Kamis, 29 Desember 2011

Window Dressing Belum Terkonfirmasi Batal

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan sore, IHSG diprediksi melemah terbatas. Namun, koreksi tersebut belum mengkonfirmasi tak terjadinya window dressing seiring tipisnya nilai traksaksi.

Pada sesi pertama perdagangan Kamis (29/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 11,77 poin (0,31%) ke level 3.757,447. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 3,02 poin (0,45%) ke angka 660,673.

Laju indeks siang ini sangat sepi, hanya didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 829 juta lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 1,27 miliar. Sementara itu, nilai transaksi hanya mencapai Rp572,8 miliar di pasar regular dari total Rp761,9 miliar dan frekuensi 32.136 kali.

Sebanyak 83 saham menguat, sedangkan 97 saham melemah dan 94 saham stagnan. Hanya saja, pelemahan indeks, justru diwarnai aksi beli dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp52,7 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp297,1 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp244,3 miliar.

Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Sektor aneka industri memimpin pelemahan 1,08%, disusul manufaktur 0,57%, industri dasar 0.43%, perdagangan 0,32%, inrastruktur 0,29%, konsumsi 0,23%, keuangan 0,21%, perkebunan 0,10%, dan pertambangan 0,01%. Hanya sektor properti yang menguat 0,06%.

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim memperkirakan, indeks saham domestik akan melemah terbatas hingga penutupan sore nanti. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.750 dan resistance 3.800,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (29/12).

Menurutnya, koreksi indeks hari ini dipicu oleh fund manager kelas menengah yang baru akan selesai melakukan penyesuaian portifolio. “Karena itu, koreksi indeks hari ini belum mengonfirmasi, bahwa window dressing tak terjadi pada penghujung perdagangan saham 2011,” ujarnya.

Sebab, kata Irwan, nilai transaksi dan volume perdagangan hari ini masih tipis dan sudah terjadi dalam sebulan terakhir. “Begitu juga dengan perdagangan hari ini. Seperti BMRI yang nilai transaksinya hanya Rp44 miliar, begitu juga dengan saham-saham bluechip lainnya seperti BBRI yang nilai transaksinya hanya Rp36 miliar,” papar dia.

Selebihnya, nilai transaksi masih di bawah Rp30 miliar seperti ASII dan GGRM yang biasanya menjadi index mover. “Dengan tipisnya nilai transaksi, justru mengindikasikan window dressing akan terjadi pada detik-detik terakhir perdagangan,” timpalnya.

Irwan menegaskan, para fund manager institusi besar, bakal melakukan window dressing pada sesi dua perdagangan terakhir tahun ini. Jadi, tipisnya transaksi ada unsur kesengajaan. “Kecuali, jika tekanan jual hari ini diikuti dengan volume dan nilai transaksi yang besar. Itu baru menandakan window dressing tak terjadi tahun ini,” tandasnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bumi Resources (BUMI), PT Energi Mega Persada (ENRG), PT Adaro Energy (ADRO), PT United Tractor (UNTR), PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT Aneka Tambang (ANTM) dan PT Timah (TINS).

“Saya rekomendasikan buy saham-saham tersebut dengan target January Effect. Kecuali BUMI dan ENRG, bisa untuk target window dressing pada sesi dua perdagangan besok yang merupakan hari terakhir bursa saham untuk 2011,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar