Selasa, 06 September 2011

Perusahaan batubara SMGR segera berdiri

Perusahaan batubara SMGR segera berdiri
JAKARTA. Rencana PT Semen Gresik Tbk (SMGR) memasuki industri batubara bakal segera terealisasi. Produsen semen ini berencana menuntaskan pendirian anak usaha yang nantinya akan menjalankan bisnis batubara tersebut.

Ahyanizzaman, Direktur Keuangan SMGR, mengungkapkan saat ini pihaknya sedang melakukan mekanisme internal guna merumuskan pendirian anak perusahaan baru, terutama mengurus aspek legal pendirian perusahaan dan meminta persetujuan jajaran komisaris. "September ini atau paling telat Oktober sudah berdiri, minimal secara legal," kata dia kepada KONTAN, Senin (5/8).

SMGR memastikan akan menggandeng pihak ketiga untuk mendirikan perusahaan tersebut. Ada dua opsi rencana kerjasama yang saat ini tengah digodok perseroan ini.

Pertama, SMGR akan menggandeng salah satu anak usahanya guna bersama-sama mengelola perusahaan baru itu. Dalam skema ini, SMGR akan jadi pengendali utama dengan menguasai mayoritas saham. "Porsi kepemilikan yang dikuasai anak usaha tidak akan besar, mungkin 1%-3% saja," imbuh Ahyanizzaman.

Kedua, SMGR membuka opsi melakukan kerjasama dan membentuk joint venture dengan pihak lain di luar grup. SMGR mensyaratkan, perusahaan yang menjadi mitra haruslah perusahaan yang memang memiliki potensi besar dalam bisnis batubara. Misalnya, perusahaan tersebut harus sudah memiliki Kuasa Pertambangan (KP) batubara yang potensial.

Di tahap awal, nantinya anak usaha SMGR di bidang batubara tersebut kemungkinan besar tidak akan langsung memproduksi batubara. Kegiatan operasional perusahaan kemungkinan masih terbatas pada kegiatan jual-beli (trading) batubara.

Aktivitas trading pun akan lebih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan batubara grup SMGR yang ditaksir mencapai 5 juta-8 juta ton per tahun. Perseroan ini berharap anak usahanya itu setidaknya bisa menutupi 10% dari total kebutuhan.

Berdampak positif

Selain itu, Ahyanizzaman memastikan SMGR belum akan melakukan akuisisi tambang batubara tahun ini. SMGR baru menjajaki peluang akuisisi di awal 2012 nanti. "Fokus tahun ini sementara untuk trading saja dulu," jelas dia.

SMGR sudah menyiapkan dana sebesar Rp 25 miliar-Rp 50 miliar sebagai modal disetor untuk anak perusahaan baru itu.

Budi Rustanto, Analis Valbury Asia Securities, menilai pendirian anak perusahaan baru ini merupakan langkah SMGR dalam melakukan efisiensi produksi. Selama ini, batubara menyedot biaya produksi paling besar yaitu sekitar 30% dari total biaya produksi perseroan.

Dengan adanya anak usaha ini, SMGR setidaknya bisa sedikit menekan besaran biaya produksi karena mendapat pasokan batubara dari internal grupnya sendiri. Namun, Budi belum bisa menghitung potensi penghematan biaya produksi selepas pendirian anak usaha itu.

SMGR memang getol melakukan efisiensi produksi, terutama penghematan biaya energi batubara. Asal tahu saja, di semester satu lalu, beban produksi SMGR naik 7% dibanding semester satu 2010 akibat kenaikan harga batubara.

Anak usaha baru itu juga berpotensi memberi kontribusi bagi pendapatan. Pasalnya, SMGR sudah mengambil ancang-ancang bermain di industri batubara melalui anak usahanya ini. "Secara keseluruhan, hal ini akan berdampak positif pada kinerja keuangan SMGR di tahun-tahun mendatang," tandas Budi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar