Kamis, 29 Desember 2011

IHSG Beresiko, 'Wait and See'

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada Kamis (29/12) diperkirakan beresiko. Investor disarankan untuk wait and see.

Pengamat pasar modal Ridwan Novayanto dari Bumiputra Capital memprediksikan, sentimen negatif dari pelemahan rupiah dan kenaikan harga minyak mentah membuat bursa yang sudah menipis transaksinya menjadi rentan.

“Pasar terpengaruh tekanan jual. Terutama karena aksi jual besar-besaran di saham yang sensitif terhadap kenaikan harga minyak mentah dan depresiasi nilai tukar,” ujarnya ketika berbincang dengan INILAH.COM.

Sementara sentimen positif di pasar yang bisa memicu rebound teknikal sudah menipis. Meski kemungkinan window dressing masih ada, Ridwan menilai hal tersebut takkan melambungkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“IHSG akan sulit menembus level 3.800,” lanjutnya.

Window dressing kemungkinan terbatas hanya pada saham-saham yang sudah sangat lagging dan tertekan harganya, dengan valuasi/PE relatif terhadap IHSG di bawah 1%. Seperti saham infrastruktur dan pertambangan logam yang banyak diburu lokal.

“Misalnya saham Wijaya Karya (WIKA), Jasa Marga (JSMR) dan PT Gas Negara (PGAS),” katanya, memberi contoh saham-saham yang tertunda kenaikannya ini.

Namun, lanjut Ridwan, karena PE relatif indeks untuk sektor yang lagging ini di bawah 1%, dampak window dressing takkan banyak berpengaruh pada apresiasi IHSG. Yakni kemungkinan untuk ditutup di atas level 3.800.

“Saya merekomendasikan untuk wait and see, karena valuasi harga saham masih bisa turun lagi. Perdagangan selama dua hari terakhir ini sangat beresiko,” ujarnya.

Rekomendasi Ridwan agar investor menunggu bukan karena ekspektasi pertumbuhan EPS atau earning korporasi. Namun karena sentimen pasar yang masih didominasi isu negatif akibat krisis Eropa.

Sehingga, katanya, investor mengurangi porsi di pasar saham dan cendering melakukan aksi untuk menghindari resiko (risk aversion). Pertumbuhan EPS 2012 diperkirakan mencapai 18-19% yang bisa memicu penurunan PE/valuasi.

“Jadi, PE IHSG bisa mencapai 14 kali jika mencapai 4.200. Dengan sentimen negatif dari Eropa, PE bisa mengarah ke 10 kali,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar