Rabu, 30 Maret 2011

Investor Koleksi Saham Blue Chip, IHSG Rebound 49 Poin


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil cetak rebound cukup tinggi 49 poin setelah investor mengkoleksi kembali saham-saham unggulan. Prediksi inflasi bulan maret yang terkendali menjadi pemicunya.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan Rp 8.715 per dolar AS sama seperti penutupan perdagangan kemarin.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka menguat tipis 7,890 poin (0,21%) ke level 3.599,405. Indeks menguat setelah mendapat sentimen positif dari menguatnya bursa-bursa Asia dan Wall Street semalam.

Sepanjang perdagangan sesi I, indeks terus bergerak ke atas di teritori positif. Saham-saham konsumer dan tambang mulai dikoleksi investor.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melaju 33,314 poin (0,92%) ke level 3.624,829. Indeks merespons laporan kinerja keuangan emiten tahun 2010 yang rata-rata positif.

Indeks kembali menyentuh level tertingginya di perdagangan hari ini, yaitu di level 3.641,849. Transaksi di lantai bursa semakin sore semakin ramai.

Mengakhiri perdagangan, Rabu (30/3/2011), IHSG ditutup bertambah 49,463 poin (1,37%) ke level 3.640,978. Sementara Indeks LQ 45 melaju 8,746 poin (1,36%) ke level 650,881.

Saham-saham unggulan, terutama di sektor agrikultur, konsumer dan properti, menjadi incaran investor pada perdagangan hari ini. Tingkat inflasi yang diperkirakan masih terkendali di bulan Maret ini menjadi pemicunya.

Dana asing pun kembali masuk bursa meski besarannya masih tipis. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign nett buy) senilai Rp 161,763 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 124.446 kali pada volume 4,071 miliar lembar saham senilai Rp 4,75 triliun. Sebanyak 156 saham naik, 68 saham turun, dan 85 saham stagnan.

Seluruh bursa regional bergerak di zona hijau dengan laju yang cukup kencang, dipimpin oleh bursa Jepang. Bursa China yang siang tadi melemah pun kini sudah balik arah.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia di sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 2,54 poin (0,09%) ke level 2.960,61.
  • Indeks Hang Seng melonjak 371,67 poin (1,61%) ke level 23.432,03.
  • Indeks Nikkei 225 melesat 249,71 poin (2,64%) ke level 9.708,79.
  • Indeks Straits Times melompat 47,00 poin (1,54%) ke level 3.103,95.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 4.050 ke Rp 31.000, Multibreeder (MBAI) naik Rp 2.450 ke Rp 17.950, Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.550 ke Rp 56.250, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.050 ke Rp 42.700.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 400 ke Rp 46.900, Adira Finance (ADMF) turun Rp 250 ke Rp 11.050, Indo Rama (INDR) turun Rp 175 ke Rp 2.625, dan BCA (BBCA) turun Rp 100 ke Rp 6,850.

Latinusa Bagi Dividen Rp 25,23 Miliar


Jakarta - PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) akan membagikan dividen tunai Rp 25,23 miliar. Angka itu setara 33,84% dari laba bersih 2010 yang sebesar Rp 74,58 miliar.

Seperti diikuti dari siaran pers perseroan, Rabu (30/3/2011), dividen tunai itu akan dibayarkan pada 12 Mei 2011.

Rencana pembagian dividen ini sudah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) itu yang digelar hari ini.

Perusahaan yang lebih dikenal dengan nama Latinusa ini juga berencana menyisihkan 59,46% laba bersihnya atau sebesar Rp 44,34 miliar sebagai cadangan umum perseroan. Sedangkan sisanya 6,70% atau Rp 5 miliar ditetapkan sebagai cadangan wajib.

Seperti diketahui, Latinusa mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 77,58% menjadi Rp 74,58 miliar di 2010, dibandingkan laba 2009 yang sebesar Rp 41,99 miliar.

Pada perdagangan hari ini, hingga penutupan sesi I, saham NIKL naik 5 poin (1,28%) ke level 395 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 66 kali dengan volume 2.507 lot senilai Rp 490,545 juta.

IHSG Melaju 33 Poin Respons Laporan Keuangan Emiten


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju 33 poin merespons laporan kinerja keuangan emiten tahun 2010 yang rata-rata positif. Transaksi di lantai bursa sedikit lebih ramai dibandingkan perdagangan hari-hari lalu.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka menguat tipis 7,890 poin (0,21%) ke level 3.599,405. Indeks menguat setelah mendapat sentimen positif dari menguatnya bursa-bursa Asia dan Wall Street semalam.

Sepanjang perdagangan sesi I, indeks terus bergerak ke atas di teritori positif, Bahkan sempat menyentuh level tertingginya di 3.628,561.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (30/3/2011), IHSG melaju 33,314 poin (0,92%) ke level 3.624,829. Sementara Indeks LQ 45 bertambah 7,263 poin (1,13%) ke level 649,398.

Suasana perdagangan di lantai bursa kembali bergairah setelah sempat sepi transaksi akibat minim sentimen positif. Laporan kinerja keuangan emiten besar yang positif membuat investor tergerak untuk menamamkan dananya di pasar modal.

Seluruh sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat. Penguatan tertinggi dipimpin oleh sektor industri dasar, diikuti oleh sektor agrikultur yang juga menguat lebih dari 2%.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 57.377 kali pada volume 1,798 miliar lembar saham senilai Rp 2,027 triliun. Sebanyak 132 saham naik, 63 saham turun, dan 89 saham stagnan.

Terinspirasi menguatnya bursa global, mayoritas bursa-bursa di regional bergerak ke atas, kecuali bursa China yang masih melemah. Bursa Jepang pun mampu melaju cukup kencang.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:

  • Indeks Komposit Shanghai melemah 14,23 poin (0,48%) ke level 2.943,85.
  • Indeks Hang Seng melaju 393,24 poin (1,71%) ke level 23.453,60.
  • Indeks Nikkei 225 melesat 175,26 poin (1,85%) ke level 9.634,34.
  • Indeks Straits Times menguat 37,47 poin (1,23%) ke level 3.094,42.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.550 ke Rp 56.250, Multibreeder (MBAI) naik Rp 1.000 ke Rp 16.500, Lion Metal (LION) naik Rp 950 ke Rp 4.750, dan SMART (SMAR) naik Rp 350 ke Rp 5.250.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Adira Finance (ADMF) turun Rp 200 ke Rp 11.100, BFI Finance (BFIN) turun Rp 150 ke Rp 3.050, Indo Rama (INDR) turun Rp 150 ke Rp 2.650, dan Modern Internasional (MDRN) turun Rp 100 ke Rp 1.900.

Indospring Rights Issue Rp 1.520 per Lembar


Jakarta - PT Indosprings Tbk (INDS) akan menggelar penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue senilai Rp 285 miliar.

Seperti dikutip dari prospektus ringkas perseroan, Rabu (30/3/2011), penawaran dilakukan di Rp 1.520 per lembar, diskon 525% dari harga penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.500 per lembar.

Jumlah saham baru yang akan diterbitkan perseroan sebanyak 187,5 juta lembar. HMETD ini akan diperdagangkan di BEI selama lima hari mulai 16 Mei sampai 23 Mei.

Tiap pemegang satu saham perseroan berhak atas lima HMETD untuk membeli lima saham baru yang berasal dari portapel. Jika saham rights issue ini tidak terserap pasar, maka akan diambil oleh pihak terafiliasi perseroan, yaitu PT Indoprima Gemilang (IPG).

Emiten berkode INDS itu akan membawa rencana ini ke rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 2 Mei mendatang, dalam rangka meminta persetujuan pemegang saham.

Dana hasil pelaksanaan aksi korporasi ini akan dipergunakan untuk meningkatkan penyertaan modal di PT Indobaja Primamurni (IBPM), peningkatan kapasitas produksi, dan modal kerja perseroan.

Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 11.10 waktu JATS, harga saham INDS stagnan di Rp 9.500 per lembar. Sahamnya baru ditransaksikan 2 kali dengan volume 2 lot senilai Rp 9,5 juta.
(ang/dnl)

Naik 68%, Laba SMART Tembus Rp 1,2 Triliun


Jakarta - Laba bersih PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) melonjak 68,45% di 2010 menyentuh Rp 1,26 triliun, dari perolehan laba 2009 sebesar Rp 748,49 miliar.

Seperti dikutip dari laporan kinerja keuangan SMART di 2010, Rabu (30/3/2011), penjualan bersih perseroan naik tinggi menjadi Rp 20,27 triliun di akhir 2010, dari tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp 14,2 triliun.

Penjualan bersih perseroan mendorong naiknya laba bersih, terlihat dari laba kotornya yang naik dari Rp 1,7 triliun di 2009 menjadi Rp 3,14 triliun di akhir tahun lalu.

Dengan tumbuhnya laba bersih itu, maka laba bersih per saham dasar perseroan pun naik, dari Rp 261 per lembar menjadi Rp 439 per lembar di 2010.

Emiten berkode SMAR itu juga mencatat pertumbuhan aset sebanyak 22,13% di 2010 menjadi Rp 12,47 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 10,21 triliun.

Harga saham perseroan sepanjang 2010 pun ikut naik hampir dua kali lipat, dari Rp 2.550 per lembar di akhir 2009 menjadi Rp 5.000 per lembar.

Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 10.45 waktu JATS, harga saham SMAR naik 200 poin (4,08%) ke level Rp 5.100 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 5 kali dengan volume 16 lot senilai Rp 41,275 juta.

RUU Mata Uang akhirnya atur redenominasi rupiah


Date : Mar 30 2011, 10:52
Title : News Story
Header : RUU Mata Uang akhirnya atur redenominasi rupiah


Story
=======================================================================================
JAKARTA. Redenominasi atau penyederhanaan nilai rupiah semakin nyata.
Panitia Kerja pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Mata Uang akhirnya
sepakat memasukkan ketentuan redenominasi nilai rupiah. Ketentuan ini diatur
dalam pasal 13 ayat 2 RUU Mata Uang.
Anggota Komisi XI DPR Kemal Azis Stamboel mengatakan, redenominasi rupiah
ini bisa dilakukan setelah ada kajian mendalam dan matang. Selain itu, dia
mengatakan, redenominasi rupiah ini dilakukan dengan memperhatikan timing dan
jangka waktu pelaksanaan proses tersebut.
Kemal berharap setelah RUU Mata Uang disahkan maka pemerintah dan Bank
Indonesia segera menyusun beberapa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Bank
Indonesia. Dia juga berharap ada proses sosialisasi secara efektif kepada
seluruh lapisan masyarakat dan pihak-pihak ataupun lembaga-lembaga yang
terkait. "Ini untuk memperkuat kepercayaan publik dan dunia internasional
terhadap rupiah," tutupnya.
Bank Indonesia (BI) sendiri telah menyelesaikan kajian redenominasi.
Seperti kita ketahui, BI pernah membeberkan jadwal pelaksanaan redenominasi
ini. Butuh waktu sekitar sepuluh tahun sebelum redenominasi bisa benar-benar
diterapkan. BI memperkirakan, persetujuan redenominasi bisa diperoleh tahun
lalu.
Alhasil, pada tahun 2011 hingga 2012, BI bisa melaksanakan sosialisasi
kebijakan tersebut. Adapun tahun 2013 hingga 2015 menjadi masa transisi. Dalam
rentang itu, penyebutan nilai mata uang akan dilakukan dalam dua jenis kuotasi,
yakni nilai lama dan nilai baru.
[ Yudho Winarto ]
KONTAN Wed, 30 Mar 2011
=======================================================================================

Laba melonjak lima kali lipat, saham AMFG melesat 5,6%


Date : Mar 30 2011, 10:51
Title : News Story
Header : Laba melonjak lima kali lipat, saham AMFG melesat 5,6%


Story
=======================================================================================
JAKARTA. Saham PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) melejit ke level
tertinggi dalam 12 pekan setelah emiten ini mencatat kinerja cemerlang di tahun
lalu.
Emiten yang memproduksi kaca lembaran dan fabrikasi ini membukukan
kenaikan laba bersih hampir lima kali lipat di tahun lalu. Pada akhir 2010,
meraup laba bersih senilai Rp 330,9 miliar.
Saham AMFG melesat 5,66% ke level Rp 5.600 per saham, hingga pukul 10.20
WIB. Ini level tertigginya sejak penutupan perdagangan 6 Januari lalu.
[ Dupla Kartini, Bloomberg ]
KONTAN Wed, 30 Mar 2011 ( 10:25:19 WIB )
=======================================================================================

Bentoel Internasional Sedot Laba Rp 218 Miliar


Jakarta - PT Bentoel Internasional Investama Tbk ((RMBA) berhasil mencetak laba Rp 218,62 miliar di tahun 2010, naik 247,77% setelah sebelumnya pada tahun 2009 mencetak rugi sebanyak Rp 147,94 miliar.

Dikutip dari laporan kinerja keuangan perseroan tahun 2010, Rabu (30/3/2011), pendapatan bersih perseroa pun naik dari Rp 7,25 triliun di tahun 2009 menjadi Rp 8,9 triliun di akhir tahun 2010 sehingga mendorong naiknya laba bersih tersebut.

Selain itu, perseroan juga menekan beban pokok penjualan sehingga tidak naik terlalu tinggi, menjadi Rp 6,96 triliun. Dengan demikian, laba kotor perseroan jadi naik ke Rp 1,94 triliun dari tahun 2009 sebanyak Rp 1,35 triliun.

Seiring meningkatnya laba bersih tersebut, maka laba bersih per saham dasar perseroan juga naik, dari rugi Rp 20,4 per lembar menjadi untung Rp 30,2 per lembar di akhir tahun lalu.

Perseroan mencatat pertumbuhan aset yang tipis di akhir tahun 2010 menjadi Rp 4,9 triliun, dari aset tahun sebelumnya pada periode yang sama Rp 4,89 triliun.

Harga Saham RMBA di sepanjang tahun 2010 sudah naik 23,07%, dari harag di akhir tahun 2009 sebesar Rp 650 per lembar menjadi Rp 800 per lembar di 2010.

Pada perdagangan hari ini, harga saham RMBA turun 10 poin (1,12%) ke level Rp 880 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 7 kali dengan volume 41 lot senilai Rp 18 juta.

Rugi Selisih Kurs, Laba Goodyear Tergerus 57% Jadi US$ 7,41 Juta


Jakarta - PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) alami penurunan laba bersih sebanyak 57,08% menjadi sebesar US$ 7,41 juta di 2010, dari perolehan laba tahun sebelumnya US$ 11,64 juta.

Seperti dikutip dari laporan kinerja keuangan GDYR di 2010, Rabu (30/3/2011), penjualan perseroan justru naik dari US$ 126,12 juta di 2009 menjadi US$ 193,37 juta di akhir 2010.

Namun, beban/penghasilan lain-lain perseroan berubah negatif dari sebelumnya positif US$ 3,96 juta di 2009, menjadi negatif US$ 1,08 juta di akhir tahun lalu.

Salah satu penyebabnya adalah perseroan menderita rugi selisih kurs sebesar US$ 12,5 ribu di 2010, dari tahun sebelumnya pada periode yang sama untung selisih kurs yang cukup tinggi US$ 5,34 juta.

Dengan adanya penurunan laba itu, maka laba bersih per saham dasar perseroan juga tergerus menjadi US$ 0,18 per lembar dari sebelumnya US$ 0,28 per lembar.

Harga saham perseroan tidak mencerminkan kinerja yang turun, pasalnya sepanjang tahun 2010 sudah naik 30,2%. Harga saham GDYR di akhir 2009 sebesar Rp 9.600 per lembar kemudian menjadi Rp 12.500 per lembar di akhir 2010.

Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 10.25 waktu JATS, harga saham GDYR stagnan di Rp 9.900 dan sama sekali belum diperdagangkan.

IHSG Lesu Tunggu Rilis Data Inflasi


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melemah 11 poin akibat maraknya tekanan aksi jual. Sepinya sentimen positif menjelang rilis inflasi membuat IHSG bergerak lesu.

Pada perdagangan, Selasa (29/3/2011), IHSG melemah 11,344 poin (0,32%) ke level 3.591,515. Sementara Indeks LQ 45 turun 3,179 poin (0,50%) ke level 642,135.

"IHSG kembali mengalami aksi jual sehingga belum beranjak dari teritori negatif pada perdagangan kemarin. Seperti biasa, menjelang rilis inflasi dari BPS, IHSG mengalami pelemahan hingga rilis inflasi tersebut," jelas Reza Priyambada, managing research dari Indosurya Asset Management.

Menjelang rilis inflasi, IHSG diprediksi masih akan terus bergerak lesu. Namun penguatan bursa-bursa regional akan memberikan inspirasi. IHSG pada perdagangan Rabu (30/3/2011) diprediksi bergerak fluktuatif cenderung menguat tipis.

Bursa Wall Street tadi malam ditutup menguat berkat penguatan saham-saham sektor energi menyusul kenaikan harga minyak mentah dunia. Namun volume perdagangan masih rendah karena investor masih berhati-hati.

Pada perdagangan Selasa (29/3/2011), indeks Dow Jones ditutup menguat 81,13 poin (0,67%) ke level 12.279,01. Indeks Standard &poor's 500 juga menguat 9,25 poin (0,71%) ke level 1.319,44 dan Nasdaq menguat 26,21 poin (0,96%) ke level 2.756,89.

Bursa Jepang juga mengawali perdagangan Rabu ini di teritori positif. Indeks Nikkei-225 dibuka naik 34,08 poin (0,36%) ke level 9.493,16.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:

IHSG kemarin ditutup turun 11 point (-0.31%) ke level 3,591.51 dengan jumlah transaksi sebanyak 7,2 juta lot dan nilai transaksi senilai Rp 4,3 miliar dengan sektor yang tercatat naik hanya agriculture, mining, property, infrastructure dan finance. Asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp 94,7 miliar dengan saham yang paling banyak dilepas a.l. ASII, UNTR, BJBR, SMGR dan UNVR.

Secara teknikal, pada perdagangan kemarin candlestick IHSG membentuk pola hanging man yang masih mengindikasikan pola bearish reversal. Sementara dilihat dari sisi indicator, stochastic membentu deathcross di area overbought, MACD histogram bergerak memendek di area positif dan RSI masih bergerak downtrend. Hal ini menunjukan IHSG masih berpeluang untuk mengalami koreksi lanjutan. Pada perdagangan hari ini (30/3), IHSG diperkirakan akan bergerak dikisaran 3,542-3,631 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. ITMG, BMRI, dan MYOR.

Kresna Sekuritas:

Tekanan bursa regional kembali mendorong aksi profit taking di JCI meskipun inflasi diperkirakan menjadi sentimen utama pasar pada pekan ini. Hari ini IHSG diperkirakan masih akan dalam tekanan dengan bergerak di kisaran 3,550-3,620 dengan UNTR dan TINS sebagai saham pilihan.

Indosurya:

Pada perdagangan Rabu (29/3) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.556-3.573 dan resistance 3.606-3.620. Selain candle membentuk long laggeddoji dengan membentuk candle menyerupai hammer. Biasanya hammer yang terbentuk ditengah tren penurunan yang terjadi mengindikasikan berkurangnya kekuatan daya jual untuk menekan pasar dan kekuatan daya beli mulai mendorong harga ke atas. MACD masih mencoba bergerak naik namun masih tertahan dengan histogram positif yang masih datar. RSIWilliam's %R dan Stochastic mulai reversal setelah menembus area overbought dan bergerak meninggalkannya. Meski biasanya IHSG melemah menjelangrilis data inflasi, namun menghijaunya bursa AS dan Eropa bisa berpengaruh positif bagi pergerakan IHSG hari ini. Cermati saham ECXL, JSMR dan BMRI.

Saham Energi Angkat Wall Street


New York - Penguatan saham-saham sektor energi menyusul kenaikan harga minyak mentah dunia berhasil membawa bursa Wall Street ke teritori positif. Namun volume perdagangan masih rendah karena investor masih berhati-hati.

Pada perdagangan Selasa (29/3/2011), indeks Dow Jones ditutup menguat 81,13 poin (0,67%) ke level 12.279,01. Indeks Standard &poor's 500 juga menguat 9,25 poin (0,71%) ke level 1.319,44 dan Nasdaq menguat 26,21 poin (0,96%) ke level 2.756,89.

Namun volume perdagangan sangat tipis, dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 6,2 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian tahun lalu yang mencapai 8,47 miliar lembar saham.Wall

Perdagangan masih sepi karena investor masih terus berhitung atas dampak krisis nuklir dan gempa di Jepang plus kisruh di Timur Tengah terhadap laporan keuangan perusahaan.

"Saya tidak berpikir banyak orang yang tahu apa yang harus dilakukan. Mereka mendengar tentang bagaimana bullishnya rekonstruksi Jepang, namun hingga bencana itu dihitung, mereka tidak akan melakukan apapun," ujar Shawn Hackett, presiden Hackett Advisors seperti dikutip dari Reuters, Rabu (30/3/2011).

"Ketika pasar tidak tahu apa yang harus dilakukan, maka akan cenderung bergerak naik dengan volume yang rendah dan turun pada volume yang lebih tinggi karena orang-orang gugup, jadi mereka jual," imbuhnya.

Saham-saham sektor jasa perminyakan naik menyusul naiknya harga minyak mentah dunia hingga ke titik tertinggi sejak Agustus 2008. Indeks sektor jasa perminyakan naik hingga 1,9%.

"Hingga pasar minya terpatahkan, momentum pialang adalah membeli saham sektor jasa perminyakan karena itulah yang bekerja. Hingga minyak turun lagi di bawah US$ 100 per barel, Anda akan melihat saham jasa sektor perminyakan mendapatkan penawaran yang besar," urai Hackett.

Harga minyak mentah dunia kembali meningkat seiring kekisruhan di Libya yang tak kunjung usai. Minyak light sweet tercatat naik 0,8% menjadi US$ 105 per barel.