Selasa, 21 Juni 2011

Referendum Yunani Berhasil Gairahkan Pasar

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rupiah dan IHSG kompak menguat tajam. Pasar merespon positif jajak pendapat (referendum) masyarakat Yunani untuk mendukung pemangkasan anggaran, kenaikan pajak dan penjualan aset-aset negara.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, penguatan rupiah hari ini, dipicu oleh tumbuhnya harapan pasar atas resolusi krisis utang Yunani. Menurutnya, Perdana Menteri Yunani George Papandreou akan di-voting confidence oleh seluruh masyarakat Yunani Selasa (21/6) ini.

Tujuannya, agar George Papandreou mendapat dukungan untuk pemangkasan pengeluaran anggaran, kenaikan pajak dan penjualan beberapa aset negara. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya 8.588 dan terlemahnya 8.601 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (21/6).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (21/6) ditutup menguat 17 poin (0,19%) ke level 8.596/8.606 per dolar AS dari posisi kemarin 8.613/8.623.

Christian menambahkan, dibandingkan level pembukaan 8.590, rupiah melemah. Rupiah menguat dibandingkan penutupan kemarin 8.613. "Rupiah lebih stabil terhadap dolar AS karena adanya harapan resolusi untuk Yunani itu," ujar Albertus Christian.

Para menteri keuangan Uni Eropa masih memberikan waktu dua pekan mulai hari ini kepada Athena untuk memastikan ketiga hal itu dilakukan. "Itu harus tuntas sebelum Uni Eropa memberikan bailout sebesar 12 miliar euro," paparnya.

Di sisi lain, penguatan rupiah juga mendapat dukungan dari hasil pertemuan Para Menteri Keuangan Eropa dalam the Economic and Financial Affairs Council (Ecofin) meeting pada Senin (20/6).

Mereka menyepakati kenaikan kapasitas peminjaman yang efektif atau yang biasa disebut fasilitas The European Financial Stability Facility (EFSF) dari level 440 miliar euro saat ini untuk negara-negara Eropa yang bermasalah termasuk Yunani. "Tapi, sebelum dana tersebut digelontorkan harus ada jaminan dari negara debitor-nya terlebih dahulu," paparnya.

Hanya saja, lanjut Christian, rupiah tidak menguat jauh. "Sebab, pasar fokus pada Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting pada Rabu (22/6) pukul 23.30 WIB yang pengaruhnya bisa dirasakan market di Indonesia pada Kamis (23/6)," imbuh Christian.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS melemah 0,24% ke level 75,31. "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level 1,4325 dari level sebelumnya US$1,4307 per euro," imbuh Christian.

Dari bursa saham, Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah mengatakan, penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) hari ini sebesar 65,82 poin (1,76%) ke level 3.794,939 dipicu technical rebound yang terjadi pada bursa regional dan global terutama Hang Seng dan Dow Jones. “Apalagi, didukung positifnya pembukaan bursa Eropa siang tadi,” ujarnya.

Dow Jones, lanjutnya, sudah berada dalam posisi yang aman karena ditutup di atas 12.080. Artinya, Dow sudah menembus level kritis 12.060. Sementara itu, untuk IHSG harus menunggu 3.800 kembali ditembus. “Dalam beberapa hari ke depan, level tersebut bisa dicapai,” paparnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar