Senin, 27 Februari 2012

Koreksi Berlanjut, BOW Saham Terkoreksi

Medium
INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham domestik masih akan melanjutkan koreksi hingga penutupan. Namun, ada beberapa saham terkoreksi yang bisa diakumulasi di harga rendah.

Pada perdagangan Senin (27/2) sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 38,611 poin (0,99%) ke level 3.855,951. Demikian juga indeks saham unggulan LQ 45 yang melemah 7,712 poin (1,15%) ke level 663,937.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 1,392 miliar lembar saham, senilai Rp 1,841 triliun dan frekuensi 41.942 kali. Sebanyak 44 saham naik, sisanya 133 saham turun, dan 107 saham stagnan.

Aliran dana asing terlihat keluar, dengan transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp206 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual Rp1,088 triliun dan transaksi beli mencapai Rp881 miliar.

Semua sektor melemah, dengan finansial memimpin penurunan sebesar 1,4%. Disusul sektor konsumer, industir dasar, properti dan perkebunan sebesar 1,3%. Kmueidan sektor infrastruktur dan manufaktur sebesar 0,9%.

IHSG tampaknya masih akan melanjutkan pelemahan hingga penutupan sore nanti.”IHSG akan bergerak di kisaran level 3843-3952,”ujar Edwin Sebayang, analis dari MNC Securities.

Menurutnya, sentimen utama penekan bursa berasal dari dalam negeri, yakni kenaikan harga BBM bersubsidi. Pemerintah Indonesia saat ini memang sedang mengaji kenaikan harga BBM bersubsidi, apakah Rp 500, Rp 1000, Rp 1500 atau Rp 2000.

Ia menilai, jika pemerintah hanya menaikan harga premium Rp 500 atau Rp 1000/liter, maka kontribusi terhadap kenaikan inflasi sekitar 1% menjadi total 5,5%. Sedangkan jika harga premium dinaikkan Rp 1500 atau Rp 2000, maka kontribusi terhadap inflasi sekitar 2 -2,5%, sehingga inflasi 2012 bisa mencapai 6 -6,5%.

Dijelaskan, kalau inflasi mencapai 6,5%, maka BI Rate harus dinaikkan minimal setara inflasi 6,5%, yang artinya BI Rate berpotensi naik 75 basis poin (0,75%) sampai akhir 2012 untuk mengimbangi kenaikan inflasi tersebut. “Ini berarti, IHSG bisa terguncang hingga ke level 3626 (MA 50 wk),”katanya.

Namun, faktor eksternal juga harus dicermati pelaku pasar, seperti pergerakan harga minyak mentah dunia yang sudah mencapai level tertinggi dalam 9 bulan. Kemudian kelanjutan penyelesaian masalah zona euro serta rilisnya data ekonomi di AS.

Di tengah situasi ini, beberapa saham masih dijagokan. Seperti HRUM, ITMG, INDY, PGAS, INTA, UNTR, BBRI, MAPI, ICBP, PTBA, ASII, INTP dan JSMR. “Rekomendasi buy on weakness untuk saham-saham ini,”tutupnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar