Jumat, 06 Januari 2012

IHSG Profit Taking, Beli Saham Big Caps!

INILAH.COM, Jakarta – Jika bursa regional negatif, profit taking IHSG akan berlanjut. Buy on support saham-saham berkapitalisasi besar di sektor tambang, semen, dan grup Astra.

Pada perdagangan Kamis (5 /1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah tipis 1,16 poin (0,03%) ke level 3.906,264 dengan intraday tertinggi 3.924,05 dan terendah 3.893,19. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun sangat tipis 0,15 poin (0,02%) ke level 691,688.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullahmengatakan, koreksi tipis IHSG kemarin semata faktor profit taking seiring pembukaan bursa saham Eropa yang negatif. Tapi, indeks domestik hanya melemah 1,16 poin dan asing masih kuat melakukan pembelian (net foreign buy) sehingga masih masih potensial untuk menguat.

Dia menegaskan, jika melihat posisi asing sebesar 566,54miliar kemarin, ada harapan indeks melanjutkan penguatannya akhir pekan ini. “Tapi, untuk Jumat (6/1) ini, bagaimanapun laju IHSG sangat tergatung pada laju bursa regional terutama bursa AS semalam,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (5/1).

Sebab, seperti sehari sebelumnya, meski bursa Eropa turun, Dow Jones Industrial Average (DJIA) justru bergerak positif meskipun tipis.”Karena itu, jika regional kurang mendukung, profit taking pada IHSG berpeluang berlanjut akhir pekan ini,” ujarnya.

Tapi, Cece menggarisbawahi, kalaupun akhir pekan ini IHSG dilanda profit taking, jika masih bisa bertahan di atas support 3.875 masih bagus. Ini merupakan profit taking yang wajar. “Sebab, saya melihat, positifnya data-data fundamental ekonomi AS, bisa menahan kurang bagusnya sentimen negatif dari krisis utang Uni Eropa,” timpalnya.

Karena itu, jika bursa AS menguat, IHSG masih bisa menguat ke level 4.000. Tapi, sebelum level tersebut dicapai, indeks harus menembus resistance 3.975 terlebih dahulu. “Support IHSG berada di level 3.875 dan 3.975 sebagai level resistance-nya untuk akhir pekan ini,” ucap Cece.

Di atas semua itu, Cece merekomendasikan positif saham-saham berkapitalisasi besar di sektor batu bara, seiring proyeksi kenaikan harga minyak akibat meningkatnya tensi geopolitik di Iran soal isu blockade Selat Hormuz. “Selat itu merupakan jalur lalu lintas 40% minyak dunia,” tuturnya.

Saham pilihannya PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Bukit Asam (PTBA) yang berpeluang up trend. Selain itu, PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT Timah (TINS), PT Aneka Tambang (ANTM) dan PT Adaro Energy (ADRO). “Saham-saham tersebut berpeluang up trend,” timpalnya.

Begitu juga dengan potensi up trend pada saham-saham di sektor semen seperti PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR). Hal serupa untuk saham-saham pada grup Astra seperti PT Astra Internasional (ASII) dan PT United Tractor (UNTR). “Saya rekomendasikan buy on support saham-saham tersebut,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar