Rabu, 22 Desember 2010

Pengangguran masih akan tinggi meski perekomonian positif

Date : Dec 22 2010, 14:41
Title : News Story
Header : LIPI : Pengangguran masih akan tinggi meski perekomonian positif


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai pertumbuhan
ekonomi RI masih akan terus tumbuh di masa-masa mendatang. Hanya saja, LIPI
menyayangkan pertumbuhan ekonomi belum bisa diimbangi dengan penyerapan tenaga
kerja.
Peneliti P2 Ekonomi LIPI Wijaya Adi mengatakan selama ini pemerintah
selalu menggunakan data open unemployment atau pengangguran terbuka dimana data
tersebut memperlihatkan penurunan.
"Jadi kalau lihat penganggur di sini seharusnya ialah mereka yang mencari
kerja, mereka yang sedang tidak bekerja dan seterusnya," ujarnya.
Ia mencontohkan, seseorang yang bekerja lebih dari 35 jam per minggu tentu
jauh lebih sejahtera bila dibandingka 2 jam sehari. Maka, jika digunakan
setengah pengangguran itu maka trennya naik. Tahun 2005 jumlah pengangguran
masih berkisar 29,642 juta. Pada tahun 2011 LIPI memproyeksikan jumlah tersebut
naik menjadi 34,32 juta.
Jika ditelusuri lebih lanjut, tingkat pendidikan setingkat sarjana jauh
lebih banyak menjadi pengangguran dibandingkan setara lulusan sekolah menengah.
Sejak 2006 hingga 2010 tren pengangguran dari tingkat perguruan tinggi
cenderung meningkat, dibandingkan lulusan SMP dan SMA. "Jadi pertanyaan besar,
untuk apa sekolah tinggi dan bayar mahal kalau ujungnya menganggur," ujar Adi.
Ia mengungkapkan, tingkat kesejahteraan dapat terlihat dari sisi
kemiskinan. Jika melihat dari sisi anggaran, lanjut dia, maka terjadi
peningkatan setiap tahunnya sejak tahun 2000 hingga 2010. Padahal penduduk
miskin terus mengalami penurunan dari 38,7 juta pada tahun 2000 menjadi 31 juta
pada tahun ini. "Tetapi kalau kita lihat anggaran yang digunakan untuk
mengentaskan 1 orang miskin, bisa dibayangkan anggarannya cukup besar," terang
Adi.
Tahun 2010 untuk mengentaskan 1 orang miskin dibutuhkan Rp 47 juta.
Padahal, dengan penduduk miskin yang sebesar 1,5 juta orang pemerintah hanya
butuh Rp 4,5 triliun untuk mengentaskan kemiskinan. Dengan asumsi hitungan
setiap orang miskin dapat Rp 3 juta setahun karena batas garis kemiskinan yang
ditetapkan pemerintah itu mendapatkan Rp 220.000 per bulan sudah masuk tidak
miskin lagi.
[ Irma Yani ]

KONTAN Wed, 22 Dec 2010 ( 14:31:59 WIB )


=======================================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar