Kamis, 31 Maret 2011

Sektor keuangan pacu IHSG melesat 1,04% di sesi sore

Date : Mar 31 2011, 16:36
Title : News Story
Header : Sektor keuangan pacu IHSG melesat 1,04% di sesi sore


Story
=======================================================================================
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 1,04% ke
level 3.678,674. Penguatan ini dimotori oleh sektor keuangan yang naik 2,75%.
Secara keseluruhan, ada 8 sektor yang menguat, dan dua sektor yang turun
yaitu agrikultur dan pertambangan.
Jumlah saham yang naik sebanyak 119, dan 93 saham tercatat turun.
Sementara, 88 saham lagi tidak menunjukan aktifitas apa-apa.
Pasar hingga sore ini mengumpulkan nilai perdagangan sebesar Rp 7,3
triliun, dengan volume 4,4 miliar saham.
Anta Express Tour Tbk (ANTA) merajai top gainers setelah terbang 25% ke Rp
250. Ever Shine Tex Tbk (ESTI) melesat naik 15% ke Rp 115. Asuransi Bina Dana
Arta Tbk (ABDA) menguat 14,04% ke Rp 650. Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME)
menguat 13,48% ke Rp 101, dan Mayora Indah Tbk (MYOR) naik 11,88% ke Rp 11.300.
Sementara, lima besar top losers diduduki Yulie Sekurindo Tbk (YULE) yang
anjlok 22,67% ke Rp 58. Lionmesh Prima Tbk (LMSH) merosot 17% ke Rp 4.150.
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS) terkoreksi 10,20% ek Rp 88. Davomas
Abadi Tbk (DAVO) melemah 10,11% ke Rp 80. Gema Grahasarana Tbk (GEMA) turun
6,45% ke Rp 290.
[ Teddy Gumilar ]
KONTAN Thu, 31 Mar 2011 ( 16:31:25 WIB )
=======================================================================================

BPS: Maret Dipastikan Deflasi


Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, turunnya harga beras pasca panen raya dan juga harga pahan lainnya membuat terjadinya deflasi di Maret 2011.

Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Rusman Heriawan saat ditemui di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (31/3/2011).

"Dipastikan deflasi. tapi untuk pastinya kita belum tahu. Bulan ini kita yang mendorong pasti beras ya karena memang trend beras yang lagi turun. sehingga pasti deflasi," tutur Rusman.

Di Maret ini, Rusman mengatakan harga beras tercatat mengalami penurunan sebesar 3%. Tak hanya beras, semua harga bahan pangan juga rata-rata mengalami penurunan karena memasuka panen raya.

"Yang kita tahu satu-satunya bahan pangan yang naik itu telur ayam," tukas Rusman.

Dana Asing Masuk Rp 950 Miliar, IHSG Bertambah 37 Poin


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertambah poin dan semakin mendekati level 3.700. Arus dana asing kembali mengalir ke bursa dalam jumlah cukup besar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di Rp 8.705 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.715 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat tipis 8,249 poin (0,22%) ke level 3.649,227. Investor kembali percaya diri atas prediksi inflasi yang terkendali di bulan Maret ini.

Sepanjang perdagangan sesi I, indeks hampir terus bergerak di teritori positif. Namun, indeks juga sempat terpleset ke zona merah ke posisi 3.637,431.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menguat 22,675 poin (0,62%) ke level 3.663,653. Saham bank diburu setelah kinerja keuangan perbankan nasional positif.

Indeks sempat menyentuh level tertingginya pada pembukaan perdagangan sesi II di 3.683,471. Indeks terus bergerak di zona hijau sampai penutupan.

Menutup perdagangan, Kamis (31/3/2011), IHSG bertambah 37,696 poin (1,03%) ke level 3.678,674. Sementara Indeks LQ 45 menguat 8,173 poin (1,25%) ke level 659,054.

Investor kembali aktif bertransaksi di lantai bursa, tak hanya hanya di pasar reguler namun juga di pasar negosiasi. Beberapa transaksi tutup sendiri (crossing) saham terjadi dalam jumlah yang tidak terlalu besar di pasar negosiasi.

Saham-saham bank kembali menjadi primadona dan target buruan investor, baik lokal maupun asing. Sektor finansial melesat tinggi, naik lebih dari 2,5%.

Arus dana asing kembali parkir di pasar modal. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign nett buy) Rp 950,649 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 147.506 kali pada volume 4,419 miliar lembar saham senilai Rp 7,288 triliun. Sebanyak 129 saham naik, 97 saham turun, dan 96 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia masih bergerak mixed sampai sore hari ini. Beberapa investor masih melakukan aksi tunggu atas pengumuman inflasi di negaranya masing-masing.

Berikut kondisi bursa-bursa regional di sore ini:


  • Indeks Komposit Shanghai turun 25,88 poin (0,88%) ke level 2.929,89.
  • Indeks Hang Seng naik 76,09 poin (0,32%) ke level 23.527,52.
  • Indeks Nikkei 225 menguat 46,31 poin (0,48%) ke level 9.755,10.
  • Indeks Straits Times turun tipis 0,51 poin (0,02%) ke level 3.094,81.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 2.000 ke Rp 33.000, Sepatu Bata (BATA) naik Rp 1.500 ke Rp 66.500, Mayora (MYOR) naik Rp 1.200 ke Rp 11.300, dan Astra Internasional (ASII) naik Rp 750 ke Rp 57.000.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 850 ke Rp 41.850, Lionmesh (LMSH) turun Rp 850 ke Rp 4.150, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 700 ke Rp 46.200, dam Bukit Asam (PTBA) turun Rp 450 ke Rp 21.000.

Tiga saham bank menggiring penguatan IHSG di sesi pertama

Date : Mar 31 2011, 13:09
Title : News Story
Header : Tiga saham bank menggiring penguatan IHSG di sesi pertama


Story
=======================================================================================
JAKARTA. Emiten sektor perbankan mendongkrak pergerakan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) pada sesi pertama, hari ini. Ketiga saham bank yang siang ini
berhasil menopang indeks yaitu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank
Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Indeks berhasil ditutup naik 0,62% ke level 3.663,653. Adapun, sektor
perbankan menyumbang penguatan indeks dengan melaju sebesar 2%.
Saham BBRI melaju 6,48% ke Rp 5.750, sementara BMRI naik 3,08% ke Rp
6.700, dan BBCA menguat 0,73% ke Rp 6.900.
Data Bloomberg menunjukkan mayoritas broker asing yang paling aktif
mengoleksi ketiga saham ini.
Hingga sesi pertama siang ini, volume saham BBRI yang diperdagangkan
mencapai 57,7 juta saham. Broker terbanyak pengoleksi saham ini yaitu UBS
Securities sejumlah 16,990 juta saham yang bernilai Rp 95,58 miliar. Lalu,
Credit Suisse Securities dengan 7,144 juta saham senilai Rp 39,83 miliar, dan
Phillip Securities sejumlah 6,331 juta saham dengan nilai Rp 35,6 miliar.
Adapun, volume perdagangan BMRI mencapai 44,2 juta saham. Credit Suisse
Securities menempati posisi pertama pengoleksi terbanyak saham ini dengan
jumlah 13,731 juta, yang bernilai Rp 90,55 miliar. Diikuti, UBS Securities
sejumlah 10,474 miliar saham dengan nilai Rp 69,55 miliar, dan Kim Eng
Securities sejumlah 4,025 juta saham senilai Rp 26,51 miliar.
Sementara, jumlah saham BBCA yang ditransaksikan mencapai 3,82 juta saham.
UBS Securities Indonesia mengoleksi 2,218 juta saham dengan nilai Rp 15,21
miliar. Lalu, Danareksa Sekuritas sejumlah 1,146 juta saham senilai Rp 7,9
miliar, dan Credit Suisse Securities membeli 977.500 saham dengan nilai Rp 6,77
miliar.
[ Dupla Kartini ]
KONTAN Thu, 31 Mar 2011 ( 12:47:28 WIB )
=======================================================================================

Survei ekonom dan analis : BoE baru akan menaikkan suku bunga semester II

Date : Mar 31 2011, 12:28
Title : News Story
Header : Survei ekonom dan analis : BoE baru akan menaikkan suku bunga semester II


Story
=======================================================================================
LONDON. Berdasarkan jajak pendapat yang dihimpun oleh Reuters terhadap
para analis dan ekonom, Bank of England (BoE) baru akan menaikkan suku bunga
acuan pada semester II 2011. Dalam survei tersebut, ekonom mencermati GDP
kuartal pertama 2011. Sebab, indikator tersebut diperkirakan akan digunakan
sebagai landasan pengambilan keputusan BoE yang akan dirilis 27 April
mendatang.
Perkembangan terakhir menunjukkan, ekspektasi GDP kuartal pertama akan
lebih baik dari kontraksi kuartal dua akhir 2010 yang dikecewakan oleh data
penurunan tingkat belanja masyarakat. Musim dingin yang menghampiri Inggris
membuat konsumen malam membelanjakan uangnya.
Di awal 2011, GDP diharapkan bisa terkerek oleh meningkatnya aktivitas
sektor jasa yang memiliki pangsa pasar sekitar 73% dari total ekonomi Inggris.
Data The Office for National Statistic menunjukkan output sektor jasa
Inggris Januari lalu mengalami kenaikan menjadi 1,3% dibanding posisi akhir
Desember 2010 yaitu -1,1%. Perbaikan aktivitas sektor jasa meliputi lima sub
sektor jasa yang semuanya berkontribusi pada harapan pemulihan aktivitas sektor
kunci ini. Di antara sektor tersebut adalah perhotelan, restoran, transportasi,
distribusi, business services dan government services.
[ Dyah Megasari ]
KONTAN Thu, 31 Mar 2011 ( 12:21:43 WIB )
=======================================================================================

Laba BTN Melonjak 86% Jadi Rp 915 Miliar


Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) catat laba Rp 915,93 miliar di 2010, melonjak 86,75% dari perolehan laba tahun sebelumnya Rp 490,45 miliar.

Seperti dikutip dari laporan kinerja keuangan perseroan, Kamis (31/3/2011), pendapatan bunga bersih perseroan pun naik, dari Rp 2,14 triliun di akhir 2009 menjadi Rp 3,32 triliun.

Net Interest Margin (NIM) perseroan di 2010 naik menjadi 5,93% dari tahun sebelumnya hanya 4,6%. Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) perseroan turun dari 2,75% menjadi hanya Rp 2,66%.

Sepanjang 2010 lalu, harga saham BBTN sudah naik 58,33%, dari Rp 840 per lembar di 2009 menjadi Rp 1.330 per lembar.

Pada perdagangan hari ini, hingga penutupan perdagangan sesi I, harga saham BBTN naik 60 poin (3,72%) ke level Rp 1.670 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 1.109 kali dengan volume 62.665 lot senilai Rp 51,522 miliar.

Tekanan Inflasi Mereda, Kepercayaan Konsumen Menguat


Jakarta - Berkurangnya kekhawatiran masyarakat terhadap tekanan inflasi membuat kepercayaan konsumen menguat kembali di Maret. Paling signifikan adalah berkurangnya kekhawatiran masyarakat terhadap kenaikan harga pangan.

Menurut survei dari Danareksa Research Institute (DRI), Kamis (31/3/2011), persentase konsumen yang merasa khawatir terhadap kenaikan harga pangan turun pada bulan Maret. Data memang menunjukkan tekanan inflasi sudah mulai berkurang seperti terlihat pada inflasi bulanan di Februari yang mencapai 0,13% (turun dari 0,89% pada bulan sebelumnya), dengan deflasi pada komponen bahan pangan sebesar 0,33%.

Hal tersebut membuat Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) meningkat kembali pada bulan Maret sebesar 6,4% menjadi 85, setelah mengalami penurunan selama 3 kali berturut-turut, .

Pada survei Maret, konsumen secara keseluruhan merasa yakin tekanan inflasi akan berkurang dalam enam bulan mendatang. Indeks yang mengukur sentimen konsumen terhadap inflasi turun sebesar 1,9% menjadi 184,8 di Maret. Ini merupakan level terendah sejak Januari 2010.
Keyakinan konsumen tersebut sebagian disebabkan oleh adanya ekspektasi penurunan harga bahan pangan karena meningkatnya jumlah pasokan bahan pangan menyusul panen raya yang dimulai pada Maret ini.

Kedua komponen utama yang membentuk IKK meningkat pada bulan Maret. Komponen yang menunjukkan keadaan saat ini, Indeks Situasi Sekarang (ISS), naik sebesar 9,7% menjadi 66,9 karena konsumen memberikan penilaian yang lebih baik terhadap keadaan ekonomi dan keadaan lapangan kerja saat ini.
Sementara itu, komponen IKK lainnya yang menunjukkan keadaan masa depan, Indeks Ekspektasi (IE), naik sebesar 4,8% menjadi 98,5. Peningkatan IE ini menunjukkan optimisme masyarakat terhadap prospek ekonomi dalam enam bulan mendatang semakin meningkat.

Dengan meningkatnya optimisme masyarakat terhadap prospek ekonomi dalam enam bulan mendatang, rencana konsumen untuk membeli barang-barang tahan lama meningkat pada bulan Maret. Berdasarkan hasil survei terakhir, konsumen yang berencana untuk membeli barang-barang tahan lama dalam 6 bulan mendatang naik dari 24,1% pada bulan Februari menjadi 27,5% pada Maret. Ini merupakan level tertinggi dalam 4 bulan terakhir.

Sementara itu, kepercayaan konsumen terhadap kemampuan pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugasnya menguat di Maret. Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah (IKKP) naik sebesar 4,99% menjadi 85,3 dari 81,3 pada di Februari.

Pada survei terakhir, semua komponen yang membentuk IKKP meningkat, kecuali komponen yang menunjukkan kemampuan pemerintah dalam menjaga keamanan (indeks yang terkait turun sebesar 1,9% menjadi 102,1). Sedangkan komponen yang mengalami peningkatan terbesar adalah komponen yang menunjukkan kemampuan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga (indeks yang terkait naik sebesar 14,6% menjadi 64,2).

Inilah 3 emiten yang masuk 1 billion club dari pencapaian laba

Date : Mar 31 2011, 12:19
Title : News Story
Header : Inilah 3 emiten yang masuk 1 billion club dari pencapaian laba


Story
=======================================================================================
JAKARTA. Tiga emiten masuk ke dalam daftar US$ 1 billion club dari sisi
pencapaian laba bersih kinerja 2010. Penghitungan ini menggunakan kurs rupiah
terhadap dollar AS di akhir Desember 2010 yaitu Rp 9.010.
Posisi pertama ditempati oleh PT Astra International Tbk (ASII) yang
berhasil menjaring laba sebesar US$ 1,59 miliar. Emiten berkode saham ASII ini
berhasil mencetak perolehan laba sebesar Rp 14,36 triliun, naik 43,02%
dibanding akhir 2009 yang sebesar Rp 10,04 triliun. Di akhir kinerja 2009,
emiten otomotif ini juga sudah masuk ke dalam daftar 1 million club dengan
mencatat laba US$ 1,06 miliar (kurs 2009 Rp 9.404 per dollar AS).
Posisi selanjutnya merupakan daftar baru dalam klub emiten menumpuk laba
di atas US$ 1 miliar. Peringkat kedua setelah ASII adalah PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatat laba sebesar US$ 1,27 miliar atau Rp 11,47
triliun. Posisi ketiga ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatat laba bersih
US$ 1,02 miliar atau setara dengan Rp 9,21 triliun. Ini merupakan rekor bagi
kedua bank pelat merah ini karena baru pertama kali masuk ke 1 billion club.
[ Dyah Megasari ]
KONTAN Thu, 31 Mar 2011 ( 12:00:01 WIB )
=======================================================================================

Saham Bank Merekah, IHSG Menguat 22 Poin


Jakarta - Saham bank menjadi pendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat poin. Pasalnya, kinerja keuangan perbankan nasional yang positif membuat sahamnya diincar investor.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat tipis 8,249 poin (0,22%) ke level 3.649,227. Investor kembali percaya diri atas prediksi inflasi yang terkendali di bulan Maret ini.

Sepanjang perdagangan sesi I, indeks sempat menyentuh level tertingginya di 3.660,303. Namun, indeks juga sempat terpleset ke zona merah ke posisi 3.637,431.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (31/3/2011), IHSG menguat 22,675 poin (0,62%) ke level 3.663,653. Indeks LQ 45 naik 5,364 poin (0,82%) ke level 656,245.

Transaksi di lantai bursa kembali bergairah, dana asing pun mengalir masuk dengan cukup deras. Laporan kinerja keuangan yang sangat positif menjadi angin segar bagi IHSG.

Sektor finansial melaju paling cepat di siang ini, dengan penguatan hampir 2%. Namun masih ada beberapa sektor yang melemah seperti komoditas, perdagangan dan aneka industri.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 75.172 kali pada volume 1,983 miliar lembar saham senilai Rp 3,352 triliun. Sebanyak 101 saham naik, 93 saham turun, dan 96 saham stagnan.

Bursa-bursa di regional bergerak mixed hingga siang hari ini. Pelemahan terbanyak diderita oleh bursa China.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang ini:


  • Indeks Komposit Shanghai turun 28,62 poin (0,97%) ke level 2,927.15.
  • Indeks Hang Seng naik tipis 22,68 poin (0,10%) ke level 23.474,11.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 19,92 poin (0,21%) ke level 9.688,87.
  • Indeks Straits Times naik tipis 2,15 poin (0,07%) ke level 3.097,47.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Sepatu Bata (BATA) naik Rp 1.500 ke Rp 66.500, Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 1.000 ke Rp 32.000, BRI (BBRI) naik Rp 350 ke Rp 5.750, dan Good Year (GDYR) naik Rp 300 ke Rp 10.200.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain United Tractor (UNTR) turun Rp 550 ke Rp 21.200, Astra Internasional (ASII) turun Rp 500 ke Rp 55.750, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 350 ke Rp 46.550, dan Astra Otoparts (AUTO) turun Rp 150 ke Rp 13.800.

Laba Bakrie Telecom Ambles 90%


Jakarta - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menderita penurunan laba bersih yang cukup signifikan hingga 90% di 2010. Operator seluler Esia itu hanya mencatat laba bersih Rp 9,975 miliar di 2010, merosot hingga 90% dibandingkan tahun 2009 yang sebesar Rp 98,442 miliar. Laba per saham juga turun dari Rp 3,46 menjadi Rp 0,35 per saham.

Menurut laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan Kamis (31/3/2011), anjloknya laba bersih itu karena meningkatnya beban pajak dan turunnya laba usaha di 2010. BTEL pada tahun 2010 mencatat laba usaha Rp 190,803 miliar, turun tajam dibandingkan laba usaha di 2009 yang sebesar Rp 279,258 miliar.

Dari sisi pendapatan usaha mengalami penurunan tipis dari Rp 2,742 triliun di 2009 menjadi Rp 2,765 triliun di 2010. Sementara beban usaha meningkat dari Rp 2,463 triliun di 2009 menjadi Rp 2,574 triliun di 2010.

Beban pajak meningkat dari Rp 47,272 miliar di 2009 menjadi Rp 82,557 miliar di 2010.

Hingga akhir tahun 2010, BTEL tercatat memiliki aset Rp 12,352 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2009 yang sebesar Rp 11,425 triliun.
(qom/dnl)

Beban Keuangan Naik, Barito Pacific Rugi Rp 558 Miliar


Jakarta - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menderita rugi bersih Rp 558,63 miliar di akhir tahun 2010, setelah sebelumnya meraup laba Rp 560,96 miliar di tahun 2009.

Seperti dikutip dari laporan kinerja keuangan perseroan, Kamis (31/3/2011), pendapatan perseroan justru naik dari Rp 14,39 triliun menjadi Rp 16,96 triliun di akhir tahun 2010.

Meski demikian pos beban keuangan perseroan naik menjadi Rp 492,8 miliar di tahun 2010, dari perolehan laba tahun sebelumnya Rp 265,13 miliar di tahun 2009.

Dengan demikian beban lain-lain perseroan menjadi tinggi di tahun 2010, mencapai Rp 443,86 miliar, padahal di tahun 2009 masih berupa penghasilan lain-lain Rp 36,5 miliar.

Laba bersih per saham perseroan pun balik arah, dari laba Rp 80 per lembar di tahun 2009 menjadi rugi bersih per saham Rp 80 per lembar di tahun lalu.

Harga saham BRPT di sepanjang tahun 2010 mencerminkan kinerja perseroan, turun 12,03% menjadi Rp 1.170 per lembar dari sebelumnya di tahun 2009 sebesar Rp 1.330 per lembar.

Pada perdagangan hari ini, sampai pukul 11.14 waktu JATS, harga saham BRPT turun 10 poin (1,02%) ke level Rp 970 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 235 kali dengan volume 5.110 lot senilai Rp 2,462 miliar.

Laba bersih Adaro merosot 49%


JAKARTA: Laba bersih PT Adaro Energy Tbk tahun lalu terpelanting 49% menjadi Rp2,2 triliun pada tahun lalu di tengah kenaikan pendapatan, menyusul penurunan harga jual dan kenaikan beban pokok.

Direktur Utama Adaro Garibaldi Thohir mengatakan meski perseroan mengalami tekanan dari sisi operasional akibat faktor curah hujan, namun produksi masih bisa dipertahankan sehingga pendapatan naik 4,9% menjadi US$2,72 miliar pada tahun lalu.

“Walaupun curah hujan abnormal berdampak buruk terhadap kegiatan operasional, kami kembali mencatat pertumbuhan produksi dan terus dapat mempertahankan rekam jejak pertumbuhan produksi tahunan selama 19 tahun,” tuturnya dalam keterangan resmi, pagi ini.

Volume produksi dan penjualan tercatat meningkat masing-masing sebesar 4% dan 6%, namun harga jual batu bara mereka tahun lalu turun rata-rata 3%. Beban pokok pendapatan juga naik 7% menjadi Rp17 triliun akibat kenaikan nisbah kupas, jarak pengangkutan lapisan penutup yang lebih jauh, dan tambahan biaya lain akibat cuaca.

Akibatnya, laba kotor turun 30% menjadi Rp7,7 triliun karena kenaikan beban pokok pendapatan melebihi kenaikan pendapatan bersih. Penurunan laba kotor dan kenaikan biaya keuangan dan kenaikan amortisasi goodwill pada 2010 mengakibatkan laba bersih emiten batu bara ini tergerus 49% menjadi Rp2,2 triliun.

Laba bersih per saham dasar 2010 tercatat sebesar Rp69, turun dari Rp136,5 pada tahun sebelumnya. Laba bersih per saham tersebut tidak termasuk amortisasi hak penambangan (Rp496 miliar) dan goodwill (Rp490 miliar) adalah Rp99,8 miliar.

Namun, Garibaldi optimistis prospek batubara yang tetap akan berujung pada kinerja yang kuat dan margin EBITDA yang solid pada 2011. ”Akuisisi terhadap 25% kepemilikan atas proyek batubara IndoMet memungkinkan kami mendiversifikasi portofolio produk dengan batubara metalurgi,” ujarnya.(yn)

BJBR bagi deviden 65% --> Rp. 59.67


Berdasarkan Koran Bisnis Indonesia, BJBR akan membagikan deviden Rp. 59.67

CUM Deviden : 19 April 2011
EX Deviden : 20 April 2011

Berencana lepas saham baru, UNTR tumbang hingga 7%


Date : Mar 31 2011, 10:51
Title : News Story
Header : Berencana lepas saham baru, UNTR tumbang hingga 7%


Story
=======================================================================================
JAKARTA. Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) tumbang setelah emiten ini
mengatakan berencana untuk meningkatkan penjualan saham baru senilai Rp 6
triliun.
UNTR anjlok hingga 7,1% ke level Rp 20.200 per saham, pada pukul 09.34
WIB. Ini penurunan tertajamnya sejak 10 Januari lalu. Adapun, hingga pukul
10.31 WIB, saham ini masih tertekan 4,83% ke level Rp 20.700 per saham.
Penjualan saham baru dapat menyebabkan dilusi kepemilikan pada pemegang
saham lama.
[ Dupla Kartini, Bloomberg ]
KONTAN Thu, 31 Mar 2011 ( 10:38:30 WIB )
=======================================================================================

DJ United Tractors To Issue 403.25 Mln Rights Shares In May


Date : Mar 31 2011, 10:17
Title : News Story
Header : DJ United Tractors To Issue 403.25 Mln Rights Shares In May


Story
=======================================================================================
JAKARTA (Dow Jones)--Heavy equipment company PT United Tractors (UNTR.JK) said
in a prospectus Thursday that it plans to issue 403.25 million rights shares
at IDR15,050 each.
Shareholders are eligible to buy four rights shares for every 33 existing
shares they own, the company said. Shareholders who don't subscribe to the
rights shares may have their ownership in Tractors diluted by 10.8%, it added.
Tractors, 59.50%-owned by car maker PT Astra International (ASII.JK), said
that it will seek approval from shareholders at a meeting on May 2.
The company said that 90% of the proceeds from the rights issue will be used
to finance business expansion at it coal mining unit and 10% to strengthen its
working capital.
Analysts said that Tractors could raise IDR6.1 trillion ($689 million) in
gross proceeds from the rights issue.
-By Edhi Pranasidhi, Dow Jones Newswires, 62-21-39831277;
edhi.pranasidhi@dowjones.com>
Click here to go to Dow Jones NewsPlus, a web front page of today's most
important business and market news, analysis and commentary:
http://www.djnewsplus.com/access/al?rnd=4mL9h5teoHEiIJUq7RxHFw%3D%3D. You can
use this link on the day this article is published and the following day.
(END) Dow Jones Newswires
March 30, 2011 22:56 ET (02:56 GMT)
Copyright (c) 2011 Dow Jones & Company, Inc.- - 10 56 PM EDT 03-30-11
=======================================================================================

Indika Energy Raup Laba Rp 772 Miliar


Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatat laba bersih tahun 2010 Rp 772,723 miliar, naik tipis 6,48% dibandingkan periode sebelumnya, Rp 725,67 miliar.

Menurut laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan, Kamis (31/3/2011), pendapatan INDY naik signifikan dari Rp 2,486 triliun menjadi Rp 3,765 triliun.

INDY menderita rugi usaha Rp 65,719 miliar karena naiknya beban usaha hingga Rp 676,102 miliar dari periode sebelumnya, Rp 426,374 miliar.

Penghasilan lain-lain juga ikutan naik menjadi Rp 974,178 miliar, setelah pada periode sebelumnya mencatat Rp 705,288 miliar.

Laba bersih per saham perusahaan tambang ini mencapai Rp 148, naik tipis dari tahun sebelumnya Rp 139. Di lain sisi, total aset perseroan justru menurun dari Rp 11,683 triliun menjadi Rp 11,458 triliun.

Sepanjang tahun 2010, harga saham INDY sudah naik 94,84%, dari tahun 2009 Rp 2.425 per lembar menjadi Rp 4.725 per lembar di akhir tahun 2010.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham INDY naik 75 poin (1,85%) ke level Rp 4.125 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 409 kali dengan volume 21.266 lot senilai Rp 43,581 miliar.

Laba Timah Melonjak 3X Lipat


Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) mencatat laba bersih naik tiga kali lipat di tahun 2010 menjadi sebesar Rp 947,9 miliar, sementara perolehan laba tahun 2009 hanya sebanyak 313,8 miliar.

Dikutip dari siaran pers perseroan, Kamis (31/3/2011), dengan adanya kenaikan laba bersih itu maka laba bersih per saham dasar perseroan pun naik menjadi 188,3 per lembar di tahun 2010, dari tahun sebelumnya pada periode yang sama Rp 62 per lembar.

Lebih tingginya laba bersih Perseroan pada tahun 2010 tersebut disebabkan naiknya harga logam timah dunia terutama pada tengah tahun kedua 2010.

Pada pertengahan triwulan ketiga harga logam timah dunia merangkak naik pada kisaran US$ 22.000 per metrik ton dari sebelumnya yang berada pada kisaran US$ 16.000 per metrik ton pada triwulan I dan II.

Akibatnya berdampak pada kenaikan margin usaha perusahaan pada akhir kuartal keempat 2010. Total aset perseroan naik sebesar 21% dari Rp 4,85 triliun menjadi Rp 5,88 triliun di tahun 2010.

Sementara utang usaha turun sebesar 37% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 351,2 miliar menjadi Rp 220,8 miliar.

Sepanjang tahun 2010, harga saham TINS naik 37,5% menjadi Rp 2.750 per lembar dibandingkan harga di akhir tahun 2009 sebanyak Rp 2.000 per lembar.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham TINS stagnan di Rp 2.600 per lembar. Sahamnya ditransaksikan 535 kali dengan volume 16.483 lot senilai Rp 21,383 miliar.

IHSG Siap Menguat Perlahan


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup menguat didorong sentimen positif membaiknya laporan keuangan dan juga menjelang rilis inflasi.

Mengakhiri perdagangan, Rabu (30/3/2011), IHSG ditutup bertambah 49,463 poin (1,37%) ke level 3.640,978. Sementara Indeks LQ 45 melaju 8,746 poin (1,36%) ke level 650,881.

Penguatan IHSG diprediksi akan berlanjut meski tipis saja hingga perdagangan Kamis (31/3/2011). Investor akan berupaya mempercantik portofolionya menjelang tutup kuartal I-2011 ini.

Bursa Wall Street kemarin kembali menguat ditopang saham-saham berkapitalisasi kecil dan juga energi. Namun transaksi perdagangan menjelang tutup triwulan III-2011 masih minim.

Pada perdagangan Rabu (30/3/2011), indeks Dow Jones ditutup menguat 71,60 poin (0,58%) ke level 12.350,61. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 8,82 poin (0,67%) ke level 1.328,26 dan Nasdaq menguat 19,90 poin (0,72%) ke level 2.776,79.

Mengawali perdagangan Kamis, bursa Jepang juga menguat meski tipis. Indeks Nikkei-225 dibuka naik 20,15 poin (0,21%) ke level 9/728,94.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

Kresna Sekuritas:

Antisipasi data inflasi Indonesia kembali mendorong bargain hunting pada saham unggulan. IHSG diperkirakan masih cenderung untuk berkonsolidasi dengan menguji resisten di kisaran 3,600-3,680 dengan UNTR dan TLKM sebagai saham pilihan.

Panin Sekuritas:

IHSG kemarin naik besar didorong oleh momentum laporan keuangan dan antisipasi keluarnya data inflasi Maret. Bursa regional Asia juga mengalami rebound setelah sepanjang pekan lalu sempat tertekan oleh krisis pembangkit nuklir Jepang. Sementara hari ini kami melihat investor masih akan fokus pada laporan keuangan dan data inflasi. IHSG kami proyeksikan akan bergerak pada kisaran support-resistance 3.625-3.670. saham pilihan : CTRA, SGRO, BMRI, BBKP.

Indosurya:

Pada perdagangan Kamis (30/3) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.574-3.607 dan resistance 3.658-3.675. Setelah candle membentuk menyerupai hammer mengkonfirmasi bahwa terbentuknya hammer ditengah tren penurunan yang terjadi mengindikasikan berkurangnya kekuatan daya jual untuk menekan pasar dan kekuatan daya beli mulai mendorong harga ke atas. Kemarin berkurangnya daya jual tersebut ditutupi oleh besarnya kekuatan daya beli hingga membentuk white marubozu yang mengindikasikan penguasaan pasar oleh kekuatan daya beli. MACD masih bergerak naik dengan histogram positif yang mulai naik. RSI, William's %R, dan Stochastic kembali menyentuh area overbought dan mencoba menembusnya. Posisi ini membawa candle kembali menembus upper bollinger band . Semoga pengaruh positif dari perdagangan kemarin masih bisa dirasakan pada hari ini dan tidak dijadikan momen untuk profit taking karena telah masuk area overbought . Penguatan pada bursa saham AS dan Eropa diharapkan bisa berpengaruh positif bagi bursa saham regional,
termasuk IHSG.

eTrading Securities:

IHSG kemarin ditutup naik 49 point (+1.38%) ke level 3,640.98 dengan volume transaksi sebanyak 8 juta lot dan nilai transaksi sebesar Rp 4.7 triliun dengan sektor semua sektor mengalami kenaikan. Tercatat sebanyak 148 saham mengalami kenaikan, 64 saham mengalami penurunan, 78 saham tidak mengalami perubahan dan 151 saham tidak mengalami transaksi sama sekali.

Kenaikan tertinggi dipimpin oleh DSSA, MBAI, ASII, GGRM dan LION sedangkan penurunan terendah hari ini dipimpin oleh ITMG, ADMF, INDR, IATA dan INTA. Asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp223 miliar dengan saham yang paling banyak dibeli asing a.l. BBNI, INDF, TLKM, ASII dan BMRI.

Mayoritas indeks regional juga mengalami kenaikan pada hari ini kecuali China yang mengalami penurunan yang disebabkan kekhawatiran kenaikan inflasi di negara pengkonsumsi energi nomor dua terbesar dunia.

Secara teknikal, pada perdagangan kemarin candlestick IHSG membentuk pola Marubozu yang mengindikasikan bullish continuation, namun perlu diwaspadai adanya aksi profit taking meningat harga sudah menyentuh garis upper Bollinger band.

Sementara dilihat dari sisi indicator mulai menunjukan sinyal reversal. Indikator stochastic berpotensi golden cross di area overbought, MACD histogram mulai bergerak naik di area positif dan RSI mulai reversal bergerak naik.

Pada perdagangan hari ini (31/3), IHSG diperkirakan akan bergerak dikisaran 3,590-3,681 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. HRUM, ASII, dan UNTR.

Beban Operasional Tinggi, Laba Garuda Terpangkas 49%


Jakarta - Laba bersih PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) turun 49,41% menjadi Rp 515,521 miliar pada tahun buku 2010, dari sebelumnya Rp 1,018 triliun. Turunnya kinerja disebabkan oleh beban operasi penerbangan yang meningkat menjadi Rp 9,978 triliun.

Demikian disampaikan dalam laporan keuangan GIAA yang dipublikasikan, seperti dikutip detikFinance, Kamis (31/3/2011).

Pendapatan usaha BUMN aviasi memang naik dari Rp 17,86 triliun menjadi Rp 19,534 triliun. Namun total beban usaha mereka juga naik 15,69% menjadi Rp 19,601 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 16,942 triliun.

GIAA langsung menderita rugi usaha Rp 67,159 miliar, setelah pada periode sebelumnya mencatat laba usaha Rp 918,288 miliar. Namun kinerja perseroan terangkat karena raihan penghasilan lain-lain yang mencapai Rp 126,118 miliar.

Laba sebelum pajak langsung positif, meski tetap menurun dari Rp 876 miliar menjadi Rp 75,845 miliar. Dengana adanya penambahan dana pos luar biasa Rp 225,044 miliar laba bersih Garuda turun 49,41% menjadi Rp 515,521 miliar.

Laba bersih per saham Rp 28, turun dari sebelumnya Rp 62 per saham. Aset perseroan turun dari Rp 14,802 triliun menjadi Rp 13,66 triliun.

Harga saham GIAA terus saja tergerus 26,66% dari harga penawaran umum saham perdana (IPO) Rp 750 per lembar menjadi hanya Rp 550 per lembar di penutupan perdagangan kemarin.

Kemarin, saham GIAA naik 20 poin (3,77%) dan diperdagangkan 2.778 kali dengan volume 117.420 lot senilai Rp 31,931 miliar.

Rabu, 30 Maret 2011

Investor Koleksi Saham Blue Chip, IHSG Rebound 49 Poin


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil cetak rebound cukup tinggi 49 poin setelah investor mengkoleksi kembali saham-saham unggulan. Prediksi inflasi bulan maret yang terkendali menjadi pemicunya.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan Rp 8.715 per dolar AS sama seperti penutupan perdagangan kemarin.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka menguat tipis 7,890 poin (0,21%) ke level 3.599,405. Indeks menguat setelah mendapat sentimen positif dari menguatnya bursa-bursa Asia dan Wall Street semalam.

Sepanjang perdagangan sesi I, indeks terus bergerak ke atas di teritori positif. Saham-saham konsumer dan tambang mulai dikoleksi investor.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melaju 33,314 poin (0,92%) ke level 3.624,829. Indeks merespons laporan kinerja keuangan emiten tahun 2010 yang rata-rata positif.

Indeks kembali menyentuh level tertingginya di perdagangan hari ini, yaitu di level 3.641,849. Transaksi di lantai bursa semakin sore semakin ramai.

Mengakhiri perdagangan, Rabu (30/3/2011), IHSG ditutup bertambah 49,463 poin (1,37%) ke level 3.640,978. Sementara Indeks LQ 45 melaju 8,746 poin (1,36%) ke level 650,881.

Saham-saham unggulan, terutama di sektor agrikultur, konsumer dan properti, menjadi incaran investor pada perdagangan hari ini. Tingkat inflasi yang diperkirakan masih terkendali di bulan Maret ini menjadi pemicunya.

Dana asing pun kembali masuk bursa meski besarannya masih tipis. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign nett buy) senilai Rp 161,763 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 124.446 kali pada volume 4,071 miliar lembar saham senilai Rp 4,75 triliun. Sebanyak 156 saham naik, 68 saham turun, dan 85 saham stagnan.

Seluruh bursa regional bergerak di zona hijau dengan laju yang cukup kencang, dipimpin oleh bursa Jepang. Bursa China yang siang tadi melemah pun kini sudah balik arah.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia di sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 2,54 poin (0,09%) ke level 2.960,61.
  • Indeks Hang Seng melonjak 371,67 poin (1,61%) ke level 23.432,03.
  • Indeks Nikkei 225 melesat 249,71 poin (2,64%) ke level 9.708,79.
  • Indeks Straits Times melompat 47,00 poin (1,54%) ke level 3.103,95.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 4.050 ke Rp 31.000, Multibreeder (MBAI) naik Rp 2.450 ke Rp 17.950, Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.550 ke Rp 56.250, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.050 ke Rp 42.700.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 400 ke Rp 46.900, Adira Finance (ADMF) turun Rp 250 ke Rp 11.050, Indo Rama (INDR) turun Rp 175 ke Rp 2.625, dan BCA (BBCA) turun Rp 100 ke Rp 6,850.

Latinusa Bagi Dividen Rp 25,23 Miliar


Jakarta - PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) akan membagikan dividen tunai Rp 25,23 miliar. Angka itu setara 33,84% dari laba bersih 2010 yang sebesar Rp 74,58 miliar.

Seperti diikuti dari siaran pers perseroan, Rabu (30/3/2011), dividen tunai itu akan dibayarkan pada 12 Mei 2011.

Rencana pembagian dividen ini sudah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) itu yang digelar hari ini.

Perusahaan yang lebih dikenal dengan nama Latinusa ini juga berencana menyisihkan 59,46% laba bersihnya atau sebesar Rp 44,34 miliar sebagai cadangan umum perseroan. Sedangkan sisanya 6,70% atau Rp 5 miliar ditetapkan sebagai cadangan wajib.

Seperti diketahui, Latinusa mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 77,58% menjadi Rp 74,58 miliar di 2010, dibandingkan laba 2009 yang sebesar Rp 41,99 miliar.

Pada perdagangan hari ini, hingga penutupan sesi I, saham NIKL naik 5 poin (1,28%) ke level 395 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 66 kali dengan volume 2.507 lot senilai Rp 490,545 juta.

IHSG Melaju 33 Poin Respons Laporan Keuangan Emiten


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju 33 poin merespons laporan kinerja keuangan emiten tahun 2010 yang rata-rata positif. Transaksi di lantai bursa sedikit lebih ramai dibandingkan perdagangan hari-hari lalu.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka menguat tipis 7,890 poin (0,21%) ke level 3.599,405. Indeks menguat setelah mendapat sentimen positif dari menguatnya bursa-bursa Asia dan Wall Street semalam.

Sepanjang perdagangan sesi I, indeks terus bergerak ke atas di teritori positif, Bahkan sempat menyentuh level tertingginya di 3.628,561.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (30/3/2011), IHSG melaju 33,314 poin (0,92%) ke level 3.624,829. Sementara Indeks LQ 45 bertambah 7,263 poin (1,13%) ke level 649,398.

Suasana perdagangan di lantai bursa kembali bergairah setelah sempat sepi transaksi akibat minim sentimen positif. Laporan kinerja keuangan emiten besar yang positif membuat investor tergerak untuk menamamkan dananya di pasar modal.

Seluruh sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat. Penguatan tertinggi dipimpin oleh sektor industri dasar, diikuti oleh sektor agrikultur yang juga menguat lebih dari 2%.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 57.377 kali pada volume 1,798 miliar lembar saham senilai Rp 2,027 triliun. Sebanyak 132 saham naik, 63 saham turun, dan 89 saham stagnan.

Terinspirasi menguatnya bursa global, mayoritas bursa-bursa di regional bergerak ke atas, kecuali bursa China yang masih melemah. Bursa Jepang pun mampu melaju cukup kencang.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:

  • Indeks Komposit Shanghai melemah 14,23 poin (0,48%) ke level 2.943,85.
  • Indeks Hang Seng melaju 393,24 poin (1,71%) ke level 23.453,60.
  • Indeks Nikkei 225 melesat 175,26 poin (1,85%) ke level 9.634,34.
  • Indeks Straits Times menguat 37,47 poin (1,23%) ke level 3.094,42.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.550 ke Rp 56.250, Multibreeder (MBAI) naik Rp 1.000 ke Rp 16.500, Lion Metal (LION) naik Rp 950 ke Rp 4.750, dan SMART (SMAR) naik Rp 350 ke Rp 5.250.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Adira Finance (ADMF) turun Rp 200 ke Rp 11.100, BFI Finance (BFIN) turun Rp 150 ke Rp 3.050, Indo Rama (INDR) turun Rp 150 ke Rp 2.650, dan Modern Internasional (MDRN) turun Rp 100 ke Rp 1.900.

Indospring Rights Issue Rp 1.520 per Lembar


Jakarta - PT Indosprings Tbk (INDS) akan menggelar penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue senilai Rp 285 miliar.

Seperti dikutip dari prospektus ringkas perseroan, Rabu (30/3/2011), penawaran dilakukan di Rp 1.520 per lembar, diskon 525% dari harga penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.500 per lembar.

Jumlah saham baru yang akan diterbitkan perseroan sebanyak 187,5 juta lembar. HMETD ini akan diperdagangkan di BEI selama lima hari mulai 16 Mei sampai 23 Mei.

Tiap pemegang satu saham perseroan berhak atas lima HMETD untuk membeli lima saham baru yang berasal dari portapel. Jika saham rights issue ini tidak terserap pasar, maka akan diambil oleh pihak terafiliasi perseroan, yaitu PT Indoprima Gemilang (IPG).

Emiten berkode INDS itu akan membawa rencana ini ke rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 2 Mei mendatang, dalam rangka meminta persetujuan pemegang saham.

Dana hasil pelaksanaan aksi korporasi ini akan dipergunakan untuk meningkatkan penyertaan modal di PT Indobaja Primamurni (IBPM), peningkatan kapasitas produksi, dan modal kerja perseroan.

Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 11.10 waktu JATS, harga saham INDS stagnan di Rp 9.500 per lembar. Sahamnya baru ditransaksikan 2 kali dengan volume 2 lot senilai Rp 9,5 juta.
(ang/dnl)

Naik 68%, Laba SMART Tembus Rp 1,2 Triliun


Jakarta - Laba bersih PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) melonjak 68,45% di 2010 menyentuh Rp 1,26 triliun, dari perolehan laba 2009 sebesar Rp 748,49 miliar.

Seperti dikutip dari laporan kinerja keuangan SMART di 2010, Rabu (30/3/2011), penjualan bersih perseroan naik tinggi menjadi Rp 20,27 triliun di akhir 2010, dari tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp 14,2 triliun.

Penjualan bersih perseroan mendorong naiknya laba bersih, terlihat dari laba kotornya yang naik dari Rp 1,7 triliun di 2009 menjadi Rp 3,14 triliun di akhir tahun lalu.

Dengan tumbuhnya laba bersih itu, maka laba bersih per saham dasar perseroan pun naik, dari Rp 261 per lembar menjadi Rp 439 per lembar di 2010.

Emiten berkode SMAR itu juga mencatat pertumbuhan aset sebanyak 22,13% di 2010 menjadi Rp 12,47 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 10,21 triliun.

Harga saham perseroan sepanjang 2010 pun ikut naik hampir dua kali lipat, dari Rp 2.550 per lembar di akhir 2009 menjadi Rp 5.000 per lembar.

Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 10.45 waktu JATS, harga saham SMAR naik 200 poin (4,08%) ke level Rp 5.100 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 5 kali dengan volume 16 lot senilai Rp 41,275 juta.