Jumat, 02 Desember 2011

IHSG Netral, Tetap Short Term Trading!

INILAH.COM, Jakarta – IHSG saat ini dinilai dalam posisi netral antara tekanan jual dan beli. Karena itu, pelaku pasar disarankan tetap trading dengan pola jangka pendek sebelum ada perubahan tren.

Pada perdagangan Kamis (1/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat sebesar 66,02 poin (1,78%) ke level 3.781,099. Harga intraday tertingginya mencapai 3.811,544 dan terendah 3.715,443. Demikian pula, indeks saham unggulan LQ45 yang naik 12,68 poin (1,93%) ke level 669,092.

Vice President dan Senior Technical Analyst PT Samuel Securities Muhammad Al fatihmengatakan, jika melihat rentang dua bulan terakhir, indeks domestik bergerak mendatar (flat) dalam kisaran 3.600-3.875. Menurutnya, dalam pergerakan sideways ini, sempat terbentuk beberapa support dan resistance minor.

Salah satunya adalah angka 3.700 yang menjadi angka psikologis.Sekarang, IHSG sudah berada di atas level tersebut. “Hanya saja, masih ada beberapa resistance di atas yakni level psikologis 3.800, 3.830, sebelum mencapai resistance 3.875,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (1/11).

Menurut Alfatih, beberapa resistance itulah yang bisa menghambat kenaikan indeks. Sebab, pada level-level tersebut, tekanan jual akan kuat berpengaruh pada laju IHSG. “Apalagi, dalam dua bulan terakhir, laju indeks diawali dengan penguatan,” ujarnya.

Karena itu, lanjutnya, posisi IHSG saat ini masih netral baik penguatan maupun pelemahan. Sebab, antara kekuatan beli dan jual tampak seimbang.Tapi, di sisi lain, pola pergerakan Wall Street relative cenderung bullish. Sebab, setiap koreksi masih mampu ditahan oleh support-support kuatnya.

Begitu juga dengan IHSG di level 3.600 yang sudah diuji beberapa kali dalam dua bulan terakhir dari awal Oktober hingga saat inidan ternyata tidak tembus.“Level 3.600 mampu bertahan dari tekanan jual akibat berita-berita negatif baik dari AS maupun dari Eropa,” paparnya.

Karena itu, bisa disimpulkan, pola indeks yang mendatar saat ini agak cenderung bullish. Sebab, kondisi flat ini diawali dengan situasi bullish pada awal Oktober. Indeks menguat dari 3.217 hingga resistance 3.875 saat ini.“Karena itu, secara teknikal, indeks masih berpeluang bolak balik hingga indeks bisa menembus level-level psikologisnya di sekitar 3.830-3.875,” ungkap Alfatih.

Ia menjelaskan, jika level-levelresistance itu sudah terlampaui, pola pergerakan di market akan mengalami perubahan kekuatan antara bullish dan bearish.

Untuk middle term, IHSG memang masih cenderung bullish. Tapi, untuk short term cenderung flat.Karena tren IHSG dalam dua bulan terakhir diawal penguatan, indeks sebenarnya mengarah ke bawah 3.600. “Sebab, pola yang terbentuk sejak awal Oktober adalah tren naiksehingga sentiment bullish sudah terfaktorkan pada posisi indeks saat ini,” ucapnya.

Dari sentimen dalam negeri, sebenarnya tidak ada masalah. Sebab, kondisi perekonomian Indonesia juga kuat. Yang jadi masalah adalah Eropa dan AS yang menghambat kenaikan indeks selama ini. “Jika kondisi Eropa membaik, IHSG jadi naik. Sebab, tidak banyak masalah di dalam negeri,” tandas Alfatih.

Di atas semua itu, Alfatih menyarankan, bahwa strategi trading saat ini adalah pola-pola jangka pendek. Menurutnya, pola ini belum berakhir karena belum terjadi perubahan polapergerakan indeks baik naik maupun turun.

Menurutnya, jika indeks sudah mencapai 3.800 atau di atasnya, bisa merealisasikan keuntungan. Lalu, masuk lagipada beberapa saham saat IHSG kembali ke level 3.600.Tapi, saat indeks tembus 3.850, apalagi 3.875, bisa bermain dengan tendensi bullish. “Tapi, tetap harus menggunakan pola swing trading,” timpalnya.

Artinya, kata Alfatih, jika IHSG tembus resistance, jual saham yang dipegangdan beli saham yang masih di level support atau menunggu IHSG di level 3.600-an. Jangan hold saham terlampau lama. Sebab, situasi krisis utang Eropa bukan hal yang ringan untuk dituntaskan sehingga tetap akan ada berita buruk dari waktu ke waktu. “Untuk jangka panjang, saya rekomendasikan saham-saham di sektor perbankan, consumer goods dan infrastruktur,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar