Selasa, 17 Januari 2012

Analis Tak Berani Rekomendasi, Wait and See Saja!

INILAH.COM, Jakarta - Entah apa yang ada di kepala para pelaku pasar saat ini. Kaget, sedih, kecewa, atau cuma bisa bengong. Intinya, peristiwa yang terjadi di awal pekan ini membuat para pemodal tak bisa berkata-kata.

Maklum, mereka tak menduga kalau pemangkasan rating sembilan negara Eropa oleh Standard & Poors (SP) bakal terjadi di akhir pekan. Yang menyedihkan lagi, mereka tak mampu berbuat apa-apa.

Makanya, tak heran bila banyak pelaku pasar modal meneteskan air mata Bombay. Betapa tidak, Senin (16/1) kemarin saham di berbagai pasar modal langsung berjatuhan. Di Bursa Efek Indonesia, hari ini indeks ditutup melemah 25,63 poin (0,65%) ke level 3.909,69. Yang menyedihkan, saham-saham unggulan yang selama ini dipercaya memiliki daya tahan tinggi ternyata ikut terperosok.

Saham PT Bank Central Asia (BBCA) misalnya, ini turun 0,63% ke tingkat harga Rp7.950 per unit. Nasib rekan-rekannya sesama bank juga sami mawon. PT Bank Negara Indonesia (BBNI) turun 0,67%, PT Bank Niaga (BNGA) pun menukik 0,80%, dan yang paling parah menimpa saham PT Bank mandiri (BMRI) yang terjun 2,19% ke level Rp 6.700.

Yang lain? Ah, sudahlah, sama juga. Bahkan saham tambang, yang diramalkan akan naik, ikut-ikutan terpuruk. Lihat saja saham PT Bumi Resources (BUMI) yang mengalami penurunan 1,98%.

Singkat kata, sebagian besar jenis saham mengalami penurunan harga. Dan hal itu bukan hanya terjadi di tanah air, tapi juga di bursa lainnya. Dow Jones dan Nasdag masing-masing mencatat penurunan 0,30% dan 0,51%. Hal serupa juga dialami indeks Nikkei (1,43%), Hang Seng (1,00%), Kospi (0,87%), Straits Times (1,26%).

Lantas, apa yang terjadi Selasa (16/1) hari ini? Tak satu pun analis yang berani memberikan rekomendasi. “Dalam keadaan panic selling, semua analisis, fundamental, maupun teknis tak berlaku,” kata Edwin sembayang, Kepala Riset MNC Securities.

Hal serupa juga dikatakan oleh seorang analis PT Kresna Securities. Bahkan ia memperkirakan koreksi harga saham masih akan terjadi di hari-hari mendatang. “Jadi, sebaiknya para investor wait and see dulu lah,” katanya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar