Kamis, 31 Maret 2011

Beban Operasional Tinggi, Laba Garuda Terpangkas 49%


Jakarta - Laba bersih PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) turun 49,41% menjadi Rp 515,521 miliar pada tahun buku 2010, dari sebelumnya Rp 1,018 triliun. Turunnya kinerja disebabkan oleh beban operasi penerbangan yang meningkat menjadi Rp 9,978 triliun.

Demikian disampaikan dalam laporan keuangan GIAA yang dipublikasikan, seperti dikutip detikFinance, Kamis (31/3/2011).

Pendapatan usaha BUMN aviasi memang naik dari Rp 17,86 triliun menjadi Rp 19,534 triliun. Namun total beban usaha mereka juga naik 15,69% menjadi Rp 19,601 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 16,942 triliun.

GIAA langsung menderita rugi usaha Rp 67,159 miliar, setelah pada periode sebelumnya mencatat laba usaha Rp 918,288 miliar. Namun kinerja perseroan terangkat karena raihan penghasilan lain-lain yang mencapai Rp 126,118 miliar.

Laba sebelum pajak langsung positif, meski tetap menurun dari Rp 876 miliar menjadi Rp 75,845 miliar. Dengana adanya penambahan dana pos luar biasa Rp 225,044 miliar laba bersih Garuda turun 49,41% menjadi Rp 515,521 miliar.

Laba bersih per saham Rp 28, turun dari sebelumnya Rp 62 per saham. Aset perseroan turun dari Rp 14,802 triliun menjadi Rp 13,66 triliun.

Harga saham GIAA terus saja tergerus 26,66% dari harga penawaran umum saham perdana (IPO) Rp 750 per lembar menjadi hanya Rp 550 per lembar di penutupan perdagangan kemarin.

Kemarin, saham GIAA naik 20 poin (3,77%) dan diperdagangkan 2.778 kali dengan volume 117.420 lot senilai Rp 31,931 miliar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar