Selasa, 06 September 2011

Meski Asing Net Sell, IHSG Ditutup Naik 0,6%

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada perdagangan Selasa (6/9) ditutup naik 23,8 poin atau 0,6% ke 3.889,97. Volume perdagangan 4,2 miliar saham senilai Rp5,01 triliun.

Perdagangan diwarnai 130 saham naik, 82 saham turun dan 100 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp402 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp2,4 triliun dan pembelian asing sebesar Rp2,06 triliun.

Indeks JII naik 5,6 poin ke 540,62, indeks ISSI naik 1,3 poin ke 126,3 dan indeks LQ45 naik 4,5 poin ke 687,51. Penguatan didukung sektor industri dasar naik 22,02 poin ke 1.285,18 dan sekt0r perkebunan 16,8 poin ke2.247 disusul sektor infrastruktur naik 12,5 poin ke 711,3. Meskipun sektor pertambangan turun 12,5 poin ke 2.883,57.

Indeks masuk sesi II semakin kokoh di zona positif dengan membuat level tertinggi baru di 3.891,03. Level terendah untuk hari ini di 3.829,61.

Menghijaunya sembilan sektor topang laju indeks di sesi sore

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatatkan penutupan positif hari ini (6/9). Menghijaunya sembilan sektor yang diperdagangkan tampaknya menjadi daya topang bagi indeks untuk tetap mencatatkan kenaikan sebesar 0,62% sehingga menempati level 3.889,71.

Kenaikan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan yang melejit 1,49%. Menyusul dua sektor lain yakni barang konsumsi dan industri dasar yang masing-masing naik 0,95% dan 0,94%. Sementara sektor keuangan terpaksa sendirian memerah setelah amblas 0,23%.

Pergerakan saham sepanjang perdagangan hari ini cukup atraktif dengan dominasi saham yang bergerak naik sebanyak 126. Sisanya 76 saham turun dan 92 saham diam di tempat. Jumlah saham yang diperdagangkan sabanyak 4,26 miliar dengan nilai Rp Rp 5,02 triliun.

Tiga top gainers kali ini adalah Myoh Technology tbk (MYOH) yang naik 32,84% menjadi Rp 89, Equity Development Investment (GSMF) naik 28,57% menjad Rp 117, dan Arwana Citramulia Tbk (ARNA) naik 25,00% menjadi Rp 450.

Sementara tiga penghuni top losers yang berada di posisi puncak adalah Alam Karya Unggul tbk (AKKU) yang turun 25,00% menjadi Rp 150, Maskapai Reasuransi Ind Tbk (MREI) yang turun 17,74% menjadi Rp 510, dan Trust Finance Indonesia Tbk (TRUS) yang turun 16,92% menjadi Rp 540.

Aksi Borong Saham Jelang Penutupan Angkat IHSG 23 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan dengan menguat 23 poin berkat perburuan saham-saham unggulan di menit-menit terakhir. Indeks telah melalui perdagangan yang fluktuatif.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di Rp 8.555 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.545 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun 28,188 poin (0,73%) ke level 3.837,984 mengikuti arus bursa-bursa di Asia. Tutupnya Wall Street membuat investor mengacu ke bursa Eropa yang sedang dalam kondisi kurang baik.

Sempat jatuh hingga posisi terdalamnya di 3.829,609, IHSG berhasil naik ke zona hijau atas aksi beli di saham-saham lapis dua. Indeks pun sempat menyentuh zona hijau meski hanya sesaat.

Setelah itu, indeks mengalami pergerakan yang labil, naik-turun antara zona merah dan hijau. Investor masih ragu berinvestasi karena maraknya sentimen negatif dari global dan regional.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 7,354 poin (0,20%) ke level 3.858,818. Indeks alami perdagangan yang berfluktuasi akibat investor masih ragu menanamkan modalnya di tengah maraknya sentimen negatif dari bursa global dan regional.

Perburuan saham-saham tambang berhasil mengangkat IHSG ke puncak tertingginya hari ini di level 3.885,328. Menjelang penutupan perdagangan, aksi beli saham semakin ramai.

Menutup perdagangan, Selasa (6/9/2011), IHSG menguat 23,799 poin (0,61%)ke level 3.889,971. Sementara Indeks LQ 45 naik 4,542 poin (0,66%) ke level 687,512.

Aksi beli selektif yang dilakukan investor lokal akhirnya membuahkan hasil, indeks kembali berjalan di zona hijau meski poin yang dicetaknya belum terlalu tinggi. Beberapa saham masih terkan profit taking dan tertinggal di zona merah.

Investor asing masih konsisten mengeluarkan dananya dari lantai bursa, hingga sore ini transaksi asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 402,348 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 135.725 kali pada volume 4,261 miliar lembar saham senilai Rp 5,018 triliun. Sebanyak 130 saham naik, sisanya 82 saham turun, dan 100 saham stagnan.

Meski masih dihantui sentime negatif buruknya perekonomian global, sebagian bursa-bursa di regional mampu balik arah ke zona hijau. Sayangnya, koreksi yang diderita bursa Jepang cukup dalam sehingga sulit keluar dari teritori negatif.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 8,21 poin (0,33%) ke level 2.470,52.
  • Indeks Hang Seng naik 94,10 poin (0,48%) ke level 19.710,50.
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 193,89 poin (2,21%) ke level 8.590,57.
  • Indeks Straits Times naik tipis 1,98 poin (0,07%) ke level 2.775,15.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.700 ke Rp 44.250, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.000 ke Rp 56.600, Astra Internasional (ASII) naik Rp 700 ke Rp 68.500, dan Harum Energy (HRUM) naik Rp 550 ke Rp 8.150.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Cahaya Kalbar (CTBN) turun Rp 300 ke Rp 3.200, Lion Metal (LION) turun Rp 250 ke Rp 5.250, Indomobil (IMAS) turun Rp 250 ke Rp 10.700, dan Indofood CBP (ICBP) turun Rp 150 ke Rp 5.000.

(ang/qom)

Nah Lho! BEI akan Tindak Tegas Emiten Nakal

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan delisting kepada emiten yang disuspensi selama dua tahun dan tak menunjukkan perkembangan keterbukaan informasi kepada regulator dan investor.

"Delisting secara otomatis karena kita mau tak mau melakukan delisting terhadap efek yang tak bagus di bursa," ujar Direktur Pengawasan BEI, Uriep Budhiprasetyo, Selasa (6/9).

Lebih lanjut ia mengatakan, BEI telah memberikan surat panggilan kepada emiten yang sahamnya disuspen selama lebih dari satu tahun. BEI memberikan penjelasan kepada emiten tersebut terkait suspensi yang dilakukan BEI.

BEI mengharapkan, emiten tersebut dapat memberikan keterbukaan informasi yang jelas kepada publik dan dapat menunjukkan performa kinerja baik. BEI pun akan tetap memberikan suspensi kepada emiten apabila keterbukaan informasi yang diberikan masih belum jelas.

"Ada beberapa emiten yang disuspen sudah cukup lama. Kita sudah memberikan surat dan panggilan kepada mereka," kata Uriep.

Seperti diketahui, emiten yang cukup lama disuspensi yaitu saham PT Eatertainment Tbk (SMMT) yang telah disuspensi sejak 1 Juli 2010 dan PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk (PSAB) pada 10 Maret 2010.

Uriep menuturkan, BEI juga memantau saham-saham tidak likuid tiba-tiba mengalami kenaikan harga saham tajam. BEI melakukan tindakan di mana saham tersebut kemungkinan masuk unusual market activity (UMA).

"Kita melihat saham-saham yang tidak likuid masuk ke alert kita langsung. Alert langsung keluar dan kita lakukan tindakan," ujar Uriep. [hid]

TBLA optimistis naikkan pendapatan menjadi Rp 4 triliun di semester II

JAKARTA. Merangkaknya harga komoditas kelapa sawit, turut menambah keyakinan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) untuk menaikkan pendapatannya mencapai Rp 4 triliun pada akhir tahun ini.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai Rp 3 triliun, berarti target pendapatan itu naik 33,33%. Di semester pertama kemarin, perusahaan perkebunan kelapa sawit ini berhasil menorehkan pendapatannya sebesar Rp 2,1 triliun, tumbuh 75% dari pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Jika harga komoditas kelapa sawit terus melambung sama seperti paruh tahun kemarin, kami yakin pendapatan kami akan naik dua kali lipat dari semester 1," kata Hardy, Sekretaris Perusahaan TBLA kepada KONTAN, Selasa (6/9).

Sementara itu, pada semeter 1 lalu, capital expenditure (capex) yang telah terealisasi adalah sebesar 50% dari target tahun ini yang sebesar Rp 600 miliar. "Sebesar 50% dari realisasi capex di separuh tahun kemarin digunakan untuk capex rutin seperti perbaikan infrastruktur jalan untuk kelancaran distribusi produksi," jelas Hardy.

Asal tau saja, capex TBLA terdiri dari capex rutin yang berasal dari 100% kas internal dan capex plantation atau capex untuk ekspansi perkebunan dan produksi. Untuk yang terakhir ini, 65% dananya berasal dari pinjaman empat bank lokal dan 35% sisanya dari kas internal.

TBLA akan menggenjot EBITDA hingga akhir tahun menjadi Rp 800 miliar

JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) akan menggenjot pertumbuhan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi
(EBITDA) sampai akhir tahun ini menjadi Rp 800 miliar. Angka itu naik 100% dari EBITDA semester pertama lalu yang sebesar Rp 400 miliar.

"Target EBITDA ini sudah direvisi dari target awal tahun lalu sebesar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar,", jelas Sudarmo Tarmin, Presiden direktur TBLA, Selasa (6/9).

Terkait hal itu, TBLA terus mengupayakan penurunan beban produksi dengan meningkatkan kapasitas produksinya. "Saat ini baru 50.000 hektare perkebunan kelapa sawit yang aktif berproduksi," jelas Hardy, Sekretaris Perusahaan TBLA kepada KONTAN, Selasa (6/9).

Hardy kemudian menjelaskan, sekitar 90% lahan yang aktif tersebut berada di Lampung sedangkan sisanya berada di Palembang. Asal tahu saja, sejak tahun 2008, sebenarnya TBLA telah membuka kebun sawit baru di daerah Pontianak, Kalimantan Barat. "Hanya saja sekarang masih proses tanam, belum bisa berproduksi," katanya.

Handy belum mau menyebutkan target volume penjualan untuk Palm Kernel Oil (PKO) dan Crude Palm Oil (CPO) sampai akhir tahun nanti. Yang pasti, volume penjualan kedua produknya itu akan meningkat dari tahun sebelumnya.

Sebagai catatan, pada semester pertama kemarin, TBLA berhasil menaikkan volume penjualan PKO menjadi 38.000 ton atau naik 38% dari tahun sebelumnya. Sedangkan volume penjualan CPO masih tetap di angka yang sama seperti semester pertama tahun sebelumnya yang sebesar 75.000 ton.

Waduh, indeks Nikkei kembali ke level terendah sejak April 2009

Waduh, indeks Nikkei kembali ke level terendah sejak April 2009
TOKYO. Bursa Jepang masih belum menunjukkan tanda-tanda bangkit. Bahkan hari ini, bursa Jepang kembali melanjutkan penurunannya sehingga membuat indeks Nikkei 225 Stock Average terhempas ke level terendah sejak April 2009 lalu. Kian memburuknya krisis utang Eropa memangkas permintaan aset-aset beresiko, termasuk saham di bursa Jepang.

Pada pukul 15.00 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 2,2% menjadi 8.590,57. Ini merupakan level terendah sejak 28 April 2009. Sementara, indeks Topix turun 1,9% menjadi 741,20, yang merupakan terendah sejak 13 Maret 2009.

Saham-saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Jepang pada hari ini antara lain: Mitsubishi UFJ Financial Group Inc yang turun 2,7%, Toshiba Corp turun 5,1%, dan Kansai Electric Power Co naik 3,5%.

"Situasi di Eropa masih tidak jelas karena belum ada kepastian apakah Yunani akan mendapatkan bantuan ronde dua. Bursa saham Jepang juga jatuh mengikuti pasar saham global," jelas Koichi Kurose, chief economist Resona Bank Ltd.

Sepanjang tahun ini, indeks Nikkei sudah anjlok 16% akibat kecemasan perlambatan ekonomi AS serta krisis utang Eropa.

Telkom & Tambang Dorong Saham Eropa Dibuka Naik

Headline
INILAH.COM, London - Saham Eropa stabil pada awal perdagangan Selasa (6/9) setelah jatuh pada sesi sebelumnya yang didukung saham telekomunikasi dan tambang.

Mengutip Reuters, Setelah jatuh 10,6 persen pada Agustus, indeks FTSEurofirst 300 turun hampir 6 persen pada September, dengan sebagian besar datang pada perdagangan Senin yang turun 4,1 persen.

Pada pukul 07.16 GMT, indeks naik 0,4 persen ke 914,09. Pagu keuntungan, bagaimanapun, akan konsen terhadap kekhawatiran atas penanganan politik krisis utang zona euro, dengan imbal hasil obligasi perifer naik pada konsen terhadap kekhawatiran tentang pelaksanaan penghematan di Italia dan Yunani, serta kekhawatiran persistensi negara maju yang tergelincir kembali ke dalam resesi.

Asing Jual Saham Rp 7 Triliun Sebulan, IHSG Masih Terjaga

Jakarta - Volatilitas bursa-bursa dunia tak lantas menjadikan prestasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun. Indeks masih terjaga meskipun selama bulan Agustus lalu investor asing mencatat net sell Rp 7 triliun.

Demikian disampaikan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito di kantornya, SCBD, Jakarta, Selasa (6/9/2011).

"Gejolak indeks tidak terlalu parah. Kita masih positif sejak awal tahun. Ini ditunjukkan dengan investor (asing) net sell Rp 7 triliun, tapi turunnya indeks tidak sedrastis seperti 2008," paparnya.

Ia menambahkan, investor domestik kini tidak lagi latah, dan mengikuti langkah investor asing yang menjual sebagian portofolio efek mereka. Justru domestik memanfaatkan momentum ini untuk membeli saham-saham tertentu.

"Kepanikan investor lokal tidak ada. Justru mereka membeli saham yang dijual asing," ucap Ito.

Ito pun percaya tidak ada aliran modal panas (hot money) yang mampir ke pasar modal. Alasanyanya, tren volatilitas yang terus terjadi pada industri ini, hingga terlalu besar risiko yang harus ditanggung sang pemilik hot money.

"Jarang sekali mampir di saham. Fund manager juga khawatir kalau merugi dalam jangka pendek. Jika pun masuk akan sangat terbatas," imbuhnya.

(wep/ang)

Mencermati Saham Properti Pilihan Analis

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham sektor properti masih berpeluang melanjutkan penguatan karena prospeknya yang menjanjikan. Apa saja saham pilihan analis?

Deutsche Bank Securities (DBS) merekomendasikan beli saham properti, yang masih diperdagangkan di bawah NAV-nya, atau trading at discount.

Beberapa saham pilihannya adalah Ciputra Surya (CTRS). Emiten ini paling murah, ketimbang NAV-nya sebesar 2825. Kemudian Summarecon (SMRA) yang terdiskon cukup jauh dari NAV-nya di 1628 dan Agung Podomoro Land (APLN) yang terdiskon 25% dari NAVnya di 440.

Saham properti direkomendasikan karena sektor ini mengalami kenaikan penjualan dan harga tertinggi tahun ini. Misalkan dalam lima tahun terakhir, dimana harga properti mengalami kenaikan hingga 20%. Adapun peningkatan penjualan properti akan didominasi sektor industri dan perumahan/residential.

Tren harga properti mengalami kenaikan, tapi sektor ini masih mengalami undervalue selama 5 tahun terakhir, jika dibandingkan harga properti di kawasan regional Asia.

Meningkatnya kepercayaan pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, diyakini memicu peningkatan harga jual lahan, terutama untuk properti industrial, seperti kawasan pabrikan dan pergudangan. Hal ini yang membuat NAV / nilai landbank sektor properti meningkat.

Selain itu, tingkat pendapatan kelas menengah Indonesia yang naik pesat dan rendahnya tingkat bunga kredit, memicu kemampuan beli masyarakat atas properti, khususnya residensial. “Emiten-emiten properti mengalami peningkatan margin, karena parameter-parameter tadi,” ungkap DBS.

Di tengah situasi ini, DBS menilai akan banyak emiten properti yang membutuhkan pendanaan untuk mengakuisisi lahan, baik melalui instrumen utang maupun saham. “Selain ada peningkatan biaya marketing untuk mengejar pertumbuhan penjualan.”

Sedangkan Yuganur Wijanarko dari HD Capital merekomendasikan saham Bukit Sentul (BKSL). Menurutnya, secara teknikal, koreksi menuju price gap bawah di Rp260 yang belum ditutup, bisa dijadikan kesempatan akumulasi.

Fundamental BKSL dinilai sudah banyak berubah dalam 6 bulan terakhir, dengan Net Profit Margin (NPM) sekarang berkisar 26%, dari sebelumnya 7%. Selain itu, pasar masih berspekulasi akan diadakan private placement setidaknya 1.5-2 kali di atas harga buku Rp160. “Rekomendasi beli BKSL dengan target harga dapat mencapai Rp325,”ujar Yuga.

Di sisi lain, Krishna Dwi Setiawan dari Lautandhana Securindo menyarankan investor untuk buy on weakness karena pasar masih akan 'back n forth' (maju mundur).Pilihannya untuk sektor properti adalah Alam Sutera Relty (ASRI). “Saham ini menarik karena menaikkan target penjualannya,” ucapnya.

Pengembang properti yang dikendalikan oleh Grup Argo Manunggal, berpotensi merevisi target penjualan marketing pada tahun ini menjadi Rp2,2 triliun atau naik 29,41% dari target semula Rp1,7 triliun.Perseroan saat ini mengkaji untuk menaikkan target penjualan marketing hingga akhir tahun, menyusul besarnya nilai penjualan yang telah dikantongi perseroan hingga Agustus.

Pengamat pasar modal Danny Eugene mengakui saham properti masih menarik, dengan tiga faktor menjadi pendorong penguatan saham sektor ini. Pertama, laju inflasi yang hingga akhir 2011 diperkirakan masih terkendali dan relatif rendah. Kedua, suku bunga yang relatif stabil di level 6,75% menyebabkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) cenderung turun. Bank Indonesia mencatat tingkat rata-rata KPR saat ini 11%.

“Bunga KPR rendah menyebabkan kesempatan masyarakat memiliki rumah semakin tinggi dan pendapatan per kapita Indonesia yang meningkat, akan diikuti peningkatan permintaan terhadap properti,” katanya.

Selain itu, banyak proyek baru yang sedang dikerjakan beberapa emiten. Seperti ASRI yang akan membangun proyek sub-cluster di area seluas 27 hektare di Tangerang. APLN juga tengah mengembangkan tiga proyek di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Karawang. “Ekspansi yang terus dilakukan emiten properti akan diapresiasi pasar dan nantinya terefleksi dalam harga saham,” paparnya. [ast]

Kuasi Reorganisasi BNBR Eliminasi Defisit

Medium
INILAH.COM, Jakarta - PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) akan melakukan kuasi reorganisasi untuk memperbaiki struktur ekuitas perseroan dengan mengeliminasi defisit.

Demikian seperti dikutip dari keterangan singkat yang diterbitkan pada Selasa (6/9). Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan kuasi reorganisasi pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). RUPSLB perseroan akan dilakukan pada 6 Oktober mendatang.

Perseroan melakukan kuasi reorganisasi terkait saldo defisit perseroan mencapai Rp27,7 triliun pada 30 Juni 2011. Saldo ini merupakan akumulasi defisit dari dua krisis keuangan yang terjadi di Indonesia dan dunia. Krisis keuangan Asia pada 1998 dan resesi global pada 2008. Mayoritas defisit ini merupakan akumulasi dari kerugian bersih perseroan sebesar Rp16,5 triliun pada 2008, Rp1,7 triliun pada 2009 dan Rp7,6 triliun pada 2010.

Perseroan menyampaikan keterbukaan informasi kuasi reorganisasi pada 6 September 2011. Pelaksanaan RUPSL BNBR akan dilakukan pada 6 Oktober 2011. Pelaksanaan kuasi reorganisasi pada 6 Desember 2011. Sedangkan pemberitahuan ke Bapepam-LK tentang penyelesaian proses kuasi reorganisasi pada 7 Desember 2011. [cms]

Kepemilikan Kartu Akses Capai 95.772

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kepemilikan kartu Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes) mencapai 95.772 per 26 Agustus 2011.

Meski kepemilikan kartu AKSes masih belum mencapai target, Direkutur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Ananta Wiyogo menuturkan, pihaknya akan tetap menjalankan sosialisasi kepada anggota bursa dan investor untuk memiliki kartu AKSes.

Selain itu, KSEI akan menggenjot kepemilikan kartu AKSes tanpa permintaan dari investor. Tetapi persyaratannya data-data investor harus lengkap.

"Kalau dulu diminta investor untuk kartu AKSes,sekarang data-data investor sudah lengkap dari broker dan broker setuju,maka kita akan buat kartu AKSes, dan itu diharapkan dapat menggenjot kepemilikan kartu AKSes," kata Ananta.

Terkait kekinian data, Ananta mengatakan, kekinian data masih banyak yang belum lengkap. Dari 350 sub account, sekitar 227 ribu sub account yang memiliki data lengkap dan bisa dibuat single investor id.

Ananta mengatakan, rekening investor yang tidak aktif dapat menjadi masalah untuk pembuatan single investor id. Saat ini, pihaknya sedang berdiskusi dengan regulator untuk mengatasi rekening investor yang tidak aktif dalam pembuatan single investor id.

"Nasabahnya tidak aktif, apakah boleh itu langsung ditutup, dan itu belum ada jalan keluar, dan kita bertemu regulator untuk mencari jalan keluar itu. Salah satu usulan perusahaan efek dengan membekukan rekening itu,kalau ada apply maka akan dibuka lagi," tambah Ananta. [hid]

Bos Bank Dunia Pede AS Tak Jatuh Krisis Lagi

Singapura - Presiden Bank Dunia Robert Zoellick menyatakan dirinya percaya AS tidak akan jatuh lagi ke dalam kondisi resesi ekonomi. Meskipun saat ini muncul kekhawatiran negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut bakal kembali mengalami resesi.

"Saya tidak percaya Amerika Serika dan dunia akan mengalami kondisi double dip," kata Zoellick seperti dikutip dari AFP, Selasa (6/9/2011).

Double dip ini merupakan sebuah skenario krisis terburuk. Pada kondisi ini, perekonomian AS akan kembali jatuh usai krisis di 2008 dan kondisi krisis bakal panjang sehingga pemulihan menjadi makin sulit dilakukan.

Meskipun AS bakal terhindar dari krisis, namun Zoellick mengatakan perekonomian AS dan global sedang menghadapi ketidakpastian yang tinggi saat ini.

"Saya pikir perekonomian AS akan melambat, angka pengangguran pun juga akan tinggi," jelas Zoellick.

Pernyataan Zoellick ini dilontarkan setelah pasar keuangan global bergejolak dalam beberapa hari ini yang didorong oleh ketakutan bahwa perekonomian AS akan jatuh lagi dalam situasi resesi yang dinamakan 'double dip'.

Pada hari ini, sebagian besar pasar saham di Asia jatuh akibat buruknya data lapangan pekerjaan di AS, ditambah lagi adanya ketakutan krisis utang di ropa yang makin parah.

Selain itu, Zoellick juga melontarkan pendapatnya soal krisis utang di Eropa yang menimbulkan ketakutan akan makin memburuk.

Menurut Zoellick, krisis utang ini memunculkan efek yang besar bagi perekonomian dunia, tak hanya di pasar keuangan dan saham saja. Krisis utang di Eropa juga menekan kepercayaan diri konsumen dan pelaku bisnis di dunia.

(dnl/qom)

Krisis Eropa memburuk, harga emas cetak rekor di atas US$ 1.920

Krisis Eropa memburuk, harga emas cetak rekor di atas US$ 1.920
SINGAPURA. Rekor baru kembali ditorehkan oleh kontrak harga emas. Harga emas merangsek ke atas level US$ 1.920 per troy ounce karena spekulasi kian memburuknya krisis utang Eropa.

Siang tadi, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat naik 1,1% menjadi US$ 1.921,15 per troy ounce, melampaui rekor sebelumnya di level US$ 1.913,50 yang tertoreh pada 23 Agustus lalu. Pada pukul 14.12 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di posisi US$ 1.919,85.

Sementara itu, kontrak harga emas untuk pengantaran Desember di New York juga mencatatkan harga tertinggi di sepanjang sejarah di posisi US$ 1.923,10. Harga tersebut naik 2,5% dari harga penutupan emas pada 2 September lalu.

"Eropa memiliki kapasitas besar untuk mendorong harga emas lebih tinggi lagi karena hingga saat ini belum ada tanda-tanda masalah utang di kawasan tersebut bisa diselesaikan dalam jangka pendek," jelas Darren Heathcote, head of trading Investec Bank (Australia) Ltd.

Selain itu, emas juga mencatatkan rekor baru dalam mata uang euro, poundsterling, dan dollar Kanada hari ini. Dengan demikian, lonjakan harga emas sudah terjadi selama 11 tahun berturut-turut. Ini merupakan periode kenaikan emas paling lama sejak 1920 di London.

Soal Utang Masih Seret Saham Eropa ke Zona Merah

Medium
INILAH.COM, London - Saham Eropa Selasa (6/9) diperkirakan akan melanjutkan pelemahan kemarin dengan semua (tiga) indeks akan memulai trading di zona merah.

Saham Asia mengikuti Eropa pada Senin dengan pasar AS tutup untuk Hari Buruh, tapi penjualan tidak sebesar seperti yang telah dikhawatirkan menyusul penurunan lebih dari 5 persen untuk pasar Jerman. Dalam sebuah wawancara CNBC Selasa (6/9) ini, mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroeder mengatakan kepada Kanselir Jerman Angela Merkel untuk menghentikan mempermalukan Yunani dan fokus pada pencarian solusi, bersama-sama dengan Perancis untuk mengatasi krisis zona euro.

Komentarnya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNBC dilakukan setelah Schroeder menggunakan wawancara di televisi untuk memprediksi pembentukan Eropa Serikat.

Pertanyaan besar untuk sesi Selasa bisa sangat baik menjadi apakah ECB telah kehilangan kontrol terhadap pasar obligasi Italia atau mengizinkan hanya meningkatkan biaya pinjaman Italia dalam rangka untuk menempatkan tekanan pada Silvio Berlusconi terhadap langkah-langkah penghematan pemerintah.

Menyusul perjanjian antara Italia dan ECB bulan lalu bank sentral mulai membeli obligasi Italia dan mendorong biaya pinjaman yang lebih rendah. Perjanjian ini sebagai imbalan atas langkah-langkah penghematan dengan Roma, yang mana sejak difasilitasi. Mohamed El-Erian, co-CEO Pimco kepada cnbc.com mengatakan ia akan sangat mengkhawatirkan sentimen jika ECB telah benar-benar kehilangan kontrol dari Italia.

Nouriel Roubini mengatakan kepada CNBC bahwa Italia akan mendapat manfaat jika Perdana Menteri Silvio Berlusconi meninggalkan kantor.

Yield perdagangan obligasi 10 tahun Jerman kurang dari 2 persen mengikuti perdagangan Senin, di mana utang Yunani akan diawasi ketat pada Selasa. Senin malam Presiden ECB Jean-Claude Trichet menawarkan beberapa dukungan bagi pemerintah di Athena dengan mengatakan ia yakin Yunani akan mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah krisis agar tidak lebih buruk.

Pada pertemuan di Berlin pada hari Selasa, Menteri Keuangan Jerman akan bertemu dengan mitra dari Finlandia untuk membahas tuntutan Finlandia terhadap jaminan pinjaman yang diberikan kepada Yunani. Jerman memperkirakan permintaan akan turun namun Finlandia cenderung menginginkan jaminan.

Sebuah minggu yang sibuk akan berakhir dengan menteri keuangan G7 bertemu di Prancis. Reuters melaporkan bahwa pembicaraan akan berfokus pada cara-cara untuk menopang pertumbuhan global dengan komitmen untuk menjaga kebijakan moneter akomodatif dan memperlambat laju konsolidasi fiskal.

Awas! Sesi II Masih akan Fluktuatif

Awas! Sesi II Masih akan Fluktuatif
INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada sesi I hari ini diperkirakan masih akan fluktuatif dengan support di 3.811 dan resisten di 3.902.

Demikian dikatakan pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia, Aji Martono, kepada INILAH.COM. "Kalau dilihat masih akan fluktuasi dengan kecenderungan penguatan, support indek ada di 3.811 sementara resisten 3.902," katanya.

Pada sesi I, indeks ditutup melemah tipis 7,3 poin atau 0,19% ke 3.858,82. Volume perdagangan 1,7 miliar saham senilai Rp2,07 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 115 saham turun, 86 saham naik dan 74 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp232,8 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp1,1 triliun dan pembelian asing sebesar Rp893,3 miliar.

Asing mendominasi pelepasan BBNI, PGAS, dan EXCL di sesi I

Asing mendominasi pelepasan BBNI, PGAS, dan EXCL di sesi I
JAKARTA. Indeks masih tertekan di akhir penutupan sesi I. Pada pukul 12.00, indeks kehilangan 7,35 poin menjadi 3.858,82. Aksi jual saham bluechips menjadi pemicu utama tergerusnya indeks siang ini.

Tiga saham bluechips yang mengalami penurunan terbesar antara lain:

- PT Bank Negara Indonesia (BBNI)
Saham BBNI turun 4,79% menjadi Rp 3.975di sesi I menjadi. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini antara lain: UBS Securities senilai Rp 44,48 miliar, Citigroup Securities senilai Rp 30,59 miliar, dan UoB Kay Hian Securities senilai Rp 6,07 miliar.

- PT Perusahaan Gas Negara (PGAS)
Saham PGAS turun 2,70% di sesi I menjadi Rp 2.700. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini antara lain: Credit Suisse Securities senilai Rp 87,18 miliar, JPMorgan Securities senilai Rp 30,89 miliar, dan Bahana Securities senilai Rp 23,75 miliar.

- PT XL Axiata (EXCL)
Saham EXCL turun 2,78% di sesi I menjadi Rp 5.250. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini antara lain: RBS Asia Securities senilai Rp 34,13 miliar, Deutsche Secururities senilai Rp 1,33 miliar, dan Credit Suisse Securities senilai Rp 1,14 miliar.

Sesi Dua, Ada Potensi Pada Saham Tambang-ASII

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi IHSG siang ini diperkirakan akan berlanjut hingga penutupan. Namun, investor dapat mencermati beberapa saham menarik di sektor otomotif dan tambang.

Pada perdagangan Selasa (6/9) sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah 7,354 poin (0,20%) ke level 3.858,818. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 0,884 poin (0,13%) ke level 682,086.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 1,738 miliar lembar saham, senilai Rp 2,298 triliun dan frekuensi 63.095 kali. Sebanyak 86 saham naik, sisanya 115 saham turun, dan 74 saham stagnan.

Tekanan jual di bursa mendapat kontribusi dari keluarnya dana asing, dimana nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) mencapai Rp232 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual mencapai Rp1,126 triliun dan transaksi beli sebesar Rp893 miliar.

Hampir semua sektor melemah, dipimpin sektor finansial yang turun 0,8%, perkebunan 0,4%, properti dan perdagangan 0,3%, konsumer 0,2%, serta manufaktur dan industri dasar yang melemah 0,1%. Sedangkan sektor seperti tambang, aneka industri dan infrastruktur masih menghijau.

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim mengatakan, IHSG hari ini akan terus melemah hingga penutupan sore nanti. Sentimen negatif berasal dari koreksi bursa regional yang siang ini sudah mencapai 1%. “Hal ini ditambah Dow Jones futures yang terpantau turun 2%. Jadi semua bursa melemah,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, berlanjutnya kekhawatiran akan resesi yang terjadi di AS serta krisis utang Eropa, menyebabkan asing menarik dananya di bursa regional. Alhasil, likuditas di kawasan Asia pun menipis. “Global fund di emerging market beralih ke aset safe haven, salah satunya ke negara maju,” ujarnya.

Di tengah tekanan jual asing, Irwan menyarankan investor untuk berhati-hati. Beberapa saham yang sudah mengalami tekanan jual, masih direkomendasikan. Selain saham unggulan Astra International (ASII), kemudian saham sektor tambang batu bara, seperti Bumi Resources (BUMI) dan Adaro Energy (ADRO).

Irwan juga merekomendasikan saham tambang logam Aneka Tambang (ANTM), International Nickel (INCO) dan Timah (TINS). Hal ini terkait harga logam, seperti emas yang terus melesat, bahkan pagi ini menembus level US$1.900 per ounce.

Menurutnya, beberapa analis memperkirakan emas akan mencapai US$2100 awal Oktober nanti. “Namun, ketika level US$1.970 bisa tercapai, maka ini sinyal positif bagi emiten berbasis komoditas,"ujarnya. [ast]

Meski Saham Tambang Naik, IHSG Sesi I Turun 0,19%

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada perdagangan Selasa (6/9) sesi I ditutup melemah tipis 7,3 poin atau 0,19% ke 3.858,82. Volume perdagangan mencapai 1,7 miliar saham senilai Rp2,07 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 115 saham turun, 86 saham naik dan 74 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp232,8 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp1,1 triliun dan pembelian asing sebesar Rp893,3 miliar.

Indeks JII naik 1,3 poin ke 536,26, indeks ISSI naik 0,2 poin ke 125,24 dan indeks LQ45 turun 0,8 poin ke 682,09. Kenaikan sektor pertambangan 16,4 poin ke 2.887,54 masih gagal mempertahankan indeks di zona positif. Sebaliknya sektor perkebunan memimpin pelemahan 8,2 poin ke 2.256.

Saat pembukaan indeks langsung terkoreksi sehingga menjadi level terendah di 3.829,61 karena indeks terus menguat menuju zona positif. Meski akhirnya bisa menembus zona positif dengan level tertinggi di 3.877,78, namun di akhir sesi I tertekan lagi.

Setelah bergerak fluktuatif, IHSG akhirnya terpangkas 0,19% di sesi I

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif di sepanjang sesi I. Setelah sebelumnya melorot tajam hingga ke level 3.830,04, indeks sempat melaju ke zona positif. Namun jelang penutupan sesi I, pergerakan indeks kembali tertekan hingga akhirnya ditutup dnegan penurunan 0,19% menjadi Rp 3.858,818.

Dari semua sektor yang ditransaksikan, ada delapan sektor yang menunjukkan sinyal negatif. Penurunan terbesar dialami sektor keuangan sebesar 0,78%. Baru kemudian disusul oleh sektor agrikultur dan konstruksi dengan penurunan masing-masing sebesar 0,36% dan 0,32%.

Ada 82 saham yang naik. Sementara, 105 saham ditransaksikan melorot dan 73 saham diam di tempat. Volume transaksi melibatkan 1,738 miliar saham senilai Rp 2,298 triliun.

Saham-saham yang mengalami penurunan terbesar (top loser) diantaranya: PT Trust Finance Indonesia (TRUS) yang turun 24,62% menjadi Rp 490, PT Skybee (SKYB) turun 8,57% menjadi Rp 640, dan PT Hotel Sahid Jaya (SHID) turun 7,78% menjadi Rp 415.

Sementara itu, tiga saham yang bertengger di posisi top gainers adalah: PT Capitalinc Investment (MTFN) naik 10,23% menjadi Rp 485, PT Golden Retailindo (GOLD) naik 9,28% menjadi Rp 530, dan PT Tigaraksa Satria (TGKA) naik 9,09% menjadi Rp 1.200.

Tahun Ini, BEI Optimis 25 Emiten Tercatat di Bursa

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih optimis target emiten yang tercatat di bursa dapat mencapai 25 emiten pada 2011 meski kondisi bursa saham volatile.

"Kita lebih optimis dari tahun lalu penawaran umum saham perdana akan lebih banyak," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito, Selasa (6/9).

Lebih lanjut ia mengatakan, minat calon emiten melakukan penawaran umum saham perdana masih tinggi meski ada ketakutan krisis di Amerika Serikat dan Eropa. Indonesia memiliki indikator ekonomi lebih baik yang menjadi daya tarik investor asing.

"Uang perlu ditempatkan di tempat yang nyaman. Uang tersebut ditaruh dan ditanamkan di instrumen-instrumen yang memberikan return lebih besar, dan keyakinan asing masih besar untuk Indonesia, dan asing masih akan masuk lagi," kata Eddy.

Seperti diketahui, sekitar 15 emiten telah mencatatkan saham perdana di BEI. Saat ini, Bapepam-LK sedang menggodok penawaran umum saham perdana beberapa calon emiten antara lain PT SMR Utama akan melepas sebanyak-banyaknya 500 juta saham, PT ABM Investama akan melepas saham sebanyak-banyaknya 2,75 miliar saham, PT Visi Media Asia akan melepas 2,28miliar saham ke publik.

Selain itu, Bapepam-LK juga sedang menggodok penawaran umum PT Atlas Resources dan PT Golden Mines Energy yang akan melepas 20%-30% saham ke publik.

Sebelumnya BEI menargetkan 25 emiten dapat tercatat di BEI pada 2011. Untuk 23 emiten telah mencatatkan saham perdana di BEI pada 2010. [hid]

Sesi I Bergerak Labil, IHSG Melemah 7 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perdagangan yang berfluktuasi akibat investor masih ragu menanamkan modalnya di tengah maraknya sentimen negatif dari bursa global dan regional. Posisi IHSG yang jenuh jual membuatnya sempat naik ke zona hijau.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun 28,188 poin (0,73%) ke level 3.837,984 mengikuti arus bursa-bursa di Asia. Tutupnya Wall Street membuat investor mengacu ke bursa Eropa yang sedang dalam kondisi kurang baik.

Sempat jatuh hingga posisi terdalamnya di 3.829,609, IHSG berhasil naik ke zona hijau atas aksi beli di saham-saham lapis dua. Indeks pun berhasil menanjak ke puncaknya hari ini di 3.877,785.

Setelah itu, indeks mengalami pergerakan yang labil, naik-turun antara zona merah dan hijau. Investor masih ragu berinvestasi karena maraknya sentimen negatif dari global dan regional.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (6/9/2011), IHSG melemah 7,354 poin (0,20%) ke level 3.858,818. Sementara Indeks LQ 45 menipis 0,884 poin (0,13%) ke level 682,086.

Tekanan aksi jual masih tinggi di saham-saham unggulan, terutama berbasis finansial, konsumer dan properti. Namun, masih adanya aksi beli di sejumlah saham-saham lapis dua membuat gerak IHSG semakin fluktuatif.

Hanya tiga indeks sektoral yang masih bisa menguat, yaitu tambang, aneka industri dan infrastruktur. Sisanya, masih terperangkap di teritori negatif dengan koreksi tipis.

Investor asing belum berminat tanam modal, terlihat dari transaksi investor asing yang hingga siang hari ini sudah membukukan jual bersih dengan nilai sedang.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 63.095 kali pada volume 1,738 miliar lembar saham senilai Rp 2,298 triliun. Sebanyak 86 saham naik, sisanya 115 saham turun, dan 74 saham stagnan.

Pergerakan bursa-bursa Asia juga tidak banyak berubah dan kurang menggembirakan, masih betah di zona merah. Bursa saham Jepang masih memimpin jatuhnya bursa regional.

Berikut kondisi bursa-bursa regional hingga siang ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun tipis 1,98 poin (0,08%) ke level 2.476,76.
  • Indeks Hang Seng turun 184,08 poin (0,94%) ke level 19.432,32.
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 164,63 poin (1,87%) ke level 8.619,83.
  • Indeks Straits Times jatuh 32,43 poin (1,17%) ke level 2.740,74.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.250 ke Rp 43.800, Harum Energy (HRUM) naik Rp 400 ke Rp 8.000, Hero Supermarket (HERO) naik Rp 300 ke Rp 8.800, dan Indosat (ISAT) naik Rp 300 ke Rp 5.800.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 550 ke Rp 55.050, Indomobil (IMAS) turun Rp 400 ke Rp 10.550, United Tractor (UNTR) turun Rp 300 ke Rp 24.100, dan Bukit Asam (PTBA) turun Rp 200 ke Rp 19.000.

(ang/qom)

Kembangkan Bisnis, Erajaya Swasembada Siap IPO

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Erajaya Swasembada akan melakukan penawaran umum saham perdana dengan melepas 40% saham ke publik.

Hal itu disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Eddy Sugito, Selasa (6/9). "PT Erajaya swasembada akan melepas maksimum 40% saham ke publik," tegas Eddy.

Lebih lanjut ia mengatakan, PT Erajaya Swasembada menggunakan laporan keuangan Juni untuk melakukan penawaran umum saham perdana. Perseroan telah menunjuk PT Buana Capital, Credit Suisse, dan JP Morgan sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Dana penawaran umum saham perdana PT Erajaya Swasembada akan digunakan untuk pengembangan bisnis.

"Mereka telah melakukan mini expose sebelum lebaran. November akan mencatatkan saham perdana," kata Eddy.

PT Erajaya Swasembada merupakan penjualan ritel resmi merk handphone Nokia, Samsung, dan lainnya. [hid]

ITMG akan bagi deviden interim Rp 1.168

JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan membagikan dividen interim 2011 sebesar Rp 1.168 per saham atau setara dengan 75% dari laba bersih semester I lalu yang mencapai US$ 205 juta.

Dalam keterbukaan informasi yang diberikan perusahaan, dijelaskan jika rencana pembagian dividen interim ini telah mendapat persetujuan dari dewan komisaris perusahaan pada 25 Agustus lalu. Sesuai rencana, cum dividen untuk pasar reguler dan pasar negosiasi jatuh pada 28 September, sedangkan ex dividen pada 29 September 2011.

Adapun cum dividen di pasar uang masing masing 3 dan 4 Oktober 2011. Untuk pembayarannya akan dilakukan pada 14 Oktober 2011.

ITMG mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 53% menjadi US$ 205,33 juta pada akhir Juni lalu dibandingkan sebelumnya yang hanya US$ 134,14 juta. Kenaikan ini didukung oleh kinerja penjualan bersih naik menjadi US$ 970,3 juta dibandingkan sebelumnya US$ 815,07 juta.

Saham CMNP alami lonjakan terbesar dalam empat minggu terakhir

Saham CMNP alami lonjakan terbesar dalam empat minggu terakhir
JAKARTA. Saham PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) pagi ini terbang cukup tinggi. Pada pukul 10.44, saham CMNP tercatat meroket 8,1% menjadi Rp 1.740. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 10 Agustus lalu, atau hampir empat minggu terakhir.

Perburuan investor atas saham ini terjadi setelah pemerintah mengumumkan akan menaikkan tarif untuk 11 ruas jalan tol per 28 September mendatang.


Mata uang Asia lunglai tak berdaya, dipimpin oleh rupiah dan peso

Mata uang Asia lunglai tak berdaya, dipimpin oleh rupiah dan peso
SEOUL. Kecemasan investor akan krisis utang Eropa menyebabkan mata uang Asia keok. Pagi ini, pelemahan mata uang kawasan regional ini dipimpin oleh rupiah Indonesia dan peso Filipina.

"Isu krisis utang Eropa serta kondisi perekonomian AS menyebabkan ketidakpastian di pasar, khususnya perekonomian Asia. Saya rekomendasikan risk-off bagi mata uang Asia," jelas Andy Ji, currency strategist Commonwealth Bank of Australia di Singapura.

Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.38 waktu Jakarta, rupiah melemah 0,3% menjadi 8.565 per dollar. Sementara, peso melemah 0,3% menjadi 42,292. Sedangkan dollar Singapura, won Korea Selatan, dan ringgit Malaysia masing-masing melemah 0,2% menjadi S$ 1,2090, 1,071, dan 2,9880.

Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index, yang mengukur kekuatan 10 mata uang teraktif Asia di luar yen, mencapai level 119,30. Ini merupakan level terendah dalam seminggu belakangan. Penurunan juga dialami MSCI Asia Pacific Index yang turun 1,1%.

Asing Net Sell Paksa IHSG Dibuka Turun 0,7%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia dibuka melemah 27,89 poin atau 0,72% menjadi 3.838,28 pada Selasa (6/9) pagi. Volume perdagangan mencapai 181,7 juta saham senilai Rp169,03 miliar.

Perdagangan diwarnai dengan 90 saham turun, 17 saham naik dan 47 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp11,5 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp91,3 miliar dan pembelian asing sebesar Rp79,8 miliar.

Indeks JII turun 3,8 poin ke 531,14, indeks ISSI turun 0,7 poin ke 124,22 dan indeks LQ454 turun 6,3% ke 676,67. Pelemahan dimotori sektor perkebunan 16 pouin ke 2.248 disusul sektor pertambangna turun 15,5 poin ke 2.855,56.

Pelemahan dialami juga oleh bursa Asia seperti indeks Hang Seng turun 0,8% ke 19.441, indeks Nikkei turun 1,2% ke 8.676, indeks Shanghai turun 0,1% ke 2.475 dan indeks ASX turun 1,08% ke 4.097. Sedangkan bursa Wall Street, Senin masih libur menghormati hari buruh nasional.

Saham yang terkoreksi seperti saham GGRM turun Rp800 ke Rp54.800, ASII turun Rp550 ke Rp67.250, KKGI turun Rp400 ke Rp5.900, UNTR turun Rp400 ke Rp24.000, AALI turun Rp350 ke Rp21.500, PTBA turun Rp300 ke Rp18.900, DKFT turun Rp150 ke Rp2.125, EXCL turun Rp150 ke Rp5.250, ACES turun Rp125 ke Rp3.200, PGAS turun Rp125 ke Rp2.650.

Sedang saham yang masih naik seperti saham UNVR naik Rp200 ke Rp16.950, ISAT naik Rp150 ke Rp5.650, BRNA naik Rp110 ke Rp2.000, BDMN naik Rp50 ke Rp5.500.

Outlook kinerja kinclong, saham JSMR menjadi incaran

Outlook kinerja kinclong, saham JSMR menjadi incaran
JAKARTA. Saham PT Jasa Marga (JSMR) pagi ini tampak kinclong. Pada pukul 09.58, saham JSMR naik 2,44% menjadi Rp 4.200. Bahkan pada transaksi sebelumnya, saham JSMR sempat terbang 3,08% menjadi Rp 4.225.

Diperkirakan, aksi beli yang melanda saham operator jalan tol ini terkait dengan outlook kinerja perusahaan. Asal tahu saja, dalam hasil riset hariannya, eTrading Securities menulis, pendapatan JSMR cabang Surabaya–Gempol sepanjang tahun ini diperkirakan naik menjadi Rp 180 miliar dibandingkan 2010 senilai Rp 175 miliar. Sedangkan volume lalu lintasnya diprediksi mencapai 170.000 mobil per hari.

"Kami optimistis target pendapatan dari ruas Surabaya-Gempol sebesar Rp 180 miliar dapat tercapai. Bahkan berdasarkan perhitungan kami, pendapatan ruas jalan tol ini dapat mencapai Rp 193 miliar," jelas Kepala Riset eTrading Betrand Reynaldi.

Adapun alasannya adalah kenaikan tarif tol pada ruas Surabaya-Gempol pada September ini diperkirakan sebesar 11%-12%. Selain itu, umumnya, pada akhir tahun ruas tol mengalami lonjakan traffic volume.

Berdasarkan konsensus analis, sebanyak 17 analis merekomendasikan buy dan empat analis lainnya merekomendasikan hold. Adapun target harga rata-ratanya sebesar Rp 4.466,18.

Minta restu kuasi reorganisasi, BNBR segera gelar RUPS

Minta restu kuasi reorganisasi, BNBR segera gelar RUPS
JAKARTA. Keinginan PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) untuk meminta persetujuan pemegang saham dalam melakukan kuasi reorganisasi tahun ini segera terwujud. Perusahaan Group Bakrie tersebut akan menyelenggarakan RUPSLB pada 6 Oktober mendatang.

Dalam prospektus yang disampaikan perusahaan, hingga 30 Juni lalu, BNBR mencatatkan saldo defisit hingga Rp 27,7 triliun. Saldo ini merupakan akumalasi defisit dari dua krisis finansial yang menimpa Indonesia yaitu di 1998 dan 2008 lalu. Menurut manajemen perusahaan, mayoritas defisit berasal ari akumulasi kerugian bersih sebesar Rp 16,5 triliun di 2008, Rp 1,7 triliun pada 2009 dan di 2010 lalu juga tercatat Rp 7,6 triliun.

Dilaksanakannya bersih-bersih neraca ini akan bermanfaat dengan agar BNBR dapat memulai awal yang baik dengan laporan posisi keuangan menunjukan nilai wajar sekarang dan tanpa dibebani defisit masa lampau. Selain itu, langkah itu juga dapat memperbaiki struktur ekuitas perusahaan dengan mengeliminasi defisit dan menilai kembali seluruh aset serta liabilitas perusahaan sebesar nilai wajar.

Selain itu dengan tidak adanya defisit, maka akan memberikan dampak positif bagi para pemegang saham karena perusahaan dapat melakukan pembagian dividen.

Segera beroperasi kembali di Libia, saham MEDC melaju kencang

Segera beroperasi kembali di Libia, saham MEDC melaju kencang
JAKARTA. Di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memerah, beberapa saham berhasil bertahan di zona hijau. Salah satunya adalah PT Medco Energy International (MEDC). Pada pukul 09.45, saham MEDC naik 2,15% menjadi Rp 2.375.

Salah satu sentimen positif yang mendorong pergerakan saham perusahaan minyak ini adalah aksi korporasi perusahaan. Seperti yang diberitakan KONTAN sebelumnya, MEDC berniat segera memulai kegiatan operasi di Tripoli, Libia. Sebelumnya, operasional perusahaan minyak ini terhenti akibat gejolak politik di Libia.

Direktur Utama MEDC Lukman Mahfoedz mengaku sudah mulai mempersiapkan kegiatan operasi di wilayah Area 47. Sebelumnya, MEDC telah menerima kabar dari mitra kerjanya, Libyan Investment Authority (LIA) bahwa National Transition Council telah menunjuk kembali Mohammed H. Layas sebagai Chairman dari Board of Directors LIA dan Rafik A. Nayed sebagai Chief Executive Officer LIA.

IHSG dibuka memerah tergencet sentimen negatif Asia

IHSG dibuka memerah tergencet sentimen negatif Asia
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka memerah mengikuti bursa regional. IHSG jatuh 0,91% di level 3.830,04 pada pukul 9.30 WIB. Sebanyak 80 saham anjlok dan hanya 13 saham yang berhasil melesat naik. Sedangkan 50 saham lainnya belum bergerak.

Semua sektor terkoreksi dengan sektor keuangan memimpin penurunan sebesar 0,92%, lalu disusul sektor infrastuktur yang tergelincir 0,8%.

Posisi pertama top loser dihuni oleh PT Semen Gresik (persero) Tbk yang sempat jatuh 5,35% ke Rp 8.800. Di peringkat kedua ada saham Cental Omega Resource (DKFT) yang turun 4,4% ke Rp 2.175 dan di peringkat ketiga menyusul saham PT Intiland Development Tbk (DILD) yang terkoreksi 3,45% ke Rp 280.

Sedangkan saham top gainers di pagi ini ada PT Indosat Tbk (ISAT) yang naik 3,64% ke Rp 5.700 dan PT Aneka Tambang (persero) (ANTM) yang naik 0,53% ke Rp 1.900.

Mata uang Garuda masih melanjutkan pelemahan kemarin

Mata uang Garuda masih melanjutkan pelemahan kemarin
JAKARTA. Pergerakan rupiah masih melanjutkan pelemahan yang terjadi kemarin. Kian memburuknya krisis utang di Eropa menyebabkan tingkat permintaan aset-aset emerging market ikut terpangkas.

Asal tahu saja, indeks MSCI Asia Pacific melorot ke level terendah dalam dua minggu terakhir. Salah satu pemicunya, kekalahan Partai Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pemilu memicu kecemasan kalau bantuan kepada negara-negara bermasalah di Eropa akan terhenti.

"Isu utama masih terkait krisis utang Eropa. Hal itu melemahkan hampir seluruh mata uang Asia, termasuk rupiah," jelas Lindawati Susanto, head of treasury PT Bank Resona Perdania. Dia menambahkan, pasar saham di kawasan regional sangat lemah dan investor akan melihat bagaimana pergerakan pasar saham Indonesia pagi ini.

Kendati begitu, lanjut Linda, pelemahan mata uang Garuda akan terbatas seiring tingkat inflasi yang tetap berada di level terendah dalam setahun terakhir. "Hal ini mengindikasikan fundamental Indonesia sangat kuat," jelasnya.

Catatan saja, rupiah melemah 0,3% menjadi 8.563 per dollar.

Analis: IHSG cenderung melemah mengikuti bursa global

Analis: IHSG cenderung melemah mengikuti bursa global
JAKARTA. Pasar saham AS kemarin tutup karena hari libur nasional (Hari Buruh). Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup naik tipis 24 point (0,63%) ke level 3.866,17.

Berdasarkan catatan eTrading Securities dalam riset hariannya, asing tercatat melakukan net buy pada pasar regular sebesar Rp 76 miliar dengan saham-saham yang paling banyak di beli antara lain BBRI, ASII, TLKM, UNTR dan BBCA.

"Secara teknikal, pada perdagangan kemarin (5/9) IHSG berhasil bergerak menguat dengan indikator stochastic yang berhasil membentuk golden cross dan RSI yang bergerak uptrend," jelas Kepala Riset eTrading Betrand Reynaldi.

Dia memprediksi, pada perdagangan hari ini (6/9), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3.813-3.906 dengan kecenderungan melemah mengikuti pelemahan bursa global. Sementara itu, "Saham-saham yang dapat diperhatikan adalah AKRA, UNTR, dan CTRA," katanya.

Sementara itu, Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada memprediksi, pada hari ini diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.789-3.807 dan resistance 3,877-3.930. "IHSG membentuk inverted hammer di posisi bawah yang umumnya mengindikasikan masih berlanjutnya pergerakan reversal," urainya.

Reza juga bilang, secara teknikal, posisi c andle masih berada diantara lower bollinger bands dan middle bollinger bands. MACD masih bergerak landai dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic masih mencoba kembali bergerak menuju area overbought. IHSG masih dimungkinkan untuk kembali menguat.

Akan tetapi, tambah Reza, meskipun terdapat potensi penguatan akan bersifat terbatas karena sentimen yang beredar belum sepenuhnya positif. Dengan liburnya perdagangan saham di Wall Street memberi ruang bagi IHSG untuk bisa tetap bergerak di jalur hijau dan tidak terimbas pelemahan bursa saham AS. Namun demikian, investor tetap mewaspadai pergerakan bursa saham Asia dan pembukaan perdagangan Eropa yang bisa mempengaruhi laju IHSG. "Cermati saham EXCL, BBRI, ASII, dan AKRA," pungkasnya.

Sedangkan Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia menilai, koreksi yang terjadi di bursa-bursa di kawasan Eropa pagi ini telah memberikan sentimen negatif pada pergerakan indeks pada bursa di kawasan Asia. Sentimen ini akan membawa IHSG kembali menguji suport di kisaran 3.835-3.840.

"Jika gagal bertahan, trend flat dari IHSG akan berubah menjadi trend turun dengan arah menuju kisaran 3.650-3.765. Posisi buy on weakness tetap kami sarankan pada saham-saham lapis pertama jika IHSG sudah mencapai kisaran tersebut," urainya.

IHSG masih punya sentimen positif

IHSG masih punya sentimen positif
JAKARTA. Meski banyak sentimen negatif dari global, analis menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap memiliki tenaga untuk bergerak naik. Namun investor tetap harus mewaspadai sentimen negatif yang ada.

Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management, memprediksi IHSG akan tetap berada di dalam tren menguat selama sepekan ini, meski rentang pergerakannya tidak akan terlalu lebar. Pasalnya, IHSG masih memiliki sentimen positif dari dalam negeri.

Angka laju inflasi yang terjaga akan menopang IHSG tetap di zona hijau. Berdasar data Biro Pusat Statistik (BPS), laju inflasi bulanan untuk Agustus hanya 0,93%. Pasar menilai tingkat inflasi ini masih tergolong rendah. "Hal ini tidak akan mendorong investor menarik uangnya keluar dari Indonesia," papar Reza, Senin (5/9).

Namun Nico Omer Jonckheere, Wakil Kepala Riset dan Analisis Valbury, menulis dalam risetnya investor harus mewaspadai buruknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan krisis utang Eropa. Hal ini telah membawa beberapa bursa di dunia memasuki level bearish.

Nico menilai kondisi ekonomi AS saat ini bisa dikatakan sudah berada dalam resesi. Hal ini terlihat dari data produk domestik bruto negara uwak Sam ini.

PDB riil AS dalam enam bulan terakhir sudah mengalami penurunan 1,5% dalam basis tahunan. Kondisi ini sama seperti kondisi di awal 2008 silam ketika ekonomi AS mulai jatuh dalam.

Ekonomi Eropa juga mengalami pertumbuhan yang sangat lambat. Di kuartal kedua 2011, ekonomi kawasan Eropa cuma naik 0,2%. Bandingkan dengan pertumbuhan di periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 1%.

Namun masih sentimen positif dari kawasan Asia. Otoritas keuangan di Korea Selatan, Jepang dan China akan menggelar konferensi jarak jauh untuk membahas kondisi ekonomi global dan pasar keuangan hari ini. Luca Silipo, Managing Director & Chief Economist Asia Pasific Natixis, dalam risetnya menulis hal ini bisa mengembalikan kepercayaan investor.

Reza menilai pekan ini IHSG akan bergerak dalam fase konsolidasi dengan kecenderungan menguat. Pelaku pasar akan menunggu hasil dari Federal Open Market Committe (FOMC) Meeting yang digelar 8 September nanti.

Hari ini, Reza memprediksi IHSG akan bergerak di kisaran 3.767 dan 3.912

730 Ribu Oz Emas Ditemukan di Tambang Tor Ulala Martabe

Jakarta - Perusahaan tambang emas G-Resources menyatakan tambang Tor Ulala di proyek Martabe, Sumatera Utara mengandung 730 ribu oz emas. Setiap 1 oz sama dengan 31 gram.

CEO G-Resources Peter Albert mengatakan, selain emas Tor Ulala juga mengandung 4.290.000 oz perak.

"Pengumuman ini sejalan dengan persiapan perusahaan untuk memulai produksi emas dan peraknya di akhir kuartal I-2012," jelas Peter dalam siaran pers, Selasa (6/9/2011).

Perkiraan sumberdaya ini adalah peningkatan sumberdaya di Martabe yang kedua di 2011, dengan peningkatan ketiga yang akan diumumkan di Oktober setelah perkiraan sumberdaya awal di deposit Horas selesai dilakukan.

Tor Uluala merupakan satu dari enam deposit emas yang sudah diketahui berada di dalam wilayah Martabe terletak hanya 2 km dari pabrik pemrosesan.

JORC compliant dan sumberdaya mineral terklasifikasi G-Resources Group saat ini diperkirakan mengandung 7,46 juta oz emas dan 72,60 juta oz perak per 5 September 2011.

"Pengumuman sumberdaya di Tor Uluala ini terus mengkonfirmasi keyakinan perusahaan akan potensi signifikan dari tambang Martabe dan peluang untuk penemuan lebih jauh atas emas dan perak di martabe dan di seluruh wilayah kontrak karya," kata Peter.

Seribu lima ratus orang saat ini bekerja di proyek Martabe, 70%-nya direkrut dari masyarakat di sepuluh desa di lingkar tambang. Proyek Martabe mendapat dukungan kuat dari pemerintah pusat, provinsi, dan daerah serta masyarakat di Batang Toru dan sekitarnya.

Aset awal utama G-Resources saat ini adalah Martabe yang memiliki sumberdaya 7,46 juta oz emas dan 72,60 juta oz perak. Sedang dalam proses konstruksi, Martabe ditargetkan untuk memulai produksi di kuartal I-2012 dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah senilai kurang dari US$ 250 per oz emas.
(dnl/ang)

Wow, ITMG Bagi Dividen Interim Rp1.168/Saham

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menetapkan pembagian dividen interim 2011 sebesar Rp1.168 per saham atau senilai dengan 75% dari laba bersih semester I 2011 US$205 juta.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, kemarin. Pembagian dividen interim ini telah disetujui oleh jajaran komisaris perseroan pada 25 Agustus 2011.

Sesuai rencana, cum dividen untuk pasar reguler dan pasar negosiasi jatuh pada 28 September, sedangkan ex dividen pada 29 September 2011. Adapun cum dividen di pasar uang masing masing 3 dan 4 Oktober 2011. Untuk pembayarannya akan dilakukan pada 14 Oktober 2011.

ITMG mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 53% menjadi US$205,33 juta pada semester I 2011 dibandingkan sebelumnya US$134,14 juta. Kenaikan ini didukung oleh kinerja penjualan bersih naik menjadi US$970,3 juta dibandingkan sebelumnya US$815,07 juta.

IHSG Akan Alami September Ceria

INILAH.COM, Jakarta – Selama Agustus 2011, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah 8,39%, seiring keluarnya dana asing dari bursa domestik. Namun, keadaan tampaknya akan berbalik positif pada bulan ini.

Yuganur Wijanarko dari HD Capital mengatakan, investor memasuki September bisa bersiap menebus kerugian dan melihat IHSG ke level 4000. “Beberapa katalis positif domestik, seperti outlook inflasi dan GDP sesuai ekspektasi, serta membaiknya tren regional dapat mendorong capital inflow ke IHSG,” ujarnya dalam riset terbaru.

Menurutnya, secara historis IHSG biasanya reli pada September, kecuali ada kenaikan BBM di bulan-bulan sebelumnya, yang berdampak pada kenaikan inflasi dan suku bunga, dan memicu capital outflow. “Misalkan yang terjadi pada 1998, 2005 dan 2008,”imbuhnya.

Sebelumnya, Macquarie Securities di Tokyo, Jepang juga menyatakan, pasar modal Indonesia tetap menjadi negara berkembang di Asia, yang paling menarik. Dengan nilai pasar bursa Asia yang rata-rata 1,7 kali, tingkat price to book value (PBV) Indonesia merupakan yang tertinggi mencapai 3,9 kali. Disusul Filipina 2,7 kali, India 2,6 kali dan China 1,9 kali. “Bulan ini bisa menjadi momentum untuk masuk kembali ke bursa-bursa di Asia, setelah terkoreksi tajam sepanjang Agustus,”ujarnya.

Pelemahan selama bulan lalu, menjadi daya tarik investor untuk masuk kembali ke Bursa Efek Indonesia. Sepanjang Agustus, aliran modal asing yang keluar dari beberapa negara Asia, kecuali Jepang adalah yang ketiga terbesar dalam sejarah, dengan total sekitar US$16,1 miliar.

Berdasarkan aktivitas penjualan bersih, investor asing melepas saham di Indonesia, Thailand, dan Filipina sebesar US$2,5 miliar. Investor asing paling banyak keluar dari pasar Taiwan dan Korea Selatan dengan total nilai US$11,5 miliar. Kemudian India US$2,2 miliar.

IHSG melemah 8,39% bulan lalu. Namun, ketimbang posisi pada awal tahun ini, IHSG masih tumbuh 3,06%. Rekor tertinggi IHSG terjadi pada 1 Agustus 2011 di level 4193,44 sedangkan terendah di level 3.735,12 pada 9 Agustus 2011. Adapun tingkat price earning ratio (PER) IHSG saat ini adalah 12,79 kali. Indeks biasanya rawan terkoreksi bila PER-nya berada di kisaran 17 kali.

Di tengah prediksi penguatan, Yuga merekomendasikan investor untuk fokus ke emiten yang mengandalkan permintaan domestik tinggi, salah satunya Astra International (ASII) dengan target 1 bulan berada di Rp73.000. Menurutnya, outlook suku bunga tetap, dinilai positif untuk tren penjualan mobil.

Apalagi berdasarkan hasil laporan keuangan terakhir, proyeksi laba ke depan perseroan masih terlalu konservatif,”Potensi upgrade fundamental analisis 12 bulan, target dari Rp80.000 ke Rp100.000,” ujarnya.

Saham lain yang disarankan berasal dari sektor perbankan Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dengan target harga sebulan ke depan, masing-masing dapat mencapai Rp3.950 dan Rp7.150 per lembarnya.

BBCA dinilai prospektif sebagai pemain KPR terbesar, yield profit margin tertinggi (NPM) atas loan portofolionya, yang membuktikan barang mahal (PER tinggi) memang bagus. Sementara BBRI adalah pemain mikro UKM terbesar, dengan ROE tertinggi di antara bank pemerintah big cap lainnya, yakni BMRI dan BBNI.

Yuga juga melihat saham Kalbe Farma (KLBF) menarik. Menguatnya rupiah membuat bahan baku murah, permintaan inelastis dan mudah menaikan harga jual ke konsumen untuk mempertahankan margin. “Target 1 bulan ke depan KLBF dapat mencapai Rp3.950,” ujarnya.

Demikian juga Indofood (INDF) yang diuntungkan dari penguatan rupiah dan pertumbuhan ekonomi domestik, seperti GDP dan kepercayaan konsumen. Hingga akhir September, INDF diyakini dapat mencapai level Rp3.950.

Sementara Gudang Garam (GGRM) yang 1 bulan ke depan akan mencapai harga Rp59.150, diduung permintaan inelastis terhadap rokok dan kemampuan menaikan harga, tanpa ada efek ke margin penjualan. [ast]

Perusahaan batubara SMGR segera berdiri

Perusahaan batubara SMGR segera berdiri
JAKARTA. Rencana PT Semen Gresik Tbk (SMGR) memasuki industri batubara bakal segera terealisasi. Produsen semen ini berencana menuntaskan pendirian anak usaha yang nantinya akan menjalankan bisnis batubara tersebut.

Ahyanizzaman, Direktur Keuangan SMGR, mengungkapkan saat ini pihaknya sedang melakukan mekanisme internal guna merumuskan pendirian anak perusahaan baru, terutama mengurus aspek legal pendirian perusahaan dan meminta persetujuan jajaran komisaris. "September ini atau paling telat Oktober sudah berdiri, minimal secara legal," kata dia kepada KONTAN, Senin (5/8).

SMGR memastikan akan menggandeng pihak ketiga untuk mendirikan perusahaan tersebut. Ada dua opsi rencana kerjasama yang saat ini tengah digodok perseroan ini.

Pertama, SMGR akan menggandeng salah satu anak usahanya guna bersama-sama mengelola perusahaan baru itu. Dalam skema ini, SMGR akan jadi pengendali utama dengan menguasai mayoritas saham. "Porsi kepemilikan yang dikuasai anak usaha tidak akan besar, mungkin 1%-3% saja," imbuh Ahyanizzaman.

Kedua, SMGR membuka opsi melakukan kerjasama dan membentuk joint venture dengan pihak lain di luar grup. SMGR mensyaratkan, perusahaan yang menjadi mitra haruslah perusahaan yang memang memiliki potensi besar dalam bisnis batubara. Misalnya, perusahaan tersebut harus sudah memiliki Kuasa Pertambangan (KP) batubara yang potensial.

Di tahap awal, nantinya anak usaha SMGR di bidang batubara tersebut kemungkinan besar tidak akan langsung memproduksi batubara. Kegiatan operasional perusahaan kemungkinan masih terbatas pada kegiatan jual-beli (trading) batubara.

Aktivitas trading pun akan lebih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan batubara grup SMGR yang ditaksir mencapai 5 juta-8 juta ton per tahun. Perseroan ini berharap anak usahanya itu setidaknya bisa menutupi 10% dari total kebutuhan.

Berdampak positif

Selain itu, Ahyanizzaman memastikan SMGR belum akan melakukan akuisisi tambang batubara tahun ini. SMGR baru menjajaki peluang akuisisi di awal 2012 nanti. "Fokus tahun ini sementara untuk trading saja dulu," jelas dia.

SMGR sudah menyiapkan dana sebesar Rp 25 miliar-Rp 50 miliar sebagai modal disetor untuk anak perusahaan baru itu.

Budi Rustanto, Analis Valbury Asia Securities, menilai pendirian anak perusahaan baru ini merupakan langkah SMGR dalam melakukan efisiensi produksi. Selama ini, batubara menyedot biaya produksi paling besar yaitu sekitar 30% dari total biaya produksi perseroan.

Dengan adanya anak usaha ini, SMGR setidaknya bisa sedikit menekan besaran biaya produksi karena mendapat pasokan batubara dari internal grupnya sendiri. Namun, Budi belum bisa menghitung potensi penghematan biaya produksi selepas pendirian anak usaha itu.

SMGR memang getol melakukan efisiensi produksi, terutama penghematan biaya energi batubara. Asal tahu saja, di semester satu lalu, beban produksi SMGR naik 7% dibanding semester satu 2010 akibat kenaikan harga batubara.

Anak usaha baru itu juga berpotensi memberi kontribusi bagi pendapatan. Pasalnya, SMGR sudah mengambil ancang-ancang bermain di industri batubara melalui anak usahanya ini. "Secara keseluruhan, hal ini akan berdampak positif pada kinerja keuangan SMGR di tahun-tahun mendatang," tandas Budi.