INILAH.COM, Jakarta - Meskipun pembatasan pagu utang atau debt ceiling AS diperkirakan disetujui, tetapi capital infllow tetap akan masuk ke Indonesia.
Demikian menurut pengamat pasar modal, Sem Susilo, Senin (1/8) kepada INILAH.COM. "Untuk capital inflow akan tetap mengalir ke IHSG. Bagaiamanapun Indonesia aalah "mesin baru" ekonomi. Sedangkan Eropa dan Amerika adalah mesin-mesin tua yang mengasilkan ekonomi biaya tinggi," katanya.
Krisis yang yaris terjadi di AS tetap diupayakan dapat teratasi. Meskipun ada dugaan sengaja dipolitisir untuk kepentingan pemilu 2013. "Saya tetap yakin hal ini tidak akan dibiarkan terjadi. Kompromi politis demi kepentingan kenegaraan yang lebih besar akan menyingkiran tujuan-tujuan sempit politik pragmatis kepartaian.
Amerika, lanjutnya, akan mundur dan kembali kepada demokrasi primitif, kalau memanfaatkan issue negosiasi pagu utang atau debt ceiling sebagai alat politik hitam menjelang pemilu 2013.
Selain tidak akan terjebak demi kepentingan-kepentingan sempit kepartaian, mereka juga cukup sadar akan rasionalitas pemilik hak suara yang tidak mudah dibodohi dengan aksi-aksi politik pragmatisme. Jadi pada akhirnya mereka akan bermain cantik untuk menjaga simpati rasionalitas pendukungnya.
Dengan demikian apa kemungkinan American debt default? Menurut Sem, ini adalah masalah integritas dan harga diri semua bangsa yang telah susah payah mereka bangun selama ratusan tahun. "Saya justru melihat peristiwa ini menjadi momentum emas bagi bangsa amerika untuk menyadari dan merekonstruksi secara total bangunan fundamental ekonomi bangsanya dan mulai berhenti sebagai bangsa yang boros, bangsa yang membiayai perang dengan utang."
Kalau tidak, maka era Amerika tinggal menunggu waktu. Hal ini seperti yang pernah dialami bangsa Inggris beberapa abad yang lalu. Jadi, kemungkian kebuntuan negosiasi politik sangat kecil. Kecuali politikus Amerika telah didominasi politikus hitam dan sudah "dibeli" kepentingannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar