Kamis, 31 Maret 2011

Laba bersih Adaro merosot 49%


JAKARTA: Laba bersih PT Adaro Energy Tbk tahun lalu terpelanting 49% menjadi Rp2,2 triliun pada tahun lalu di tengah kenaikan pendapatan, menyusul penurunan harga jual dan kenaikan beban pokok.

Direktur Utama Adaro Garibaldi Thohir mengatakan meski perseroan mengalami tekanan dari sisi operasional akibat faktor curah hujan, namun produksi masih bisa dipertahankan sehingga pendapatan naik 4,9% menjadi US$2,72 miliar pada tahun lalu.

“Walaupun curah hujan abnormal berdampak buruk terhadap kegiatan operasional, kami kembali mencatat pertumbuhan produksi dan terus dapat mempertahankan rekam jejak pertumbuhan produksi tahunan selama 19 tahun,” tuturnya dalam keterangan resmi, pagi ini.

Volume produksi dan penjualan tercatat meningkat masing-masing sebesar 4% dan 6%, namun harga jual batu bara mereka tahun lalu turun rata-rata 3%. Beban pokok pendapatan juga naik 7% menjadi Rp17 triliun akibat kenaikan nisbah kupas, jarak pengangkutan lapisan penutup yang lebih jauh, dan tambahan biaya lain akibat cuaca.

Akibatnya, laba kotor turun 30% menjadi Rp7,7 triliun karena kenaikan beban pokok pendapatan melebihi kenaikan pendapatan bersih. Penurunan laba kotor dan kenaikan biaya keuangan dan kenaikan amortisasi goodwill pada 2010 mengakibatkan laba bersih emiten batu bara ini tergerus 49% menjadi Rp2,2 triliun.

Laba bersih per saham dasar 2010 tercatat sebesar Rp69, turun dari Rp136,5 pada tahun sebelumnya. Laba bersih per saham tersebut tidak termasuk amortisasi hak penambangan (Rp496 miliar) dan goodwill (Rp490 miliar) adalah Rp99,8 miliar.

Namun, Garibaldi optimistis prospek batubara yang tetap akan berujung pada kinerja yang kuat dan margin EBITDA yang solid pada 2011. ”Akuisisi terhadap 25% kepemilikan atas proyek batubara IndoMet memungkinkan kami mendiversifikasi portofolio produk dengan batubara metalurgi,” ujarnya.(yn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar