Selasa, 18 Oktober 2011

Bursa Asia Terjerembab Terbesar 2 Pekan

Medium
INILAH.COM, Sydney – Saham Asia jatuh, mendorong indeks patokan regional pada penurunan terbesar dalam dua pekan. Jerman meredam harapan resolusi cepat untuk krisis utang Eropa dan ekonomi China tumbuh di laju terlambat dalam dua tahun.

Indeks MSCI Asia Pacific pada Selasa (18/10) turun 2,3% ke level 116,57 pada pukul 2:36 di Tokyo, menghadapi penurunan terbesar sejak 3 Oktober. Sekitar 11 saham turun untuk setiap yang naik, setelah Steffen Seibert, juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan para pemimpin Eropa tidak akan memberikan solusi cepat untuk krisis utang yang diupayakan para pembuat kebijakan global pada pertemuan 23 Oktober.

"Kurangnya keprihatinan para pembuat kebijakan Eropa akan menciptakan berlanjutnya ketidakpastian, mencakup solusi untuk masalah Eropa yang terus bertumbuh," kata Tim Schroeders, di Pengana Capital Ltd, Melbourne. Demikian dikutipda r oao

Indeks melemah setelah laporan menunjukkan ekonomi China tumbuh 9,1% pada kuartal ketiga dari tahun sebelumnya, laju paling lambat sejak 2009. Hal ini karena bank sentral memperketat kebijakan moneter dan melemahnya permintaan ekspor. Para pembuat kebijakan telah menaikkan suku bunga lima kali tahun lalu, menahan pinjaman dan membatasi pembelian rumah untuk mengendalikan properti dan harga konsumen.

"Beberapa investor mungkin ingin melihat perbaikan, tapi tidak realistis mengharapkan China untuk tumbuh dua digit," kata Diane Lin, fund manager Pengana yang berbasis di Sydney.

Semua 10 kelompok industri pada indeks saham Asia Pasifik melemah, dipimpin saham bahan baku. Indeks MSCI Asia Pacific naik 3,4% pekan lalu setelah Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy berjanji menyampaikan rencana untuk rekapitalisasi bank-bank Eropa dan mengatasi krisis utang Yunani.

"Kenyataannya adalah bahwa kita sedang berhadapan dengan masalah kompleks yang memiliki banyak kepentingan dan tidak dapat diselesaikan dalam sekejap," kata Matt Riordan, analis di Paradice Investment Management Pty, Sydney.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 1,6% dan di Australia, indeks S & P / ASX 200 turun 2,1%. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 1,4%. Indeks komposit Shanghai China tergelincir 1,5%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng merosot 3,5%, dengan China Coal turun 6,1% dan Aluminum Corp of China Ltd, produsen logam terbesar nasional, tenggelam 7,7%.

Indeks MSCI Asia Pacific naik 2,1% kemarin setelah negara-negara G20 di Paris mendukung rencana untuk mengatasi krisis utang Eropa. Optimisme pejabat sedang mengembangkan rencana untuk membantu kerugian perbankan atas utang negara, juga memicu kenaikan pekan lalu di saham dan euro.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 sedikit berubah hari ini. Indeks itu melemah 1,9% di New York kemarin, setelah Jerman mengatakan para pemimpin Uni Eropa tidak akan segera memberi solusi untuk krisis utang kawasan euro. Indeks S & P 500 naik 6% pekan lalu.

BHP Billiton perusahaan tambang terbesar turun 3,3% di Sydney, sementara saingannya Rio Tinto Group turun 5,3%. Korea Zinc Co, yang juga memproduksi emas dan perak, turun 3,1%. Mitsubishi Corp, perusahaan perdagangan komoditas Jepang, turun 2,9% di Tokyo.

Tembaga berjangka diperdagangkan turun 0,9% kemarin, sedangkan Indeks London Metal Exchange untuk harga enam logam termasuk tembaga dan aluminium tergelincir 0,6%. Minyak mentah berjangka di New York turun 0,5%. Minyak turun 0,4% hari ini, dan tembaga berjangka turun 1,9%.

Sony Corp, yang mendapat 70% pendapatan di luar negeri turun 1,4% di Tokyo. Nissan Motor Co, produsen mobil yang mendapat 80% dari penjualan luar negeri, turun 1,7%. Esprit Holdings Ltd, pengecer pakaian yang mendapat 83% total pendapatan dari Eropa, anjlok 8% di Hong Kong.

Saham finansial juga merosot. Mitsubishi UFJ Financial Group Inc, pemberi pinjaman terbesar di Jepang, turun 1,5% di Tokyo. Sementara di Sydney, National Australia Bank Ltd turun 2,1%. HSBC Holdings Plc, pemberi pinjaman terbesar di Eropa, turun 2,8% di Hong Kong. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar