Jumat, 30 Desember 2011

Investor Menunggu 'January Effect'

INILAH.COM, Jakarta - Tak hanya manusia, pasar modal pun tampaknya sudah terpengaruh oleh liburan akhir tahun. Menjelang tutup tahun 2011, hampir seluruh pasar modal di Asia mencatat penurunan transaksi.

Kalau pun ada, itu umumnya berupa aksi jual yang dilakukan investor asing untuk mengamankan kekayaannya. Itu sebabnya, walau pun jumlahnya tidak terlalu besar, hampir seluruh pasar modal di kawasan Asia mencatat penurunan indeks.

Namun tidak demikian dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah hari Selasa dan Rabu mengalami penurunan, kali ini indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat kenaikan 21,52 poin (0,57%) ke level 3.790,57.

Beberapa analis sependapat, aksi profit taking yang terjadi beberapa hari lalu telah berakhir. “Kini mereka mulai belanja lagi, karena akhir tahun ini dan awal tahun depan akan banyak kabar baik yang berembus ke pasar modal dalam negeri,” kata Kiswoyo Adi Joe, analis dari Askap Futures.

Lantas, apa yang akan terjadi setelah liburan akhir tahun? Sebenarnya ada beberapa faktor yang bias membuat kondisi pasar kembali bullish. Salah satunya adalah momentum Januari effect, dimana para investor akan membeli saham dalam jumlah besar. “Ini berpotensi mendorong kenaikan indeks,” kata Kiswoyo. Makanya, ia berani meramalkan indeks di pasar modal Asia lainnya akan bergerak naik selama Januari.

Tentu saja, investor asing tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Nah, dalam kondisi seperti itu, para analis menyarankan investor mengoleksi saham tambang dan properti. Meroketnya harga minyak diperkirakan bakal mendongkrak saham tambang seperti PT Medco Energy (MEDC) dan PT Bumi Resources (BUMI).

Saham properti juga diyakini akan menjadi incaran investor setelah terbitnya Undang-undang Pertanahan. Tak sedikit pula analis yang menyarankan untuk menubruk saham-saham unggulan seperti PT Telkom (TLKM). [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar