Jumat, 06 Januari 2012

Return fixed income dibatasi tren bunga dan beban pajak

Return fixed income dibatasi tren bunga dan beban pajak
JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap atau fixed income mencatat kinerja cemerlang tahun lalu. Memasuki tahun 2012, tren bunga acuan diprediksi akan turun. Pamor reksadana beraset dasar obligasi diperkirakan masih menarik meski potensi kenaikan return cenderung terbatas.

Grace N. Wiragesang, Associate Director Mega Capital Investama, menuturkan, penurunan bunga acuan bisa mengerek harga obligasi. "Nilai Aktiva Bersih fixed income bisa ikut terangkat," kata dia, Kamis (5/1).

Edbert Surjayaja, analis Infovesta Utama, menambahkan, reksadana pendapatan tetap adalah pilihan realistis di tengah masih tingginya volatilitas pasar saham. Bagi investor berkarakter konservatif, reksadana itu menjadi pilihan karena tawaran imbal hasil yang relatif stabil.

Namun, potensi return reksadana fixed income tahun ini diperkirakan tidak akan melampaui 12%, seperti tahun lalu. Tingkat yield obligasi saat ini sudah cukup rendah. Walhasil, besar kupon penerbitan obligasi baru akan tertahan sehingga kenaikan return reksadana fixed income tidak akan naik terlalu tinggi.

Selain potensi return sudah terbatas, para investor yang meminati produk ini juga harus memperhatikan risiko beban pajak. Mulai tahun ini, investor reksadana beraset dasar obligasi akan dibebani pajak 5% atas bunga obligasi. Beban pajak akan naik menjadi 15% mulai 2014. "Kebijakan pajak itu bisa mempengaruhi minat investasi di reksadana fixed income," ujar Ari M. Riza, analis Samuel Asset Management.

Sebagai instrumen investasi jangka panjang, produk ini relatif kurang menarik karena prospek return-nya makin tertekan. Namun, untuk jangka pendek dan menengah, MI menilai masih bisa memberikan return lumayan. "Tahun ini, return-nya bisa 7%-8%," imbuh Grace.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar