Selasa, 17 Januari 2012

Asing Net Buy, IHSG Naik 1,1% ke 3.954,75

INILAH.COM, Jakarta - IHSG menguat 45,06 poin atau 1,1% ke 3.954,75 pada penutupan perdagangan Selasa (17/1). Volume perdagangan mencapai 7 miliar saham senilai Rp4,4 triliun.

Pada penutupan hari ini, tercatat 175 saham menguat, 85 saham melemah dan 97 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign buy sebesar Rp183,2 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp1,7 triliun dan penjualan asing sebesar Rp1,5 triliun.

Indeks JII naik 5,9 poin ke 559,75, indeks ISSI naik 1,2 poin ke 130,35 dan indeks LQ45 naik 6,4 poin ke 694,48. Penguatan tertinggi dialami sektor pertambangan hingga 33,8 poin ke 2.660,83 disusul sektor aneka industri naik 20,5 poin ke 1.377 dan sektor perkebunan naik 15,1 poin ke 2.212.

Sip, indeks ditutup melaju 1,15% di sesi sore

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan lonjakan 1,15% di sesi sore. Alhasil, posisi terakhir indeks saat ini adalah 3.954,755.

Volume transaksi sepanjang hari ini terbilang cukup ramai dengan melibatkan 7,001 miliar saham. Adapun nilai transaksinya adalah Rp 4,482 triliun.

Sepuluh sektor kompak menghijau. Kenaikan tertinggi dicatatkan oleh sektor industri dasar sebesar 1,7%, sektor industri lain-lain sebesar 1,52%, dan sektor pertambangan sebesar 1,48%.

Sementara itu, sejumlah saham yang menghuni posisi top gainers antara lain: PT Kimia Farma (KAEF) naik 22,39% menjadi Rp 410, PT Renuka Coalindo (SQMI) naik 21,43% menjadi Rp 680, dan PT Schering Plough Indo (SCPI) naik 16,67% menjadi Rp 42.000.

Sedangkan di jajaran top losers, terdapat saham-saham: PT Humpuss Intermoda (HITS) turun 14,55% menjadi Rp 235, PT Lionmesh Prima (LMSH) turun 9,62% menjadi Rp 4.700, dan PT Perdana Bangun Pusaka (KONI) turun 8,89% menjadi Rp 205.

Bursa Asia Melaju Kencang, IHSG Melesat 45 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 45 poin buntuti bursa Asia yang melaju kencang. Sentimen positif datang dari membaiknya bursa-bursa Eropa juga pertumbuhan ekonomi China yang sesuai ekspektasi pasar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 9.200 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.150 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka menanjak 14,204 poin (0,36%) ke level 3.923,897 disokong penguatan bursa-bursa di Asia. Investor juga fokus menanti laporan keuangan emiten 2011.

Indeks terus bertahan di teritori positif sejak pembukaan perdagangan. Aksi beli di awal perdagangan sempat mendorong indeks naik cukup tinggi.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik 18,753 poin (0,47%) ke level 3.928,446 akibat aksi beli selektif di saham-saham lapis dua yang sudah murah. Menguatnya bursa Asia juga turut membantu sentimen.

Posisi tertinggi yang bisa diraih indeks pada perdagangan hari ini di level 3.955,736. Aksi beli semakin marak menjelang penutupan perdagangan.

Mengakhiri perdagangan, Selasa (17/1/2012), IHSG ditutup melesat 45,062 poin (1,15%) ke level 3.954,755. Sementara Indeks LQ 45 ditutup melaju 7,882 poin (1,14%) ke level 695,957.

Aksi beli selektif terjadi di saham-saham lapis dua yang kemarin sudah turun secara signifikan. Indeks sektor aneka industri menguat paling tinggi.

Investor lokal paling aktif pada perdagangan hari ini, tapi pemodal asing juga tak mau ketinggalan. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 181,405 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 139.402 kali pada volume 14,003 juta lot saham senilai Rp 4,482 triliun. Sebanyak 175 saham naik, sisanya 85 saham turun, dan 97 saham stagnan.

Indeks bursa saham Asia melesat ke level tertinggi dalam enam pekan terakhir. Penguatan didorong oleh kecilnya imbal hasil obligasi Perancis dan pertumbuhan ekonomi China yang sesuai prediksi analis meski secara tahunan melambat.

Laju penguatan bursa-bursa di regional pun semakin kencang, bahkan bursa saham China meroket lebih dari empat persen, diikuti oleh bursa-bursa saham lainnya.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai meroket 92,18 poin (4,18%) ke level 2.298,38.
  • Indeks Hang Seng melonjak 509,15 poin (2,68%) ke level 19.521,35.
  • Indeks Nikkei 225 melesat 88,04 poin (1,05%) ke level 8.466,40.
  • Indeks Straits Times melaju 41,99 poin (1,52%) ke level 2.798,48.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Schering Plough (SCPI) naik Rp 6.000 ke Rp 42.000, Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 2.000 ke Rp 123.000, Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.100 ke Rp 77.300, dan Indomobil (IMAS) naik Rp 900 ke Rp 15.250.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Petrosea (PTRO) turun Rp 1.500 ke Rp 36.000, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 750 ke Rp 11.200, Lionmesh (LMSH) turun Rp 500 ke Rp 4.700, dan BFI Finance (BFIN) turun Rp 350 ke Rp 5.000.
(ang/qom)

Abaikan Downgrade, Bursa Eropa Menguat

Medium
INILAH.COM, London - Bursa saaham Eropa menguat pada pembukaan perdagangan Selasa (17/1) melanjutkan reli pada perdagangan kemarin, Investor mengesampingkan downgrade Eropa dan merespon data China di kuartal IV 2011.

Indeks FTSE naik 1% ke 5.715, indeks DAX naik 1,3% ke 6.301 dan indeks CAC naik 1% ke 3.258. "Pasar Eropa cendrung mendapatkan momentum mengangkat indeks dari data China yang menaikkan aset berisiko," kata Stan Shamu dari IG Market Strategi.

Senin malam, Standard & Poor memangkas rating kredit dari Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa. Dana untuk penyelamatan zona Euro turun satu tingkat menjadi AA+ dari AAA.

Data yang dirilis dari ekonomi China menunjukkan pada kuartal IV PDB hanya mencapai 8,9%. Padahal pada kuartal III 2011 PDB China mencapai 9,1%. Penyebabnya karena output industri melambat kurang dari yang diperkirakan.

Untuk indeks Hang Seng naik 2,2%, indeks Shanghai naik 3,9%, indeks Nikkei naik 1,05%, indeks Kospi naik 1,8%, indeks STI naik 1,3%, indeks ASX naik 1,6%.

Menu Sesi Dua: Saham Astra, Semen, Agri, & Bank

INILAH.COM, Jakarta – IHSG diprediksi bertahan pada zona hijau hingga penutupan seiring positifnya laju bursa Asia. Saham-saham pada grup Astra, semen, perkebunan dan perbankan layak jadi pilihan.

Pada sesi pertama perdagangan Selasa (17/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 18,75 poin (0,48%) ke level 3.928,446. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 2,47 poin (0,36%) ke angka 690,541.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,3 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 3,4 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp1,42 triliun di pasar regular dari total Rp1,85 triliun dan frekuensi 64.641 kali. Sebanyak 132 saham menguat, sedangkan 87 saham melemah dan 106 saham stagnan.

Penguatan indeks juga diwarnai aksi beli dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp63,4 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp715,13 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp651,6 miliar.

Mayoritas sektor saham mendukung penguatan indeks. Saham sektor perdagangan memimpin kenaikan 1,09%, disusul industri dasar 1,03%, keuangan 1%, aneka industri 0,60%, manufaktur 0,47%, perkebunan 0,34%, properti 0,16%, dan infrastruktur 0,04%. Hanya sektor konsumsi yang melemah tipis 0,01% dan pertambangan stagnan.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, indeks saham domestik bakal bertahan pada teritori positif hingga penutupan sore nanti. “Indeks memiliki support di level 3.859 dan resistance 3.955,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (17/1).

Penguatan indeks hari ini, menurutnya, dipicu oleh positifnya pergerakan burs regional Asia. “Karena pasar saham AS libur, bursa saham Asia mengacu ke bursa saham Eropa yang begerak positif pasca-downgrade 9 negara zona euro,” ujarnya.

Kenaikan bursa saham Eropa, kata Cece, seiring komitmen dari European Central Bank (ECB) dan petinggi Uni Eropa lainnya untuk lebih fokus pada penanganan krisis pasca-dowgrade meskipun pasar belum mengetahui detilnya. “Karena itu, setelah pasar melakukan profit taking kemarin, hari ini kembali buy back saham-saham yang mereka jual itu meskipun IHSG sudah jenuh beli,” imbuhnya.

Di atas semua itu, Cece merekomendasikan saham-saham di sektor semen, grup Astra, perkebunan, dan perbankan yang menurunya, belum mencapai level tertingginyanya. Saham-saham di sektor perbankan masih menarik untuk jangka pendek. “Sebab, sektor ini yang secara historis selalu merilis kinerja keuangan termasuk untuk kuartal IV-2011,” imbuhnya.

Tapi, untuk jangka panjang pasar harus mewaspadai inflasi 2012 yang diperkirakan melambung ke level 5% (year on year) dari 3,79% pada 2011,” ucapnya. Kenaikan inflasi dipicu oleh rencana pencabutan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan diberlakukan pemerintah pada 1 April 2012.

Selain itu, kenaikan inflasi juga didukung pada oleh rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) pada bulan yang sama. “Karena itu, hati-hati pada saham-saham yang sensitive inflasi termasuk sektor perbankan,” papar Cece.

Saham-saham pilihannya adalah PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR), PT Astra Internasional (ASII), dan PT United Tractor (UNTR).

Di sektor perkebunan, direkomendasikan PT London Sumatera Plantation (LSIP), PT Astra Agro Lestari (AALI) dan PT Sampoerna Agro (SGRO). Di sektor perbankan direkomendasikan saham-saham berkapitalisasi besar seperti PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan PT Bank Central Asia (BBCA). “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut,” ujarnya.

Kenaikan indeks di sesi I disokong tujuh sektor

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada sesi I. Pada pukul 12.00, indeks tercatat naik 0.48% menjadi 3.928,446.

Sekitar 125 saham ditransaksikan naik. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 79 saham dan 94 saham lainnya diam di tempat. Total volume transaksi hari ini melibatkan 3,343 miliar saham senilai Rp 1,992 triliun.

Sementara itu, secara sektoral IHSG tampil beragam. Tujuh sektor berhasil naik, di mana sektor perdagangan dan industri dasar memimpin kenaikan dengan lonjakan masing-masing sebesar 1,13% dan 1,04%. Sedangkan tiga sektor yang memerah adalah sektor pertambangan turun 0,11%, sektor konstruksi turun 0,04%, dan sektor consumer goods turun 0,02%.

Saham-saham yang mencatatkan kenaikan tertinggi di paruh pertama adalah PT Voksel Electric (VOKS) naik 25% menjadi Rp 1.000, PT Schering Plough Indonesia (SCPI) naik 16,67% menjadi Rp 42.000, dan PT Bank Internasional Indonesia (BNII) naik 16,67% menjadi Rp 490.

Sedangkan tiga saham dengan penurunan paling dalam ialah: PT Humpuss Intermoda (HITS) turun 14,55% menjadi Rp 235, PT Goodyear Indonesia (GDYR) turun 11,43% menjadi Rp 9.300, dan PT Perdana Bangun Pusaka (KONI) turun 8,89% menjadi Rp 205.

Aksi Beli Selektif Dorong IHSG Naik 18 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 18 poin akibat aksi beli selektif di saham-saham lapis dua yang sudah murah. Menguatnya bursa Asia juga turut membantu sentimen.

Mengawali perdagangan, IHSG dibuka menanjak 14,204 poin (0,36%) ke level 3.923,897 disokong penguatan bursa-bursa di Asia. Investor juga fokus menanti laporan keuangan emiten 2011.

Indeks terus bertahan di teritori positif sejak pembukaan perdagangan. Aksi beli di awal perdagangan sempat mendorong indeks mencapai posisi tertingginya hari ini di 3.938,589.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (17/1/2012), IHSG naik 18,753 poin (0,47%) ke level 3.928,446. Sementara Indeks LQ 45 menguat 2,466 poin (0,35%) ke level 690,541.

Aksi beli selektif terjadi di saham-saham lapis dua yang kemarin sudah turun secara signifikan. Indeks sektor industri dasar menguat paling tinggi.

Mayoritas indeks sektoral berhasil menguat di zona hijau, namun masih ada pula beberapa yang ketinggalan di zona merah, seperti indeks sektor konsumer dan infrastruktur.

Situasi krisis Eropa dan laporan keuangan emiten tahun 2011 menjadi fokus investor pekan ini. Bursa saham Wall Street tutup menyambut hari Martin Luther King Jr sehingga menimbulkan minimnya sentimen dari pasar global.

Suasana perdagangan juga lebih bergairah dibandingkan perdagangan beberapa hari terakhir. Meski tidak terlalu agresif, investor asing masih mencatat pembelian bersih hingga siang hari ini.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 64.641 kali pada volume 6,869 juta lot saham senilai Rp 1,993 triliun. Sebanyak 132 saham naik, sisanya 87 saham turun, dan 106 saham stagnan.

Bursa-bursa di regional masih kompak menguat di jalur hijau, dipimpin oleh bursa saham Hong Kong. Meski pertumbuhan ekonomi China melambat, namun masih sesuai ekspektasi pasar analis.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai menguat 20,47 poin (0,93%) ke level 2.226,67.
  • Indeks Hang Seng melonjak 357,71 poin (1,88%) ke level 19.369,91.
  • Indeks Nikkei 225 naik 58,92 poin (0,70%) ke level 8.437,28.
  • Indeks Straits Times menanjak 24,86 poin (0,90%) ke level 2.781,35.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Schering Plough (SCPI) naik Rp 6.000 ke Rp 42.000, United Tractor (UNTR) naik Rp 550 ke Rp 28.250, Indocement (INTP) naik Rp 500 ke Rp 18.150, dan Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 450 ke Rp 4.100.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Goodyear (GDYR) turun Rp 1.200 ke Rp 9.300, Mayora (MYOR) turun Rp 200 ke Rp 14.600, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 200 ke Rp 19.200, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 200 ke Rp 39.000.

(ang/qom)

Bursa Jepang bergerak positif pada transaksi pagi

TOKYO. Saham-saham yang diperdagangkan di bursa Jepang mencatatkan kenaikan pagi ini. Pada pukul 09.24 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,5% menjadi 8.423,86. Sementara, indeks Topix naik 0,4% menjadi 727,87. Dalam delapan saham yang naik, hanya ada satu saham yang melorot. Kemarin, kedua indeks acuan tersebut mencatatkan penurunan terbesar sejak 15 Desember lalu.

Sejumlah saham turut mempengaruhi pergerakan bursa Negeri Sakura. Beberapa di antaranya adalah Sumitimi Mitsui Financial Group Inc yang naik 1%, Inpex Corp yang naik 1,2%, dan Taiyo Yuden Co yang naik 3,3%.

Aksi beli yang melanda bursa Jepang terdongkrak sentimen penurunan biaya pinjaman Prancis. Selain itu, pasar memprediksi, data yang bakal dirilis hari ini akan menunjukkan perlambatan ekonomi China sehingga akan mendorong pemerintah Negeri Panda tersebut memperlonggar kebijakan dengan tujuan mendongkrak kembali pertumbuhan.

"Pembelian surat utang Eropa oleh Bank Sentral Eropa menyebabkan stabilitas dan menyokong lelang surat utang Prancis. Investor memang sudah memprediksi bakal ada pemangkasan peringkat utang di sejumlah negara Eropa," jelas Fumiyuki Nakanishi, strategist SMBC Friend Securities Co.

Catatan saja, kemarin, Stoxx Europe 600 Indexditutup dengan kenaikan 0,8% menjadi 251,12 kemarin.

Inilah Target Teknikal Saham Batu Bara Januari

INILAH.COM, Jakarta – Pascapemangkasan massal rating utang zona euro, mayoritas saham batu bara turun, Senin (16/1). Tapi, saham sektor ini dinilai prospektif hingga akhir Januari. Seperti apa?

Pada perdagangan Senin (16/1), saham PT Bumi Resources (BUMI) ditutup melemah Rp50 (1,98%) ke level Rp2.475; PT Adaro Energy (ADRO) turun Rp30 (1,65%) ke Rp1.780; PT Bukit Asam (PTBA) naik Rp150 (0,77%) ke level Rp19.400;

PT Indo Tambang Raya (ITMG) turun Rp500 (1,25%) ke Rp39.200. PT Harum Energy (HRUM) turun Rp200 (2,73%) ke level Rp7.100; dan PT Berau Coal Energy (BRAU) turun Rp10 (2,29%) ke level Rp425 per saham.

Kepala Riset Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan, sumber daya energi dan batu bara di Indonesia bersifat jangka panjang. Karena itu, investor asing sangat tertarik untuk masuk pada perusahaan batu bara di Tanah Air.

Salah satunya, Aditya Birla Group, perusahaan konglomerasi multinasional asal India yang tertarik pada 15% saham BUMI. “Secara goegrafis, Indonesia sangat strategis dengan pangsa pasar Asia yang besar,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurut Alfiansyah, India dan China merupakan pasar batu bara Indonesia terbesar. Apalagi, tingkat pertumbuhan kedua negara ini di atas rata-rata Asia. “Untuk menopang pertumbuhan itu, China dan India butuh batu bara sebagai substitusi minyak,” imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya, perluasan pangsa pasar juga masih terbuka. Apalagi, jika ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi global naik, seiring meredanya krisis Eropa di mana permintaan batu bara akan tinggi. “Memang, dalam situasi krisis Eropa, permintaan turun tapi pangsa pasarnya tetap ada,” ungkap Alfiansyah.

Karena itu, lanjutnya, harga batu bara terus meroket dari tahun ke tahun di New Castle yang jadi acuan. Pada 2009 harga batu bara bertenger di level Rp71,7 per metrik ton, pada 2010 di level Rp99 per metrik ton, dan 2011 di level US$120,53 per metric ton.

Begitu juga dengan 2012 di mana harga batu bara sangat prospektif. Menurutnya, berdasarkan compound annual growth rate(CAGR), harga batu bara 2012 berpotensi ke level US$143 per metrik ton. “Hingga 13 Januari, harga batu bara di level US$119,56 per metrik ton,” ucapnya.

Di atas semua itu, Alfiansyah menjagokan saham-saham batu bara yang jadi pemain besar seperti BUMI, ADRO, PTBA, ITMG, HRUM, dan BRAU. Sementara itu, dari sisi pertumbuhan laba yang di atas rata-rata industrinya adalah ADRO 102%, HRUM 90% dan PTBA 67% per kuartal III-2011. “Pada kuartal keempat 2011 pun diperkirakan tidak akan jauh berbeda,” imbuh Alfiansyah.

Karena itu, dia menegaskan, saham-saham di sektor batu bara masih sangat menjanjikan. Apalagi, batu bara menjadi kebutuhan pokok bagi industri. Artinya, masih ada demand yang cukup terbuka sehingga potential gain cukup terbuka juga untuk saham di sektor ini.

Dia merekomendasikan selective buying saham-saham tersebut dengan melihat potensi pertumbuhan kinerja per emiten. Tapi, kata dia, secara teknikal, tren pergerakan saham BUMI punya upside potential ke resistance Rp2.725 hingga akhir Januari.

Sementara itu, ADRO, masih sideways. Tapi, jika tembus resistance Rp1.830, berpeluang menguji level psikologis Rp2.000. “Untuk Januari ini, agak berat dicapai. Mungkin ada gap di level Rp1.920 untuk Januari ini secara teknikal,” ucapnya.

PTBA dinilainya, memasuki area jenuh beli (overbought). Tapi, target yang akan dicapai adalah resistance Rp19.950. Untuk ITMG, Alfiansyah menyarankan untuk menyikapinya dengan pola buy on weakness. Sebab, secara teknikal menuju level support terlebih dahulu Rp38.600. “Jika support ini menjadi tahanan yang solid, bisa diakumulasi di level support ini,” timpalnya.

Pasalnya, jika ITMG tahan pada support tersebut, bisa balik arah (reversal) ke level resistance Rp41.000. “Tapi, jika support tidak kuat, berpotensi melemah ke level Rp36.900,” kata dia mewanti-wanti.

Sedangkan saham HRUM, menurutnya, secara teknikal menguji resistance Rp7.400. Memang sempat tersentuh, tapi tidak tembus sehingga kembali membentuk pola konsolidasi. “Hati-hati, karena akan menuju support Rp6.900. Jika tembus support ini, siap-siap untuk cut loss. Sebab, ada potensi pelemahan lebih jauh ke Rp6.300. Sedangkan level resistance ada di Rp7.400,” tuturnya.

Terakhir saham BRAU. Menurutnya, beberapa indikator teknikal BRAU masih variatif. Ada yang naik, tapi indikator lainnya dalam pola konsolidasi. Karena itu, sikapi dengan pola buy on weakness di level Rp425. Hati-hati jika bergerak di bawah Rp425. “Sebab, ada potensi turun ke Rp370. Cut loss di level Rp420 dan target resistance di level Rp455 jika support Rp425 cukup kuat,” imbuh Alfiansyah.

Analis Tak Berani Rekomendasi, Wait and See Saja!

INILAH.COM, Jakarta - Entah apa yang ada di kepala para pelaku pasar saat ini. Kaget, sedih, kecewa, atau cuma bisa bengong. Intinya, peristiwa yang terjadi di awal pekan ini membuat para pemodal tak bisa berkata-kata.

Maklum, mereka tak menduga kalau pemangkasan rating sembilan negara Eropa oleh Standard & Poors (SP) bakal terjadi di akhir pekan. Yang menyedihkan lagi, mereka tak mampu berbuat apa-apa.

Makanya, tak heran bila banyak pelaku pasar modal meneteskan air mata Bombay. Betapa tidak, Senin (16/1) kemarin saham di berbagai pasar modal langsung berjatuhan. Di Bursa Efek Indonesia, hari ini indeks ditutup melemah 25,63 poin (0,65%) ke level 3.909,69. Yang menyedihkan, saham-saham unggulan yang selama ini dipercaya memiliki daya tahan tinggi ternyata ikut terperosok.

Saham PT Bank Central Asia (BBCA) misalnya, ini turun 0,63% ke tingkat harga Rp7.950 per unit. Nasib rekan-rekannya sesama bank juga sami mawon. PT Bank Negara Indonesia (BBNI) turun 0,67%, PT Bank Niaga (BNGA) pun menukik 0,80%, dan yang paling parah menimpa saham PT Bank mandiri (BMRI) yang terjun 2,19% ke level Rp 6.700.

Yang lain? Ah, sudahlah, sama juga. Bahkan saham tambang, yang diramalkan akan naik, ikut-ikutan terpuruk. Lihat saja saham PT Bumi Resources (BUMI) yang mengalami penurunan 1,98%.

Singkat kata, sebagian besar jenis saham mengalami penurunan harga. Dan hal itu bukan hanya terjadi di tanah air, tapi juga di bursa lainnya. Dow Jones dan Nasdag masing-masing mencatat penurunan 0,30% dan 0,51%. Hal serupa juga dialami indeks Nikkei (1,43%), Hang Seng (1,00%), Kospi (0,87%), Straits Times (1,26%).

Lantas, apa yang terjadi Selasa (16/1) hari ini? Tak satu pun analis yang berani memberikan rekomendasi. “Dalam keadaan panic selling, semua analisis, fundamental, maupun teknis tak berlaku,” kata Edwin sembayang, Kepala Riset MNC Securities.

Hal serupa juga dikatakan oleh seorang analis PT Kresna Securities. Bahkan ia memperkirakan koreksi harga saham masih akan terjadi di hari-hari mendatang. “Jadi, sebaiknya para investor wait and see dulu lah,” katanya. [mdr]

Saham Semen, Tambang & Bank Masih Dijagokan

INILAH.COM, Jakarta – Hingga akhir pekan, IHSG diprediksi menguat jika ada perbaikan sentimen dari Eropa. Saham-saham di sektor semen, pertambangan dan perbankan masih dijagokan.

Pada perdagangan Senin (16/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 25,63 poin (0,65%) ke level 3.909,693. Harga intraday tertingginya mencapai 3.935,236 dan terendah 3.894,831. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang turun 5,98 poin (0,86%) ke level Rp688,075.

Kepala Riset eTrading Securities Betrand Raynaldi mengatakan, downgrade 9 negara zona euro oleh Standard & Poor's Rating Service (S&P) akhir pekan lalu menjadi sentiment negatifdi market sehingga indeks tertekanpada awal pekan baik regional maupun dari dalam negeri.Padahal, sebelumnya, indeks saham mendapat sentiment positif dari suksesnya lelang obligasi Spanyol dan Italia.

Karena itu,hingga akhir pekan ini, indeks bisa kembali melanjutkan penguatanmeskipun secara hariantetap ada potensi profit taking.“Tapi, untuk jangka menengah-panjang saya belum melihat adanya optimisme,” katanya kepada INILAH.COM.

Pasalnya, krisis Eropa belum selesai. Apalagi, krisisi ini sangat menentukan pergerakan indeks. Sebab, utang negara-negara zona euro yang jatuh tempo pada kuartal pertama 2012 angkanya mencapai level 170-an miliar euro. “Lalu, pada kuartal kedua 2012, utang Italia saja di atas 170 miliar euro,” tandasnya.

Betrand menegaskan, untuk jangka panjang perekonomian dunia masih belum confirm (belum pasti). Kenaikan indeks akhir pekanlalu, karena belum ada berita negatifdari downgrade massal S&P atas zona euro yang membuat market syok. “Hingga akhir pekan ini, level resistance IHSG 4.028 dan 3.848 sebagai level support-nya,” ucapnya.

Hingga akhir pekan, Betrand memilih saham-saham pertambangan batu bara yang menurutnya masih menjadi favorite seperti PT Harum Energy (HRUM)dan PT Indo Tambang Raya (ITMG).

Begitu juga dengan saham-saham di sektor semen yang masih berpotensi naikmeskipun pelaku pasar harus hati-hati atas peluang profit taking seperti PT Holcim Indonesia (SMCB). “Saham yang likuid ini bisa diperhatikan,” ucapnya.Lalu, PT Semen Gresik (SMGR) juga masih bisa melanjutkan penguatan yang sama, tapi, hati-hati juga profit taking. Begitu juga dengan PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP).

Saham-saham di sektor perbankandinilainya juga menarik. Tapi, kenaikan saham-saham di sektor ini sudah signifikan. “Hanya saja, secara fundamental sangat oke seperti PT Bank Jabar Banten (BJBR). Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Riset Henan Putihrai Securities Felix Sindhunatamengatakan, IHSG berpeluang menguat jika ada perbaikan sentimen eksternal terkait krisis di Eropa. Walaupun demikian risiko terbesar tetap berasal dari Eropa.

Hingga akhir pekan ini, Felix memperkirakan, IHSG masih berpeluang menguat walaupun momentum penguatan agak terbatas. Sebab, penggerak utama indeks adalah isu eksternal. “Dalam sepekan ke depan, supportIHSG berada di level 3.820 dan resistance 4.050,” imbuhnya.

Felix merekomendasikan positif saham-saham di sektor pertambangan dan industri dasarsemen. Saham –saham pilihannya adalah PT Holcim Indonesia (SMCB), PT Semen Gresik (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP).

Di sektor pertambangan yang menarik adalah PT Bukit Asam (PTBA), PT Bumi Resources (BUMI), dan PT International Nickel Indonesia (INCO). “Ketiganya menarik dari sisi valuasi,” tuturnya.

Namun demikian, Felix mengingatkan, ketiga saham tambang ini memiliki external exposure yang cukup kuat. Karena itu, selama transaksi harus benar-benar diperhatikan kondisi eksternal. “Saya lebih memilih ketiga saham tambang bukan untuk jangka pendek,” imbuhnya.

Sentimen Prancis dan China berhasil mendongkrak bursa Asia

TOKYO. Mayoritas saham yang ditransaksikan pada bursa Asia dilanda aksi beli pagi ini. Hal itu tercermin dalam indeks MSCI Asia Pacific yang naik 0,5% menjadi 116,20 pada pukul 09.24 waktu Tokyo. Kemarin, bursa acuan di kawasan regional ini turun 1,1%, yang merupakan penurunan terbesar sejak 19 Desember lalu.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa regional antara lain: Canon Inc yang naik 0,5%, Komatsu Ltd naik 0,9%, dan Rio Tinto Group naik 0,9%.

Pergerakan bursa Asia ini terpacu oleh sejumlah sentimen. Salah satunya, penjualan surat utang Prancis dengan biaya pinjaman yang rendah. Selain itu, pasar juga berspekulasi bahwa data yang dirilis hari ini akan menunjukkan perlambatan ekonomi China yang akan mendorong pemerintah Negeri Panda menerapkan sejumlah kebijakan untuk mendongkrak pertumbuhan.

"Pasar sepertinya tidak melihat Eropa secara keseluruhan. Mereka juga sangat terkesan dengan likuiditas yang digelontorkan oleh Bank Sentral Eropa. Saya juga mendengar, pimpinan China sangat cemas dengan outlook ekonomi Eropa sehingga mereka mempertimbangkan untuk memperlonggar kebijakan lagi dari yang ada saat ini," papar Andrew Pease, chief investment strategist Russell Investment Group di kawasan Asia Pacific.

Pernyataan Iran kembali mendongkrak harga minyak

MELBOURNE. Harga kontrak minyak dunia ditransaksikan mendekati level tertinggi dalam tiga hari di New York. Pada pukul 10.35 waktu Sydney, harga kontrak minyak untuk pengantaran Febuari berada di posisi US$ 99,44 per barel atau turun 25 sen di New York Mercantile Exchange.

Transaksi di lantai perdagangan New York ditutup kemarin karena hari libur Martin Luther King Jr.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Febuari naik 0,7% menjadi US$ 111,20 per troy ounce di ICE Futures Europe exchange London.

Kenaikan harga minyak dipicu oleh sentimen dari Iran. Kemarin, Iran menyatakan, penutupan Selat Hormuz akan mempengaruhi suplai minyak dunia sehingga akan mengguncang pasar. Di sisi lain, Prancis mendesak negara-negara Eropa untuk melaksanakan pelarangan impor minyak Iran secepat mungkin. Prancis menginginkan, pelaksanaan embargo tidak lebih dari kurun waktu tiga bulan.

Menanti Lelang Obligasi Perancis, Rupiah Lunglai?

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Selasa (17/1) diprediksi melemah. Salah satunya, karena pasar cemas atas lelang obligasi Perancis pada Kamis (19/1).

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah satunya dipicu oleh pengaruh negatif dari laporan Gross Domestic Product (GDP) China hari ini yang diperkirakan anjlok ke level 8,7%. Menurutnya, jika ini yang terjadi, bisa memperkuat spekulasi terjadinya pelonggaran moneter di China lebih lanjut.

Kondisi itu, lanjut Christian, nantinya akan diikuti juga oleh kebijakan moneter yang sama dari Bank Indonesia (BI). Karena itu, rupiah berpeluang melemah. "Rupiah akan bergerak dalam kisaran 9.095 hingga kembali menguji resistance 9.235 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Kecuali, kata dia, jika data GDP China lebih baik dari ekspektasi. "Apalagi, di lain pihak, inflasi India diprediksi turun ke posisi 7,5% untuk Desember 2011 yang menandakan perlambatan ekonomi," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, rupiah juga mendapat tekanan karena penantian pasar atas lelang obligasi Perancis pada Kamis (19/1) sekaligus mengantisipasi pemangkasan rating kredit European Financial Stability Facility (EFSF) yang kemungkinan dirilis pada Jumat (20/1).

Dari AS, kata dia, pasar fokus pada laporan kinerja keuangan untuk kuartal IV-2011 dari perusahaan publik terutama sektor keuangan. "Antara lain, Citigroup pada Selasa (17/1), Goldman Sachs pada Rabu (18/1), Bank of Amerika pada Kamis (19/1) dan Morgan Stanley," ujarnya.

Menurut Christian, pasar ingin melihat, apakah krisis utang Eropa sudah berimbas negatif pada sektor keuangan AS. "Angkanya diprediksi akan mengecewakan pasar mengingat laporan keuangan JP Morgan mengalami penurunan revenue sekitar 20% sehingga sektor keuangan yang lain pun akan terimbas negatif," ungkap dia.

Asal tahu saja, kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Senin (16/1) ditutup menguat 42 poin (0,45%) ke level 9.133/9.143 per dolar AS.

Euro masih loyo terhadap yen dan dollar AS

NEW YORK. Pergerakan euro masih menunjukkan pelemahan. Euro jatuh ke level terlemah dalam 11 tahun terakhir versus yen. Sebaliknya, yen perkasa terhadap 14 dari 16 mata uang utama dunia.

Pada pukul 16.45 waktu New York, euro melemah 0,3% menjadi 97,28 yen. Sebelumnya, euro sempat keok ke posisi 97,04, level terlemah sejak Desember 2000 lalu. Euro juga melemah 0,1% menjadi US$ 1,2666, setelah sebelumnya melemah hingga ke posisi US$ 1,2626. Sedangkan dollar melemah 0,25% menjadi 76,78 yen. Pasar finansial AS hari ini ditutup karena libur nasional.

Pelemahan euro terjadi seiring memuncaknya kecemasan investor terkait Eropa sehingga meningkatkan permintaan mata uang haven. Sebut saja, dollar AS dan yen.

"Penurunan peringkat utang sejumlah negara Eropa menunjukkan bahwa krisis utang di zona euro masih akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Faktor fundamental masih menunjukkan pelemahan euro," jelas Lee Hardman, currency strategist Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd di London.

Posisi euro masih saja melemah setelah biaya utang Prancis mencatatkan penurunan pada penjualan surat utang kemarin. Asal tahu saja, Prancis menerbitkan surat utang berjangkawaktu setahun senilai 1,895 miliar euro dengan tingkat yield 0,406%. Angka tersebut turun dari posisi yield sebelumnya 0,454% pada 9 Januari lalu.

Eropa menekan rupiah

JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) semakin perkasa di hadapan valuta dunia, termasuk rupiah. Pelaku pasar mendekap the greenback setelah lembaga rating Standard & Poor\'s (S&P) memangkas peringkat utang sembilan negara Uni Eropa, akhir pekan lalu. Pasangan dollar AS-rupiah (USD/IDR) kemarin menguat 0,56% menjadi 9.137.

Dealer valuta BRI, Putu Andy Wijaya, mengungkapkan, permintaan terhadap dollar AS masih kuat, baik di luar maupun dalam negeri, "Kecenderungan hari ini (kemarin) masih berat untuk rupiah karena pelaku pasar enggan mengambil risiko akibat kondisi Eropa," ujar Putu. Tapi dia melihat volatilitas USD/IDR tak terlalu tinggi dan hari ini (17/1) rupiah bergerak sideways di 9.170-9.220.

Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir, memprediksi faktor eksternal tetap menentukan arah, dan akan menggiring kurs, hari ini, ke kisaran Rp 9.100 hingga Rp 9.200 per dollar AS.

Dari Asia, Produk Domestik Bruto (PDB) China diperkirakan melemah. GDP China di kuartal keempat 2011 diperkirakan hanya tumbuh 8,8% year on year dibandingkan kuartal ketiga 9,1% year on year. "Intervensi Bank Indonesia makin gencar saat kurs bergerak di atas 9.200," ujar Zulfirman.

Pemangkasan rating Eropa menekan IHSG

JAKARTA. Sawab pemangkasan peringkat sembilan negara Eropa mulai membekap bursa lokal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Senin (16/1), melemah 0,65% menjadi 3.909,69.

Analis Lautandhana Securindo, Willy Sanjaya, menilai dampak sentimen negatif dari Eropa cuma sementara. "Indeks masih berpeluang mencapai kisaran 4.000. Semoga bisa tercapai minggu ini, atau setidaknya, sebelum akhir Januari," kata dia.

Willy optimistis, Januari Effect akan muncul tahun ini. Ia menambahkan, sejumlah emiten sudah merilis laporan keuangan full year 2011. "Sejauh ini, beberapa perusahaan memperlihatkan pertumbuhan laba yang tergolong tinggi," ujar Willy.

Kekhawatiran tentang laju inflasi juga akan mereda, begitu angka tersebut dipublikasikan. "Jangan lupa, ada Tahun Baru Imlek. Perayaan itu biasanya membantu gerak perekonomian," ujar Willy. Proyeksi Willy, IHSG akan bergerak di rentang 3.818-3.945.

Alwy Assegaf, analis Universal Broker Indonesia, menyodorkan pandangan yang sebaliknya. Ia menduga, penurunan indeks akan berlanjut. Secara teknikal, ujar Alwy, IHSG saat ini terjebak di antara level support, 3.890, dan resistance, 3.950.

Stochastic mengindikasikan IHSG sudah overbought. Pola dead cross yang menunjukkan sinyal negatif, bisa terbentuk. Candlestick kini sudah memperlihatkan black body yang berarti aksi jual lebih dominan daripada aksi beli.

Situasi Eropa yang masih begitu-begitu saja merupakan alasan Alwi untuk pesimistis. "Setelah S&P melakukan downgrade massal terhadap kawasan zona euro, indeks akan terpeleset ke tren bearish," ujar dia. Proyeksi Alwy, IHSG, besok, akan berada kisaran 3.875 – 3.930.

Eric Ng, Analis Magnus Capital, menyodorkan pandangan yang setali tiga uang dengan Alwy. Selain keputusan S&P memangkas peringkat utang negara-negara di Eropa, indeks akan kehabisan tenaga karena bursa saham di Amerika Serikat akan libur di awal pekan ini. "Indeks memiliki kisaran support 3.858-3.928, serta rentang resistance 3.928-3.950," tukas Eric.

IHSG Terseret Eropa, Buru Saham Fundamental Bagus

INILAH.COM, Jakarta – Perdagangan saham pada Selasa (17/1) diprediksikan bergerak turun seiring dampak penurunan peringkat negara-negara Eropa. Trading di saham-saham berfundamental baik.

Pengamat pasar modal Maxi Listyaputra dari BNI Sekuritas memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan terkena dampak negatif downgrade peringkat sembilan negara Eropa. Jerman menjadi satu-satunya negara yang masih dianggap rendah resikonya.

Meski lelang obligasi Prancis dan Italia sebenarnya bisa menyerap likuiditas, imbal hasil yang diminta investor tetap tinggi. “Sehingga persepsi resiko sebenarnya masih tinggi,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Penurunan peringkat sembilan negara Eropa ini membuat mata uang kawasan euro melemah hingga ke level terendah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yakni 1,26. Mood investor kembali ke dolar AS sebagai save haven.

“Ini menyebabkan aset-aset non dolar Amerika dilepas investor,” lanjutnya.

Dampak anjloknya euro memicu risk aversion dan pengalihan ke aset-aset berdenominasi dolar AS akan menyebabkan IHSG bergerak turun. Meski belum banyak mengganggu sektor perdagangan Indonesia.

“Sebab, ekspor ke PDB tidak tinggi meski mulai ada kontraksi ekspor,” ujar Maxi.

Dalam kondisi ini, Maxi merekomendasikan saham-saham berfundamental bagus seperti Astra International (ASII), Indofood (INDF), Unilever (UNVR), Mayora (MYOR), Ciputra Development (CTRA), Summarecon (SMRA), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI).

Pasar sektor-sektor ini dinilai Maxi tidak bergantu pada ekspor. Meski ada potensi kontraksi margin keuntungan, namun masih bisa diteruskan ke konsumen. Sektor consumer goods bisa menaikkan harga ke konsumen untuk offset naiknya bahan baku yang kebanyakan masih impor. [nat]

Inilah Saham Pilihan Selasa (17/1)

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada perdagangan Selasa (17/1) berpotensi koreksi dengan kisaran 3.877-3.925. Investor disarankan wait and see terlebih dahulu.

Demikian dikatkaan analis saham AM Capital, Andre Mahardika kemarin. Secara teknikal IHSG ada potensi koreksi kembali jangka pendek. "Saran saya, sell profit pada saham yang sudah jenuh beli dan menunggu potensi IHSG bullish," katanya.

Dari sthocastic, IHSG berpotensi koreksi jangka pendek menuju 3.877. Selama IHSG masih terkoreksi di atas 3.877 maka masih ada potensi bullish lagi. Dari DMI, IHSG masih mengkonfirmasi bullish jangka pendek.

Sementara dari MACD, IHSG masih mengkonfirmasi bullish namun stagnant. Langkah wait and see perlu dilakukan apabila IHSG turun mendekati 3.877 maka macd dapat terjadi dead cross. Dari William R%, IHSG mengindikasikan masih akan melanjutkan koreksi.

IHSG kemarin ditutup melemah 25,6 poin atau 0,6% ke 3.909,69. Volume perdagangan mencapai 4,2 miliar saham senilai Rp2,5 triliun. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp24,7 miliar.

Sementara pengamat pasar modal, Jeremiah Rio Rizaldi merekomendasikan saham GGRM. Menurutnya GGRM telah menembus support kuat. Pergerkan saham GGRM tidak mampu bertahan di atas level supportnya. Penembusan support 59.100 membuka penurunan lebih lanjut menuju 54.050 dengan minor target 57.200. MACD yang terus menurun menunjukkan saham ini bergerak negatif. GGRM sehingga disarankan jual, dan buy on weakness di target penurunan.

Untuk saham ADRO berpotensi mengakhiri penurunan. Saham ADRO mampu keluar dari Down Trend Resist Line. Saat ini mengalami konsolidasi range 1.730–1.830.

Jika ADRO mampu keluar dari range konsolidasi ini, maka ADRO akan mengakhiri penurunan dan penguatan menuju 2.025 akan terbuka. Sebaliknya jika ADRO tidak mampu bertahan di atas level 1730, saham ini berpeluang melanjutkan pelemahan menuju 1620.

Dari MACD yang bergerak naik menunjukkan peluang ADRO untuk menguat cukup besar. ADRO disarankan buy jika break di 1.830 dengan stop loss di 1.730.

Saya Menjagokan Saham Batu Bara Pemain Besar

INILAH.COM, Jakarta – Potensi kenaikan harga batu bara 2012 ke US$143 per metrik ton, membuat saham-saham di sektor ini sangat prospektif. Inilah target teknikalnya hingga akhir Januari.

Kepala Riset Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan, harga batu bara terus meroket dari tahun ke tahun di New Castle yang jadi acuan. Pada 2009 harga batu bara bertenger di level Rp71,7 per metrik ton, pada 2010 di level Rp99 per metrik ton, dan 2011 di level US$120,53 per metrik ton.

Berdasarkan compound annual growth rate(CAGR), harga batu bara 2012 berpotensi naik ke US$143 per metrik ton.“Saya menjagokan saham-saham batu bara yang jadi pemain besar seperti BUMI, ADRO, PTBA, ITMG, HRUM, dan BRAU,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Senin (16/1), saham PT Bumi Resources (BUMI) ditutup melemah Rp50 (1,98%) ke level Rp2.475; PT Adaro Energy (ADRO) turun Rp30 (1,65%) ke Rp1.780; PT Bukit Asam (PTBA) naik Rp150 (0,77%) ke level Rp19.400;

PT Indo Tambang Raya (ITMG) turun Rp500 (1,25%) ke Rp39.200. PT Harum Energy (HRUM) turun Rp200 (2,73%) ke level Rp7.100; dan PT Berau Coal Energy (BRAU) turun Rp10 (2,29%) ke level Rp425 per saham. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Mayoritas saham batu bara melemah kemarin. Bagaimana Anda melihat prospek saham-saham batu bara?
Sumber daya energi dan batu bara di Indonesia bersifat jangka panjang. Karena itu, investor asing sangat tertarik untuk masuk pada perusahaan batu bara di Tanah Air. Salah satunya, Aditya Birla Group, perusahaan konglomerasi multinasional asal India yang tertarik pada 15% saham BUMI. Secara goegrafis, Indonesia sangat strategis dengan pangsa pasar Asia yang besar.

India dan China merupakan pasar batu bara Indonesia terbesar. Apalagi, tingkat pertumbuhan kedua negara ini di atas rata-rata Asia. Untuk menopang pertumbuhan itu, China dan India butuh batu bara sebagai substitusi minyak.

Selain faktor India dan China?
Perluasan pangsa pasar juga masih terbuka. Apalagi, jika ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi global naik, seiring meredanya krisis Eropa di mana permintaan batu bara akan tinggi. Memang, dalam situasi krisis Eropa, permintaan turun tapi pangsa pasarnya tetap ada.

Buktinya, harga batu bara terus meroket dari tahun ke tahun di New Castle yang jadi acuan. Pada 2009 harga batu bara bertenger di level Rp71,7 per metrik ton, pada 2010 di level Rp99 per metrik ton, dan 2011 di level US$120,53 per metrik ton.

Kalau begitu, bagaimana proyeksi harga batu bara 2012?
Begitu juga dengan 2012 di mana harga batu bara sangat prospektif. Berdasarkan compound annual growth rate(CAGR), harga batu bara 2012 berpotensi ke level US$143 per metrik ton. Hingga 13 Januari, harga batu bara di level US$119,56 per metrik ton.

Saham-saham apa saja yang Anda jagokan di sektor ini?
Saya menjagokan saham-saham batu bara yang jadi pemain besar seperti BUMI, ADRO, PTBA, ITMG, HRUM, dan BRAU. Sementara itu, dari sisi pertumbuhan laba yang di atas rata-rata industrinya adalah ADRO 102%, HRUM 90% dan PTBA 67% per kuartal III-2011. Pada kuartal keempat 2011 pun diperkirakan tidak akan jauh berbeda.

Karena itu, saham-saham di sektor batu bara masih sangat menjanjikan. Apalagi, batu bara menjadi kebutuhan pokok bagi industri. Artinya, masih ada demand yang cukup terbuka sehingga potential gain cukup terbuka juga untuk saham di sektor ini. Saya rekomendasikan selective buying saham-saham tersebut dengan melihat potensi pertumbuhan kinerja per emiten.

Bagaimana penjelasan teknikalnya?
Secara teknikal, tren pergerakan saham BUMI punya upside potential ke resistance Rp2.725 hingga akhir Januari. Sementara itu, ADRO, masih sideways. Tapi, jika tembus resistance Rp1.830, berpeluang menguji level psikologis Rp2.000. Untuk Januari ini, agak berat dicapai. Mungkin ada gap di level Rp1.920 untuk Januari ini secara teknikal.

PTBA Bagaimana?
PTBA memasuki area jenuh beli (overbought). Tapi, target yang akan dicapai adalah resistance Rp19.950. Untuk ITMG, lebih baik untuk menyikapinya dengan pola buy on weakness. Sebab, secara teknikal menuju level support terlebih dahulu Rp38.600. Jika support ini menjadi tahanan yang solid, bisa diakumulasi di level support ini.

Sebab, jika ITMG tahan pada support tersebut, bisa balik arah (reversal) ke level resistance Rp41.000. Tapi, jika support tidak kuat, berpotensi melemah ke level Rp36.900.

HRUM dan BRAU?
Sedangkan saham HRUM, secara teknikal menguji resistance Rp7.400. Memang sempat tersentuh, tapi tidak tembus sehingga kembali membentuk pola konsolidasi. Hati-hati, karena akan menuju support Rp6.900. Jika tembus support ini, siap-siap untuk cut loss. Sebab, ada potensi pelemahan lebih jauh ke Rp6.300. Sedangkan level resistance ada di Rp7.400.

Terakhir saham BRAU. Beberapa indikator teknikal BRAU masih variatif. Ada yang naik, tapi indikator lainnya dalam pola konsolidasi. Karena itu, sikapi dengan pola buy on weakness di level Rp425. Hati-hati jika bergerak di bawah Rp425. Sebab, ada potensi turun ke Rp370. Cut loss di level Rp420 dan target resistance di level Rp455 jika support Rp425 cukup kuat.

IHSG Bisa Membaik Perlahan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup melemah 25 poin ditengah koreksi yang juga menyambangi sebagian bursa regional, merespons penurunan peringkat Prancis. Investor pilih 'menepi' sejenak menunggu perkembangan dari Eropa.

Pada perdagangan awal pekan, Senin (16/1/2012), IHSG terpangkas 25,633 poin (0,66%) ke level 3.909,693. Sementara Indeks LQ 45 melemah 5,977 poin (0,87%) ke level 688,075.

Membaiknya bursa regional diperkirakan bisa menahan laju penurunan IHSG lebih lanjut. Namun investor masih akan terus mencermati perkembangan dari Eropa, sehingga IHSG pada perdagangan Selasa (17/1/2012) akan bergerak fluktuatif cenderung menguat.

Bursa Wall Street tadi malam masih libur memperingati Hari Martin Luther King. Namun bursa-bursa regional dibuka menguat tipis. Berikut posisi bursa Asia pada Selasa pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 menguat tipis 46,23 poin (0,55%) ke level 8.424,59.
  • Indeks KOSPI menguat 24,80 poin (1,33%) ke level 1.884,07.
Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

Indosurya:
Pada perdagangan Selasa (17/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.872-3.891 dan resistance 3.932-3.954. IHSG membentuk pola hanging man dimana sebelumnya membentuk pola abandoned baby . Posisi candle telah sedikit berada di bawah upper bollinger bands . MACD seperti akan membentuk death cross dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic kembali bergerak turun meski masih berada di sekitar area overbought . Sentimen penurunan rating sejumlah negara di Eropa membuat kondisi pasar menjadi negatif namun, dengan positifnya bursa saham Eropa diharapkan bisa menghalau sentimen negatif dari penurunan rating tersebut.

eTrading Securities:
Secara teknikal, pada perdagangan Senin (13/1) IHSG bergerak melemah dengan level support terdekat saat ini berada di 3875. Sementara dari pergerakan indikator teknikal, stochastic masih bergerak downtrend di area overbought dengan MACD yang berpotensi membentuk deathcross. Pada perdagangan Selasa (17/1), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3859-3943.

(qom/qom)