Jumat, 30 Desember 2011

Pinjaman Antar Bank Eropa Ketat, Rupiah Lesu

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (30/12) diprediksi melemah. Ketatnya pinjaman antar bank di Eropa jadi pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah satunya dipicu oleh pudarnya optimisme pasar pada hasil lelang obligasi Italia sebelumnya di mana terjadi penurunan yield hampir setengahnya dari 6,5% ke level 3,25%. Menurutnya, pudarnya optimisme itu akibat kepanikan investor terhadap laporan dari European Central Bank (ECB) di mana perbankan enggan memberikan pinjaman antar bank.

Kondisi itu, lanjut Christian, sempat ditakutkan memicu lonjakan yield obligasi Italia ke atas 7% sehingga memicu sentimen pengalihan risiko. Karena itu, jika rupiah tembus area konsolidasinya di level 9.180 berpotensi mencetak level terlemahnya yang baru di level 9.240. "Rupiah cenderung melemah dalam kisaran 9.095-9.180 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Untungnya, kata dia, yield obligasi Itala hasil lelang, pada Kamis (29/12) petang WIB, dengan tenor 10 tahun melandai ke 6,98% pada Desember dari 7,56% pada November 2011. "Tapi, level ini masih tinggi sehingga tetap jadi tekanan bagi rupiah," ungkapnya.

Namun demikian, menurutnya, pelemahan rupiah hanya bersifat jangka pendek. Sebab, volatilitas rupiah masih tinggi sehingga swing ke level penguatan pun terbuka lebar. Di sisi lain, dolar AS menguat juga karena sentimen jangka pendek.

"Sebab, jika melihat prospek ekonomi Indonesia yang masih bagus dan sesuai ekspektasi akan ada up-grade rating utang seiring data makro ekonomi yang solid. Karena itu, pelemahan rupiah justru jadi kesempatan untuk beli karena ke depannya berpeluang kembali menguat," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (29/12) ditutup melemah tajam 73 poin (0,80%) ke level 9.143/9.153 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar