Selasa, 21 Juni 2011

Peluang penyelamatan Yunani terbuka, penguatan rupiah bertahan hingga sore

Peluang penyelamatan Yunani terbuka, penguatan rupiah bertahan hingga sore
JAKARTA. Meredanya kekhawatiran atas kemungkinan gagal bayar utang Yunani menopang rupiah hingga sore ini. Terbukanya peluang penyelamatan Yunani mendorong minat beli investor terhadap aset emerging market.

Mata uang Garuda tercatat mengalami penguatan terbesar lebih dari dua pekan, setelah menguat 0,2% ke level Rp 8.601 per dollar AS, hingga pukul 4 sore di Jakarta.

Indeks bursa regional MSCI Asia Pasifik naik untuk pertama kalinya dalam sepekan. Hal ini terjadi setelah Perdana Menteri Luxembourg Jean-Claude Juncker mengatakan, Perdana Menteri Yunani George Papandreou telah meyakinkannya bahwa Perancis akan mengambil langkah yang diperlukan untuk mendapat bantuan keuangan dari Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional.

Analis PT Bank Commonwealth Mika Martumpal menyebut, pasar yakin Uni Eropa akan setuju dengan perjanjian tersebut untuk membantu Yunani. "Stok di pasar Asia menguat," ujarnya.

Mika memperkirakan, rupiah kemungkinan akan bergerak di kisaran Rp 8.500 hingga Rp 8.700 per dollar AS, dalam tiga bulan ke depan.

Tahun ini, rupiah sudah terapresiasi 4,4% seiring bertambahnya dana asing yang masuk ke obligasi pemerintah, yaitu sebesar 21% menjadi 237,79 triliun hingga 17 Juni lalu.

Sementara, hari ini Kementrian Keuangan melelang obligasi negara senilai Rp 3 triliun, lebih rendah dari target Rp 7 triliun.

Adapun, harga obligasi bertenor 10 tahun turun untuk hari keempat. Data Inter-Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 naik satu basis poin menjadi 7,71%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar