Selasa, 06 Maret 2012

Turun 17 Poin, Koreksi IHSG Paling Tipis di Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 17 poin akibat tekanan jual di saham-saham unggulan. Koreksi indeks ini termasuk paling tipis di antara pasar saham Asia yang seluruhnya jatuh sangat dalam.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis Rp 9.130 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.140 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun 20,184 poin (0,51%) ke level 3.964,713 terseret koreksi pasar saham regional akibat kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi China.

Indeks semakin menjauhi level 4.000 akibat tekanan jual yang diakibatkan sentimen eksternal dari negeri tirai bambu tersebut. Seluruh indeks sektoral pun terpangkas.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG turun 28,362 poin (0,71%) ke level 3.956,535 akibat tekanan jual di saham unggulan, terutama berbasis konsumer. Bursa-bursa di Asia juga jatuh semakin dalam.

Tekanan jual masih belum berhenti memasuki perdagangan sesi II, indeks sempat jatuh ke posisi terendahnya di 3.953,461. Aksi beli jelang penutupan bisa sedikit mengurangi koreksi indeks.

Menutup perdagangan, Selasa (6/3/2012), IHSG turun 17,821 poin (0,45%) ke level 3.967,076. Sementara Indeks LQ 45 melemah 4,374 poin (0,64%) ke level 686,227.

Rencana bailout Yunani mengalami hambatan. Pasalnya, pihak swasta yang diharapkan berpartisipasi dalam penukaran surat utang kini belum memberikan jawaban.

Padahal, penukaran surat utang itu merupakan bagian dari syarat untuk pemberian dana talangan sebesar Rp 1.560 triliun. Kabar tersebut membuat bursa-bursa di Eropa terkena koreksi.

Indeks pun ikut terkoreksi berbarengan dengan amblesnya bursa-bursa di Asia. Pelemahan kali ini dipimpin oleh saham-saham berbasis infrastruktur dan finansial.

Tak satu pun indeks sektoral di lantai bursa yang bisa menguat, semuanya kompak bergerak di teritori negatif. Tekanan jual banyak dilakukan oleh investor lokal dan asing.

Hingga sore ini transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) tipis senilai Rp 1,658 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 88.983 kali pada volume 4,975 juta lot saham senilai Rp 3,343 triliun. Sebanyak 82 saham naik, sisanya 148 saham turun, dan 113 saham stagnan.

Maraknya sentimen negatif membuat bursa-bursa di Asia jatuh semakin dalam, bahkan bursa saham Singapura dan Hong Kong ambles lebih dari dua persen.

Berikut kondisi dan situasi di bursa-bursa regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 34,56 poin (1,41%) ke level 2.410,45.
  • Indeks Hang Seng jatuh 459,06 poin (2,16%) ke level 20.806,25.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 60,96 poin (0,63%) ke level 9.637,63.
  • Indeks Straits Times ambles 65,97 poin (2,21%) ke level 2.925,83.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Mayora (MYOR) naik Rp 550 ke Rp 15.800, Indocement (INTP) naik Rp 300 ke Rp 17.000, Surya Esa (ESSA) naik Rp 230 ke Rp 1.760, dan Petrosea (PTRO) naik Rp 225 ke Rp 4.625.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.000 ke Rp 42.150, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 550 ke Rp 56.500, Sarana Menara (TOWR) turun Rp 500 ke Rp 12.500, dan Unilever (UNVR) turun Rp 350 ke Rp 18.650.
(ang/dru)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar