Rabu, 28 Maret 2012

Sesi I, IHSG Turun ke 4.076

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,09% pada perdagangan sesi I hari ini.

IHSG turun menjadi 4.075,866 atau 3,518 poin (0,095) dan indeks LQ45 turun 0,13% ke 703,02. Sektor yang memimpin penurunan sektor aneka industri 1,45%, sektor infrastruktur turun 0,45%, dan sektor keuangan turun 0,22%.

Jumlah saham naik 107, saham stagnan 97, dan saham turun 110. Volume perdagangan tercatat 1.380.694.000 dengan nilai transaksi Rp1.69 triliun. Investor asing tercatat melakukan aksi beli (net foreign buy) Rp123,34 miliar.

Saham yang masuk kategori top gainers antara lain, saham Tower Bersama Infrastruktur (TOWR) naik Rp500 ke Rp13.000, saham Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp500 ke Rp21.800, saham United Tractors (UNTR) naik Rp500 ke Rp32.500, saham Semen Gresik (SMGR) naik Rp150 ke Rp12.450, saham Gudang Garam (GGRM) naik Rp350 ke Rp54.150.

Dan saham yang masuk kategori top losers diantaranya, saham Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) turun Rp150 ke Rp20.400, saham Astra International (ASII) turun Rp1.250 ke Rp71.600, saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) turun Rp100 ke Rp6.950, saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) turun Rp50 ke Rp3.775.

IHSG Menipis 3 Poin di Tengah Sepinya Transaksi

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menipis 3 poin di tengah perdagangan yang tidak terlalu ramai. Volume dan nilai transaksi naik cukup tinggi akibat banyaknya crossing di pasar negosiasi.

Mengawali perdagangan, IHSG dibuka melemah tipis 3,672 poin (0,10%) ke level 4.075,712 sejalan dengan koreksi yang terjadi di bursa saham global dan regional. Investor di regional mulai mengambil untung setelah kemarin naik tinggi.

Aksi ambil untung juga terjadi di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga indeks tak mampu keluar dari zona merah sepanjang perdagangan. Posisi terendah yang sempat disinggahi indeks hari ini di 4.063,802.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (28/3/2012), IHSG menipis 3,518 poin (0,09%) ke level 4.075,866. Sementara Indeks LQ 45 turun tipis 0,948 poin (0,14%) ke level 703,018.

Saham-saham berbasis perkebunan membuat anomali dengan naik cukup tinggi hingga indeksnya melesat hampir 1,5%. Padahal, saham-saham lain justru terkena koreksi akibat maraknya aksi jual.

Sentimen dari regional dan global itu membuat investor kurang pede dan memutuskan untuk keluar sejenak dari pasar modal. Mayoritas indeks sektoral terkena koreksi, dipimpin oleh indeks sektor aneka industri.

Volume dan nilai transaksi di pasar modal naik cukup tinggi karena adanya aksi tutup sendiri alias crossing saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) senilai Rp 540 miliar oleh CLSA Indonesia (KZ).

Selain itu, Macquaire Capital (RX) juga melakukan dua crossing saham Grup Bakrie, yaitu PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) senilai Rp 291 miliar dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) Rp 200 miliar. Sleuruhnya dilakukan di pasar negosiasi.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 66.338 kali pada volume 10.094 juta lot saham senilai Rp 2,926 triliun. Sebanyak 107 saham naik, sisanya 110 saham turun, dan 97 saham stagnan.

Bursa di regional masih kompak terpuruk di zona merah. Bursa saham China terpangkas cukup dalam akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi setempat.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 35,28 poin (1,50%) ke level 2.311,90.
  • Indeks Hang Seng ambles 199,25 poin (0,95%) ke level 20.847,66.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 71,65 poin (0,70%) ke level 10.183,50.
  • Indeks Straits Times turun 12,64 poin (0,42%) ke level 3.006,27.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Sarana Menara (TOWR) naik Rp 500 ke Rp 500 ke Rp 13.000, United Tractor (UNTR) naik Rp 500 ke Rp 32.500, Astra Agro (AALI) naik Rp 500 ke Rp 21.800, dan Mayora (MYOR) naik Rp 350 ke Rp 19.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top lossers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.250 ke Rp 71.600, Myoh (MYOH) turun Rp 500 ke Rp 4.500, Indomobil (IMAS) turun Rp 150 ke Rp 15.050, dan Bukit Asam (PTBA) turun Rp 150 ke Rp 20.400.

(ang/dru)

Pasar surat utang makin kurang darah

JAKARTA. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menjadi momok pasar keuangan domestik, belakangan ini. Predikat investment grade dari lembaga rating internasional, tidak lagi bertuah mengangkat pamor obligasi lokal.

Para pemodal kakap, terutama yang berasal dari luar negeri, berangsur menarik dana dari pasar lokal. Tidak sedikit juga pemodal yang menahan diri, masuk ke pasar sebelum ada kepastian kebijakan BBM.

Data Kementerian Keuangan mencatat, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) selama awal tahun hingga 22 Maret 2012 merosot Rp 10,45 triliun menjadi Rp 225,52 triliun.

Harga Surat Utang Negara (SUN) juga trennya menurun. Jika dihitung dari awal tahun, indeks harga SUN, kemarin, sudah tergerus hampir 3% menjadi 110,45.

Chia Woon Khien, Royal Bank of Scotland (RBS) Head of Rates and Foreign and Exchange Strategy Asia Local Markets, mengingatkan, kondisi Indonesia bisa rawan jika investor asing berbondong-bondong menarik dananya keluar. "Apa yang menjadi kekuatan Indonesia, bergeser menjadi titik lemah," ujar dia, Selasa (27/3).

Sepanjang kuartal I-2012 ini risk appetite investor di pasar obligasi domestik terus menurun. "Kepastian BBM belum ada, padahal ini terkait erat dengan inflasi, bunga acuan, dan akhirnya imbas ke yield obligasi," jelas Chia.

Di saat yang sama, pilihan instrumen di negara tetangga juga tak kalah menarik. Kondisi ekonomi Indonesia, menurut Chia, mirip dengan Filipina. Namun, saat ini investor lebih melirik Filipina. "Investor sangat memperhatikan fair value," ujar dia.

Lelang sukuk sepi
Sebagai gambaran, SUN seri acuan, terutama seri dengan jangka waktu menengah serta panjang, mengalami penurunan harga. Mengutip catatan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Senin (26/03), indeks harga GBIX-Clean Price turun 0,11% menjadi 131,6431. Indeks itu mengukur harga obligasi negara dari pergerakan harga bersih.

Indeks GBIX-Total Return yang merepresentasikan harga obligasi dengan menghitung semua potensi keuntungan, juga turun tipis 0,02% menjadi 178,7858.

Volume perdagangan juga menurun. Volume transaksi, kemarin, turun 45,1% menjadi Rp 6,9 triliun. Frekuensi perdagangan turun 25,7%, menjadi 318 transaksi saja.

Gelar lelang SBN beberapa pekan terakhir juga relatif sepi. Terakhir, lelang sukuk dengan target perolehan dana Rp 1 triliun, hanya membukukan penawaran masuk sebesar Rp 2,18 triliun.

Dari empat seri sukuk berbasis proyek atau project based sukuk (PBS), pemerintah hanya memenangkan penawaran untuk PBS004 senilai Rp 355 miliar. Seri ini jatuh tempo tahun 2037, memiliki yield 6,95%. "Lelang sepi karena pasar menunggu kepastian BBM," kata Dahlan Siamat, Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan.

Partisipasi asing dalam lelang kemarin juga minim karena seri yang ditawarkan kebanyakan tenor menengah dan panjang. Nilai yang dimenangkan juga sedikit karena peserta lelang meminta yield yang tinggi.

Profit Taking, Wall Street Melemah

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street ditutup melemah akibat aksi profit taking pada perdagangan saham Selasa (27/3/2012).

Sementara saham berkapitalisasi besar mencapai posisi tertinggi baru didorong portofolio manager investasi untuk mendandani portofolio investasinya mendekati akhir kuartal pertama 2012. Indeks Dow Jones turun 43,90 poin atau 0,33% ke level 13.197,73. Indeks S&P 500 turun 3,99 poin atau 0,28% ke level 1.412,52. Indeks Nasdaq turun 2,22 poin atau 0,07% ke level 3.120,35.

Dengan kuartal pertama 2012 berakhir pada Jumat ini, portofolio manager investasi menyesuaikan kepemilikan dengan membeli beberapa saham terbaik untuk mendandani portofolionya. Sebanyak 175 saham di bursa saham New York menyentuh level tertinggi pada Selasa ini termasuk Home Depot dan IBM. "Selama perekonomian terus membaik, pasar akan terus naik, dan itulah yang terjadi," ujar Bryant Evans, Investment Advisors dan Portfolio Manager Cozad Asset Management seperti dikutip yahoofinance.

Saham IBM ditutup di level US$207,18. Sedangkan Saham Apple naik ke level US$614,48. Saham Walt Disney ditutup ke level US$44,15. Saham Home Depot ditutup ke level US$50,04. Sementara itu, saham Nordstrom naik 0,2% ke level US$55,40. Sedangkan indeks saham teknologi dan keuangan masing-masing naik 22,1% dan 22%. Adapun top performing saham antara lain Bank of America naik 75%, Netflix naik 74,6%, dan saham Apple naik 51,9%. Untuk indeks Home Builder naik 3%.

Beberapa investor percaya kenaikan lebih lanjut akan sulit dicapai sejak reli berbulan-bulan tanpa koreksi besar. Bursa saham mencatatkan kenaikan didorong perbaikan data ekonomi Amerika Serikat dan langkah-langkah akomodatif oleh bank sentral di Amerika. Adapun indeks consumer confidence Amerika Serikat menjadi 70,2 pada Maret. Semetara itu, harga rumah US single family tidak mengalami perubahan pada Januari, menurut indeks S&P/case shiller.

Volume perdagangan saham sekitar 6,07 miliar saham di bursa saham New York, Nasdaq, dan American Stock Exchange, dibandingkan rata-rata harian tahun ini sekitar 6,83 miliar saham. [cms]

Pilih Saham Lagging & Defensif Kenaikan BBM

INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham Indonesia pada Rabu (28/3/2012) diperkirakan akan menguat. Saham yang lagging dan tidak terdampak oleh kenaikan BBM bersubsidi bisa menjadi pilihan.

Akhmad Nurcahyadi, analis pasar modal dari BNI Securities mengatakan, peluang penguatan indeks hari ini masih terbuka, dengan pola trading jangka pendek masih dominan. “Hal ini didukung year to date return pasar saham Indonesia yang masih underperformed,”ujarnya kepada INILAH.COM.

“Sebenarnya, jika tidak terganggu oleh sentimen negatif dari rencana kenaikan BBM bersubsidi, IHSG bisa cepat mengejar ketertinggalan dari apresiasi bursa Asia lainnya,”imbuhnya.

Sebelumnya, IHSG underperformed karena pertimbangan investor terhadap valuasi yang premium. “Kini, dengan earning emiten yang berpotensi turun akibat naiknya biaya produksi, maka periode wait and see bertambah panjang,”paparnya.

Earning emiten yang berpotensi turun adalah transportasi dan manufaktur. Yakni yang biaya produksinya banyak untuk transportasi, sebagai sektor pertama yang terimbas kenaikan harga BBM. Baru kemudian belanja bahan baku.

Sementara emiten consumer good masih bisa meneruskan kenaikan biaya produksi ke konsumen, atau justru memilih menurunkan margin pendapatan. Hal terakhir ini kemungkinan ditempuh ASII dengan mengurangi target produksi.

Menurut Ahmad, sektor perbankan terkena dampak tidak langsung dari kenaikan BBM. Ia memperkirakan inflasi naik maksimal 6,5%, dan BI masih punya ruang gerak untuk mempertahankan positif riil interest rate, untuk kenaikan 75 bsp.

“Sehingga stabilitas nilai tukar akibat penarikan dana-dana jangka pendek yang orientasinya imbal hasil tinggi, tidak terganggu,”katanya.

Dampak kenaikan BBM diperkirakan baru terlihat pada kinerja emiten pada kuartal tiga. Sementara itu akan ada periode bearish mulai Mei – Juli.

Jika ternyata inflasi naik sesuai perhitungan pemerintah dan BI tidak perlu menaikkan suku bunga secara ekstrem berbarengan dengan penggunaan instrumen moneter lain, seperti menaikkan GWM rasio perbankan, maka peluang rebound terbuka dan IHSG bisa dengan cepat mengejar ketertinggalan.

Bahkan tidak tertutup kemungkinan IHSG bisa mencapai target 4200-4500 di kuartal empat 2012. Rebound ini berpeluang terjadi setelah masalah internal soal BBM dan inflasi reda, dan tidak ada masalah sovereign debt baru di Eropa, setelah Yunani. “Karena dikabarkan Spanyol mulai meningkat resiko default surat utangnya,”imbuhnya.

Dengan peluang penguatan IHSG yang sangat terbatas di jangka pendek, Ahmad masih merekomendasikan akumulasi saham-saham yang lagging dan tidak terdampak oleh kenaikan BBM bersubsidi. [nat]

Minat beli di bursa saham muncul

JAKARTA. Unjuk rasa penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyengat Jakarta, Selasa (27/3), tidak berimbas ke bursa saham. Kendati perdagangan tidak terlalu semarak, namun analis menilai, minat beli pemodal mulai tampak.

Semangat memutar uang itu yang mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kemarin, ditutup menguat 1,18% menjadi 4.079,38. "Volume perdagangan memang tidak terlalu besar, tapi cukup menunjukkan adanya minat beli," tutur Muhamad Alfatih, Analis Samuel Sekuritas.

Dari kacamata analis teknikal, IHSG bisa meneruskan skenario bullish rectangle yang mulai terbentuk pada 14 Maret 2012. Pola itu mengindikasikan IHSG akan bergerak naik, dengan target jangka menengah sebesar 4.150.

Target itu bisa tercapai, andai tidak ada sentimen negatif. Dari dalam negeri sentimen negatif bisa berupa kekacauan pada saat aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi. "Bisa juga sentimen negatif dari luar," kata Alfatih, Selasa (27/3).

Fanny Suherman, Analis OSO Securities, memaparkan pandangan yang berbeda. Beberapa indikator teknikal memang menunjukkan, ada kemungkinan tren penguatan indeks saham akan bertahan. Satu di antaranya adalah indeks yang bergerak di atas Moving Average (MA) 20.

IHSG juga berhasil menembus resistance kuat, yaitu 4.060. Kisaran tersebut, pekan lalu, gagal ditembus IHSG yang bergerak sideways di rentang 4.003-4.006.

Namun, Relative Strength Index (RSI) dan Commodity Channel Index (CCI) mengindikasikan IHSG sudah berada di area jenuh beli. Proyeksi Fanny, IHSG cenderung melemah, dan bergerak antara 4.023 hingga 4.130.

Sedang Alfatih memperkirakan indeks hari ini akan bergerak di rentang 4.004-4.110.Alfatih menyebut, kendati sudah berada di area overbought, IHSG masih cenderung menanjak. Apalagi, Moving Average Convergance Divergance (MACD) menempatkan IHSG di area positif.

Investor Asing Respon Positif BBM Naik

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin menguat 47 poin setelah investor mengakumulasi saham. Sentimen positif regional bisa menutupi kekhawatiran demo kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di tanah air.

Menutup perdagangan, Selasa (27/3/2012), IHSG menanjak 47,679 poin (1,18%) ke level 4.079,384. Sementara Indeks LQ 45 melesat 8,859 poin (1,27%) ke level 703,966.

Investor asing merespon positif rencana kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah. Sehingga aksi belinya diperkirakan akan berlanjut pada perdagangan hari ini.

Namun, sentimen negatif dari melemahnya bursa-bursa di Asia dan global bisa menjadi hambatan. Maka dari itu IHSG diprediksi akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah.

Pasar saham Wall Street terkena koreksi tipis di tengah maraknya saham-saham mencetak rekor tertinggi. Menguatnya saham-saham itu dibantu oleh aksi beli menjelang akhir triwulan I-2012.

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones melemah 43,90 poin (0,33%) ke level 13.197,73. Indeks Standard & Poor's 500 menipis 3,99 poin (0,28%) ke level 1.412,52. Indeks Komposit Nasdaq turun 2,22 poin (0,07%) ke level 3.120,35.

Pergerakan bursa-bursa regional pagi ini:
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 107,15 poin (1,04%) ke level 10.148,00.
  • Indeks KOSPI melemah 6,75 poin (0,33%) ke level 2.033,01.

Rekomendasi saham hari ini:
Panin Sekuritas
IHSG hari ini menguat signifikan didorong oleh aksi beli investor terhadap saham bluechip. Investor asing tampak kembali menjadi motor penggerak indeks kemarin. Aksi demo penolakan BBM terlihat membayangi pergerakan IHSG pada sesi pagi perdagangan kemarin. Akan tetapi capital in flow yang masuk ke pasar membuat IHSG terus bergerak menguat pada sesi sore. Kami melihat investor asing merespon positif rencana kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah. Selain itu menguatnya bursa regional juga menjadi katalis positif bagi indeks. Hari ini kami perkirakan indeks akan bergerak menguat terbatas pada kisaran support-resistance : 4.049-4.105. Saham pilihan : GGRM, CTRS, EXCL, SMGR, WIKA

eTrading Securities
Secara teknikal, pada perdagangan Selasa (27/3) IHSG bergerak menguat dengan break dari Resistancenya di level 4065. Candlestick membentuk Bullish Marubozu, sementara Indikator Stochastic dan RSI kembali bergerak uptrend memasuki area Overbought. Pada perdagangan Rabu (28/3), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range dengan kecenderungan menguat terbatas 4040-4112. Sementara itu, saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. ANTM, TINS, dan BWPT.

(ang/ang)

Inilah Saham Pilihan Rabu (28/3/2012)

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Rabu (28/3/2012).

Hal itu didukung dari sinyal The Fed untuk mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif masih menjadi sentimen positif ditambah data ekonomi Amerika Serikat yang positif.

"Bursa saham ditutup menguat pada perdagangan saham Selasa (27/3/2012), dan berpeluang untuk berlanjut besok (hari ini, red) dengan catatan pasar saham Amerika Serikat dan Eropa positif," ujar Kepala Riset PT Henan Putihrai Felix Sindhunata saat dihubungi INILAH.COM, Selasa (27/3/2012).

Lebih lanjut ia menuturkan, Amerika Serikat akan merilis data indeks harga properti dan consumer confindence yang cukup penting. Selain itu, sinyal The Fed untuk mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif untuk memacu pertumbuhan ekonomi masih menjadi sentimen positif. Menurut Felix, sentimen eksternal masih menjadi pendorong utama untuk pergerakan saham Rabu (28/3/2012). IHSG diprediksikan berada di level 4.030-4.120 pada perdagangan saham Rabu ini.

Untuk rekomendasi saham, Felix merekomendasikan saham PT Astra International Tbk (ASII), saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), saham PT Semen Gresik Tbk (SMGR), saham PT United Tractors Tbk (UNTR), dan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). "Saya merekomendasikan buy untuk saham tersebut," tambah Felix.

Sementara itu, analis PT Sinarmas Sekuritas Jansen Kustianto menuturkan, secara teknikal indeks saham diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat di kisaran 4.065-4.115. Data tingkat kepercayaan konsumen Amerika Serikat serta laporan keuangan perusahaan domestik dapat memberikan sentimen terhadap indeks.

Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan untuk day trading seperti PT Indotambang Rayamegah Tbk (ITMG), saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). [cms]

Energi dari Bernanke bisa mengangkat harga emas

Energi dari Bernanke bisa mengangkat harga emas
JAKARTA. Sedikit di luar dugaan, harga emas melambung di pekan terakhir Maret 2012. Emas terangkat pernyataan Gubernur The Federal Reserves, bank sentral Amerika Serikat (AS), Ben S. Bernanke, yang mengindikasikan keberlanjutan program quantitative easing (QE).

Kontrak emas pengiriman Juni 2012 di bursa berjangka New York, Selasa (27/3), naik 0,6% ke level US$ 1.698,6 per troy ounce (toz). Meski kemudian, emas melandai hingga kisaran US$ 1.692 per toz.

Bernanke juga mengisyaratkan, AS akan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. Alhasil, dollar AS tertekan dan melambungkan pamor aset berisiko termasuk saham dan komoditas. Juga, emas yang pergerakannya kerap berlawanan arah dengan the greenback. "Apa yang terjadi di pasar keuangan Senin malam sungguh mengejutkan pasar," kata Ariston Tjendra, Head of Research & Analysis Division Monex Investindo Futures, kemarin.

Ariston memprediksi, sentimen positif Bernanke masih cukup kuat mengangkat kenaikan harga emas, pekan ini. "Emas bisa bergerak di level US$ 1.715 lalu menjajal posisi US$ 1.725," jelasnya.
Namun, jika emas terbenam lagi ke US$ 1670, logam mulai ini akan kembali berkonsolidasi di rentang US$ 1,634 hingga US$ 1.670 per toz.

Emas juga terangkat sentimen positif dari India. Bombay Bullion Association memprediksi impor emas India berisiko anjlok 59% ke level 125 ton hingga akhir Maret. Kenaikan pajak toko emas akan memangkas penjualan.

All India Gems & Jewelry Trader Federation, menghitung, sekitar 75% toko perhiasan tutup akibat demo besar-besaran dari para pedagang emas dan perhiasan yang sudah berlangsung 10 hari.

Ditambah lagi dengan belum pastinya kondisi geopolitik Timur Tengah dan risiko pemburukan situasi Eropa, amunisi penguatan emas bertambah. "Pekan ini emas akan mendekati level US$ 1.727 dengan support di US$ 1.662," imbuh Ibrahim, analis Harvest International Futures.

Banyak Saham Cetak Rekor, Wall Street Malah Menipis

New York - Pasar saham Wall Street terkena koreksi tipis di tengah maraknya saham-saham mencetak rekor tertinggi. Menguatnya saham-saham itu dibantu oleh aksi beli menjelang akhir triwulan I-2012.

Jumat depan, triwulan I akan berakhir, banyak broker yang mengkoleksi saham-saham unggulan demi mempercantik portofolionya. Sebanyak 175 saham di bursa saham New York menyentuh rekor tertinggi dalam 52 pekan terakhir, termasuk Home Depot dan IBM bersama perusahaan besar lainnya.

"Selama ekonomi tumbuh, pasar akan terus bergerak ke atas, itulah yang terjadi," kata Bryant Evans, penasihat keuangan sekaligus manajer investasi Cozad Asset Management di Illinois, dilansir dari Reuters, Rabu (28/3/2012).

Selama tiga bulan pertama di tahun ini, indeks utama di pasar saham negeri paman sam itu sudah menguat cukup tinggi. Hampir sama seperti triwulan pertama tahun 2011, penguatannya sudah hampir mendekati 25%.

Senin kemarin, tiga indeks utama di Wall Street sudah melaju lebih dari satu persen menyusul keluarnya pernyataan Gubernur Federal Reserve Ben Bernanke bahwa kebijakan moneter yang longgar akan tetap dipertahankan.

Sementara esoknya, dalam wawancara kepada ABC News, Bernanke mengatakan, The Fed tidak punya opsi untuk memberikan stimulus baru dan semuanya dikembalikan kepada mekanisme pasar. Hal ini membuat pelaku pasar mengambil untung setelah saham-saham naik tinggi.

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones melemah 43,90 poin (0,33%) ke level 13.197,73. Indeks Standard & Poor's 500 menipis 3,99 poin (0,28%) ke level 1.412,52. Indeks Komposit Nasdaq turun 2,22 poin (0,07%) ke level 3.120,35.

(ang/ang)