Selasa, 21 Juni 2011

Inilah Sederet Sentimen Negatif di Bursa

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Para menteri keuangan Uni Eropa menunda keputusan akhir atas bailout Yunani hingga awal Juli. Padahal, market sudah diterpa sederet faktor negatif dari pengetatan moneter China-Korea dan belum stabilnya ekonomi AS-Jepang.

Kepala riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, paket bailout pertama untuk Yunani senilai 110 miliar euro dari pihak Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional dicairkan tiga kali dalam tiga tahun. Sepertiganya akan dibayarkan pada pertengahan Juli 2011. Sebelumnya, sudah dibayarkan pada tahap pertama bailout 2 Mei 2010.

Akhir pekan lalu, lanjutnya, ada kesepakatan antara Jerman dan Perancis untuk membantu bailout kedua yang kepastian kesepakatan tersebut akan diumumkan Senin (20/6) ini. Ternyata, rencana tersebut ditunda. “Karena itu, reaksi pasar sangat negatif. Sebab, setelah ada harapan ternyata ditutup kembali,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (20/6).

Para menteri keuangan kawasan Euro menunda keputusan akhir atas bailout senilai 12 milar euro (US$17 miliar) untuk pinjaman darurat kepada Yunani hingga awal Juli. Kondisi itu, memicu penguatan dolar AS di pasar dan mata uang utama otomatis melemah.

Sementara itu, bursa saham, melanjutkan kisah pilunya sejak The People's Bank of China (PBoC) menaikan Giro Wajib Minimum (GWM) ke level 21,5% pada Selasa (14/6). Kebijakan ini, mulai efektif 20 Juni 2011.

Kondisi itu, diperparah oleh Bank sentral Korea Selatan (Korsel) yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,25% pada Jumat (10/6). Kenaikan suku bunga ini sebagai langkah untuk mengekang tekanan inflasi.

Pada saat yang sama, pemulihan ekonomi Jepang masih terkatung-katung. Gempa yang melanda Jepang 11 Maret silam dan diikuti Tsunami menyebabkan jaringan produksi industri otomotif dan elektronik negara itu terganggu.

Dari AS, imbuh Ariston, pasar dihadapkan pada kondisi ekonomi negara adidaya itu yang masih naik turun, terutama masalah utang yang membesar. Di sisi lain, kisruh APBN AS belum selesai sehingga AS tidak memiliki APBN. AS menjalankan operasional pemerintahannya dengan anggaran sementara. “Di sisi lain, limit utang diminta dinaikkan mekipun belum disepakati,” unkapnya.

Akibatnya, busa Dow Jones turun dalam 6 pekan secara beruntun. Kondisi itu diperburuk oleh momentum memasuki musim panas Juni ini. Banyak investor juga juga melakukan aksi jual untuk berlibur. “Jadi, efek negatifnya berutuntun di bursa Dow Jones sehingga berimbas negatif ke bursa regional termasuk IHSG,” paparnya.

Karena itu, kenaikan bursa Dow Jones yang dikuti kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) pada Senin (20/6) sebesar 6,82 poin (0,18%) ke level 3.729,122 hanya technical rebound. “Dow Jones belum cukup tenaga untuk balik arah (reversal) menguat,” tandas Ariston.

Secara teknis Fibonacci, lanjut Ariston, retracement Dow Jones masih kurang. Dari sisi ini, tampak Dow Jones cenderung sideways daripada rebound. Bisa jadi, Dow juga menunggu The Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting pada Rabu (22/6) pukul 23.30 WIB. “Lalu, pada Kamis (23/6) pukul 1.00 WIB, Gubernur The Fed Ben Bernanke akan menyampaikan konferensi pers,” paparnya.

Secara Fibonacci, lebih jauh Ariston mengatakan, jika ditarik dari level tertingginya di kisaran 12.870 pada 2 Mei 2011 dan level terendahnya pada Kamis 16 Juni di level 11.763, retracement Dow Jones yang cukup kuat untuk naik, harus tembus kisaran 12.100-12.200.

Akibatnya, di pasar domestik, tren IHSG ^JKSE pun masih bearish. Kalaupun terjadi rebound, hanya semata technical rebound hingga sentiment dari luar bisa dilihat jelas oleh market.

Secara teknikal, dijelaskan Ariston, indeks domestik membentuk Head and Shoulders Pattern. Head-nya terbentuk pada 20 Mei, dan leher (neck)-nya berada di kisaran 3.762 pada 23-25 Mei. Lalu, pada 1 Juni, IHSG mulai turun hingga 10 Juni. Pada 13 Juni dibuka di harga bawah dan tembus 3.762 ke bawah. “Karena itu, jika memenuhi kriteria Head and Shoulders Pattern, dilihat dari grafiknya, IHSG masih berpotensi melemah ke level 3.680 minimal,” imbuh Ariston. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar