Kamis, 18 Agustus 2011

Yen dan Kekhawatiran The Fed Bebani Bursa Asia

Headline
INILAH.COM, Sydney – Saham Asia jatuh pertama kalinya dalam empat hari, setelah dua pejabat The Fed mempertanyakan stimulus yang diterapkan untuk AS dan penguatan yen ke level tertinggi pascaPerang Dunia.

Indeks MSCI Asia Pacific pada perdagangan Kamis (18/8), turun 1,5% menjadi 123,45 pada pukul 3:54 di Tokyo. Dua saham turun untuk setiap yang naik. Indeks, naik 2,8% dalam tiga hari terakhir karena laba perusahaan Asia yang lebih tinggi berhasil mengimbangi keprihatinan krisis utang Eropa dan pelemahan pemulihan ekonomi AS.

"Yang ditakutkan adalah bahwa jika semua stimulasi dihapus, ekonomi AS mungkin tenggelam," kata Jason Teh di Investor Mutual Ltd, Sydney. "Ekonomi AS sangat penting bagi pertumbuhan global, demikian juga pembicaraan tentang stimulus yang akan berdampak pada persepsi investor pasar saham."

Indeks Nikkei Jepang 225 Stock Average turun 1,3% dan S & P / ASX 200 Australia turun 1,2%. Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,9%. Indeks Kospi Korea Selatan merosot 1,7%, memperpanjang kerugian setelah Morgan Stanley mengatakan ekonomi negara tersebut dapat tumbuh, kurang dari estimasi karena pelemahan konsumsi dalam negeri.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 merosot 0,9% hari ini. Di New York, S & P 500 naik 0,1% kemarin, menghapus kenaikan sebelumnya, setelah Dell Inc mengungkapkan perkiraan penjualan lemah.

Honda Motor Co, produsen mobil yang mendapat 83% dari penjualan luar negeri, turun 2,6% di Tokyo. Penguatan yen mengancam prospek pendapatan eksportir Jepang. Sony Corp, eksportir elektronik konsumen terbesar Jepang, turun 2,4%. Esprit Holdings Ltd, eksportir pakaian, turun 2,3% di Hong Kong.

Saham teknologi adalah pembeban terbesar indeks Asia Pasifik, dengan Samsung Electronics Co, yang mendapat seperlima penjualan dari AS, merosot 5,7% di Seoul. LG Electronics Inc, yang mendapat 30% pendapatan di Amerika Utara, turun 6,1%.

LG Display Co, yang menerima lebih dari 90% pendapatan dari luar negeri, turun 8,5%, setelah Shinhan

Investment Corp menurunkan estimasi harga saham 19%, memprediksi kerugian operasional perusahaan akan bertambah luas pada kuartal ketiga. Hynix Semiconductor Inc, pembuat chip memori komputer kedua terbesar dunia, anjlok 12%.

Eksportir Jepang turun karena yen dihargai untuk 76,66 yen dan menyentuh 76,41, setelah pasar saham ditutup kemarin di Tokyo, mendekati level tertinggi pascaPerang Dunia II sebesar 76,25 yen pada 17 Maret. Penguatan yen menekan saham eksportir karena memotong nilai penjualan luar negeri.

HSBC Holdings Plc, pemberi pinjaman terbesar di Eropa dari nilai pasar yang mendapat 20% pemasukan dari Amerika Utara, turun 1,7%. Hal ini terjadi setelah Wall Street Journal melaporkan regulator AS sedang meningkatkan pengawasan bank-bank Eropa yang beroperasi di negara itu.

Saham komoditas jatuh, dengan tembaga berjangka dan minyak mentah di New York terkoreksi 0,6% hari ini. BHP Billiton Ltd, perusahaan tambang utama dunia dan produsen minyak terbesar Australia, turun 1,8% di Sydney dan rivalnya Rio Tinto Group turun 1,5%. Woodside Petroleum Ltd, produsen migas terbesar kedua Australia, turun 2,4% dan eksplorer minyak Jepang Inpex Corp merosot 2,3% di Tokyo.

Esso Malaysia Bhd, kilang minyak dan pengecer, jatuh 17% di Kuala Lumpur setelah San Miguel Corp yang berbasis di Manila sepakat membeli saham pengendali Exxon Mobil Corp pada harga diskon.

Perusahaan makanan dan minuman terbesar Filipina kemarin mengatakan akan mengakuisisi 65% saham Exxon di Esso Malaysia Bhd senilai US$206 juta atau 3,50 ringgit per saham. San Miguel, yang juga membeli dua unit Exxon di Malaysia dengan gabungan US$ 403 juta, naik 2,4%. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar