Selasa, 06 September 2011

Reksadana, Pilihan Berikutnya Setelah Saham

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Insya Allah, pasca-lebaran gonjang-ganjing yang terjadi di bursa saham akan mulai mereda. Selain mengoleksi efek, bersiap-siaplah untuk menubruk reksadana.

Sinyal positif yang memancar dari upaya pemulihan ekonomi Amerika Serikat, membuat para pelaku pasar memandang masa depan dengan optimistis. Sejumlah analis yang diwawancarai INILAH.COM tampak begitu yakin, seusai libur panjang ini, pasar surat berharga akan mencorong. Bukan hanya saham yang menjanjikan gain menawan, reksadana pun dipercaya akan mendatangkan return menarik. Tak terkecuali reksadana saham.

Menurut Edbert Suryadjaya dari Infovesta Utama, di kala Indeks Harga Saham Gabungan sedang berada di bawah (seperti saat ini) merupakan waktu yang tepat bagi investor untuk masuk ke reksadana saham. Kelak, kinerja reksadana ini akan berkilau seiring menanjaknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kepercayaan investor terhadap perangkat investasi yang satu ini, sebenarnya, masih cukup kuat. Paling tidak lebih kuat ketimbang tingkat kepercayaan pemodal terhadap saham. “Memang terjadi pencairan, tapi yang masuk jauh lebih banyak,” kata Djoko Hendarto, Kepala Biro Pengelolaan investasi bapepam-LK.

Itu sebabnya, unit penyertaan (UP), AUM (asset under management) juga NAB (Nilai Aktiva Bersih) industri ini terus meningkat. Sayang, Djoko belum bisa mengungkapkan kemungkinan peningkatan yang bakal terjadi. Sebagai gambaran saja, pada Juli lalu, total NAB Reksadana hanya turun sekitar Rp2,6 triliun menjadi Rp153,25 triliun. Tapi hanya dalam waktu sepekan langsung melesat kembali menjadi Rp188 triliun atau meningkat sekitar 22%.

Kenaikan serupa diyakini para pelaku pasar akan terjadi pula pada AUM dan UP. Itu lantaran return reksadna tetap menggiurkan. Reksadana saham contohnya, dalam waktu delapan bulan mampu memberikan return 10-29%. Sementara reksadana campuran dan reksadana pendapatan tetap masing-masing memberikan return 8-17% dan 10-18%.

Itu sebabnya, para analis menyarankan agar investor menjadikan reksadana sebagai alternatif investasi. Terutama, reksadana saham. Sebab, Indeks Harga saham Gabungan pada akhir tahun ini diprediksi akan berhasil menembus level 4.500. Artinya, IHSG masih memiliki potensi penguatan yang cukup lebar. Demikian halnya dengan reksadana saham. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar