Senin, 01 Agustus 2011

Kinerja emiten properti melesat

Kinerja emiten properti melesat
JAKARTA. Tahun ini masih membawa banyak rezeki bagi bagi para emiten properti. Kendati bunga acuan sempat naik, mayoritas emiten properti tetap mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih.

Lihat saja kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Penjualan perusahaan ini naik 44,9%, dari Rp 1,09 triliun di semester pertama tahun lalu menjadi Rp 1,58 triliun tahun ini. APLN juga mencatatkan kenaikan marketing sales sebesar 127% menjadi Rp 2,5 triliun.

Padahal di semester satu 2010 lalu marketing sales APLN hanya Rp 1,1 triliun. "Marketing sales kami dalam enam bulan ini berada di atas pencapaian tahun lalu yang menunjukkan strategi Back to the City diterima dengan baik oleh pelanggan kami," kata Trihatma Kusuma Haliman, Direktur Utama APLN, pekan lalu.

Sementara, laba bersih PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) meningkat 52,9%, dari Rp 101,63 miliar menjadi Rp 155,35 miliar. Pendapatan pengembang yang memiliki landbank di Bekasi dan Serpong ini juga naik 38,5% menjadi Rp 938,57 miliar.

PT Intiland Development Tbk (DILD) sukses mencetak kenaikan pendapatan 10,2% menjadi Rp 501,08 miliar di semester satu 2011. Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Investasi dan Modal DILD, mengungkapkan, peningkatan pendapatan antara lain didorong kenaikan penjualan bersih sebesar 12,72% menjadi Rp 442,51 miliar.

Menurut catatan DILD, sektor residensial, baik perumahan maupun apartemen, masih memberi kontribusi terbesar, yaitu Rp 231,50 miliar atau setara 46,1% total pendapatan. Sementara, kawasan industri memberi kontribusi pendapatan 42,1%. Sisanya adalah pendapatan dari perkantoran, hotel, dan properti lain.

Tak terpengaruh BI rate

Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management, menilai, kenaikan harga merupakan salah satu faktor pendorong kenaikan kinerja emiten. "Kenaikan harga dan juga volume penjualan yang meningkat mendongkrak kinerja emiten di sektor properti," papar dia.

Para analis yakin, di paruh kedua tahun ini, kinerja emiten properti akan tetap mengkilap. Reza memprediksi, meski ada potensi kenaikan BI rate, sektor properti tidak akan terpukul. "Efek kenaikan bunga hanya sementara," ulas Reza.

Sementara, analis Waterfront Securities Indonesia Isfhan Helmy memperkirakan, tahun ini BI rate tidak akan naik lagi. "Secara year on year inflasi masih lebih rendah. Saya lihat BI rate akan cenderung tetap dan ini akan membuat performa perusahaan properti naik," jelasnya.

Karena itu, para analis menilai saham sektor properti masih menarik dikoleksi. Cermati Emiten properti yang bergerak di bisnis residensial serta memiliki lahan yang luas di daerah pinggiran kota (suburban).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar