Kamis, 18 Agustus 2011

Perlambatan ekonomi global berpeluang menekan harga CPO

Perlambatan ekonomi global berpeluang menekan harga CPO
KUALA LUMPUR. Kekhawatiran melambatnya perekonomian global bisa menekan harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO). Sentimen tersebut mungkin akan menutupi ekspektasi positif kenaikan permintaan ekspor yang bisa memperpanjang reli minyak sawit.

Kontrak CPO untuk pengiriman November di Malaysia Derivatives Exchange bergerak tipis ke RM 3.035 atau setara US$ 1.019 per metrik ton, hingga pukul 3.32 sore di Kuala Lumpur, dari posisi kemarin di RM 3.033. Bahkan, pada sesi perdagangan pagi, kontrak yang sama sempat melemah ke RM 3.021 per metrik ton.

Morgan Stanley dan Deutsche Bank AG memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China. Mereka menyebut, beban utang dan pengangguran di AS serta Eropa mengancam permintaan produk-produk China. Morgan Stanley juga menurunkan proyeksi pertumbuhan global tahun ini.

Namun, Direktur Commodity Links Pte. Vijay Mehta menyebut, tekanan krisis sepertinya akan berdampak sangat terbatas. "Pasar sepenuhnya didukung oleh permintaan yang kuat," sebutnya.

Paramalingam Subramaniam dari Pelindung Bestari Sdn mengekspektasi ekspor Malaysia dalam 20 hari pertama bulan Agustus akan membaik jelang musim perayaan. "Diwali segera tiba, sehingga India akan mulai membeli," sebutnya.

Musim puncak permintaan dari India dimulai Agustus seiring Ramadhan, dan berakhir Oktober dengan festival Hindu Diwali. Saat ini, impor minyak nabati India kedua terbesar setelah China. Penimbunan stok menjelang festival akan memicu naiknya permintaan.

Parmalingan juga bilang, produksi Juli - Agustus sangat rendah, dan stok CPO yang tersedia juga semakin menyusut. Data Malaysian Palm Oil Board menyebutkan, cadangan turun menjadi 2 juta ton per Juli, dari 2,05 juta ton pada Juni. Sementara ekspor naik 9,1% persen menjadi 1,73 juta ton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar