Selasa, 21 Juni 2011

Gerbong Bertambah, Target Saham PTBA Rp26.000

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Laju saham PTBA, Selasa (21/6) diprediksi melemah karena faktor market. Namun, untuk jangka panjang saham ini sangat atraktif seiring tambahan gerbong dan lokomotif pada Juli 2011.

Investment Analyst PT GMT Asset Management Nico Simatupang mengatakan, potensi pelemahan saham PT Tambang Bukit Asam (PTBA) hari ini, karena situasi market yang bearish. Apalagi, harga minyak mentah dunia terus turun ke level US$91 per barel. Dalam jangka panjang, harga minyak bakal kembali melemah ke level 85-90 per barel.

Harga komoditas lain pun, rata-rata turun seiring ekspektasi perlambatan ekonomi global. Di sisi lain, volume transaksi (trading value) pun di pasar masih tipis hanya mencapai Rp2,4 trilun dari rata-rata Rp4,5-5 trilun. Artinya, sentimen market masih terpengaruh negatif oleh regional. “Support PTBA di level Rp20.300 dan Rp21.100 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (20/6).

Pada perdagangan Senin (20/6) saham PTBA ditutup turun Rp250 (1,20%) ke level Rp20.550 dari posisi sebelumnya ke level Rp20.800. Harga intraday tertingginya mencapai Rp20.800 dan terendah Rp20.500. Volume transaksi mencapai Rp1,7 juta unit saham senilai Rp35,7 miliar dan frekuensi 436 kali.

Nico mengakui untuk jangka panjang, dia menjatuhkan pilihan pada saham batu bara yang satu ini. Ia menambahkan, saat ini memang trennya sedang turun. “Hanya saja, PTBA akan mendapatkan tambahan angkutan gerbong dan lokomotif baru pada Juli 2011,” ujarnya.

Tambahan gerbong dan lokomotif angkutan ini akan dioperasikan di Sumatera, yakni di jalur Tanjung Enim-Pelabuhan Tarahan (416,6 kilometer) dan Tanjung Enim-Dermaga Kertapati (167,6 kilometer).

Dengan penambahan gerbong ini, tahun depan ditargetkan produksi akan naik 15-20%. Sebab, jika angkutan sudah bertambah, kapasitas batubara terangkut bisa naik dari 13,6 juta ton jadi 15,6 juta ton. Produksi bisa mencapai 20 juta ton dari 13,6 juta ton saat ini. “Saya percaya gerbong itu, akan mampu meningkatkan kapasitas produksi batu bara PTBA,” tandas Nico.

Karena itu, Nico menegaskan, pertimbangan membeli saham PTBA adalah faktor fundamental seiring gerbong dan lokomotif barunya itu. Dari sisi valuasi, saham ini memang sudah tak lagi murah. Tapi saham-saham batu bara yang lain pun sudah tak lagi murah. “PTBA sendiri di level 12-13 kali dari rata-rata industri 12-14 kali,” paparnya.

Sementara itu, dengan peluang koreksi harga minyak ke level US$85 per barel, menurutnya, tak masalah bagi PTBA. Sebab, harga batubaranya mayoritas sudah dikontrak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). “Harga batu bara PTBA, sudah terlindungi,” ungkapnya.

Itulah, menurut Nico, story PTBA yang paling dekat. Jadi, dia menegaskan, investor harus melihat jangka panjang. Dia merekomendasikan, long term buy dengan pola trading buy on weakness. “Target harga PTBA di level Rp26.000 hingga akhir 2011,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar