Jumat, 02 Desember 2011

IHSG Rally, Incar Perbankan & Properti

INILAH.COM, Jakarta – IHSG pada akhir pekan, Jumat (2/12), diprediksikan akan meneruskan rally. Trading jangka pendek dengan saham perbankan dan properti pilihan.

Didorong kondisi jenuh jual dan proyeksi kinerja emiten yang membaik per 2011, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berhasil menembus level 3.800 pada perdagangan kemarin.

Analis BNI Sekuritas Andri Zacharia memperkirakan, indikator stokastik sudah mengalami oversold. Namun, retractment indicator masih netral dan di Fibonacci 50%. Artinya, ada sinyal pembalikan tren jangka pendek dari downtrend ke uptrend belum kuat.

Menurut Andri, rally akan berlanjut jika IHSG mampu menembus level 3.850, dengan target selanjutnya sepanjang Desember hingga akhir 2011. “IHSG akan mengarah ke level 4.020-4.200,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Berdasarkan analisis fundamental, Achmad Nurcahyadi yang juga dari BNI Sekuritas memprediksikan senada. Yakni IHSG masih memiliki peluang untuk rally, apalagi telah menyentuh level 3.800.

Hal ini berarti, nilai wajar bursa saham domestik yang sudah diperdagangkan dengan price earning (PE) 14,7-15 kali, sudah diproyeksikan. Sehingga, IHSG sudah tidak dipersepsi mahal lagi.

“Ini bisa membatasi koreksi pasar yang sempat dilakukan ketika volume transaksi relatif tipis beberapa hari lalu,” kata Achmad saat dihubungi terpisah.

Rally IHSG hingga akhir tahun menuju level 4.000-an kini menjadi lebih kuat peluangnya. Sebab, valuasi wajar sudah tercapai sementara proyeksi kinerja pertumbuhan EPS masih akan tinggi sampai kuartal pertama 2012.

“Dengan pertumbuhan ekonomi yang bisa mencapai target 6,4% per 2011 karena inflasi yang 2011 sebesar 5% yang sesuai target, investor disarankan melakukan pembelian saham,” lanjutnya.

Pengamat pasar modal Cece Ridwanullah dari Eko Capital memperkirakan, bank-bank sentral dunia yang sudah mulai menurunkan suku bunga berarti ketersediaan likuiditas dolar yang cukup bagi perbankan Eropa.

“Untuk sementara, hal ini bisa menurunkan level kekhawatiran investor,” katanya.

Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan suku bunganya lebih awal sebesar 50 basis poin. Inflasi yang masih rendah hingga akhir tahun masih menjadi magnet bagi investor global untuk mencari imbal hasil yang tinggi.

Dalam kondisi seperti ini, Cece merekomendasikan saham perbankan Bank Mandiri (BMRI). Selain saham properti Alam Sutera Realty (ASRI) dan Kawasan Industri Jababeka (KIJA). “Trading pendek di saham-saham ini,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar