM naik membuat investor takut.

Indeks sama sekali tidak menyentuh zona hijau pada perdagangan hari ini. Bahkan, aksi beli saham yang biasa terjadi menjelang penutupan tidak berhasil mengangkat indeks untuk bergerak ke atas.

Menutup perdagangan awal pekan, Senin (27/2/2012), IHSG terpangkas 33,546 poin (0,86%) ke level 3.861,016. Sementara Indeks LQ 45 terkoreksi 6,366 poin (0,95%) ke level 665,283.

Sentimen negatif rencana kenaikan BBM oleh pemerintah masih menghantui para pelaku pasar. Banyak investor, baik lokal maupun asing berniat keluar sejenak dari lantai bursa demi mengamankan portofolionya.

Saham-saham blue chip banyak dilepas oleh investor asing. Pasalnya, aksi jual ini terjadi di tengah penguatan bursa-bursa Asia dan menembusnya Wall Street ke posisi tertingginya sebelum tahun 2008 lalu.

Koreksi dipimpin oleh saham-saham di sektor industri dasar dan konstruksi yang turun lebih dari dua perse. Hanya dua sektor yang mampu menguat, yaitu industri dasar dan konsumer.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 83.113 kali pada volume 2,684 miliar lembar saham senilai Rp 4,079 triliun. Sebanyak 70 saham naik, sisanya 165 saham turun, dan 83 saham stagnan.

Satu persatu bursa di Asia bejatuhan ke zona merah setelah sempat naik tinggi siang tadi. Hanya bursa saham China yang masih mampu bertahan di zona hijau.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 7,43 poin (0,30%) ke level 2.447,06.
  • Indeks Hang Seng melemah 189,00 poin (0,88%) ke level 21.217,86.
  • Indeks Nikkei 225 turun tipis 13,45 poin (0,14%) ke level 9.633,93.
  • Indeks Straits Times turun 20,89 poin (0,70%) ke level 2.957,19.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Fastfood (FAST) naik Rp 1.000 ke Rp 14.700, Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 500 ke Rp 140.500, Astra Internasional (ASII) naik Rp 450 ke Rp 68.700, dan Unilever (UNVR) naik Rp 400 ke Rp 18.600.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 950 ke Rp 52.050, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 950 ke Rp 51.000, Surya Toto (TOTO) turun Rp 900 ke Rp 49.100, dan Indocement (INTP) turun Rp 750 ke Rp 16.350.

(ang/dru)

Asing masih Net Sell, IHSG Turun 0,9% ke 3.861,02

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia melemah 33,55 poin atau 0,8% ke 3.861,02 pada perdagangan Senin (27/2/2012). Volume perdagangan mencapai 2,7 miliar saham senilai Rp3,2 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 180 saham melemah, 75 saham menguat dan 89 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell hingga Rp495,3 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp2,3 triliun dan pembelian asing Rp1,8 triliun.

Indeks JII turun 4,4 poin ke 546, indeks ISSI turun 1 poin ke 129,42 dan indeks LQ45 turun 6,3 poin ke 665,28. Pelemahan terdalam dialami sektor pertambangan hingga 25,5 poin ke 2.759, disusul sektor perkebunan hingga 18,6 poin ke 2.215,57.

Desakan dari G20 memicu bursa Eropa rontok

Desakan dari G20 memicu bursa Eropa rontok
LONDON. Bursa saham Eropa tumbang, memperpanjang koreksi yang berlangsung sepekan lalu. Pasar saham di benua biru ini tertekan lantaran negara G20 menolak permintaan dari negara zona Euro untuk meningkatkan pendanaan di Dana Moneter Internasional (IMF).

Indeks Eropa Stoxx 600 turun 0,5% ke posisi 263,45 pada pukul 8.29 di London. Pekan lalu, indeks acuan saham Eropa ini tergerus 0,4%. Sementara itu, indeks Stoxx 50 terpangkas 1,22%. Lalu, indeks FTSE 100 jatuh 0,84%, dan indeks DAX tumbang 1,34%.

Pejabat G-20 dalam pertemuan di Meksiko kemarin, justru meminta para pemimpin zona Euro untuk menyediakan lebih banyak dana talangan, sebelum negara G20 turun tangan untuk membantu. Desakan ini menempatkan tanggung jawab besar pada Jerman, sebagai penyumbang terbesar dalam dana talangan.

Sebagai catatan, awal bulan ini, para pemimpin zona Euro telah menyepakati dana bailout permanen senilai 500 miliar euro (US$ 673 miliar). Ada kekhawatiran dana tersebut tidak mungkin bisa menyelamatkan sebuah negara yang terpuruk dalam utang.

G20 menyebut, langkah tersebut sangat penting bagi mereka untuk memutuskan pengalokasian lebih banyak dana di Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu kawasan Euro.

Lonjakan harga minyak menekan bursa Asia

Lonjakan harga minyak menekan bursa Asia
TOKYO. Menjelang sore, saham-saham yang ditransaksikan di bursa Asia dilanda aksi jual. Pada pukul 16.17 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific tercatat turun 0,9% menjadi 126,38.

Mayoritas indeks acuan juga melorot hari ini. Ambil contoh, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,1%, S&P/ASX 200 turun 0,9%, Kospi Korea Selatan turun 1,4%, dan Straits Times Singapura turun 0,7%.

Sementara itu, saham-saham berkapitalisasi besar juga memerah. Beberapa di antaranya yakni: Korean Air Lines Co yang turun 5,3% di Seoul, Newcrest Mining Ltd turun 3% di Sydney, dan Sony Corp yang turun 5,3% di Tokyo.

Penyebab aksi jual yang melanda bursa Asia adalah lonjakan harga minyak dunia yang mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir serta kecemasan investor bahwa Yunani tak akan mampu menghindari default atas utangnya. Faktor-faktor tadi yang kemudian memicu investor untuk segera merealisasikan keuntungannya.

"Semakin tinggi kenaikan harga minyak, maka kecemasan investor juga semakin tinggi. Eropa juga masih berkutat dengan bailout dan ada sejumlah pihak yang tidak setuju mengenai hal tersebut. Faktor-faktor ini yang bisa menggoyang pasar," jelas Matt Riordan, analis Paradice Investment Management Pty di Sydney.

Bursa Eropa Berpotensi Melemah

Medium
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa diperkirakan akan melemah pada perdagangan Senin (27/2/2012) dengan kekhawatiran harga minyak yang tinggi sehingga berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi global.

Indeks FTSE berpotensi turun 11 poin, indeks DAX berotensi turun 23 poin dan indeks CAC berpotensi turun 13 poin. Minyak mentah dunia pada perdagangan Senin (27/2/2012) di Asia melemah setelah lima hari mengalami reli.

Minyak AS jenis light sweet turun 24 sen menjadi US$109,51 per barel melalui transaksi elektronik di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman April. Sementara minyak jenis Brent turun 7 sen menjadi US$125,40 per barel.

Harga minyak diperkirakan masih berpotensi menguat lagi dalam jangka pende sekitar 5-10 persen. Pemicunya masih soal ketegangan politik di Timur Tengah.

Bank Sentral Eropa (ECB) meluncurkan operasi pasar tahap kedua senilai 500 juta euro atau senilai US$673 juta untuk perbankan Eropa pada Rabu pekan ini. Pada operasi tahap pertama telah membantu meringankan krisis likuiditas di pasar pendanaan.

Hari ini, HSBC akan melaporkan laba kuartal IV 2011. Analis memperkirakan dapat meraih laba sebelum pajak US$22,2 miliar atau naik 16% dari tahun 2010. Sepert mengutip cnbc.com.

Bursa Asia bergerak mixed seperti indeks Hang Seng naik 0,2%, indeks Nikkei 0,1%, indeks Shanghai naik 0,8%, indeks ASX turun 0,9%.

Aksi ambil untung menyebabkan harga minyak turun

Aksi ambil untung menyebabkan harga minyak turun
SINGAPURA. Harga kontrak minyak dunia jatuh dari level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir. Siang tadi, harga kontrak minyak jenis WTI untuk pengantaran April turun 48 sen menjadi US$ 109,29 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 14.01 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di posisi US$ 109,41 sebarel.

Sekadar mengingatkan, pada 24 Febuari lalu, harga minyak naik 1,8% menjadi US$ 109,77 per barel. Ini merupakan level tertinggi sejak 3 Mei 2011 lalu. Jika dihitung, harga minyak sudah menanjak 6,3% di sepanjang pekan lalu dan naik 13% dalam kurun waktu setahun terakhir.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran April turun 83 sen menjadi US$ 124,64 per barel di ICE Futures Europe exchange London.

Penurunan harga minyak terjadi setelah investor berspekulasi bahwa kenaikan yang terjadi saat ini sudah terlampau tinggi. Apalagi setelah Badan Moneter Internasional mengingatkan perekonomian global masih memiliki risiko perlambatan.

"Pasar sedikit melakukan aksi ambil untung. Masih banyak ketidakpastian yang terjadi di pasar. Pasar masih cemas dengan apa yang akan terjadi di Iran ke depannya," jelas Jonathan Barratt, chief executive Barratt's Bulletin.

Koreksi Berlanjut, BOW Saham Terkoreksi

Medium
INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham domestik masih akan melanjutkan koreksi hingga penutupan. Namun, ada beberapa saham terkoreksi yang bisa diakumulasi di harga rendah.

Pada perdagangan Senin (27/2) sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 38,611 poin (0,99%) ke level 3.855,951. Demikian juga indeks saham unggulan LQ 45 yang melemah 7,712 poin (1,15%) ke level 663,937.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 1,392 miliar lembar saham, senilai Rp 1,841 triliun dan frekuensi 41.942 kali. Sebanyak 44 saham naik, sisanya 133 saham turun, dan 107 saham stagnan.

Aliran dana asing terlihat keluar, dengan transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp206 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual Rp1,088 triliun dan transaksi beli mencapai Rp881 miliar.

Semua sektor melemah, dengan finansial memimpin penurunan sebesar 1,4%. Disusul sektor konsumer, industir dasar, properti dan perkebunan sebesar 1,3%. Kmueidan sektor infrastruktur dan manufaktur sebesar 0,9%.

IHSG tampaknya masih akan melanjutkan pelemahan hingga penutupan sore nanti.”IHSG akan bergerak di kisaran level 3843-3952,”ujar Edwin Sebayang, analis dari MNC Securities.

Menurutnya, sentimen utama penekan bursa berasal dari dalam negeri, yakni kenaikan harga BBM bersubsidi. Pemerintah Indonesia saat ini memang sedang mengaji kenaikan harga BBM bersubsidi, apakah Rp 500, Rp 1000, Rp 1500 atau Rp 2000.

Ia menilai, jika pemerintah hanya menaikan harga premium Rp 500 atau Rp 1000/liter, maka kontribusi terhadap kenaikan inflasi sekitar 1% menjadi total 5,5%. Sedangkan jika harga premium dinaikkan Rp 1500 atau Rp 2000, maka kontribusi terhadap inflasi sekitar 2 -2,5%, sehingga inflasi 2012 bisa mencapai 6 -6,5%.

Dijelaskan, kalau inflasi mencapai 6,5%, maka BI Rate harus dinaikkan minimal setara inflasi 6,5%, yang artinya BI Rate berpotensi naik 75 basis poin (0,75%) sampai akhir 2012 untuk mengimbangi kenaikan inflasi tersebut. “Ini berarti, IHSG bisa terguncang hingga ke level 3626 (MA 50 wk),”katanya.

Namun, faktor eksternal juga harus dicermati pelaku pasar, seperti pergerakan harga minyak mentah dunia yang sudah mencapai level tertinggi dalam 9 bulan. Kemudian kelanjutan penyelesaian masalah zona euro serta rilisnya data ekonomi di AS.

Di tengah situasi ini, beberapa saham masih dijagokan. Seperti HRUM, ITMG, INDY, PGAS, INTA, UNTR, BBRI, MAPI, ICBP, PTBA, ASII, INTP dan JSMR. “Rekomendasi buy on weakness untuk saham-saham ini,”tutupnya. [ast]

Isu BBM mencuat, koreksi IHSG akan berlanjut

Isu BBM mencuat, koreksi IHSG akan berlanjut
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan di sepanjang sesi pertama perdagangan Senin (27/2). Analis MNC Securities Edwin Sebayang menilai, selama belum ada kejelasan berapa besaran kenaikan harga BBM bersubsidi, maka investor masih memilih untuk hengkang dari bursa saham Indonesia.

"Investor cenderung menunggu pemerintah yang sedang mengkaji kemungkinan kenaikan BBM, yang kemungkinan bisa naik Rp 500, Rp 1.000, Rp 1.500 atau bahkan mencapai Rp 2.000," jelasnya.

Saat ini, menurut Edwin, persoalan Yunani bukan menjadi topik yang hangat bagi pasar saham Indonesia. Pasar lebih mencemaskan masalah dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap potensi kenaikan harga BBM subsidi di Indonesia.

Edwin pun menghitung, jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi Rp 500 atau Rp 1.000 per liternya, maka kontribusi terhadap kenaikan inflasi bisa menjadi 5,5% atau naik 1%. Tapi, jika kenaikan mencapai Rp 1.500 - Rp 2.000 per liter, maka inflasi tahun 2012 bisa mencapai 6% - 6,5%.

"Dengan kemungkinan inflasi naik menjadi 6,5%, otomatis Bank indonesia (BI) juga akan menaikkan suku bunga acuan (BI Rate), minimal 75 bps," urainya. Dus, kenaikan BI rate 75 bps berpotensi mengguncang IHSG turun hingga ke level 3.626. "Inilah yang mencemaskan pasar," katanya.

Adapun, hingga akhir sesi kedua hari ini, Edwin memprediksi, tren turun IHSG masih akan berlanjut, dengan pergerakan di kisaran 3.843-3.952. "Investor bisa trading di sektor energi ataupun pertambangan, seperti ITMG, HRUM, INDY, PTBA," sarannya.

Empat Saham Favorit Trading Hari Ini

INILAH.COM, Jakarta - Laju IHSG Senin (27/2) diprediksi melemah seiring kecemasan pasar atas kemungkinan melambungnya inflasi jika harga BBM naik. Tapi, empat saham dari tiga sektor dinilai layak trading. Apa saja?

Pada perdagangan Jumat (24/2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 64,25 poin (1,62%) ke level 3.894,562 dengan intraday tertinggi 3.959,101 dan terendah 3.850,128. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 13,32 poin (1,94%) ke angka 671,649.

Analis Sinarmas Securities, Jansen Kustianto memperkirakan, indeks saham domestik bakal melemah awal pekan ini. “Pada perdagangan hari Senin (27/2), secara teknikal indeks berpotensi untuk melanjutkan pelemahan pada kisaran support 3.830 dan resistance 3.910,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurutnya, kekhawatiran pasar terhadap inflasi yang disebabkan oleh rencana pemerintah untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi masih jadi tekana negatif bagi indeks. “Di sisi lain, harga minyak yang terus menguat mendekati US$110 per barel jadi sentiment,” ujarnya.

Begitu juga dengan data-data ekonomi yang dirilis di AS seperti data penjualan rumah. “Semua itu, dapat memberikan sentimen terhadap indeks,” timpalnya. Di atas semua itu, Jansen merekomendasikan positif empat saham dari tiga sektor berbeda sektor telekomunikasi, perbankan dan consumer goods.

Saham-saham pilihannya PT Indosat (ISAT), PT Bank Tabungan Pensiun Negara (BTPN), PT Bank CIMB Niaga (BNGA), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP). “Itulah saham-saham yang dapat diperhatikan untuk day trading,” imbuhnya.

Yen keok, bursa Jepang dilanda aksi beli

Yen keok, bursa Jepang dilanda aksi beli
TOKYO. Mayoritas saham yang ditransaksikan di bursa Jepang mencatatkan kenaikan pada pagi ini. Per pukul 09.12 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,8% menjadi 9.719,82. Sepanjang pekan lalu, indeks acuan Negeri Sakura ini menanjak 2,8%. Sedangkan indeks Topix naik 0,8% menjadi 840,84.

Sejumlah saham yang ditransaksikan di bursa Jepang mencatatkan kenaikan. Beberapa di antaranya yakni Sony Corp yang naik 4%, JFE Holdings Inc naik 3%, dan Tokyo Dome Corp naik 2,3%.

Aksi beli yang melanda bursa Jepang tersokong oleh sentimen pelemahan yen ke level terendah dalam sembilan bulan terakhir terhadap dolar AS. Kondisi itu yang menyebabkan outlook kinerja eksportir Jepang menjadi positif.

"Jika yen terus melemah, maka hal itu akan menjadi bahan bakar bagi eksportir Jepang. Investor menjadi lebih optimistis," jelas Tim Schroeders, analis Pengana Capital Ltd di Melbourne.

Perlambatan China Bakal Tenggelamkan Rupiah

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (27/2) diprediksi melemah. Negatifnya ekspektasi atas data manufaktur China menjadi salah satu katalisnya.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi pelemahan rupiah awal pekan ini salah satunya tampak dari indikator teknikal. Dari sisi ini, menurutnya, rupiah masih berpeluang melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini.

Secara teknikal, kata dia, ada potensi pelemahan rupiah hingga level 9.150 per dolar AS yang merupakan line teratas dari formasi Triangles dalam grafik hariannya. "Untuk jangka pendek, pelemahan rupiah masih menguji level line teratas dari Triangels-nya pada 9.150 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Biasanya, kata Christian, formasi ini akan menunjukkan pergerakan rupiah secara keseluruhan yang cenderung terkonsolidasi dan dibutuhkan penembusan trennya untuk menentukan arah yang lebih jernih. "Support rupiah berada di level 9.070 dan resistance pada angka 9.150 per dolar AS," ujarnya.

Secara fundamental, lanjutnya, perlambatan ekonomi China akan kembali jadi sentimen di market dan jadi tekanan bagi rupiah. Awal pekan ini, China akan melaporkan PMI Manufacturing Index yang angkanya sudah diperkirakan negatif seiring penyebaran krisis utang Uni Eropa. "Angkanya diperkirakan turun jadi 49,8 dari sebelumnya 50,5," paparnya.

Di sisi lain, kata Christian, Jepang juga akan melaporkan output factory yang angka sebelumnya dirilis pada level 3,8%. "Angka ini berguna untuk melihat apakah sinyalnya cukup baik pada pemulihan ekonomi Jepang atau tidak," tutur Christian.

Sementara itu, dari dalam negeri, pasar menanti detail kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Jika kenaikan Rp1.500 per liter, inflasi di kisaran 5,5%. "Soal ini akan dibahas dalam rapat pemerintah dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Selasa (28/2)," imbuh Christian.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (24/2) ditutup melemah 74 poin (0,81%) ke level 9.114/9.124 per dolar AS.

Analis: Secara teknikal, indeks berpotensi rebound

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan mengalami teknikal rebound pada awal perdagangan, Senin (27/2). Meski begitu, menurut Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, sentimen domestik yang sepertinya bakal masih menggerogoti kinerja bursa.

"Namun secara teknikal, IHSG sudah oversold dan sepertinya investor juga sudah mulai membeli sedikit demi sedikit sehingga ada perlawanan terhadap kelanjutan koreksi. Oleh karena itu, walaupun ada kecenderungan melemah tapi pelemahannya akan mulai terbatas" urai Reza, Senin (27/2).

Reza menjelaskan, pola IHSG saat ini membentuk candle three black crows, dan ada tiga candle bergerak melemah secara berurutan. "Hari ini pola tersebut, menunggu sinyal dari pasar saham. Jika hari ini ada sinyal atau kode hijau, maka ada kemungkinan di hari berikutnya akan terus menguat," tambahnya.

Karena sentimen lebih dominan berasal dari dalam negeri, maka belakangan ini tampak IHSG tidak bergerak beriringan dengan bursa Asia lainnya, seperti Hang Seng maupun Shanghai Composite. "Hal ini juga terlihat pada penutupan Jumat (24/2), dimana IHSG ditutup di zona merah di tengah bursa Asia yang dominan bullish," ingat Reza.

Hari ini, Reza memprediksi IHSG akan bergerak di kisaran 3.800-3.875 sebagai supportnya dan 3.925-3.985 untuk resistance.

Sedangkan Analis Sinarmas Sekuritas, Jansen Kustianto, masih melihat potensi pelemahan IHSG di kisaran 3.830-3.910. "Saham-saham yang dapat diperhatikan untuk day trading antara lain ISAT, BTPN, BNGA, ICBP," ungkapnya.

Rekomendasi Reza hari ini adalah saham AALI, UNTR, INTP dan ADHI.

Waspadai Potensi Technical Rebound!

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia pada Senin (27/2) diperkirakan akan mengalami technical rebound. Investor pun sebaiknya bersiap.

Yuganur Widjanarko dari HD Capital memprediksikan, adanya potensi pembalikan arah IHSG di atas 3.900,“IHSG hari ini akan bergerak di level support 3.850-3.800-3.700 dan resistance 3.950-4.020-4.125,”ujarnya.

Menurutnya, indeks pekan lalu terkoreksi 2%, dipicu faktor pelemahan rupiah serta outloook inflasi yang lebih tinggi, akibat rencana kenaikan BBM di April. Namun, ia melihat hal ini berlebihan, sehingga menyarankan investor untuk mewaspadai adanya technical rebound kembali di atas 3.900.

Dengan potensi teknikal rebound untuk jangka pendek, Yuganur merekomendasikan trading di sejumlah saham. Salah satu adalah emiten big cap perbankan BUMN, Bank Mandiri (BMRI),”Rekomendasi beli BMRI dengan target harga Rp6.350,” katanya.

Menurutnya, koreksi sehat BMRI akibat pelemahan rupiah, telah mencapai dan bertahan di atas support low selama sebulan terakhir di Rp6.100. Hal ini didukung volume penjualan asing cukup besar, “Sehingga terciptanya setup ideal untuk technical rebound,”ucapnya.

Saham lain pilihan Yuga adalah Adaro Energy (ADRO) dengan target harga Rp2.000. Pascakoreksi yang menutup price gap bawah, emiten batubara dengan market cap terbesar setelah BUMI dan pangsa pasar ekspor besar ini, terlihat akan mengalami rebound kembali untuk mengetes resistance psikologis di Rp.2.000.

Saham Alam Sutera (ASRI), emitenproperti spesialis kavling dengan valuasi PER/PBV premium di atas sektor ini juga menarik dengan target harga Rp600. ASRI diperkirakan akan rebound cepat pasca koreksi. “Apalagi secara gambaran teknikal, keseluruhan masih dalam pola minor dan medium term uptrend,”paparnya.

Yuga juga menjagokan saham Astra (ASII).Koreksi cukup signifikan di penggerak indeks utama pada saham big cap consumer otomotif ini dengan volume jual asing lebih besar daripada sesi sebelumnya, membuat harga masuk ke kondisi oversold dan menciptakan setup untuk terjadinya bargain hunting dan technical rebound, ”Rekomendasi beli ASII dengan target harga Rp71.000,”tutupnya.

Pada perdagangan Jumat (24/2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ^JKSE) ditutup melemah hingga 64,25 poin atau 1,6% ke 3.894,56. Volume perdagangan mencapai 4,7 miliar saham senilai Rp5,3 triliun.

Pada penutupan perdagangan tercatat 238 saham melemah, 52 saham menguat dan 67 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell hingga Rp896,02 miliar dengan penjualan asing mencapai 2,8 triliun dan pembelian asing sebesar Rp1,9 triliun. [nat]

Harga emas rebound pagi ini

Harga emas rebound pagi ini
MELBOURNE. Harga emas pagi ini mencatatkan kenaikan. Pada pukul 10.12 waktu Melbourne, harga emas di pasar spot mencatatkan kenaikan 0,2% menjadi US$ 1.775,03 per troy ounce. Sementara, harga kontrak emas untuk pengantaran April di New York tak banyak mencatatkan perubahan di level US$ 1.776,30 per troy ounce.

Sedangkan harga kontrak perak untuk pengantaran cepat naik 0,3% menjadi US$ 35,4875 per troy ounce. Sedangkan harga kontrak perak untuk pengantaran Mei naik 0,4% menjadi US$ 35,57 per troy ounce.

IHSG Masih Dibayangi Ketidakpastian Harga BBM

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup akhir pekan dengan suram, jatuh 1,6% dihantam rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Ketidakpastian kenaikan harga BBM menjadi sentimen negatif IHSG.

Penutupan perdagangan pekan lalu IHSG secara konsisten berada dalam tekanan jual. Sentimen negatif dari rencana kenaikan harga BBM serta kekhawatiran akan inflasi tinggi menjadi katalis negatif bagi IHSG.

Indeks saham di Wall Street AS pada akhir pekan lalu ditutup mixed dengan volume perdagangan saham yang rendah. Namun, indeks S&P 500 mendekati level tertinggi sejak peristiwa jatuhnya Lehman Brothers di 2008.

Pada perdagangan Jumat (24/2/2012), indeks Dow Jones turun 1,74 poin ke 12.982,95, sementara S&P 500 naik 2,28 poin (0,17%) ke level 1.365,74. Indeks Nasdaq naik 0,4% ke 2.963,75.

Namun sentimen positif datang dari bursa regional yang sebagian besar bergerak menguat menyusul data makro ekonomi dari Amerika Serikat, seperti penjualan rumah dan tenaga kerja, yang diatas ekspektasi.

Bursa-bursa Asia bergerak mixed di awal pekan ini. Berikut posisi bursa regional pada Senin pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 menguat 39,96 poin (0,41%) ke level 9.687,7.
  • Indeks KOSPI turun 27,47 poin (1,35%) ke level 1.992,55.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:
Penutupan perdagangan pekan lalu IHSG secara konsisten berada dalam tekanan jual. Sentimen negatif dari rencana kenaikan harga BBM serta kekhawatiran akan inflasi tinggi menjadi katalis negatif bagi IHSG. Bursa regional sendiri sebagian besar bergerak menguat menyusul data makro ekonomi dari Amerika Serikat, seperti penjualan rumah dan tenaga kerja, yang diatas ekspektasi. Mengawali pekan ini, kami melihat tekanan jual mulai sedikit mereda. Meski demikian, ketidakpastian waktu dan besaran kenaikan harga BBM bersubsidi akan terus menjadi sentimen negatif yang membayangi pergerakan indeks. Investor asing memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan penyesuaian terhadap portofolio mereka. Dari sisi Price Earning Ratio (PE), IHSG termasuk tertinggi dibandingkan bursa Asia yang lain. Dari sisi teknikal, kami perkirakan indeks akan bergerak pada kisaran 3.832-3.930.

Indosurya:
Pada perdagangan Senin (27/2/2012) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.800-3.875 dan resistance 3.925-3.985. IHSG membentuk pola candle three black crows dimana sebelumnya membentuk candle shooting star.

Posisi candle kembali menyentuh lower bollinger bands. MACD bergerak turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic hampir menyentuh area oversold . Meski pergerakan bursa saham Eropa dan AS yang positif mampu mengantarkan bursa saham Asia ke teritori positif namun, sejumlah hal masih akan menghalangi pergerakan IHSG. Mulai dari internal dalam negeri hingga prediksi penurunan ekonomi China. Diharapkan pelemahan IHSG di akhir pekan bisa membuka peluang technical rebound pada saham-saham di BEI.

(dnl/ang)

Posisi yen loyo terhadap 16 mata uang dunia

Posisi yen loyo terhadap 16 mata uang dunia
TOKYO. Pagi ini, pergerakan yen melemah terhadap 16 mata uang utama dunia. Pada pukul 07.54 waktu Tokyo, yen melemah 0,6% menjadi 109,84 per euro. Sebelumnya, posisi yen sempat jatuh ke posisi 109,91, level paling rendah sejak 31 Oktober lalu.

Jika berhadapan dengan dolar AS, nilai tukar yen melemah 0,4% menjadi 81,56 per dolar. Sedangkan euro menguat 0,1% menjadi US$ 1,3467.

Sejumlah faktor disinyalir mempengaruhi pergerakan yen pagi ini. Di antaranya yakni sejumlah sinyal positif terkait proses pemulihan ekonomi AS serta langkah Eropa dalam menangani krisis utangnya.

"Investor merasa aman untuk melepas yen karena mereka berpikir negara-negara dunia akan berhasil menghindari skenario terburuk terkait pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pimpinan G-20 juga tengah berupaya untuk menangani krisis utang," papar Toshiya Yamauchi, senior currency analyst Ueda Harlow Ltd di Tokyo.

Inilah Saham Pilihan Senin (27/2)

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpotensi melemah pada perdagangan saham Senin (27/2). IHSG akan berada di level 3.830-3.910.

Analis PT Sinarmas Sekuritas Jansen Kustianto menuturkan, kekhawatiran akan inflasi yang disebabkan oleh rencana pemerintah menaikkan BBM bersubsidi dan harga minyak yang terus menguat turut mempengaruhi pergerakan IHSG. Selain itu, data ekonomi Amerika Serikat seperti data penjualan rumah dapat memberikan sentimen terhadap indeks saham. "Secara teknikal indeks berpotensi untuk melanjutkan pelemahan pada kisaran 3.830-3.910," tutur Jansen.

Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko menuturkan, koreksi akibat faktor pelemahan rupiah serta outlook inflasi yang lebih tinggi akibat rencana kenaikan BBM di Aprik membuat IHSG satu-satunya negara yang turun 2% terlalu berlebihan. Yuganur memperkirakan IHSG berpotensi menguat kembali di atas 3.900. IHSG akan berada di level support 3.850-3.800-3.700 dan level resistance 3.950-4.020-4.125.

Kepala Riset PT MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, jika pemerintah tidak tegas dan membiarkan ketidakpastian di atas berkembang liar dan terlalu lama di pasar, maka IHSG kemungkinan melemah tajam ke level 3.750. Selain itu, banyak data ekonomi Amerika Serikat akan dirilis pekan depan di tengah ketidakpastian zona Euro."IHSG akan berada di level 3.843-3.952," kata Edwin

Untuk rekomendasi saham, Jansen merekomendasikan saham-saham yang dapat diperhatikan untuk day trading antara lain saham PT Indosat Tbk (ISAT), saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Sedangkan Yuganur merekomendasikan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan saham PT Astra International Tbk (ASII). "Saya merekomendasikan buy untuk saham tersebut," kata Yuganur.

Euro perkasa atas mayoritas mata uang dunia

Euro perkasa atas mayoritas mata uang dunia
TOKYO. Pergerakan euro pagi ini perkasa terhadap mayoritas mata uang utama dunia. Pada pukul 07.53 waktu Tokyo, euro menguat 0,6% menjadi 109,83 yen dari 109,18 di New York pada 24 Februari lalu. Bahkan sebelumnya, euro sempat diperdagangkan ke posisi 109,91, level terperkasa sejak 31 Oktober lalu.

Sedangkan jika berhadapan dengan dolar AS, euro menguat 0,1% menjadi US$ 1,3468. Dolar AS juga menguat 0,6% menjadi 81,67 yen, yang merupakan level paling kuat sejak 31 Mei lalu, sebelum akhirnya ditransaksikan di posisi 81,55.

Penguatan euro disinyalir terkait pernyataan China memgenai penanganan krisis Eropa. Asal tahu saja, Gubernur Bank Sentral China Zhou Xiaochuan mengungkapkan bahwa Negeri Panda akan menjalankan komitmennya untuk menambah dana bantuan Eropa melalui Badan Moneter Internasional.

Harga BBM Naik, Investor Cenderung Likuidasi Saham

INILAH.COM, Jakarta – Dalam sepekan ke depan, peluang kenaikan IHSG masih 50%. Seiring rencana kenaikan harga BBM, investor cenderung likuidasi saham. Tapi, saham batu bara layak trading.

Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan hal itu kepada INILAH.COM. Menurutnya, untuk Senin (27/2), IHSG berpeluang technical rebound selama tidak ada berita negatif baik dari eksternal maupun internal. Tapi, dalam sepekan ke depan tren-nya masih konsolidasi, meskipun, pada saat IHSG di level 3.850-anakhir pekan lalu,tampak adanya buying power.

Sayangya, kata dia, buying power itu, belum mengonfirmasi technical rebound. Sebab, dikhawatirkan, hal itu lebih dipicu oleh pelaku yang mengambil posisi short sellingapakah covering up dari posisi short selling-nya itu atau pembeli baru. “Tapi, secara umum, peluang pelemehan dan penguatan IHSG dalam sepekan ke depan masih 50:50 dan pergerakannya masih akan berada dalam kisarannya,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Jumat (24/2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 64,25 poin (1,62%) ke level 3.894,562 dengan intraday tertinggi 3.959,101 dan terendah 3.850,128. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 13,32 poin (1,94%) ke angka 671,649.Berikut ini wawancara lengkapnya:

IHSG melemah tajam 64,25 poin. Apakah tren pergerakan IHSG sudah berubah menjadi bearish?
Posisi IHSG saat ini lebih bersifat konsolidasi dan belum berubah menjadi bearish. Pelemahan IHSG lebih dipicu oleh faktor internal yakni wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digulirkan pemerintah dalam dua hari terakhir ini. Karena itujuga,indeks mengalami tekanan jualdalam dua hari terakhir.

Ada peluang BBM naik Rp500-1.500 per liter. Isu kenaikan BBM membuat beberapa investor cenderung melikuidasi saham yang mereka miliki.Sudah di atas 50%kemungkinannya, pemerintah akan mengajukan kenaikan dan jika DPR tidak setuju akan mengeluarkan Perpu pengganti Undang-undang. Karena itu, pada 1 April, harga BBM dipastikan sudah naik.Masalah besaran kenaikannyabelum jelas apakah Rp500, Rp1.000, atau Rp1.500. Menurut saya kemingkinan BBM naik Rp1.000 walaupun itu bukan solusi yang baik.

Potensi inflasinya?
Menurut BI, jika BBM naik Rp1.500, inflasi akan melampaui target BI yang di level 5,5%. Karena itu, market bereaksi negatif. Maskipun, jelang akhir perdagangan terjadi technical rebound saat IHSG berada di level 3.850.

Kalau begitu, bagaimana arah IHSG dalam sepekan ke depan?
Untuk awal pekan, Senin (27/2), IHSG berpeluang technical rebound selama tidak ada berita negatif baik dari eksternal maupun internal. Tapi, dalam sepekan ke depan tren-nya masih konsolidasi.

Memang, pada saat IHSG di level 3.850-an, saya melihat adanya buying power.Tapi, ini belum mengonfirmasi technical rebound. Sebab, dikhawatirkan buying power itu lebih dipicu oleh pelaku yang mengambil posisi short selling. Baik covering up dari posisi short selling-nya untuk diangkat lagi atau pembeli baru. Saya belum tahu.

Tapi, secara umum, peluang pelemehan dan penguatan IHSG dalam sepekan ke depan masih 50:50 dan pergerakannya masih akan berada dalam kisarannya.

Level support dan resistance IHSG?
Level 3.850 menjadi support dalam sepekan ke depan dan 3.920-3.950 sebagai level resistance-nya. Pekan ini, IHSG dalam proses pengujian level support. Jika kuat, akan mengarah kearah resistance. Sebab, tekanan jual bukan karena faktor regional melainkan internalyakni faktor rencana kenaikan harga BBM.

Lantas, saham apa saja yang Anda rekomendasikan?
Dalam situasi market begini, saya cenderung menjagokan saham-saham di sektor batu bara seiring kenaikan harga minyak. Tapi, saham-saham di sektor migas pun bisa diperhatikan. Saham-saham itu akan diuntungkan dari kenaikan harga minyak yang berpotensi naik ke level US$115 per barel untuk hrga NYMEX.

Minyak sangat terkait erat dengan masalah Iran. Jika Iran melunak, bargaining minyak internasional juga akan menurun. Jadi, strategi buy on weakness saat ini nyaman dilakukandan untuk trading tetap memperhatikan grafiknya.

Bagi investor jangka panjang?
Bagi investor jangka panjang, pilihlah saham-saham perbankan seperti PT Bank Negara Indoensia (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Mandiri (BMRI). Investor jangka panjang jangan pilih saham batu bara karena volatilitasnya tinggi. Tapi, meski saham-saham perbankan sudah murah, belum ada sinyal beli.

Untuk trading?
Untuk trading, beberapa saham batu bara juga menarik jika melihat grafiknya terutama yang sudah merilis kinerja keuangannya seperti PT Indo Tambang Raya (ITMG). PT Adaro Energy (ADRO) juga menarik dengan memperhatikan chart-nya. PT Indika Energy (INDY) menarik untuk buy on weakness.

Saham-saham second liners bagaimana?
Saham-saham batu bara second liner juga oke-oke saja. Tinggal mencari mana saja yang menarik. Antara lain PT Darma Henwa (DEWA) dengan disiplin stoploss.Sementara itu, peluang di sektor migas masih terbatas. Yang mainnya besar hanya PT Medco Energi (MEDC) yang saat ini masih kurang oke.Secara grafik, tunggu saja dulu. PT Benakat Petroleum Energy (BIPI) juga begitu. Yang lebih jelas pergerakannya adalah saham-saham di sektor batu bara karena likuiditasnya cukup tinggi dengan nilai transaksi yang mumpuni. Jadi, untuk investasi (jangka panjang) masuk di perbankan dan untuk trading masuk di saham batu bara.

Cermat memilih investasi emas

Cermat memilih investasi emas
JAKARTA. Daya tarik emas sebagai instumen investasi, sulit memudar. Meski sempat surut pamor akibat tren penurunan harga akhir tahun lalu, emas kini kembali menarik perhatian para investor.
Sepekan terakhir, harga emas berjangka di Bursa Berjangka New York, naik 3,5% ke US$ 1.786,3 per ons troi. Meski menutup pekan, harganya terkoreksi lagi ke posisi US$ 1.776,4 per ons troi.
Mayoritas analis memprediksi, prospek harga emas masih positif. "Dalam tiga hingga lima tahun ke depan, harga emas bisa Rp 2 juta per gram," ujar Nico Omer Jonckeere, Vice President Research Valbury Futures.
Saat ini, harga emas per gram di Divisi Logam Mulia Aneka Tambang mencapai Rp 571.000 per gram, sudah naik 6% sejak awal tahun ini. Kilau harga emas itu, memicu tawaran investasi berembel-embel emas.
Mulai dari cara konvensional yakni membeli emas fisik dalam bentuk perhiasan, emas batangan maupun dinar, lalu trading di kontrak emas berjangka, hingga gadai emas dan kebun emas. Para pemilik dana harus jeli menimbang dan mencermati bentuk investasi emas yang prospektif dan aman.
Prita H. Ghozie, Perencana Keuangan ZAP Finance, menilai, membeli emas rutin secara berkala, masih menjadi pilihan investasi emas yang menarik. Di toko emas atau Antam, banyak pilihan ukuran emas batangan yang ditawarkan. Mulai ukuran satu gram hingga satu kilogram. "Biasakan membeli secara rutin, misalnya yang 10 gram," katanya.
Investor harus memastikan emasnya bersertifikat Antam agar likuid dan harganya mengikuti pasar. Selain itu, yang perlu diingat, sesuaikan dengan tujuan investasi.
Setelah memiliki emas fisik, investor baru bisa mempertimbangkan skema investasi lain, seperti kebun emas. Namun, adanya unsur spekulasi harga memberikan potensi untung besar dan risiko yang tak kalah besar. Tanpa pemahaman dan kelihaian memutar dana, investor bisa buntung.
Sedangkan gadai emas, sejatinya kurang tepat menjadi pilihan investasi emas. "Perlu dipahami, gadai emas itu bukan investasi, melainkan meminjam uang," tandas Prita.
Rakhmi Permatasari, Perencana Keuangan Safir Senduk dan Rekan, menambahkan, berinvestasi dalam bentuk dinar akan lebih menguntungkan jika tergabung dalam komunitasnya. "Ini agar transaksi lebih mudah dan harga terjaga," kata dia.
Bagaimana dengan pembelian emas dengan kredit tanpa memegang fisiknya? Iwan Cahyo, analis Nine Star Futures, menilai, lebih baik pembelian emas dibarengi dengan fisik emasnya karena akan lebih aman. Terlebih, saat ini tarif jasa safe deposit di bank sudah murah. "Ada yang biayanya hanya Rp 150. 000 per tahun," imbuh Rakhmi.
Kendati terbukti andal mengimbangi inflasi, investasi di emas bukan tanpa risiko. Anjloknya harga tahun lalu menjadi peringatan bagi investor agar tetap berhati-hati. "Emas hanya cocok untuk tujuan investasi satu hingga delapan tahun," ujar dia.