Rabu, 28 Maret 2012

Pilih Saham Lagging & Defensif Kenaikan BBM

INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham Indonesia pada Rabu (28/3/2012) diperkirakan akan menguat. Saham yang lagging dan tidak terdampak oleh kenaikan BBM bersubsidi bisa menjadi pilihan.

Akhmad Nurcahyadi, analis pasar modal dari BNI Securities mengatakan, peluang penguatan indeks hari ini masih terbuka, dengan pola trading jangka pendek masih dominan. “Hal ini didukung year to date return pasar saham Indonesia yang masih underperformed,”ujarnya kepada INILAH.COM.

“Sebenarnya, jika tidak terganggu oleh sentimen negatif dari rencana kenaikan BBM bersubsidi, IHSG bisa cepat mengejar ketertinggalan dari apresiasi bursa Asia lainnya,”imbuhnya.

Sebelumnya, IHSG underperformed karena pertimbangan investor terhadap valuasi yang premium. “Kini, dengan earning emiten yang berpotensi turun akibat naiknya biaya produksi, maka periode wait and see bertambah panjang,”paparnya.

Earning emiten yang berpotensi turun adalah transportasi dan manufaktur. Yakni yang biaya produksinya banyak untuk transportasi, sebagai sektor pertama yang terimbas kenaikan harga BBM. Baru kemudian belanja bahan baku.

Sementara emiten consumer good masih bisa meneruskan kenaikan biaya produksi ke konsumen, atau justru memilih menurunkan margin pendapatan. Hal terakhir ini kemungkinan ditempuh ASII dengan mengurangi target produksi.

Menurut Ahmad, sektor perbankan terkena dampak tidak langsung dari kenaikan BBM. Ia memperkirakan inflasi naik maksimal 6,5%, dan BI masih punya ruang gerak untuk mempertahankan positif riil interest rate, untuk kenaikan 75 bsp.

“Sehingga stabilitas nilai tukar akibat penarikan dana-dana jangka pendek yang orientasinya imbal hasil tinggi, tidak terganggu,”katanya.

Dampak kenaikan BBM diperkirakan baru terlihat pada kinerja emiten pada kuartal tiga. Sementara itu akan ada periode bearish mulai Mei – Juli.

Jika ternyata inflasi naik sesuai perhitungan pemerintah dan BI tidak perlu menaikkan suku bunga secara ekstrem berbarengan dengan penggunaan instrumen moneter lain, seperti menaikkan GWM rasio perbankan, maka peluang rebound terbuka dan IHSG bisa dengan cepat mengejar ketertinggalan.

Bahkan tidak tertutup kemungkinan IHSG bisa mencapai target 4200-4500 di kuartal empat 2012. Rebound ini berpeluang terjadi setelah masalah internal soal BBM dan inflasi reda, dan tidak ada masalah sovereign debt baru di Eropa, setelah Yunani. “Karena dikabarkan Spanyol mulai meningkat resiko default surat utangnya,”imbuhnya.

Dengan peluang penguatan IHSG yang sangat terbatas di jangka pendek, Ahmad masih merekomendasikan akumulasi saham-saham yang lagging dan tidak terdampak oleh kenaikan BBM bersubsidi. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar