Kamis, 23 Juni 2011

Sesi Dua, Pilih Saham Incaran Asing

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi bursa siang ini diperkirakan akan berlanjut hingga penutupan. Investor sebaiknya fokus pada saham yang diincar asing. Apa saja pilihannya?

Pada sesi pertama perdagangan Kamis (23/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 5,02 poin (0,13%) ke level 3.816,812. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun terbatas 0,40 poin (0,06%) ke angka 675.48.
Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 3,060 miliar lembar saham, senilai Rp1,526 triliun dan frekuensi 50.606 kali. Sebanyak 96 saham menguat, sedangkan 110 saham melemah dan 98 saham stagnan.
Namun, pelemahan indeks sesi pertama, justru diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp 331.1 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp 632.5 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp 301.4 miliar.
Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Sektor perkebunan memimpin koreksi 0,69%, disusul infrastruktur 0,47%, pertambangan dan industri dasar masing-masing 0,29%, perdagangan 0,25%, properti 0,24%, keuangan 0,06% dan konsumsi 0,04%. Hanya dua sektor yang menguat, manufaktur 0,18% dan aneka industri 0,89%.
Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti akan melemah. “Indeks akan mengarah ke level support 3.795 dan resistance 3.831,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (23/6).

Pelemahan indeks hari ini, menurutnya, dipicu oleh pasar Asia yang merespon negatif pernyataan Gubernur Bank Sentral AS The Fed Ben Bernanke Kamis (23/6) dinihari tadi. The Fed menyatakan,perlambatan ekonomi AS di bawah ekspektasi. “Artinya, ekonomi AS lebih lambat dibandingkan perkiraan,” ujarPraska.

Apalagi, lanjutnya, The Fed juga merevisi negatif target pertumbuhan ekonomi AS untuk 2011 dari 3,1%-3,3% menjadi 2,7%-2,9%. Pada saat yang sama, The Fed belum memberikan sinyal akan adanya stimulus lanjutan setelah Quantitative Easing (QE) tahap dua senilai US$600 miliar berakhir Juni 2011 ini. “Karena itu, pasar masih bersikap wait and see atas situasi makro ekonomi AS,” imbuhnya.

Jika tidak ada stimulus lanjutan, menurutnya, kecenderungan dolar AS akan menguat dan harga komoditas akan kembali tertekan. Jadi, hari ini fokus pasar adalah The Fed. “Sentiment negatif dari AS itu bersamaan dengan momentum profit taking IHSG jelang akhir pekan di market domestik mengingat kenaikan indeks dua hari berturut-turut sebelumnyayang signifikan,” paparnya.

Sementara itu, menurut Praska, sentimen negatif dari Yunani dinilai pasar sudah selesai. Sebab, Perdana Menteri Yunani George Papandreou sudah mendapatkan mosi percaya dari parlemen. Sekarang, tinggal menunggu mosi percaya parlemen untuk melakukan penghematan fiskal berupa pemangkasan anggaran, kenaikan pajak dan penjualan aset-aset negara. “Setelah itu, pasar tinggal menunggu realisasi bailout pada awal Juli 2011 senilai US$12 miliar euro,” ungkapnya.

Dalam situasi ini, dia menyarankan agar pasar fokus pada saham saham-saham yang dilirik investor asing. Sebab, asing saat ini hingga pukul 11.09 WIB masih melakukan net buy senilai Rp261 miliar. “Tapi, investor lokal banyak melakukan profit taking, karena khawatir investor asing justru akan melakukan aksi jual besok, sehingga koreksi IHSG jauh lebih dalam,” ucapnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Bumi Resources (BUMI), PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Semen Gresik (SMGR). “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut. Jika tidak mendapatkan harga rendah hari ini akibat belum meredanya profit taking, bisa melakukan pembelian besok,” imbuhnya.[ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar