Selasa, 06 September 2011

Mencermati Saham Properti Pilihan Analis

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham sektor properti masih berpeluang melanjutkan penguatan karena prospeknya yang menjanjikan. Apa saja saham pilihan analis?

Deutsche Bank Securities (DBS) merekomendasikan beli saham properti, yang masih diperdagangkan di bawah NAV-nya, atau trading at discount.

Beberapa saham pilihannya adalah Ciputra Surya (CTRS). Emiten ini paling murah, ketimbang NAV-nya sebesar 2825. Kemudian Summarecon (SMRA) yang terdiskon cukup jauh dari NAV-nya di 1628 dan Agung Podomoro Land (APLN) yang terdiskon 25% dari NAVnya di 440.

Saham properti direkomendasikan karena sektor ini mengalami kenaikan penjualan dan harga tertinggi tahun ini. Misalkan dalam lima tahun terakhir, dimana harga properti mengalami kenaikan hingga 20%. Adapun peningkatan penjualan properti akan didominasi sektor industri dan perumahan/residential.

Tren harga properti mengalami kenaikan, tapi sektor ini masih mengalami undervalue selama 5 tahun terakhir, jika dibandingkan harga properti di kawasan regional Asia.

Meningkatnya kepercayaan pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, diyakini memicu peningkatan harga jual lahan, terutama untuk properti industrial, seperti kawasan pabrikan dan pergudangan. Hal ini yang membuat NAV / nilai landbank sektor properti meningkat.

Selain itu, tingkat pendapatan kelas menengah Indonesia yang naik pesat dan rendahnya tingkat bunga kredit, memicu kemampuan beli masyarakat atas properti, khususnya residensial. “Emiten-emiten properti mengalami peningkatan margin, karena parameter-parameter tadi,” ungkap DBS.

Di tengah situasi ini, DBS menilai akan banyak emiten properti yang membutuhkan pendanaan untuk mengakuisisi lahan, baik melalui instrumen utang maupun saham. “Selain ada peningkatan biaya marketing untuk mengejar pertumbuhan penjualan.”

Sedangkan Yuganur Wijanarko dari HD Capital merekomendasikan saham Bukit Sentul (BKSL). Menurutnya, secara teknikal, koreksi menuju price gap bawah di Rp260 yang belum ditutup, bisa dijadikan kesempatan akumulasi.

Fundamental BKSL dinilai sudah banyak berubah dalam 6 bulan terakhir, dengan Net Profit Margin (NPM) sekarang berkisar 26%, dari sebelumnya 7%. Selain itu, pasar masih berspekulasi akan diadakan private placement setidaknya 1.5-2 kali di atas harga buku Rp160. “Rekomendasi beli BKSL dengan target harga dapat mencapai Rp325,”ujar Yuga.

Di sisi lain, Krishna Dwi Setiawan dari Lautandhana Securindo menyarankan investor untuk buy on weakness karena pasar masih akan 'back n forth' (maju mundur).Pilihannya untuk sektor properti adalah Alam Sutera Relty (ASRI). “Saham ini menarik karena menaikkan target penjualannya,” ucapnya.

Pengembang properti yang dikendalikan oleh Grup Argo Manunggal, berpotensi merevisi target penjualan marketing pada tahun ini menjadi Rp2,2 triliun atau naik 29,41% dari target semula Rp1,7 triliun.Perseroan saat ini mengkaji untuk menaikkan target penjualan marketing hingga akhir tahun, menyusul besarnya nilai penjualan yang telah dikantongi perseroan hingga Agustus.

Pengamat pasar modal Danny Eugene mengakui saham properti masih menarik, dengan tiga faktor menjadi pendorong penguatan saham sektor ini. Pertama, laju inflasi yang hingga akhir 2011 diperkirakan masih terkendali dan relatif rendah. Kedua, suku bunga yang relatif stabil di level 6,75% menyebabkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) cenderung turun. Bank Indonesia mencatat tingkat rata-rata KPR saat ini 11%.

“Bunga KPR rendah menyebabkan kesempatan masyarakat memiliki rumah semakin tinggi dan pendapatan per kapita Indonesia yang meningkat, akan diikuti peningkatan permintaan terhadap properti,” katanya.

Selain itu, banyak proyek baru yang sedang dikerjakan beberapa emiten. Seperti ASRI yang akan membangun proyek sub-cluster di area seluas 27 hektare di Tangerang. APLN juga tengah mengembangkan tiga proyek di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Karawang. “Ekspansi yang terus dilakukan emiten properti akan diapresiasi pasar dan nantinya terefleksi dalam harga saham,” paparnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar