Kamis, 18 Agustus 2011

Obligasi bertenor menengah pimpin kenaikan volume transaksi di pasar sekunder

JAKARTA. Transaksi obligasi di pasar sekunder pada pekan ini tetap marak. Bahkan, pada penutupan perdagangan Selasa (16/8), volume perdagangan obligasi, baik korporat maupun Surat Utang Negara (SUN) tercatat naik sebesar 69,4%.

Data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) menunjukkan, total volume perdagangan obligasi pada periode tersebut mencapai Rp 8,06 triliun, naik dari hari sebelumnya Rp 4,76 triliun. Sementara, frekuensi perdagangan seluruh obligasi pada hari tersebut juga naik 9,8% dari 387 transaksi menjadi 425 transaksi.

Corporate secretary IBPA Tumpal Sihombing menyebut, transaksi obligasi bertenor menengah memimpin kenaikan volume perdagangan, yaitu meningkat 85,50% dari Rp 312 miliar menjadi Rp 579 miliar. Adapun, seri obligasi yang paling banyak ditransaksikan yaitu obligasi negara seri FR0053 yang bertenor 10 tahun. Total transaksinya mencapai 50 transaksi, dengan volume perdagangan Rp 2,1 triliun.

Sedangkan, Obligasi BDMN02A yang memiliki rating idAA, menjadi obligasi korporasi yang paling banyak diminati pasar. Obligasi ini ditransaksikan sebanyak delapan kali, dengan volume transaksi mencapai Rp 100 miliar.

Menurut Tumpal, indikator pertumbuhan ekonomi Jerman yang hampir stagnan di kuartal kedua tahun ini, menjadi isu global yang mempengaruhi tren perdagangan di pasar obligasi domestik. Data Biro Statistik Jerman menunjukkan tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman hanya tumbuh 0,1% dari kuartal pertama 2011. Pencapaian tersebut juga di bawah prediksi analis yang mematok angka pertumbuhan sebesar 0,5%.

"Data tersebut menjadi sentimen negatif bagi aset-aset di negara kawasan Eropa, sehingga dana asing cenderung masuk ke obligasi kita," ujar Tumpal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar