Selasa, 17 Januari 2012

Menu Sesi Dua: Saham Astra, Semen, Agri, & Bank

INILAH.COM, Jakarta – IHSG diprediksi bertahan pada zona hijau hingga penutupan seiring positifnya laju bursa Asia. Saham-saham pada grup Astra, semen, perkebunan dan perbankan layak jadi pilihan.

Pada sesi pertama perdagangan Selasa (17/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 18,75 poin (0,48%) ke level 3.928,446. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 2,47 poin (0,36%) ke angka 690,541.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,3 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 3,4 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp1,42 triliun di pasar regular dari total Rp1,85 triliun dan frekuensi 64.641 kali. Sebanyak 132 saham menguat, sedangkan 87 saham melemah dan 106 saham stagnan.

Penguatan indeks juga diwarnai aksi beli dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp63,4 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp715,13 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp651,6 miliar.

Mayoritas sektor saham mendukung penguatan indeks. Saham sektor perdagangan memimpin kenaikan 1,09%, disusul industri dasar 1,03%, keuangan 1%, aneka industri 0,60%, manufaktur 0,47%, perkebunan 0,34%, properti 0,16%, dan infrastruktur 0,04%. Hanya sektor konsumsi yang melemah tipis 0,01% dan pertambangan stagnan.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, indeks saham domestik bakal bertahan pada teritori positif hingga penutupan sore nanti. “Indeks memiliki support di level 3.859 dan resistance 3.955,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (17/1).

Penguatan indeks hari ini, menurutnya, dipicu oleh positifnya pergerakan burs regional Asia. “Karena pasar saham AS libur, bursa saham Asia mengacu ke bursa saham Eropa yang begerak positif pasca-downgrade 9 negara zona euro,” ujarnya.

Kenaikan bursa saham Eropa, kata Cece, seiring komitmen dari European Central Bank (ECB) dan petinggi Uni Eropa lainnya untuk lebih fokus pada penanganan krisis pasca-dowgrade meskipun pasar belum mengetahui detilnya. “Karena itu, setelah pasar melakukan profit taking kemarin, hari ini kembali buy back saham-saham yang mereka jual itu meskipun IHSG sudah jenuh beli,” imbuhnya.

Di atas semua itu, Cece merekomendasikan saham-saham di sektor semen, grup Astra, perkebunan, dan perbankan yang menurunya, belum mencapai level tertingginyanya. Saham-saham di sektor perbankan masih menarik untuk jangka pendek. “Sebab, sektor ini yang secara historis selalu merilis kinerja keuangan termasuk untuk kuartal IV-2011,” imbuhnya.

Tapi, untuk jangka panjang pasar harus mewaspadai inflasi 2012 yang diperkirakan melambung ke level 5% (year on year) dari 3,79% pada 2011,” ucapnya. Kenaikan inflasi dipicu oleh rencana pencabutan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan diberlakukan pemerintah pada 1 April 2012.

Selain itu, kenaikan inflasi juga didukung pada oleh rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) pada bulan yang sama. “Karena itu, hati-hati pada saham-saham yang sensitive inflasi termasuk sektor perbankan,” papar Cece.

Saham-saham pilihannya adalah PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR), PT Astra Internasional (ASII), dan PT United Tractor (UNTR).

Di sektor perkebunan, direkomendasikan PT London Sumatera Plantation (LSIP), PT Astra Agro Lestari (AALI) dan PT Sampoerna Agro (SGRO). Di sektor perbankan direkomendasikan saham-saham berkapitalisasi besar seperti PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan PT Bank Central Asia (BBCA). “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar