Sabtu, 04 Juni 2011

Gawat, S&P 500 sudah merosot selama 5 minggu berturut-turut

Gawat, S&P 500 sudah merosot selama 5 minggu berturut-turut
NEW YORK. Para investor bursa saham Amerika menutup pekan ini dengan muka muram. Pasalnya, kinerja indeks yang menjadi pengukur kinerja bursa New York benar-benar jeblok.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 0,79% menjadi 12.151,26 pada hari Jumat (3/6) waktu New York. Sementara itu, indeks Standard & Poor's 500 (S&P) melemah 0,97% menjadi 1.300,16.

Selama sepekan terakhir, S&P sudah melemah 2,3%.Itu artinya, S&P sudah melemah dalam lima minggu berturut-turut. Jika kita hitung dari akhir April, indeks S&P juga sudah merosot sekitar 5%.

Kali ini, para analis menunjuk data tenaga kerja Amerika sebagai biang keladi pelemahan bursa. Pemerintah Amerika Serikat (AS) baru saja mengumumkan bahwa di akhir Mei 2011, angka pengangguran di negeri itu meningkat menjadi 9,1%.

Di saat yang sama, angka penambahan lapangan kerja baru juga jauh di bawah ekspektasi. Pemerintah AS mencatat, Mei lalu, total perekrutan karyawan baru seluruh sektor industri di luar industri pertanian (nonfarm payrolls) hanya bertambah 54.000. Sementara, total perekrutan tenaga kerja baru di sektor swasta hanya 83.000. Ini angka terkecil sejak Juni tahun lalu. Jumlah payrolls di pemerintahan malah berkurang 29.000.

Sebelumnya, hasil jajak pendapat Reuters menunjukkan, ekonom yakin, sektor swasta akan merekrut 175.000 pekerja baru. Mereka juga menduga, perekrutan di seluruh sektor di luar pertanian akan mencapai 150.000.

Pertumbuhan angka tenaga kerja yang melambat ini menjadi pertanda bahwa perekonomian negeri Uwak Sam itu kembali terpuruk. Kali ini, lonjakan harga bahan energi dan dampak gempa Jepang yang menjadi pemicunya.

Meskipun demikian, para analis menduga, koreksi di bursa saham AS akan segera berhenti. "Penurunan S&P sebesar 5% sudah sesuai dengan ekspektasi kita terhadap perlambatan ekonomi ini. Dalam jangka menengah, saya berharap, bursa kita akan kembali memiliki momentum (untuk naik)," ujar Jim McDonald, Chief Investment Strategist Nothern Trust Global Investments di Chicago.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar