Jumat, 02 Desember 2011

Jelang Data AS, IHSG Stagnan di 3.779,84

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada perdagangan Jumat (2/12) stagnan di 3.779,84 dengan turun 1,2 poin atau 0,03%. Volume perdagangan mencapai 2,9 miliar saham senilai Rp2,3 triliun.

Pada penutupan perdagangan tercatat 104 saham menguat, 93 saham turun dan 110 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp377,3 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp825,4 miliar dan penjualan asing sebesar Rp825,09 miliar.

Indeks JII naik 0,8 poin ke 528,20, indeks ISSI turun 0,03 poin ke 122,57 dan indeks LQ45 naik 0,4 poin ke 669,50. Pergerakan indeks dimotori sektor pertambangan yang naik 15,2 poin ke 2.574 dan sektor perkebunan yang turun 12,5 poin ke 2.173.

Saham Asia mayoritas menguat seperti indeks Hang Seng naik 0,2%, indeks Nikkei naik 0,5%, indeks STI naik 0,03%, indeks KLSE naik 0,2%. Sedangkan indeks Shanghai turun 1,1% dan indeks Kospi turun 0,01%.

Untuk bursa Eropa menguat seperti indeks FTSE naik 1,65, indeks DAC naik 1,6% dan indeks CAC naik 1,8%.

Pasar mencermati data yang akan dirilis Jumat soal non-farm payrolls. Ekonom memperkirakan akan mengalami peningkatan setelah kalangan swasta menambah tenaga kerja pada bulan November.

Sementara, kegiatan manufaktur global pada bulan lalu sedikit melemah. Hal ini ditunjukkan manufaktur Eropa dan Asia, meskipun masih lebih kuat dari pertumbuhan yang ditunjukkan AS.

Bursa Asia Rebound, IHSG Stagnan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya bisa turun tipis 1 poin di tengah rebound-nya bursa-bursa Asia. Aksi akumulasi saham menjelang penutupan hanya berhasil mengurangi koreksi IHSG, gagal membawa indeks ke zona hijau.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tipis di posisi Rp 9.105 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.100 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG melemah tipis 3,549 poin (0,10%) ke level 3.777,550 akibat aksi profit taking menyusul tingginya kenaikan indeks pada perdagangan kemarin. Sentimen negatif juga datang dari Wall Street yang ditutup mixed.

Indeks sepertinya betah berjalan di zona merah sejak dibukanya perdagangan. Posisi terendah yang

sempat disinggahi indeks hari ini di level 3.757,451.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG turun tipis 14,446 poin (0,39%) ke level 3.766,653 di tengah perdagangan yang sepi namun penuh aksi ambil untung. Bursa-bursa di Asia yang bergerak mixed juga memberi tekanan.

Meski terjadi aksi beli di perdagangan sesi II, indeks gagal kembali ke zona hijau. Tekanan jual masih cukup tinggi meski volume dan nilai transaksi bisa dibilang minim dan jauh di bawah rata-rata transaksi harian.

Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (2/12/2011), IHSG turun tipis 1,263 poin (0,04%) ke level 3.779,836. Sementara Indeks LQ 45 justru naik tipis 0,409 poin (0,06%) ke level 669,501.

Saham-saham properti melaju kencang, berusaha mengubah arah perdagangan ke teritori positif. Namun, aksi ambil untung di saham-saham komoditas terlalu gencar dengan koreksi yang cukup dalam.

Aksi jual banyak dilakukan investor lokal dan asing, pemodal asing pun mencatat pembelian bersih (foreign net buy). Nilainya tipis saja, hanya Rp 390 juta di pasar reguler dan negosiasi.

Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 89.317 kali pada volume 2,935 miliar lembar saham senilai Rp 2,454 triliun. Sebanyak 103 saham naik, sisanya 93 saham turun, dan 110 saham stagnan.

Investor belum terlalu bergairah karena krisis utang Eropa yang belum juga usai. Para pemimpin Eropa masih berusaha menyusun kebijakan baru yang bisa mengeluarkan negara-negaranya dari lilitan utang.

Bursa-bursa di Asia mulai rebound balik arah ke jalur hijau, meski poin-poin yang dicetaknya masih tipis. Bursa saham China menjadi yang jatuh paling dalam di regional.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 26,20 poin (1,10%) ke level 2.360,66.
  • Indeks Hang Seng naik tipis 38,13 poin (0,20%) ke level 19.040,39.
  • Indeks Nikkei 225 naik 46,37 poin (0,54%) ke level 8.643,75.
  • Indeks Straits Times menguat tipis 3,66 poin (0,13%) ke level 2.765,54.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Surya Toto (TOTO) naik Rp 8.000 ke Rp 60.000, Harum Energy (HRUM) naik Rp 500 ke Rp 7.500, United Tractor (UNTR) naik Rp 500 ke Rp 25.300, dan Sorini Agro (SOBI) naik Rp 400 ke Rp 2.650.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Century Textille (CNTX) turun Rp 650 ke Rp 7.500, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 500 ke Rp 11.500, Astra Internasional (ASII) turun Rp 500 ke Rp 71.000, dan Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 450 ke Rp 2.900.

(ang/qom)

Akhir pekan, indeks hanya terpeleset 0,03%

JAKARTA. Setelah sempat tertekan di sepanjang sesi II, Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mengurangi tekanan pada akhir transaksi. Pada penutupan pukul 16.00, indeks tercatat turun tipis 0,03% menjadi 3.779,836.

Secara sektoral, indeks bergerak mix. Terdapat enam sektor yang memerah. Tiga di antaranya yakni sektor infrastruktur yang turun 0,63%, sektor agrikultur turun 0,57%, dan sektor perdagangan turun 0,44%. Sementara, ada empat sektor yang menghijau. Dua di antaranya yakni: sektor konstruksi yang naik 1,34%, sektor industri dasar naik 0,78%, dan sektor pertambangan naik 0,60%.

Sementara itu, jumlah saham yang turun mencapai 83 saham. Sedangkan 96 saham berhasil naik dan 102 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 2,935 miliar saham senilai Rp 1,545 triliun.

Saham-saham top losers sore ini di antaranya: PT Elang mahkota Teknologi (EMTK) turun 13,43% menjadi Rp 2.900, PT Centec (CNTX) turun 7,98% menjadi Rp 98, dan PT Indosiar Karya Media (IDKM) turun 6,5% menjadi Rp 2.875.

Sedangkan tiga saham top gainer, yaitu: PT Central Omega Resources (DKFT) naik 24,79% menjadi Rp 1.510, PT Myoh Technology (MYOH) naik 24,53% menjadi Rp 660, dan PT Rukun Raharja (RAJA) naik 23,81% menjadi Rp 520.

Bursa Asia bersiap catatkan kenaikan mingguan terbesar sejak 2007

Bursa Asia bersiap catatkan kenaikan mingguan terbesar sejak 2007
HONGKONG. Sebagian besar saham yang ditransaksikan di bursa Asia mencatatkan kenaikan hari ini. Pada pukul 16.36 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4% menjadi 117,55. Padahal pada transaksi sebelumnya, indeks acuan di kawasan Asia sempat turun 0,4%.

Indeks acuan Asia pada pekan ini menuju kenaikan sebesar 7,9%, yang merupakan kenaikan mingguan terbesar sejak periode yang berakhir 24 Agustus 2007. Sembilan sektor yang ditransaksikan di bursa Jepang menghijau. Sementara, satu sektor mencatatkan penurunan. Dari setiap lima saham yang naik, terdapat tiga saham yang turun.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang naik 0,5%. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 1,4% dan indeks Hang Seng Hongkong naik 0,5%. Shanghai Stock Exchange Composite Index China turun 1,1% dan indeks Kospi Korea Selatan tak banyak mencatatkan perubahan.

Saham-saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Asia sore ini adalah: DeNa Co yang naik 8,1% di Tokyo, Billabong International Ltd naik 4% di Sydney, dan Belle International Holdings Ltd turun 6,6% di Shanghai.

Kenaikan bursa Asia hari ini terjadi jelang pidato Kanselir Jerman Angela Merkel mengenai krisis utang Eropa serta pertumbuhan manufaktur AS yang melampaui prediksi.

"Data manufaktur AS dilihat positif oleh investor. Apalagi saat ini investor sangat pesimistis mengenai isu perlambatan ekonomi global. Sekarang ini masih terlalu awal untuk tak lagi cemas mengenai Eropa. Pada saat ini, Eropa tengah berupaya mengatasinya dengan sekuat tenaga," papar Tomomi Yamashita, senior fund manager Shinkin Asset Management Co di Tokyo.

Bursa Saham Eropa Berpotensi Menguat

Bursa Saham Eropa Berpotensi Menguat
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa diprediksi akan menguat pada perdagangan Jumat (2/12) menjelang pertemuan para pemimpin Uni Eropa pada 9 Desember.

Indeks FTSE diprediksi akan naik 11 poin dan indeks DAX akan menguat 19 poin dan CAC akan lebih tinggi 13 poin. Pasar menaruh harapan pada pertemuan 9 Desember tersebut untuk dapat menutup kuartal keempat dengan keuntungan, demikian mengutip yahoofinance.com.

Juru bicara IMF. Gerry Rice menyatakan kemungkinan akan terjadi downgrade perkiraan pertumbuhan ekonomi pada Januari. Sebab resolusi tentang utang Uni Eropa dan volatibilitas di pasar keuangan global. Namun dia tidak menjelaskan negara yang mengalami penurunan tersebut.

Data pekerjaan AS akan dirilis pada Jumat siang waktu London. Selain itu juga data perdagangan ritel pada Jumat pagi serta data pengangguran Spanyol pada Jumat pagi.

Bursa saham Asia bergerak mixed seperti indeks Hang Seng turun 0,2%, indeks Nikkei naik 0,5%, indes Shanghai turun 1,08%, indeks ASX naik 1,4%, indeks Kospi turun 0,01%, indeks STI turun 0,5%, indeks KLSE naik 0,01%.

Wah, bursa Jepang catatkan kenaikan mingguan terbesar dalam dua tahun terakhir

Wah, bursa Jepang catatkan kenaikan mingguan terbesar dalam dua tahun terakhir
TOKYO. Sebagian besar saham-saham yang ditransaksikan di bursa Jepang kembali menanjak di hari kedua. Kenaikan tersebut mendorong indeks Nikkei 225 Stock Average mencatatkan kenaikan mingguan terbesar dalam dua tahun terakhir.

Pada penutupan pukul 15.00 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,5% menjadi 8.643,75. Jika dihitung selama sepekan, lonjakan indeks Nikkei mencapai 5,9%. Ini merupakan kenaikan mingguan paling tinggi sejak Desember 2009. Sedangkan indeks Topix naik 0,6% menjadi 744,14 yen hari ini.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Jepang antara lain: Kajima Corp dan pengembang properti lainnya mencatatkan kenaikan setelah UBS bilang kebijakan pemerintah untuk membantu Jepang pulih dari gempa terburuk akan mendongkrak kinerja perusahaan. Selain itu, DeNa Co naik 8,1% setelah Credit Suisse AG memberikan rekomendasi outperform atas saham DeNa. Sementara, Fuji Heavy Industries Ltd turun 1,6% setelah perusahaan me-recall beberapa model Subaru untuk memperbaiki bagian rem-nya.

"Perekonomian AS tidak seburuk yang dicemaskan investor. Fokus investor saat ini sudah berpindah dari sebelumnya Eropa ke AS. Sementara, investor menunggu apakah bakal ada kebijakan-kebijakan baru dari Eropa," jelas Kenji Sekiguchi, general manager Mitsubishi UFJ Asset Management Co.

Situasi di Iran memburuk, harga kontrak minyak bertengger di US$ 100 sebarel

Situasi di Iran memburuk, harga kontrak minyak bertengger di US$ 100 sebarel
TOKYO. Harga kontrak minyak dunia mencatatkan kenaikan pada pekan ini. Dengan demikian, kenaikan tersebut merupakan lonjakan mingguan pertama dalam tiga pekan terakhir.

Pada pukul 15.00 waktu Singapura, harga kontrak minyak untuk pengantaran Januari berada di level US$ 100,37 per barel atau naik 17 sen di transaksi perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange. Sebelumnya, kontrak yang sama sempat melorot 31 sen menjadi US$ 99,89 per barel. Jika dihitung, di sepanjang November, harga kontrak minyak sudah melesat 7,7%.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Januari berada di posisi US$ 109,55 per barel di ICE Futures Europe exchange. Kemarin, kontrak tersebut turun 1,4% menjadi US$ 108,99 sebarel.

Lonjakan harga minyak hingga bertengger di level US$ 100 per barel disebabkan kian meruncingnya ketegangan di Iran. Kondisi itu memicu spekulasi, suplai minyak di Timur Tengah akan terpangkas. Isu ini menenggelamkan kecemasan penurunan permintaan minyak dari AS, China, dan Eropa.

"Meskipun situasi ekonomi semakin memburuk dibanding awal tahun, harga kontrak minyak masih akan tetap di level yang tinggi ini. Kita memiliki kemungkinan terburuk yakni perang," jelas Ken Hasegawa, commodity sales manager Newedge Group di Tokyo.

Lelang SUN batal, volume transaksi obligasi di pasar sekunder melonjak 40,5%

Lelang SUN batal, volume transaksi obligasi di pasar sekunder melonjak 40,5%
JAKARTA. Pasar Obligasi pemerintah dan obligasi korporasi di pasar sekunder kembali ramai. Penerima Laporan Efek (PLTE) di Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, pada penutupan perdagangan Kamis (1/12), volume perdagangan obligasi mencapai Rp 10,3 triliun. Jumlah tersebut melonjak 40,5% dibanding hari sebelimnya Rp 7,3 triliun.

Pada periode yang sama, frekuensi perdagangan juga naik 20,2% menjadi 541 transaksi, dari sebelumnya 450 transaksi.

Corporate Secretary Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing bilang, obligasi seri FR0059 bertenor 15,46 tahun dan berkupon 7%, menjadi obligasi pemerintah teraktif. Total volume perdagangan surat utang ini mencapai Rp 1,6 triliun, dengan 131 transaksi.

Sementara obligasi Clipan Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri C (CFIN03C) bertenor 2,94 tahun dengan kupon 10,25% menjadi obligasi korporasi teraktif diperdagangkan. Volume transaksi mencapai Rp 7 milliar dan 6 transaksi.

Dealer Fixed Income Bank Rakyat Indonesia (BRI) M. Victor Antariksa menyebut, tren perdagangan yang signifikan di pasar sekunder dikarenakan adanya pembatalan lelang Surat Utang Negara (SUN), yang seharusnya digelar 6 Desember nanti.


"Karena investor tidak mendapat kesempatan membeli obligasi di pasar primer, maka investor larinya ke pasar sekunder," urai Victor, Jumat (2/12). Sementara, sentimen pemangkasan biaya pinjaman oleh keenam bank sentral dunia, juga berkontribusi meningkatkan risk appetite investor sampai saat ini.

Tumpal mengingatkan, kendati pasar telah reli sepanjang tiga hari terakhir, namun sejumlah sentimen negatif mulai kembali bermunculan di pasar. Antara lain, Departemen Tenaga Kerja AS yang merilis klaim pengangguran per 26 November naik 6.000 ke posisi 402.000, lebih tinggi dari perkiraan 43 ekonom yang disurvei Bloomberg sebesar 390.000. "Ini menjadi sinyal bahwa pemulihan pasar tenaga kerja di AS berjalan sangat lambat," katanya.

Hal yang sama juga terjadi di Prancis, tingkat pengangguran Prancis kembali menanjak di kuartal III. Badan Statistik Nasional Prancis menunjukkan tingkat pengangguran Prancis naik ke level 9,7% dari sebelumnya 9,6% di kuartal II. Sedangkan dari China, aktivitas industri manufaktur China turun ke level terendah pada November 2011 sejak Maret 2009. "Ini disebabkan kekhawatiran perlambatan ekonomi global akan berdampak pada ekspor produk-produk asal China," imbuh Tumpal.

Pilih Saham Sensitif Inflasi dan Aksi Buy Back

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG hingga penutupan, diprediksi variatif. Saham-saham yang sensitif inflasi seperti perbankan, properti dan otomotif bisa jadi pilihan. Juga, emiten yang punya aksi buy back.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperikirakan, indeks saham domestik akan bergerak variatif hingga penutupan sore nanti. Jika naik akan terbatas dan begitu juga sebaliknya. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.740 dan resistance 3.850,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (2/12).

Menurut Cece, variatifnya pergerakan indeks hari ini dipicu oleh adanya tarik menarik antara aksi beli di satu sisi tapi profit taking di sisi yang lain. Pada saat yang sama, pergerakan bursa Asia juga minus tipis seperti Hang Seng tapi Nikkei Jepang mengalami penguatan tipis. “Jadi, market istirahat terlebih dahulu karena kemarin rebound besar-besaran,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, pergerakan indeks juga dipengaruhi oleh penantian pasar atas data ekonomi yang akan dirilis di AS nanti malam yakni tingkat pengangguran dan non-farm payrolls. “Karena itu, laju market variatif,” tandas Cece.

Padahal, kata Cece, kemarin ada rencana besar-besaran dari 6 bank sentral utama dunia untuk menyediakan likuiditas lunak bagi perbankan yang terdampak negatif krisis utang. Rencana itu dikoordinasikan oleh Bank Sentral AS, The Fed. “Tapi, di market tampak ada kekhawatiran bahwa solusi krisis utang Eropa belum diterapkan secara jitu,” ucapnya.

Karena itu, ia menambahkan, semalam pun pergerakan bursa Dow Jones bervolume tipis. Kondisi ini menandakan adanya kekhawatiran dari investor. Variatifnya indeks juga faktor akhir pekan sehingga kebanyakan investor tidak mau berspekulasi untuk masuk. “Sebab, pada saat libur, Sabtu dan Minggu takut ada berita-berita negatif yang tidak diharapkan terutama dari Eropa dan soal pengangguran AS,” paparnya.

Di atas semua itu, Cece merekomendasikan saham-saham yang terpengaruh positif inflasi seperti perbankan, properti, dan otomotif pada grup Astra. Sementara itu, menurutnya, saham-saham batu bara tampak stagnan seiring penurunan harga minyak.

Inflasi November sudah diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang angkanya berada di jalur yang benar (melandai) meskipun angkanya 0,34% sedikit di atas ekspektasi 0,33%. “Tapi year on year masih melandai di level 4,15%,” imbuhnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Alam Sutera Realty (ASRI), PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA), dan PT Surya Semesta Internusa (SSIA). Lalu, PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Central Asia (BBCA).

Yang terpengaruh positif oleh inflasi juga grup Astra. Saham pilihannya adalah PT Astra Internasional (ASII), PT United Tractor (UNTR), dan PT Astra Agro Lestari (AALI). Di sektor pertambangan direkomendasikan saham PT Bukit Asam (PTBA) karena alasan aksi korporasi buy back saham. “Saya rekomendasikan buy on support saham-saham tersebut,” imbuhnya.

Marak Profit Taking, IHSG Terjungkal ke 3.766

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan pada perdagangan penutupan sesi I ini. Aksi ambil untung (profit taking) mewarnai transaksi akhir pekan.

IHSG berakhir turun ke 3.766,65 atau turun 14,46 poin (0,38%) dan indeks LQ45 turun 0,35% ke 666,69. Sektor yang mengalami penurunan paling besar adalah perkebunan sebesar 0,96%, diikuti aneka industri sebesar 0,76%.

Jumlah saham naik 71, saham turun 122, dan saham stagnan 70. Transaksi perdagangan terbilang sepi dengan nilai Rp807,7 miliar dengan volume 1.003.748.000. Asing masih bersemangat melakukan aksi beli dengan net foreign buy sebesar Rp50,04 miliar. Penurunan indeks dipicu oleh maraknya aksi ambil untung sebagai sentimen akhir pekan.

Transaksi Hanya Rp 950 Miliar, IHSG Menipis 14 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menipis 14 poin di tengah perdagangan yang sepi namun penuh aksi ambil untung. Bursa-bursa di Asia yang bergerak mixed juga memberi tekanan.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG melemah tipis 3,549 poin (0,10%) ke level 3.777,550 akibat aksi profit taking menyusul tingginya kenaikan indeks pada perdagangan kemarin. Sentimen negatif juga datang dari Wall Street yang ditutup mixed.

Indeks sepertinya betah berjalan di zona merah sejak dibukanya perdagangan. Posisi terendah yang sempat disinggahi indeks hari ini di level 3.760,237.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat (2/12/2011), IHSG turun tipis 14,446 poin (0,39%) ke level 3.766,653. Sementara Indeks LQ 45 menipis 2,434 poin (0,37%) ke level 666,658.

Aksi profit taking terjadi di seluruh lapisan saham, berbanding terbalik dengan kemarin saat aksi beli terjadi di seluruh lapisan saham. Posisi indeks yang sudah tinggi dimanfaatkan untuk ambil untung oleh pelaku pasar.

Hampir seluruh indeks sektoral terjebak di zona merah, hanya sektor properti yang mampu bertahan di zona hijau dengan penguatan yang tipis. Koreksi tertinggi diderita saham-saham berbasis komoditas.

Aksi ambil untung banyak dilakukan investor lokal, sementara pemodal asing masih mengakumulasi saham, terlihat dengan transaksi investor asing yang masih melakukan pembelian bersih hingga siang ini.

Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 45.280 kali pada volume 1,306 miliar lembar saham senilai Rp 949,178 miliar. Sebanyak 70 saham naik, sisanya 122 saham turun, dan 70 saham stagnan.

Bursa saham Wall Street yang bergerak mixed berimbas kepada berfluktuasinya bursa-bursa di Asia. Mayoritas terjebak di teritori negatif, hanya bursa saham Jepang yang mampu menguat tipis.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 34,34 poin (1,44%) ke level 2.352,52.
  • Indeks Hang Seng turun 93,19 poin (0,49%) ke level 18.909,07.
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 8,47 poin (0,10%) ke level 8.605,85.
  • Indeks Straits Times melemah 20,77 poin (0,75%) ke level 2.741,11.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Surya Toto (TOTO) naik Rp 8.000 ke Rp 60.000, (DKFT) naik Rp 300 ke Rp 1.510, United Tractor (UNTR) naik Rp 300 ke Rp 25.100, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 250 ke Rp 66.350.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 800 ke Rp 11.200, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 700 ke Rp 39.450, Astra Internasional (ASII) turun Rp 600 ke Rp 70.900, dan Astra Agro (AALI) turun Rp 250 ke Rp 22.350.

(ang/qom)

IHSG Netral, Tetap Short Term Trading!

INILAH.COM, Jakarta – IHSG saat ini dinilai dalam posisi netral antara tekanan jual dan beli. Karena itu, pelaku pasar disarankan tetap trading dengan pola jangka pendek sebelum ada perubahan tren.

Pada perdagangan Kamis (1/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat sebesar 66,02 poin (1,78%) ke level 3.781,099. Harga intraday tertingginya mencapai 3.811,544 dan terendah 3.715,443. Demikian pula, indeks saham unggulan LQ45 yang naik 12,68 poin (1,93%) ke level 669,092.

Vice President dan Senior Technical Analyst PT Samuel Securities Muhammad Al fatihmengatakan, jika melihat rentang dua bulan terakhir, indeks domestik bergerak mendatar (flat) dalam kisaran 3.600-3.875. Menurutnya, dalam pergerakan sideways ini, sempat terbentuk beberapa support dan resistance minor.

Salah satunya adalah angka 3.700 yang menjadi angka psikologis.Sekarang, IHSG sudah berada di atas level tersebut. “Hanya saja, masih ada beberapa resistance di atas yakni level psikologis 3.800, 3.830, sebelum mencapai resistance 3.875,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (1/11).

Menurut Alfatih, beberapa resistance itulah yang bisa menghambat kenaikan indeks. Sebab, pada level-level tersebut, tekanan jual akan kuat berpengaruh pada laju IHSG. “Apalagi, dalam dua bulan terakhir, laju indeks diawali dengan penguatan,” ujarnya.

Karena itu, lanjutnya, posisi IHSG saat ini masih netral baik penguatan maupun pelemahan. Sebab, antara kekuatan beli dan jual tampak seimbang.Tapi, di sisi lain, pola pergerakan Wall Street relative cenderung bullish. Sebab, setiap koreksi masih mampu ditahan oleh support-support kuatnya.

Begitu juga dengan IHSG di level 3.600 yang sudah diuji beberapa kali dalam dua bulan terakhir dari awal Oktober hingga saat inidan ternyata tidak tembus.“Level 3.600 mampu bertahan dari tekanan jual akibat berita-berita negatif baik dari AS maupun dari Eropa,” paparnya.

Karena itu, bisa disimpulkan, pola indeks yang mendatar saat ini agak cenderung bullish. Sebab, kondisi flat ini diawali dengan situasi bullish pada awal Oktober. Indeks menguat dari 3.217 hingga resistance 3.875 saat ini.“Karena itu, secara teknikal, indeks masih berpeluang bolak balik hingga indeks bisa menembus level-level psikologisnya di sekitar 3.830-3.875,” ungkap Alfatih.

Ia menjelaskan, jika level-levelresistance itu sudah terlampaui, pola pergerakan di market akan mengalami perubahan kekuatan antara bullish dan bearish.

Untuk middle term, IHSG memang masih cenderung bullish. Tapi, untuk short term cenderung flat.Karena tren IHSG dalam dua bulan terakhir diawal penguatan, indeks sebenarnya mengarah ke bawah 3.600. “Sebab, pola yang terbentuk sejak awal Oktober adalah tren naiksehingga sentiment bullish sudah terfaktorkan pada posisi indeks saat ini,” ucapnya.

Dari sentimen dalam negeri, sebenarnya tidak ada masalah. Sebab, kondisi perekonomian Indonesia juga kuat. Yang jadi masalah adalah Eropa dan AS yang menghambat kenaikan indeks selama ini. “Jika kondisi Eropa membaik, IHSG jadi naik. Sebab, tidak banyak masalah di dalam negeri,” tandas Alfatih.

Di atas semua itu, Alfatih menyarankan, bahwa strategi trading saat ini adalah pola-pola jangka pendek. Menurutnya, pola ini belum berakhir karena belum terjadi perubahan polapergerakan indeks baik naik maupun turun.

Menurutnya, jika indeks sudah mencapai 3.800 atau di atasnya, bisa merealisasikan keuntungan. Lalu, masuk lagipada beberapa saham saat IHSG kembali ke level 3.600.Tapi, saat indeks tembus 3.850, apalagi 3.875, bisa bermain dengan tendensi bullish. “Tapi, tetap harus menggunakan pola swing trading,” timpalnya.

Artinya, kata Alfatih, jika IHSG tembus resistance, jual saham yang dipegangdan beli saham yang masih di level support atau menunggu IHSG di level 3.600-an. Jangan hold saham terlampau lama. Sebab, situasi krisis utang Eropa bukan hal yang ringan untuk dituntaskan sehingga tetap akan ada berita buruk dari waktu ke waktu. “Untuk jangka panjang, saya rekomendasikan saham-saham di sektor perbankan, consumer goods dan infrastruktur,” imbuhnya.

Investasi HOME | MARKET | Jumat, 02 Desember 2011 | 08:29 oleh Amailia Putri Hasniawati PASAR OBLIGASISUN valas siap terbit di pasar domestik

SUN valas siap terbit di pasar domestik
JAKARTA. Surat utang negara (SUN) bakal makin bervariasi pada tahun depan. Pemerintah menyiapkan penerbitan SUN berdenominasi valuta asing (valas).

SUN valas, seperti dollar AS (global bond) dan yen Jepang (samurai bond), memang bukan barang baru. Namun di masa lalu, kedua SUN dalam valas itu dicatatkan di bursa efek luar negeri.

SUN valas yang akan diterbitkan tahun depan menyasar para pemodal di dalam negeri, karena akan dicatatkan di bursa lokal.

Loto S. Ginting, Deputi Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan, menjelaskan, penerbitan itu bertujuan menyerap kelebihan likuiditas dollar AS di pasar dalam negeri.

Tapi dia belum bisa menaksir nilai pasti penerbitan SUN valas. "Secara total, target SUN valas maksimal 18% dari total penerbitan SUN di 2012, atau US$ 4 miliar," ujar Loto, Kamis (1/12).

Secara total, penerbitan SUN selama 2012 dipatok senilai Rp 198,1 triliun. Dari jumlah itu, target SUN valas yang meliputi global bond dan samurai bond mencapai Rp 35,65 triliun, atau setara US$ 4 miliar.

Jumlah itu bukan hanya SUN valas yang terbit di bursa lokal, tapi juga tercatat di bursa luar negeri. Soal target nilai dan waktu penerbitan SUN valas akan disesuaikan dengan kondisi pasar.

Dalam rencana semula, SUN valas di pasar domestik akan terbit tahun ini. Namun karena kondisi pasar tidak menentu, rencana itu diundur menjadi 2012.

SUN valas domestik berdenominasi dollar AS yang akan terbit bertenor 10 tahun. Pasalnya, saat ini global bond yang likuid berjangka waktu 10 tahun. Mengacu ke data Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, per Senin (28/11) lalu, rata-rata yield global bond Indonesia bertenor 10 tahun adalah 4,41%.

Loto menuturkan, jika ada permintaan SUN valas bertenor 30 tahun, pemerintah tetap mempertimbangkannya. "Jika permintaannya banyak dan harganya menarik, kenapa tidak," kata dia.

Hingga Rabu (30/11) lalu, total outstanding SUN valas yang diterbitkan pemerintah mencapai Rp 182,65 triliun. Jumlah itu meliputi global bond senilai Rp 171,47 triliun setara US$18,7 miliar dan samurai bond senilai Rp 11,18 triliun setara ¥ 95 miliar.

Bukan saat tepat

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, menilai belum saatnya pemerintah menerbitkan obligasi dollar AS di pasar domestik. Alasan Lana, pasokan dollar AS di pasar domestik masih terbatas.

Pemerintah tentu berharap dana asing mengalir deras pada tahun depan sehingga dollar AS berlimpah di pasar lokal. Tapi Lana melihat hal itu belum tentu terwujud. Ia menduga, kondisi Eropa masih tak menentu, hingga investor cenderung memegang dana tunai.

Itu berarti, dollar AS yang beredar di dalam negeri tetap terbatas. "Hal itu bisa menyebabkan perebutan dollar AS antara SUN dengan perbankan," tutur Lana.

Dia menduga, investor domestik lebih tertarik memegang obligasi dollar AS pemerintah ketimbang menyimpannya di perbankan.

Jelang Data Payrolls, Wall Street Profit Taking

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street bergerak mixed pada perdagangan Kamis (1/12) setelah investor mengambil untuk dengan kenaikan tajam pada perdagagan Rabu kemarin.

Indeks Dow Jones turun 0,2% ke 12.020, indeks Nasdaq stagnan di 2.626 dan indeks S&P turun 0,1% ke 1.244. Investor menahan trading menjelang pengumuman non-farm payrolls pada Jumat. Indeks Dow digerakkan saham Alcoa yang turun 2,1% dan saham Travelers yang turun 2,1% sedangkan saham Boeing naik 3,3%.

Untuk data klaim pengangguran pekan lalu ternyata melonjak ke 402.000. Kenaikan di atas 400.000 merupakan pertama kalinya dalam sebulan terakhir. Demikian mengutip yahoofinance.com.

Data ini keluar menjelang data bulanan non-farm payrolls atau data penggajian dari sektor non pertanian. Pasar memperkirakan kenaikan 122.000 di bulan Desember dan kenaikan gaji swasta 140.000.

"Kami akan mengambil nafas sebentar menunggu data pekerjaan Jumat besok. Dua rilis data sudah ada kemajuan dan satu data alami kemunduran soal pekerjaan. Tetapi kami harapkan data besok tetap mendorong indeks untuk naik," kata Ryan Districk, analis senior di Schaeffer Investment Research.

Bulan Desember, indeks memiliki siklus mengalami penguatan. Investor harus mengantisipasi reli dalam beberapa pekan ke depan.

Data ekonomi AS mengangkat bursa Asia pagi ini

Data ekonomi AS mengangkat bursa Asia pagi ini
HONGKONG. Mayoritas saham di bursa Asia pagi ini mencatatkan kenaikan. Pada pukul 09.38 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1% menjadi 117,25. Selama sepekan ini, indeks Asia sudah naik 7,6%. Ini merupakan lonjakan mingguan terbesar sejak periode yang berakhir 8 Mei 2009 lalu.

Indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang naik 0,1%, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,3%, dan indeks Kospi Korea Selatan tak banyak mencatatkan perubahan.

Sementara itu, seluruh sektor yang ditransaksikan di indeks MSCI Asia Pacific melaju di zona hijau. Dari setiap tiga saham yang naik, hanya ada satu saham yang turun.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Asia antara lain: DeNa Co yang naik 6,5% di Tokyo, Fuji Heavy Industries Ltd anjlok 4,3% di Tokyo, dan Billabong International Ltd naik 3% di Sydney.

Aksi beli yang melanda bursa Asia hari ini disebabkan pertumbuhan manufaktur AS yang lebih baik ketimbang prediksi. Itu artinya, ekonomi AS mampu mengimbangi krisis utang yang melanda Eropa.

Selain itu, kenaikan saham pagi ini juga terjadi setelah harga obligasi Spanyol dan Prancis mencatatkan kenaikan, yang menunjukkan permintaan tinggi atas aset-aset Eropa. Tingginya permintaan tersebut seiring langkah pimpinan Eropa dalam menangani krisis utangnya.

IHSG Dibayangi Profit Taking

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin gagal bertahan di level 3.800 akibat derasnya profit taking menjelang penutupan. IHSG 'hanya' menguat 66 poin, berbarengan dengan penguatan bursa-bursa regional lainnya.

Pada perdagangan, Kamis (1/12/2011), IHSG ditutup melesat 66,019 poin (1,77%) ke level 3.781,099. Sementara Indeks LQ 45 ditutup menanjak 12,684 poin (1,93%) ke level 669,092.

Setelah kenaikan tajam tersebut, IHSG kini rawan profit taking. Pada perdagangan Jumat (2/12/2011), IHSG diprediksi bergerak fluktuatif cenderung menguat dengan ruang gerak yang cukup terbatas.

Bursa Wall Street tadi malam berakhir mixed, setelah sebelumnya melonjak tajam dipicu komitmen bank sentral global untuk mengatasi krisis utang di Eropa.

Pada perdagangan Kamis (1/12/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah tipis 25,65 poin (0,21%) ke level 12.020,03. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah tipis 2,38 poin (0,19%) ke level 1.244,58, sementara Nasdaq menguat 5,86 poin (0,22%) ke level 2.626,20.

Bursa-bursa regional mengawali perdagangan Jumat pagi ini di teritori positif, meski dengan kenaikan tipis.
  • Indeks Nikkei-225 menguat tipis 18,64 poin (0,22%) ke level 8.616,02.
  • Indeks KOSPI menguat 1,04 poin (0,13%) ke level 1.918,68.
Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:
Secara teknikal, IHSG kembali berhasil menguat dalam empat hari berturut-turut didukung dengan peningkatan volume. Namun, penguatan IHSG kemarin tertahan oleh garis resistance downtrend jangka menengahnya. Apabila IHSG berhasil berhasil break dari garis resistance downtrendnya tersebut maka IHSG berpotensi menguji level resistance selanjutnya di level 3833. Indikator stochastic bergerak uptrend meninggalkan area oversold sementara MACD berpotensi membentuk golden cross. Pada perdagangan Jumat (2/12), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3748-3883 dengan saham-saham yang diperhatikan a.l. AKRA, CTRS, dan UNTR.

Panin Sekuritas:
IHSG kemarin menguat tajam didorong oleh rencana bank-bank sentral membantu penyelamatan krisis hutang Eropa. Langkah China menurunkan reserve requirement disambut positif oleh investor global. Meski demikian kami melihat naik besarnya indeks juga dibayangi oleh ancaman aksi ambil untung. Ruang gerak untuk naik sudah relatif terbatas. Beberapa saham pendorong indeks naik juga mulai mendekati area overbought. Kami proyeksikan kisaran support-resistance indeks pada 3.742-3.800.

(qom/qom)

Ecofin Berlanjut, Rupiah Terus Menguat

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (2/12) diprediksi menguat. Meski begitu, pasar mencermati buntut dari Ecofin Meeting dua hari terakhir.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, potensi penguatan rupiah akhir pekan ini, salah satunya karena faktor teknikal. Menurutnya, dari sisi ini, rupiah memang akan volatile tapi cenderung menguat.

Daru menjelaskan, secara teknikal, mata uang RI ini masih potensial melanjutkan penguatannya. Beberapa indikator teknikal mendukung penguatannya. Secara stochastic menunjukkan bearish bagi rupiah yang menunjukkan penguatan. Sebab, semakin rendah angkanya (bearish) semakin kuat nilai tukarnya terhadap dolar AS. "Rupiah cenderung menguat dan akan bergerak dalam kisaran lebar 8.950-9.100 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Rentang tersebut, lanjutnya, ditunjukkan oleh Moving Average (MA)30 (pergerakan rata-rata 30 hari). Dari sisi fundamental, rupiah juga mendapat dukungan dari permintaan mata uang RI pada akhir bulan November memasuki awal Desember.

Secara historis, lanjutnya, pada akhir bulan masih banyak permintaan untuk kebutuhan perusahaan asing seperti Korea, Jepang dan perushaan asing lainnya untuk melakukan pembayaran dalam denominasi rupiah. "Di antaranya, untuk bayar pajak, gaji karyawan dan operasional lainnya dalam bentuk rupiah," paparnya.

Daru menjelaskan, perusahaan asing menukarkan yen Jepang dan won Korea mereka ke rupiah. Tapi, kata Daru, pasar juga masih fokus pada pertemuan para menteri keuangan Uni Eropa dalam The Economic and Finansial Affairs Council (Ecofin) Meeting yang masih berlanjut di Brussel Belgia.

"Seharusnya sudah selesai Rabu (30/11) lalu, tapi masih ada beberapa petinggi yang masih tinggal di sana untuk bertemu dengan pejabat tinggi lainnya," ucapnya.

Di antaranya, kata Daru, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy yang masih tinggal di Brussel yang diharapkan pasar akan bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel Jumat (2/12) ini.

"Jadi, pasar masih akan melihat perkembangan lebih lanjut dan berharap adanya solusi yang lebih komprehensif sehingga terus memperkuat nilai tukar mata uang terhadap dolar AS," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (1/12) ditutup menguat 105 poin (1,15%) ke level 9.000/9.010 per dolar AS.

IHSG Rally, Incar Perbankan & Properti

INILAH.COM, Jakarta – IHSG pada akhir pekan, Jumat (2/12), diprediksikan akan meneruskan rally. Trading jangka pendek dengan saham perbankan dan properti pilihan.

Didorong kondisi jenuh jual dan proyeksi kinerja emiten yang membaik per 2011, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berhasil menembus level 3.800 pada perdagangan kemarin.

Analis BNI Sekuritas Andri Zacharia memperkirakan, indikator stokastik sudah mengalami oversold. Namun, retractment indicator masih netral dan di Fibonacci 50%. Artinya, ada sinyal pembalikan tren jangka pendek dari downtrend ke uptrend belum kuat.

Menurut Andri, rally akan berlanjut jika IHSG mampu menembus level 3.850, dengan target selanjutnya sepanjang Desember hingga akhir 2011. “IHSG akan mengarah ke level 4.020-4.200,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Berdasarkan analisis fundamental, Achmad Nurcahyadi yang juga dari BNI Sekuritas memprediksikan senada. Yakni IHSG masih memiliki peluang untuk rally, apalagi telah menyentuh level 3.800.

Hal ini berarti, nilai wajar bursa saham domestik yang sudah diperdagangkan dengan price earning (PE) 14,7-15 kali, sudah diproyeksikan. Sehingga, IHSG sudah tidak dipersepsi mahal lagi.

“Ini bisa membatasi koreksi pasar yang sempat dilakukan ketika volume transaksi relatif tipis beberapa hari lalu,” kata Achmad saat dihubungi terpisah.

Rally IHSG hingga akhir tahun menuju level 4.000-an kini menjadi lebih kuat peluangnya. Sebab, valuasi wajar sudah tercapai sementara proyeksi kinerja pertumbuhan EPS masih akan tinggi sampai kuartal pertama 2012.

“Dengan pertumbuhan ekonomi yang bisa mencapai target 6,4% per 2011 karena inflasi yang 2011 sebesar 5% yang sesuai target, investor disarankan melakukan pembelian saham,” lanjutnya.

Pengamat pasar modal Cece Ridwanullah dari Eko Capital memperkirakan, bank-bank sentral dunia yang sudah mulai menurunkan suku bunga berarti ketersediaan likuiditas dolar yang cukup bagi perbankan Eropa.

“Untuk sementara, hal ini bisa menurunkan level kekhawatiran investor,” katanya.

Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan suku bunganya lebih awal sebesar 50 basis poin. Inflasi yang masih rendah hingga akhir tahun masih menjadi magnet bagi investor global untuk mencari imbal hasil yang tinggi.

Dalam kondisi seperti ini, Cece merekomendasikan saham perbankan Bank Mandiri (BMRI). Selain saham properti Alam Sutera Realty (ASRI) dan Kawasan Industri Jababeka (KIJA). “Trading pendek di saham-saham ini,” tandasnya.

Jangan Hold Saham Terlalu Lama

INILAH.COM, Jakarta – Pola trading cepat dinilai masih relevan saat ini. Sebab, posisi indeks masih netral. Kalaupun terjadi perubahan pola pergerakan, tetap jangan terlalu lama memegang saham.

Vice President dan Senior Technical Analyst PT Samuel Securities Muhammad Al fatihmengatakan hal itu. Menurutnya, kalaupun indeks tembus 3.850, apalagi 3.875, bisa bermain dengan tendensi bullish.

Tapi,dia mewanti-wanti pelaku pasar untuk tetap menggunakan pola swing trading. Artinya, jika IHSG tembus resistance, jual saham yang dipegangdan beli saham yang masih di level support atau menunggu IHSG di level 3.600-an. “Jangan hold saham terlampau lama. Sebab, situasi krisis utang Eropa bukan hal yang ringan untuk dituntaskan sehingga tetap akan ada berita buruk dari waktu ke waktu,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Kamis (1/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat sebesar 66,02 poin (1,78%) ke level 3.781,099. Harga intraday tertingginya mencapai 3.811,544 dan terendah 3.715,443. Demikian pula, indeks saham unggulan LQ45 yang naik 12,68 poin (1,93%) ke level 669,092.Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah menguat 1,78%, bagaimana Anda melihat arah IHSG berikutnya?
Jika melihat rentang dua bulan terakhir, indeks domestik bergerak mendatar (flat) dalam kisaran 3.600-3.875. Dalam pergerakan sideways ini, sempat terbentuk beberapa support dan resistance minor.Salah satunya adalah angka 3.700 yang menjadi angka psikologis.Sekarang, IHSG sudah berada di atas level tersebut.

Hanya saja, masih ada beberapa resistance di atas yakni level psikologis 3.800, 3.830, 3.850 sebelum mencapai resistance 3.875. Beberapa resistance itulah yang bisa menghambat kenaikan indeks. Sebab, pada level-level tersebut, tekanan jual akan kuat berpengaruh pada laju IHSG. Apalagi, dalam dua bulan terakhir, laju indeks diawali dengan penguatan.

Jadi, arahnya menguat atau melemah?
Posisi IHSG saat ini masih netral baik penguatan maupun pelemahan. Sebab, antara kekuatan beli dan jual tampak seimbang.

Bagaimana dengan faktor bursa regional?
Pola pergerakan Wall Street relative cenderung bullish. Sebab, setiap koreksi masih mampu ditahan oleh support-support kuatnya.Begitu juga dengan IHSG di level 3.600 yang sudah diuji beberapa kali dalam dua bulan terakhir dari awal Oktober hingga saat inidan ternyata tidak tembus.Level 3.600 mampu bertahan dari tekanan jual akibat berita-berita negatif baik dari AS maupun dari Eropa. Karena itu, dari sisi ini bisa disimpulkan, pola indeks yang mendatar saat ini agak cenderung bullish.

Tapi, kondisi flat ini diawali dengan situasi bullish pada awal Oktober. Indeks menguat dari 3.217 hingga resistance 3.875 saat ini.Karena itu, secara teknikal, indeks masih berpeluang bolak balik hingga indeks bisa menembus level-level psikologisnya di sekitar 3.830-3.875. Jika level-levelresistance itu sudah terlampaui, pola pergerakan di market akan mengalami perubahan kekuatan antara bullish atau bearish.

Kalau arah jangka menengah?
Untuk middle term, IHSG memang masih cenderung bullish. Tapi, untuk short term cenderung flat.Karena tren IHSG dalam dua bulan terakhir diawali penguatan, indeks sebenarnya mengarah ke bawah 3.600. Sebab, pola yang terbentuk sejak awal Oktober adalah tren naiksehingga sentiment bullish sudah terfaktorkan pada posisi indeks saat ini.

Dari sentimen dalam negeri, sebenarnya tidak ada masalah. Sebab, kondisi perekonomian Indonesia juga kuat. Yang jadi masalah adalah Eropa dan AS yang menghambat kenaikan indeks selama ini. Jika kondisi Eropa membaik, IHSG jadi naik. Sebab, tidak banyak masalah di dalam negeri.

Dalam situasi ini, strategi trading seperti apa yang tepat?
Yang cocok adalah strategi trading adalah tetap menggunakan pola-pola jangka pendek. Pola ini belum berakhir karena belum terjadi perubahan polapergerakan indeks baik naik maupun turun.Jika indeks sudah mencapai 3.800 atau di atasnya, bisa merealisasikan keuntungan. Lalu, masuk lagipada beberapa saham saat IHSG kembali ke level 3.600.

Bagaimana jika indeks berhasil tembus resistance 3.875?
Saat indeks tembus 3.850, apalagi 3.875, bisa bermain dengan tendensi bullish. Tapi, tetap harus menggunakan pola swing trading. Artinya, jika IHSG tembus resistance, jual saham yang dipegangdan beli saham yang masih di level support atau menunggu IHSG di level 3.600-an. Jangan hold saham terlampau lama. Sebab, situasi krisis utang Eropa bukan hal yang ringan untuk dituntaskan sehingga tetap akan ada berita buruk dari waktu ke waktu. Untuk jangka panjang, saya rekomendasikan saham-saham di sektor perbankan, consumer goods dan infrastruktur.

Inilah Menu Saham Pilihan Jumat (2/12)

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada perdagangan Jumat (2/12) berpotensi terjadi aksi ambil untung. IHSG diperkirakan akan berada di 3.742-3.800.

"Ruang gerak untuk naik sudah relatif terbatas. Beberapa saham pendorong indeks naik juga mulai mendekati area overbought," kata analis saham Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, kemarin.

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat 66,02 poin atau 1,7% ke 3.781,10. Volume perdagangan 4,9 miliar saham senilai Rp4,5 triliun. IHSG mengalami net foreign buy sebesar Rp621 miliar.

IHSG kemarin menguat tajam didorong oleh rencana bank-bank sentral membantu penyelamatan krisis hutang Eropa. Langkah China menurunkan reserve requirement disambut positif oleh investor global. "Meski demikian kami melihat naik besarnya indeks juga dibayangi oleh ancaman aksi ambil untung," katanya.

Sementara analis saham HD Capital, Yuganur Wijanarko merekomendaiskan beli untuk saham SMGR, ASII, BBCA dan ELTY. Bila IHSG masih bisa bertahan di atas 3.775, kemungkinan besar move selanjutnya akan ke 4.050 di akhir bulan Desember.

Walaupun IHSG dapat terkoreksi secara jangka pendek, namun rekomen akumulasi karena faktor domestik yang kondusif. "Faktor eksternal seperti sentral bank Eropa dan AS bersatu untuk memerangi krisis dapat menjadi katalis positif."

Saham pilihan seperti SMGR dengan target harga di 9.900 dari penutupan kemarin di 9.400 dan cut loss di 8.900. Untuk saham ASII dengan target harga di 72.700 dari penutupan kemarin di 71.500 dan cut loss di 69.900.

Sementara saham ELTY dengan target harga di 120 dari penutupan kemarin 107 dengan cut loss. Saham BBCA disarankan beli dengan target harga 8.300 dari penutupan kemarin di 8.000 dengan cut loss di 7.550.

Kebangkitan harga minyak hanya sesaat

Kebangkitan harga minyak hanya sesaat
JAKARTA. Harga minyak mentah bertahan di atas US$ 100 per barel selama dua hari berturut-turut. Kontrak minyak jenis WTI pengiriman Januari 2012 di bursa New York, Kamis (1/12), naik 0,51% menjadi US$ 100,87 per barel.

Pemicu kenaikan harga komoditas energi ini antara lain kesepakatan enam bank sentral yang dipimpin The Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan bunga dollar AS di pasar swap antarbank menjadi 0,5% dari semula 1%.

Lima bank sentral lainnya adalah Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris, Bank Sentral Jepang, Bank Sentral Kanada dan Bank Sentral Swiss. Langkah pemangkasan bunga itu ditempuh demi mengatasi kekeringan likuiditas dollar AS.

"Krisis Eropa selama ini menekan harga minyak. Jadi, kebijakan apapun yang dilakukan untuk menenangkan situasi Eropa akan baik untuk pasar," ujar Tom Bentz, Direktur BNP Paribas Prime Brokerage seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy, menilai kabar positif dari sektor perbankan Eropa mungkin hanya mendongkrak sesaat harga minyak. "Langkah ini sebetulnya hanya pereda rasa sakit, bukan penyembuh. Ini hanya efek psikologis semata," ujar Nizar.

Dia memperkirakan harga minyak berfluktuasi di kisaran US$ 95-US$ 105 per barel, dengan kecenderungan melemah setelah menyentuh level di atas US$ 100 per barel.

Isu geopolitik di Iran sejatinya terus menopang harga minyak. Pasalnya konflik Iran berpotensi menghambat produksi maupun distribusi minyak sehingga mendongkrak harga minyak. Iran merupakan negara yang memproduksi minyak terbesar kedua dalam kelompok OPEC.

Sedangkan analis Monex Investindo Futures, Ariana Nur Akbar lebih pesimis melihat pergerakan harga minyak mentah pada akhir tahun ini dan awal tahun depan.

Nur Akbar memperkirakan harga minyak di bulan Desember berada di rentang US$ 96-US$ 100 per barel. Jika IMF bersedia membantu Uni Eropa dalam menyelesaikan masalah utang, maka ini menjadi penopang bagi harga minyak.

Di sisi lain, jika Fitch Ratings jadi memangkas peringkat utang AS, maka harga minyak akan merosot.

Nur pun memperkirakan dengan tingginya harga minyak saat ini, OPEC berpeluang meningkatkan produksi minyaknya.

"Harga saat ini bagus, tetapi rapuh untuk jatuh kembali. Apalagi unsur spekulasi pada minyak masih kuat," kata Nur Akbar. Dia menebak harga minyak di kuartal pertama 2012 menyentuh titik terendah di US$ 92-US$ 94 per barel.

Perseteruan Iran dan Barat mengerek harga kontrak minyak

Perseteruan Iran dan Barat mengerek harga kontrak minyak
TOKYO. Harga kontrak minyak dunia pagi ini mencatatkan kenaikan. Jika dihitung, harga kontrak minyak menuju kenaikan mingguan untuk kali pertama dalam tiga pekan.

Pada pukul 08.08 waktu Tokyo, harga kontrak minyak untuk pengantaran Januari berada di level US$ 99,97 per barel atau turun 0,2% di New York Mercantile Exchange. Pada transaksi sebelumnya, kontrak yang sama turun sebesar 31 sen menjadi US$ 99,89 sebarel. Sekadar informasi, di sepanjang November, harga kontrak minyak sudah naik sebesar 7,7%.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Januari turun US$ 1,53 atau 1,4% menjadi US$ 108,99 per barel di ICE Futures Europe exchange, kemarin.

Lonjakan harga minyak pekan ini dipicu adanya perseteruan antara Iran dan negara Barat. Hal itu menyebabkan spekulasi bahwa suplai minyak dari Timur Tengah akan terpangkas. Selain itu, pasar juga memprediksi, tingkat permintaan minyak dari AS, China, dan Eropa akan melorot.

Dollar dan yen mencatatkan pelemahan mingguan atas euro

Dollar dan yen mencatatkan pelemahan mingguan atas euro
TOKYO. Pergerakan dollar dan yen pagi ini mencatatkan pelemahan terbesar mingguan atas euro. Pada pukul 08.15 waktu Tokyo, dollar diperdagangkan di posisi US$ 1,3467 per euro dari US$ 1,3461 di New York kemarin. Sejak 25 November, dollar sudah melemah sebesar 1,7%. Ini merupakan penurunan mingguan pertama dalam lima pekan.

Sementara, yen ditransaksikan tak banyak mengalami perubahan di posisi 104,71 per euro setelah melemah ke level 105,06 kemarin yang merupakan posisi terlemah sejak 15 November lalu. Dalam lima hari terakhir, mata uang Jepang sudah keok 1,7%. Ini merupakan penurunan mingguan terbesar sejak 14 Oktober. Sedangkan dollar diperdagangkan di level 77,72 yen dari 77,70 yen.

Salah satu sentimen yang menyebabkan dollar dan yen melemah adalah adanya sejumlah sinyal bahwa ekonomi AS yang terus menanjak. Kondisi itu memangkas permintaan mata uang safe haven seperti dollar AS dan yen.

"Kita melihat perekonomian AS menjadi salah satu hal yang positif. Data ekonomi AS yang positif menjadi sentimen negatif bagi dollar," jelas Robert Rennie, chief currency strategist Westpac Banking Corp.

Wall Street Mixed Usai Melesat Tajam

New York - Saham-saham di bursa Wall Street berakhir mixed, setelah sebelumnya melonjak tajam dipicu komitmen bank sentral global untuk mengatasi krisis utang di Eropa.

Sentimen yang mendorong pasar saham adalah data aktivitas pabrikan AS yang lebih kuat dari ekspektasi. Data itu keluar sehari sebelum data upah sektor swasta yang juga melebihi ekspektasi. Angka upah selama November yang naik signifikan diprediksi memicu kenaikan lagi.

"Pada titik ini saat ini, kita jelas dibangun oleh angka upah yang lebih baik," jelas David Lutz, pialang dari Stifel Nicolaus Capital Markets seperti dikutip dari Reuters, Jumat (2/12/2012).

Pada perdagangan Kamis (1/12/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah tipis 25,65 poin (0,21%) ke level 12.020,03. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah tipis 2,38 poin (0,19%) ke level 1.244,58, sementara Nasdaq menguat 5,86 poin (0,22%) ke level 2.626,20.

Perekonomian AS diprediksi menambah 122.000 tenaga kerja pada November berdasarkan polling reuters. Namun beberapa investor yang mungkin berpikir angka yang lebih kecil ketimbang yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS ternyata tidak mampu mendorong aksi beli lebih jauh.

"Saya tidak dapat percaya orang-orang bersemengat tentang 150.000 (pekerjaan baru) untuk 4 tahun di tengah kelesuan ekonomi," ujar Chad Morganlander, manajer portofolio dari Stifel, Nicolaus &Co.

Meski ada data yang lebih baik itu, namun pasar masih fokus pada biaya utang dari kawasan Eropa. Imbal hasil surat utang pemerintah Spanyol dan Prancis turun, namun kemungkinan hanya sesaat karena belum ada solusi yang lebih pasti tentang penanganan krisis Eropa.

Saham Barnes & Noble Inc merosot hingga 16,3% menjadi US$ 14,59 dengan transaksi hingga 2 kali lipat kondisi normal, setelah melaporkan kerugian. Penjual buku itu tergerus oleh kenaikan biaya akibat terus berkompetisi dengan Amazon.com Inc.

Sementara saham Yahoo Inc justru menguat 3,3% menjadi US$ 16,23 setelah kabar Blackstone Group LP dan Bain Capital dan partner dari Asia bersiap membeli perusahaan internet tersebut.

Perdagangan berjalan sepi, dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 6,86 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian yang sebesar 7,96 miliar lembar saham.

(qom/qom)

Setelah reli tiga hari, bursa AS akhirnya dilanda aksi jual

Setelah reli tiga hari, bursa AS akhirnya dilanda aksi jual
NEW YORK. Mayoritas saham yang ditransaksikan di bursa AS ditutup dengan penurunan. Pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,2% menjadi 1.244,58. Kemarin, indeks S&P 500 sempat reli hingga 4,3%. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,2% menjadi 12.020,03, Selain itu volume transaksi perdagangan juga mencatatkan penurunan menjadi 6,8 miliar saham atau 16% dari rata-rata tiga bulanan.

Saham finansial mencatatkan penurunan paling besar pada indeks S&P 500 di antara 10 sektor lainnya. Sementara, saham-saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa AS antara lain: Alcoa Inc yang turun 2,1%, Kohl's Corp yang anjlok 6,4%, dan Yahoo Inc naik 3,3%.

Penurunan bursa AS saat ini disebabkan oleh data pertumbuhan manufaktur yang lebih baik dari prediksi. Selain itu, penjualan obligasi Spanyol dan Prancis tidak cukup ampuh melanjutkan kenaikan tiga harian pada indeks S&P 500 sejak Maret 2009.

"Tekanan pada sekstor finansial masih mengintai. Meski data ekonnom positif, namun kondisi di Eropa masih mencemaskan. Aksi bersama bank sentral bukan solusi," papar Timothy Ghriskey, chief investment officer Solaris Group LLC di New York.