Selasa, 03 Januari 2012

Investor Mulai Agresif, IHSG Rebound 48 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 48 poin setelah adanya akumulasi saham unggulan dan lapis dua oleh investor. January Effect mulai berlangsung hari ini.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 9.110 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.160 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG naik 13,212 poin (0,34%) ke level 3.822,352. Indeks masih minim sentimen karena banyak bursa saham yang masih tutup.

Menguatnya beberapa bursa Asia setelah libur tahun baru mendorong IHSG terus menanjak secara perlahan. Indeks sama sekali tak menyentuh zona merah siang ini.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menanjak 32,127 poin (0,84%) ke level 3.841,267. Saham-saham lapis dua yang masih murah mulai diburu investor.

Perburuan saham terus berlanjut di perdagangan sesi II. Posisi tertinggi yang bisa diraih indeks hingga siang ini berada di level 3.858,188 tepat sebelum penutupan perdagangan.

Menutup perdagangan, Selasa (3/1/2012), IHSG melesat 48,742 poin (1,27%) ke level 3.857,882. Sementara Indeks LQ 45 menanjak 9,854 poin (1,46%) ke level 680,661.

Seluruh indeks sektoral di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) menghijau, rata-rata dengan penguatan lebih dari satu persen. January Effect sudah dimulai, investor mulai mengakumulasi saham-saham yang berpotensi tumbuh tinggi tahun ini.

Investor asing kembali aktif berdagang. Hari ini transtransaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 794,904 miliar di seluruh pasar.

Nilai transaksi asing melonjak karena adanya pembelian 295 ribu lot saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) senilai Rp 295 miliar di pasar negosiasi. Transaksi tutup sendiri alias crossing dilakukan oleh broker CIMB Securities (YU) dan Danpac Sekuritas (BQ).

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 63.132 kali pada volume 3,728 miliar lembar saham senilai Rp 2,019 triliun. Sebanyak 164 saham naik, sisanya 50 saham turun, dan 93 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia masih kompak berjalan di zona hijau, bahkan poin yang dicetaknya semakin bertambah. Indeks lokal juga disemangati oleh tren positif ini.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Hang Seng melesat 443,02 poin (2,40%) ke level 18.877,41.
  • Indeks Straits Times menanjak 43,65 poin (1,65%) ke level 2.690,00.
  • Indeks KOSPI melonjak 49,04 poin (2,69%) ke level 1.875,41.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Surya Toto (TOTO) naik Rp 6.500 ke Rp 66.000, Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.300 ke Rp 75.000, Indomobil (IMAS) naik Rp 1.250 ke Rp 14.350, dan Bukit Asam (PTBA) naik Rp 1.050 ke Rp 18.400.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multibreeder (MBAI) turun Rp 500 ke Rp 13.000, Mayora (MYOR) turun Rp 400 ke Rp 13.850, Adira Finance (ADMF) turun Rp 200 ke Rp 12.000, dan BFI Finance (BFIN) turun Rp 150 ke Rp 5.550.
(ang/dnl)

Dollar keok ke level terendah dalam dua pekan terakhir

Dollar keok ke level terendah dalam dua pekan terakhir
SINGAPURA. Pergerakan dollar mencatatkan pelemahan terbesar dalam dua pekan terakhir terhadap euro. Pada pukul 08.22 waktu London, dollar melemah 0,4% menjadi US$ 1,2987 per euro. Sebelumnya, posisi dollar bahkan sempat keok 0,6%, yang merupakan pelemahan terbesar sejak 21 Desember lalu. Sementara, mata uang AS ini juga melemah 0,1% terhadap yen ke posisi 76,82 yen. Sedangkan euro menguat 0,3% menjadi 99,77 yen.

Pelemahan dollar terjadi seiring adanya kenaikan data manufaktur AS dan China. Hal itu yang kemudian menyebabkan tingkat permintaan aset-aset haven menurun.

"Jika ekonomi dunia, khususnya ekonomi kunci di Asia, dapat menghindari perlambatan tajam dalam pertumbuhan ekonominya, sejumlah maya yang yang sensitif terhadap isu-isu global akan mencatatkan penguatan. Sebaliknya, dollar AS akan mendapatkan tekanan," jelas Jonathan Cavenagh, currency strategist Westpac Banking Corp di Singapura.

Sekadar tambahan informasi, hasil survei Bloomberg menunjukkan, Institute for Supply Management akan merilis data bahwa indeks manufaktur AS akan naik ke posisi 53,4 pada Desember dari posisi sebelumnya 52,7 pada November.

Sementara, Indian purchasing managers' index naik ke level 54,2 di bulan Desember dari sebelumnya 51 pada November lalu. Sementara, di China, indeks serupa berada di posisi 50,3 dari level 49 pada bulan sebelumnya. Angka di atas 50 mengindikasikan adanya ekspansi pada perekonomian kedua negara.

Saham Tambang Picu Bursa Eropa Naik

INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa menguat pada perdagangan Selasa (3/1) ditopang saham pertambangan menjelang data manufaktur AS.

Indeks FTSE naik 1,25 ke 5.640, indeks DAX naik 0,8% ke 6.129, sementara indeks CAC turun 0,45 ke 3.207. Indeks saham bluechip Eropa naik 0,9% sedangkan indeks saham pertambangan naik 2,7%. Demikian mengutip yahoofinance.com.

Saham BHP Billiton Ltd dan saham Rio Tinto Group memimpin kenaikan di bursa London. Produsen mobil R.L. Polk & Co menguat setelah memprediksi penjualan mobil dan truk di pasar global akan naik 6,7% di tahun 2012.

"Masalah-masalah global yang ada di tahun 2011 masih bertahan dan berpotensi mempengaruhi pasar lagi. Pasar menyadari tidak ada resolusi jangka pendek sehingga pasar cenderung ragu-ragu pada awal tahun baru ini," kata Cameron Peacock, analis di IG Markets yang dikutip dari bloomberg.com.

Data manufaktur AS akan rilis hari ini dengan ekspektasi pasar naik 53,4 untuk bulan Desember 2011 dari 52,7 pada bulan November. Pasar juga menunggu data pekerjaan AS bulan Desember 2011 pada 6 Januari mendatang.

Analis memperkitakan data belanja konsumen AS akan meningkat dengan membaiknya pasar tenaga kerja di 2012. Data tenaga kerja bulan Desember akan naik 150.000 pekerja setelah naik 120.000 pekerja di bulan November.

"Data AS tetap mengesankan dan pasar berharap trennya akan bertahan," kata Jim Reid, analis di Deutsche Bank AS di London.

Rupiah 2012 Sulit Kembali ke 8.500

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Nilai tukar rupiah diprediksi berada dalam kisaran 9.000 per dolar AS dan sulit kembali ke 8.500 pada 2012. Investasi portofolio cenderung turun tapi investasi ke sektor riil naik.

Pengamat ekonomi David Sumual mengatakan, prospek rupiah pada 2012 sangat tergantung pada empat hal yaitu investasi portofolio, investasi langsung (sektor riil), ekspor impor, dan inflasi. Menurutnya, aliran modal dari investasi portofolio sudah mulai melemah. Kondisi ini, bisa dilihat dari penempatan asing pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan tenor 1 tahun dan Surat Utang Negara (SUN).

Dia menegaskan, investor dengan horizon jangka pendek, tampak sudah keluar. Aliran dana keluar (outflow) dari SUN per November 2011 mencapai Rp0,2 triliun (Rp200 miliar) sedangkan bursa saham mencapai Rp2,23 triliun dan dari SBI Rp6,2 triliun. “Karena itu, cadangan devisa turun hampir US$2 miliar jadi US$112 miliar dari US$113,9 miliar,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, baru-baru ini.

Tapi, lanjutnya, outflow itu bukan satu ancaman serius. Sebab, jika dilihat dari investasi langsung di atas satu tahun seperti pembangunan pabrik dan infrastruktur, angkanya pada beberapa kuartal terakhir lebih besar dari portofolio. “Meski, BI rate November dipangkas ke level 6%, tidak menghambat aliran dana ke sektor riil,” timpalnya.

Menurutnya, pemangkasan BI rate hanya memilah mana investor jangka pendek dan investor dengan horizon jangka panjang. “Jadi, investor lebih menekankan pada investasi di sektor riil,” kata David menegaskan.

Lihat saja, lanjut David, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang pada 2010 mencapai Rp60 triliun sudah diprediksikan naik jadi Rp80-an trilun untuk 2011. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) yang pada 2010 mencapai US$16,2 miliar, sudah diperkirakan naik jadi US$20 miliar (Rp200-an trilun) pada 2011.

Kondisi itu, mendapat dukungan dari ekspektasi, Indonesia akan segera mendapat gelar investment grade pada 2012. “Gelar ini, juga sangat kontras dengan kondisi eksternal yang justru mendapat downgrade terutama bank-bank AS dan ancaman down grade banyak negara di Eropa,” ucapnya.

Dari sisi perdagangan, impor Indonesia memang cukup besar. Sebab, pada saat rupiah berada dalam kisaran 8.500-9.000 membuat pengusaha tertarik untuk mengimpor barang. “Karena itu, pertumbuhan impor mencapai 40% pada November lebih kencang dibandingkan eskpor sehingga mengganggu penguatan nilai tukar,” ujarnya.

Tapi, di sisi lain, Bank Indonesia memberlakukan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Selama ini, dana hasil ekspor ‘ngendon’ di Singapura atau Hong Kong. Awal Januari 2012, sudah mulai repatriasi sehingga hasil ekspor harus disimpan pada perbankan domestik. Angkanya diperkirakan, mencapai US$31 miliar. “Diharapkan, akan menambah aliran dana ke dalam negeri,” papar David.

Atas pertimbangan itu, David memperkirakan, rupiah akan berada dalam kisaran 9.000 per dolar AS pada 2012. Dia menilai sulit bagi rupiah untuk kembali ke level 8.500 untuk jangka panjang. “Selama inflasi Indonesia lebih tinggi dibandingkan mitra dagangnya, nilai tukar rupiah akan lebih lemah dibandingkan mata uang AS, Jepang dan China,” ucapnya.

Tapi, jika inflasi masih bisa dijaga dan dipertahankan di level 3-4%, rupiah akan lebih stabil. Untuk jangka pendek, rupiah lebih dipengaruhi oleh aliran modal yang masuk-keluar pada portofolio saham dan SUN.

Sementara itu, eskpor-impor dan invetasi di sektor rill tidak berpengaruh pada laju rupiah jangka pendek. Berbeda dengan kondisi rupiah sebelum krisis 1998 di mana ekspor-impor yang paling menentukan. “Ke depannya, rupiah diharapkan tidak terlalu volatile. Sebab, sudah dipilah agar investor jangka panjang saja yang tertarik masuk ke Indonesia dan bukan speculator,” tandasnya.

David menjelaskan, saat suku bunga tinggi, yang paling tertarik adalah speculator. Menurutnya, pada saat BI rate tinggi di atas 10% (double digit) banyak speculator atau hedge fund yang masuk. “Sekarang, diharapkan investor sektor riil yang masuk,” tutur David.

Berdasarkan pengamatan David, dalam dua tahun terakhir, inflasi Indonesia cukup baik sehingga rupiah bisa menguat dari 10.000-an per dolar AS ke level 8.500. Tapi, saat ini, rupiah kembali bertenger di level 9.000-an per dolar AS. “Jadi, memang rupiah dalam tren melemah untuk jangka panjang selama inflasi lebih tinggi dibandingkan mitra dagang,” ucap dia.

Di atas semua itu, David menegaskan, Indonesia masih memiliki potensi lonjakan inflasi. Pasalnya, pemerintah Indonesia masih mensubsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Inflasi akan melonjak jika pemerintah menghentikan subsidi.

Artinya, David menegaskan, selama BBM masih disubsidi, inflasi Indonesia sebenarnya artificial (semu). Harga premium sebenarnya Rp9.000 tapi djual Rp4.500 per liter. “Jadi, harus diantisipasi secara bertahap agar inflasi tidak melambung saat subsidi BBM dicabut,” imbuhnya. [mdr]

Minyak AS Menguat di Asia

Headline
INILAH.COM, Hong Kong - Minyak mentah AS di perdagangan Asia, Selasa (3/1) berada di atas US$100 per barel lagi seiring bursa saham Asia dan melemahnya dolar AS.

Minyak mentah AS naik US$1,46 menjadi US$100,29 per barel melalui transaksi elektronik di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Februari. Demikian mengutip marketwatch.com.

Kenaikan juga dipicu meningkatnya ketegangan di teluk antara Barat dan Iran. Barat menduga Iran mengembangkan program nuklir sehingga mengancam akan melakukan sanksi.

Pemicu lainnya adalah menguatnya bursa saham Asia seperti bursa Hong Kong dan Australia yang baru dibuka perdana untuk tahun ini. Beberapa bursa regional yang melemah pada perdagangan terakhir 2011 hari ini mengalami kenaikan.

Bursa Asia menguat seperti indeks Hang Seng naik 2,08%, indeks Nikkei naik 0,6%, indeks Shanghai naik 1,1%, indeks ASX naik 1,1%, indeks Kospi naik 2,6%, indeks STI naik 1,3%.

Sementara kurs dolar turun 0,2% terhadpa DXY menjadi 80,078. Hal ini mencerminkan meningkatnya risiko bagi investor. Melemahnya dolar diikuti dengan menguatnya harga komoditas dan aset safe haven lainnya.

Bursa Eropa Berpotensi Mixed

Headline
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa berpotensi mixed pada perdagangan Selasa (3/1) dengan indeks FTSE mulai aktif di awal tahun 2012 serta kenaikan indeks CAC dan DAX Senin kemarin.

Indeks FTSE diprediksi akan menguat 90 poin, indeks DAX akan turun 18 poin dan indeks CAC akan melemah 14 poin. Pada perdagangan kemarin bursa Eropa dan euro menguat. Demikian mengutip yahoofinance.com.

Namun di perdagangan Asia hari ini euro tertekan terhadap yen dengan kekhawatiran krisis Eropa. Data dari Komisi Perdagangan Berjangka pada Jumat pekan lalu menunjukkan hedge fund meningkatkan posisi short mereka terhadap euro.

Pada Senin kemarin dipastikan Presiden Prancis, Nicolas Sarkoxy dan Kanselir Jerman, Angela Merkel pada 9 Januari akan melakukan pertemuan di Berlin menjelang KTT Uni Eropa di Brussels pada akhir bulan ini.

Pada pemimpin Uni Eropa diharapkan memenuhi persiapakn menjelang KTT seperti menyelesaikan rincian tentang rencana integrasi ekonomi Uni Eropa.

Data yang akan dirilis hari ini adalah data manufaktur Irlandia dan Inggris. Data pengangguran Jerman untuk bulan Desember 2011.

Bursa Asia menguat seperti indeks Hang Seng naik 2,08%, indeks Nikkei naik 0,6%, indeks Shanghai naik 1,1%, indeks ASX naik 1,1%, indeks Kospi naik 2,6%, indeks STI naik 1,3%.

Sesi I, Penguatan IHSG Berlanjut ke 3.843

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini.

Pada perdagangan sesi I Selasa (3/1), IHSG berakhir menguat ke 3.842,81 atau naik 0,88% dan indeks LQ45 naik 0,99% ke 677,47. Semua sektor menguat, dipimpin oleh sektor pertambangan dengan naik 1,87%, diikuti sektor aneka industri yang naik 1,5%.

Sebanyak 165 saham naik, 95 saham stagnan, dan 50 saham turun. Nilai transaksi yang tercatat masih terbilang tipis yaitu sebesar Rp1,306 triliun dengan volume perdagangan 2.859.898.000. Investor asing masih tercatat melakukan pembelian dengan nilai net foreign buy sebesar Rp666,96 miliar.

Saham-saham yan masuk dalam kategori top gainers antara lain, saham HERO naik Rp500 ke Rp11.500, saham PTBA naik Rp650 ke Rp18.000, saham INVS naik Rp100 ke Rp6.000, saham KKGI naik Rp100 ke Rp6.600, saham ASII naik Rp750 ke Rp74.450, saham INTP naik Rp150 ke Rp17.300, dan saham BBRI naik Rp100 ke Rp6.900.

Saham-saham yang masuk dalam kategori top losers diantaranya, saham MYOR turun Rp350 ke Rp13.900, saham ADMF turun Rp250 ke Rp11.950, saham ISAT turun Rp100 ke Rp5.500, dan saham HMSP turun Rp400 ke Rp38.600.

Pilih Saham Bergerak Tiga Hari Terakhir

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan, IHSG diprediksi bakal bertahan pada teritori pasitif. Positifnya laju bursa regional dan rilis data manufaktur China, India dan Australia jadi katalisnya.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono memperkirakan, indeks saham domestik bakal bertahan pada teritori positif hingga penutupan sore. “Indeks memiliki resistance 3.859 dan support 3.830,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (3/12).

Menurutnya, penguatan indeks hari ini, salah satunya dipicu oleh positifnya pembukaan bursa regional setelah libur Tahun Baru 2012. Hari ini sebagian besar merupakan hari pertama perdagangan indeks saham untuk tahun ini.

Di sisi lain, lanjutnya, setelah perdagangan tipis di level Rp1,5 triliunan, positifnya perdagangan hari ini, juga karena volume transaksi yang sudah berangsur normal pascaliburan. “Apalagi, market Eropa juga bergerak rally setelah Dow Jones ditutup positif,” ujarnya.

Secara fundamental, Purwoko menegaskan, bursa regional mendapat dukungan dari positifnya rilis data manufaktur China, India dan Australia yang angkanya menunjukkan pertumbuhan. “Ini menunjukkan pertumbuhan positif pada kawasan Asia Fasifik,” timpalnya.

Sementara itu, imbuhnya, kata dia, dari internal angka inflasi Indonesia sepanjang 2011 yang terkendali juga jadi sentiment positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi selama Januari hingga Desember 2011 hanya 3,79%. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan 2010 yang mencapai 6,96%. “Karena itu, besar peluang IHSG untuk tetap bertahan pada teritori positif,” imbuhnya.

Di atas semua itu, Purwoko merekomendasikan positif saham-saham yang mengalami pergerakan signifikan dalam tiga hari terakhir. Di antaranya, PT Energi Mega Persada (ENRG) yang potensial mencapai resistance Rp200 per saham;

Begitu juga dengan PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Astra Internasional (ASII) yang secara teknikal segera mencapai resistance jangka pendeknya. “Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut,” imbuh Purwoko.

Indeks melaju tersokong lonjakan sepuluh sektor

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mempertahankan kenaikannya di sepanjang sesi I. Pada pukul 12.00, indeks tercatat naik 0,84% menjadi 3.841,267.

Sekitar 153 saham ditransaksikan naik. Sedangkan 46 saham melorot dan 87 saham lainnya tidak ditransaksikan. Sementara itu, volume perdagangan meliputi 3,728 miliar saham senilai Rp 2,091 triliun.

Sepuluh sektor kompak menghijau. Kenaikan tertinggi ditorehkan oleh sektor pertambangan sebesar 1,80%, sektor industri lain-lain sebesar 1,51%, dan sektor perdagangan sebesar 1,24%.

Saham-saham penghuni top gainers di sesi I antara lain: PT Apac Citra Centertex (MYTX) yang naik 25% menjadi Rp 275, PT Bhuwanatala Indah (BIPP) naik 14% menjadi Rp 57, dan PT Gema Grahasarana (GEMA) naik 11,86% menjadi Rp 330.

Di posisi top losers, terdapat sejumlah saham yakni: Voksel Electric (VOKS) turun 14,63% menjadi Rp 700, PT Unggul Indah Cahaya (UNIC) turun 8,50% menjadi Rp 1.830, dan PT Mandala Multifinance (MFIN) turun 5,49% menjadi Rp 860.

January Effect, IHSG Menanjak 32 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menanjak 32 poin akibat adanya January Effect. Saham-saham lapis dua yang masih murah mulai diburu investor.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG naik 13,212 poin (0,34%) ke level 3.822,352. Indeks masih minim sentimen karena banyak bursa saham yang masih tutup.

Menguatnya beberapa bursa Asia setelah libur tahun baru mendorong IHSG terus menanjak secara perlahan. Posisi tertinggi yang bisa diraih indeks hingga siang ini berada di level 3.845,156.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (3/1/2012), IHSG menanjak 32,127 poin (0,84%) ke level 3.841,267. Sementara Indeks LQ 45 menguat 6,236 poin (0,92%) ke level 667,043.

Bursa Wall Street masih libur tahun baru, namun sedikit kabar positif datang dari Eropa yaitu bursa saham Jerman yang naik signifikan. Berita ini cukup membuat investor percaya diri.

Suasana perdagangan juga lebih meriah ketimbang hari sebelumnya, saat investor masih banyak yang meliburkan diri menyambut tahun baru. Hari ini, volume dan nilai transaksi cukup signifikan.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 63.132 kali pada volume 3,728 miliar lembar saham senilai Rp 2,019 triliun. Sebanyak 164 saham naik, sisanya 50 saham turun, dan 93 saham stagnan.

Seluruh indeks sektoral di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) menghijau, rata-rata dengan penguatan lebih dari satu persen. Januari Effect sudah dimulai, investor mulai mengakumulasi saham-saham yang berpotensi tumbuh tinggi tahun ini.

Saham-saham tersebut terutama di lapis dua, yang harganya masih sangat murah, tapi tidak sedikit juga perburuan dilakukan di saham-saham unggulan yang selama setahun kemarin turun cukup tinggi.

Bursa-bursa di Asia masih kompak berjalan di zona hijau, bahkan poin yang dicetaknya semakin bertambah. Indeks lokal juga disemangati oleh tren positif ini.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Hang Seng melonjak 378,30 poin (2,05%) ke level 18.812,69.
  • Indeks Straits Times menanjak 30,49 poin (1,15%) ke level 2.676,84.
  • Indeks KOSPI melesat 43,75 poin (2,40%) ke level 1.870,12.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Surya Toto (TOTO) naik Rp 5.500 ke Rp 65.000, Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.000 ke Rp 74.700, Indomobil (IMAS) naik Rp 1.000 ke Rp 14.100, dan Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 750 ke Rp 39.250.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multibreeder (MBAI) turun Rp 500 ke Rp 13.000, Mayora (MYOR) turun Rp 450 ke Rp 13.800, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 400 ke Rp 38.600, dan Adira Finance (ADMF) turun Rp 250 ke Rp 11.950.

(ang/qom)

Hati-hati di Lantai Bursa Meski Ada Peluang

INILAH.COM, Jakarta - Awal 2012 disambut meriah di seluruh pelosok tanah air. Tapi, sayang, keceriaan itu tak menular ke pasar modal. Pada Senin pekan ini (2/1), pasar di tutup dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 12,85 poin (0,34%) ke level 3.809,14.

Salah satu penyebabnya, ternyata, libur panjang akhir tahun. Di beberapa negara, libur akhir tahun ini dibuka dengan penurunan indeks. Dow Jones, misalnya, mengalami penurunan 0,57%. Penurunan juga terjadi pada Nasdaq (0,33%).

Banyak kalangan memperkirakan, perdagangan saham pekan ini akan berlangsung mendatar dengan kecenderungan menurun. Yang lebih mengkhawatirkan, para analis dari kaum pesimistis memperkirakan penurunan ini tidak hanya akan berlangsung sepekan dua pekan.

Pemicunya, selain krisis utang di Eropa yang masih gawat, juga ancaman yang dikeluarkan pemerintah Amerika. Negeri adi kuasa ini meminta seluruh lembaga keuangan di dunia tidak berhubungan dengan lembaga keuangan di Iran.

Seperti di ketahui, sebelumnya Iran mengancam akan memblokir jalur distribusi minyak mentah di Selat Hormuz. Jika ini terjadi, maka harga minyak diperkirakan bisa naik hingga US$150 per barel. Dampaknya, harga BBM non-subsidi seperti Pertamax bisa melambung menjadi Rp15.000 per liter.

Tak hanya itu saja, anggaran subsisi BBM pun akan membengkak menjadi lebih dari Rp200 triliun. “Semuanya akan berdampak pada isu politik,” kata Muhammad Kurtubi, pengamatan perminyakan.

Dalam situasi seperti ini saran yang diberikan para analis sangat klise, “Lakukan koleksi dengan sangat hati-hati.” Mereka umumnya menganjurkan untuk mengoleksi saham pertambangan. Naiknya harga minyak diperkirakan akan mengerek komoditi pertambangan seperti emas dan batubara.

Selain sektor pertambangan, saham perkebunan seperti Bakrie Plantation juga layak dibeli. Soalnya, perusahaan perkebunan bakal memperoleh pendapatan tambahan dari kenaikan harga komoditi pertanian akibat buruknya cuaca di Thailand. Dan yang tak boleh dilupakan adalah emiten yang kinerjanya selama 2012 cukup mencorong, seperti PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Telkom TLKM.

Hanya saja, seorang analis dari Kresna Securites mengingatkan agar investor tetap waspada. “Gejelok profit taking masih akan terjadi,” katanya. Itu sebabnya, ia tak berani memberikan prediksi yang tajam terhadap kemungkinan yang akan terjadi pada IHSG. [mdr]

Saatnya Cermati Saham Defensif

INILAH.COM, Jakarta – Perdagangan saham domestik pada Selasa (3/1) diperkirakan sepi meski tren kenaikan berlanjut. Investor disarankan untuk buy dan hold saham defensif.

Analis Millenium Danatama Sekuritas Abidin mengatakan, perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini masih sepi karena pemodal belum kembali ke pasar. Namun, tren kenaikan masih bisa berlanjut.

“Sebab IHSG sudah confirm memecah level 3.800 dengan volume perdagangan yang cukup besar,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurut Abidin, konfirmasi penembusan level 3.800 sangat penting agar IHSG pada 2012 ini bisa bergerak di kisaran 3.750-3.857. Hal ini berarti, sudah memasuki tren bullish jangka pendek.

Ini juga merupakan penyebab saham-saham berkapitalisasi besar seperti Astra International (ASII) dan perbankan mengalami kenaikan atau window dressing terbatas pada akhir perdagangan 2011. “IHSG masih mampu melanjutkan kenaikan dengan support kritikal di 3.770,” lanjutnya.

Sebab, tren perdagangan sedang naik dan didukung data-data fundamental perekonomian yang kuat serta sentimen positif. Dengan demikian, kecenderungan overbought harga saham makin cepat terjadi.

Sehingga, akan memicu koreksi teknikal yang kemungkinan besar akan terjadi pada pekan-pekan awal perdagangan 2012. Apalagi, belum banyak investor jangka panjang yang masuk ke pasar. “Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya investor melakukan strategi buy and hold,” ujarnya.

Abidin merekomendasikan sejumlah saham defensif, seperti sektor consumer goods dan properti. Yakni saham Unilever (UNVR), Indofood (INDF), Alam Sutera Realty (ASRI) dan Bukit Sentul City (BKSL). [nat]

Inilah Saham Pilihan Selasa (3/1)

INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan Selasa (3/1) cenderung flat dengan kisaran 3.790-3.835. IHSG mengkonfirmasi koreksi jangka pendek lagi.

Demikian diungkapkan analis saham Panin Sekuritas, Purwoko Sartono kemarin. "Kami menduga sebagian investor masih berada dalam suasana liburan," katanya.

IHSG pada perdagangan Selasa kemarin, melemah 0,33% ke 3.809,14. Nilai transaksi yang tercatat sebesar Rp964,26 miliar dengan volume 2.487.827.000. Investor asing mencatatkan net foreign buy sebesar Rp10,56 miliar.

Mengawali tahun 2012, indeks ditutup melemah -0,34% ditengah sepinya transaksi perdagangan. Sebagian bursa regional juga masih libur. January Effect yang diharapkan dapat mendongkrak transaksi-pun masih belum terjadi. Transaksi asing tercatat hanya sebesar Rp400 miliar.

Sementara analis saham HD Capital, Yuganur Wijanarko merekomendasikan beli untuk saham GGRM, ASII, ITMG dan BBRI. Penutupan IHSG di atas level 3.720 (moving average10 bulanan) pada akhir tahun 2011 sudah cukup memberikan tanda bahwa tren secara keseluruhan akan mencapai perbaikan signifikan di January 2012.

Hal ini bila dilihat selama 2011, GDP dapat berada di atas inflasi walaupun rupiah melemah. "Sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam perekonomian Indonesia," katanya.

Untuk saham pilihan seperti GGRM dengan saran beli dengan target harga di 63.400 dengan cut loss di 60.150. Saham ASII disarankan beli dengan target harga 75.500 dengan cut loss di 71.400.

Sementara saham ITMG disarankan beli dengan target harga di 40.500 dengan cut loss di 36.800. Saham BBRI disarnakan beli dengan target harga di 6.950 dengan cut loss di 6.550.

Sementara analis saham AM Capital, Andre Mahardika menilai secara teknikal IHSG berpotensi koreksi mendekati 3.795 terlebih dahulu. Sebab IHSG masih dapat spekulasi bullish untuk sementara. IHSG mengkonfirmasi koreksi jangka pendek lagi, dengan range 3.780-3.830.

Andre merekomendasikan saham PWON yang memiliki sinyal bullish dengan rekomendasi beli saat koreksi di 730 atau di 750. Untuk rekomendasi jual di 790-810 dan stop loss di 710.

Untuk saham ELTY disarankan beli di 131 jika menembus harga 130. Untuk rekomendasi beli di 122 jika tidak dapat menembus level 130. Rekomendasi jual di 134-140 dengan stop loss di 120.

Euro kembali terpuruk ke level terendah dalam 11 tahun terakhir terhadap yen

Euro kembali terpuruk ke level terendah dalam 11 tahun terakhir terhadap yen
LONDON. Pergerakan euro tadi malam keok ke level terendah dalam 11 tahun terakhir atas yen. Pada pukul 16.26, nilai tukar euro berada di level 99,40 yen atau melemah 0,3%. Sebelumnya, euro sempat berada di posisi 98,66 yen, level terlemah sejak Desember 2000 silam. Sementara, euro juga melemah 0,3% menjadi US$ 1,2924.

Pelemahan euro tersebut mengindikasikan kecemasan investor akan krisis utang Eropa. Mereka cemas, krisis Eropa akan menghantam pertumbuhan ekonomi global dan mengguncang pasar finansial pada awal 2012 ini.

Sementara, pelemahan euro atas dollar dipicu oleh data manufaktur Eropa yang melorot selama lima bulan berturut-turut pada Desember lalu.

"Kami masih melihat pergerakan negatif euro ke depannya. Pertumbuhan yang minim di sejumlah negara akan menjadi isu utama tahun ini. Dan saya rasa, apa yang tengah didiskusikan para pemimpin Eropa belum cukup untuk mengatasi masalah Eropa. Investor kembali akan mencemaskan tingginya tingkat utang di sejumlah negara yang bermasalah," papar Peter Rosenstreich, chief currency analyst Swissquote Bank SA di Genewa.

Sekadar catatan, tahun 2011, euro membukukan pelemahan tahunan pertama terhadap dollar AS dalam sepuluh tahun terakhir. Euro juga menjadi mata uang dengan performa terburuk dari sepuluh negara maju di 2011 setelah melemah 2,1%.

10 Kasus Kebangkrutan Terbesar di 2011

New York - Empat bulan terakhir di tahun 2011 mencatat rekor lonjakan kebangkrutan di Amerika Serikat. Yang terbesar dari proses perlindungan kebangkrutan di AS selama tahun 2011 adalah MF Global pada bulan Oktober.

Kebangkrutan juga meluas dari mulai sektor penerbangan, telekomunikasi, energi dan perbankan. Menurut Moody's dan Standard & Poor's, naiknya trend gagal bayar diperkirakan berlanjut pada tahun 2012 akibat ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global, krisis utang Eropa dan ketatnya kondisi likuiditas.

Menurut laporan dari Standard & Poor's, akibat merosotnya permintaan, sektor seperti ritel, media dan entertainment serta minyak dan gas menjadi sektor yang paling rentan dalam kondisi ini.

Berikut 10 kebangkrutan paling besar di AS selama tahun 2011 yang dibuat berdasarkan data banktruptcydata.com, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (3/1/2012).

1. MF Global Holdings




  • Aset: US$ 40,54 miliar
  • Karyawan: 2.850
  • Tanggal kebangkrutan: 31 Oktober.

Perusahaan berusia lebih dari 200 tahun ini akhirnya mendaftarkan kebangkrutan dan menjadi kasus kebangkrutan korporasi terbesar di Wall Street setelah bangkrutnya Lehman Brothers pada September 2008. Malapetakan perusahaan pialang derivatif itu terjadi karena melakukan pertaruhan yang sangat berisiko pada surat utang Eropa.

MF Global yang dipimpin mantan eksekutif Goldman Sachs dan mantan senator dan Gubernur New Jersey, Jon Corzine diketahui meningkatkan eksposure pada surat utang pemerintah Eropa pada akhir 2010 dari US$ 1,5 miliar pada US$ 6,3 miliar. Namun meningkatnya masalah krisis Eropa telah menekan MF Global hingga titik berbahaya, sebelum kemudian Moody's memangkas peringkatnya ke satu notch di atas 'sampah'.


2. AMR Corp




  • Aset: US$ 25,09 miliar
  • Karyawan: 78.250
  • Tanggal kebangkrutan: 29 November.

AMR merupakan induk dari maskapai penerbangan terbesar ketiga di AS, American Airlines. Maskapai berusia 80 tahun itu akhirnya mendaftarkan kebangkrutan akibat terus melonjaknya harga bahan bakar dan pesawat-pesawatnya yang sudah tua. Maskapai itu memiliki rata-rata penerbangan berusia 15 tahun, sehingga membuat American Airlines sebagai maskapai tertua dan paling tidak efisien dibandingkan rivalnya.

Biaya tenaga kerja juga mencatat beban finansial terbesar bagi perusahaan tersebut. Pada laporan keuangan tahun 2010, American Airlines memperkirakan biaya tenaga kerja yang sekitar US$ 600 juta per tahun lebih besar ketimbang rivalnya. Menurut Pension Benefit Guaranty Corp. rencana pensiun maskapai tersebut mencakup 130.000 pekerja dan pensiunan dengan dana sekitar US$ 10 miliar.


3. Dynegy Holdings




  • Aset: US$ 9,95 miliar
  • Karyawan: 1.650
  • Tanggal kebangkrutan: 7 November.

Dynegy Holdings, unit dari produsen energi Dynegy Inc. mendaftarkan kebangkrutan setelah menderita kemerosotan permintaan listrik secara menyeluruh sejak terjadinya krisis tahun 2008. Perusahaan berbasis di Houston itu juga menderita akibat rendahnya tarif listrik.

Penurunan harga gas yang sudah mencapai 45% dalam 2 tahun telah menciptakan harga listrik yang murah. Berbarengan dengan lingkungan ekonomi yang negatif, perusahaan tersebut akhirnya terbelit beban utang hingga US$ 6,2 miliar.


4. PMI Group




  • Aset: US$ 4,21 miliar
  • Karyawan: 700
  • Tanggal kebangkrutan: 23 November.

PMI Group merupakan perusahaan swasta mortgage insurer terbesar ketiga di AS. Sejak meletusnya gelembung sektor perumahan di tahun 2007, PMI Group harus membayar miliaran dolar kompensasi kepada para peminjam yang merupakan pembeli asuransinya.

Sebagai hasilnya, pada Agustus, unit operasional utama PMI, PMI Mortgage Insurance erbarengan dengan unit lainnya PMI Insurance diperintahkan untuk menghentikan penjualan dari kebijakan baru Departemen Asuransi Arizona karena pendanaannya turun tajam dari permintaan regulator negara bagian.

Dua bulan kemudian, PMI Mortgage Insurance, berbarengan dengan PMI Insurance, keduanya dibekukan oleh regulator asuransi Arizona karena kerugian gagal bayar hipotek perumahan dan mengeringnya keuangan perusahaan. Mereka juga diperintahkan membayar klaim 50%, dan sisanya dilunasi pada waktu yang belum diketahui.

5. NewPage Corp




  • Aset: US$ 3,51 miliar
  • Karyawan: 6.000
  • Tanggal kebangkrutan: 7 September.

NewPage, perusahaan pembuat kertas yang berbasis di Ohio dan dimiliki oleh Cerberus Capital ini mengoperasikan pabriknya di AS dan Kanada. Produksi kertasnya mencapai 3,5 juta ton per tahun yang digunakan untuk koran, majalah dan brosur.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, sirkulasi koran terus merosot akibat berkompetisi dengan media online dan adanya pengalihan iklan via brosur ikut mempengaruhi perusahaan tersebut. Ditambah lagi harga kayu, bahan kimia dan pulp yang semakin mahal sehingga menggerus pendapatan NewPage. Perusahaan itu melaporkan kerugian hingga US$ 229 juta untuk 6 bulan yang berakhir pada 30 Juni 2011.

6. Integra Bank Corp




  • Aset: US$ 2,42 miliar
  • Karyawan: 500
  • Tanggal kebangkrutan: 30 Juli.

Perusahaan berbasis di Indiana itu mengoperasikan 52 pusat perbankan dan 100 ATM di Kentucky, Indiana dan Illinous sebelum akhirnya mendaftarkan kebangkrutan Chapter 7 pada Juli.

Bank dengan operasional bank komunitas yang cukup kuat ini harus berjuang menghadapi tingginya utang dan menderita sejumlah kerugian akibat eksposure pada sektor real estate komersial.

Sekitar setengah aktivitas pinjaman bank terkait properti komersial, segmen pasar yang sangat terpukul akibat resesi di AS. Turunnya harga properti komersial telah menggerus nilai dari kolateral yang dimiliki bank itu.

7. General Maritime Corp




  • Aset: US$ 41,78 miliar
  • Karyawan: 1.137
  • Tanggal kebangkrutan: 17 November.

General Maritime adalah pemiliki tanker minyak terbesar kedua di AS. Operator itu itu ikut menderita akibat turunnya permintaan minyak, rendahnya biaya dan terjadinya kelebihan suplai kapal.

Pada awal tahun 2010, General Maritime mengambil pinjaman yang cukup besar untuk membeli 7 tanker senilai US$ 620 juta karena industri transportasi mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun saat kapal-kapal dikirimkan, proses pemulihan memudar dan perusahaan terpaksa melakukan kebijakan pengetatan.

General Maritime mulai pemangkasan biaya dan mencari investor untuk membiayai utang yang ada. Perusahaan berhasil mendapatkan pinjaman US$ 200 juta, tapi tidak cukup untuk bertahan sehingga akhirnya mendaftarkan kebangkrutan.

Sejak itu, perusahaan investasi Oaktree Capital telah sepakat untuk menginvestasikan saham senilai US$ 175 juta. Sebuah grup yang dipimpin Nordea Bank Finland juga telah menawarkan pendanaan US$ 100 juta untuk proses reorganisasi.

8. Borders Group




  • Aset: US$ 43 miliar
  • Karyawan: 19.500
  • Tanggal kebangkrutan: 16 Februari.

Borders Group, merupakan peritel buku terbesar kedua di AS setelah Barnes & Noble. Perusahaan itu pada awal beroperasi pada pertengahan tahun 1990-an sempat disebut sebagai pembunuh toko-toko buku di kota kecil.


9. Terrestar Corp




  • Aset: US$ 1,38 miliar
  • Karyawan: 104
  • Tanggal kebangkrutan: 16 Februari.

Terrestar Corp, perusahaan operator jaringan satelit selular yang berbasis di Virginia mendaftarkan kebangkrutan pada Februari, beberapa bulan setelah unitnya TerreStar Networks dan 12 afiliasinya melakukan restrukturisasi serupa pada Oktober 2010.

10. Lee Enterprises




  • Aset: US$ 1,15 miliar
  • Karyawan: 6.200
  • Tanggal kebangkrutan: 12 Desember.

Lee Enterprises merupakan penerbit koran di AS yang memiliki 40 harian di 23 negara bagian, termasuk St. Louis Post-Dispatch.


(qom/qom)

Perkembangan nuklir di Iran memacu laju harga emas dan perak

Perkembangan nuklir di Iran memacu laju harga emas dan perak
LONDON. Harga kontrak emas dan perak mencatatkan kenaikan malam tadi. Pada pukul 17.32 waktu London, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat naik 0,2% menjadi US$ 1.566,37 per troy ounce. Sementara, harga kontrak perak naik 0,1% menjadi US$ 27,8625 per troy ounce.

Lonjakan harga emas terjadi setelah Iran diberitakan sudah memproduksi batangan bahan bakar nuklir pertamanya. Kondisi itu menyebabkan investor cemas sehingga memburu emas sebagai safe haven.

Asal tahu saja, Iranian Student News Agency mengutip Badan Atom Energi Iran menulis, sebuah batang bahan bakar buatan domestik sudah dibuat dan diujicoba ke dalam inti reaktor nuklir setelah lulus tes uji coba. Batang bahan bakar nuklir mengandung uranium yang menyediakan bahan bakar untuk membangkitkan listrik tenaga nuklir. Diberitakan pula, reaktor Teheran memproduksi radioisotop untuk pengobatan kanker.

"Rencana nuklir Iran sudah memicu kekhawatiran karena akan menyebabkan adanya sanksi lanjutan ke negara itu. Sanksi akan datang dari AS dan sejumlah negara lain. Hal ini akan berdampak positif bagi pergerakan harga emas karena diburu investor," urai Gnanasekar Thiagarajan, director Commtrendz Risk Management Services Pvt dari Mumbai.

Seperti yang diketahui, belakangan, AS dan aliansinya memang sudah meningkatkan tekanan atas Iran agar negara itu menghentikan program pengembangan reaktor nuklirnya. Pemberian sanksi diresmikan secara hukum yang ditandatangani langsung oleh Presiden Barack Obama pada 31 Desember lalu. Beberapa sanksinya yakni membatalkan sejumlah perjanjian dengan bank sentral Iran dan pertimbangan Uni Eropa untuk melarang masuk impor minyak dari Iran.