Kamis, 23 Juni 2011

Inilah Sederet Saham Potensial Window Dressing

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Kuartal II/2011 segera berakhir. Para fund manager sudah siap-siap mengangkat harga saham (window dressing) agar kinclong pada semester ini. Inilah sederet saham yang berpotensi terdongkrak harganya.

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim mengatakan, para fund manager sangat berkepentingkan mengangkat harga saham-saham (window dressing) yang mereka miliki. Menurut Irwan, mereka menginginkan nilai sahamnya bagus pada periode semester I/2011 sehingga kinerja mereka pun menjadi kinclong.

Pengangkatan harga saham, lanjutnya, juga mendapat dukungan dari kenaikan harga komoditas. Meski harga minyak saat ini masih di level US$93 per barel, punya peluang naik sebesar US$5 per barel dalam sepekan. “Kondisi itu, juga dipicu penguatan euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa) setelah pasar optimistis atas resolusi krisis utang Yunani,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (22/6).

Irwan melanjutkan, setelah jejak pendapat, Perdana Menteri Yunani George Papandreou mendapat dukungan rakyat untuk melakukan penghematan fiskal, kenaikan pajak dan penjualan aset-aset negara. “Karena itu, pasar optimistis atas prospek bailout Yunani,” ujarnya.

Window dressing, menurutnya, akan terjadi terutama pada saham-saham pertambangan energi. Selain didukung oleh rebound-nya kembali harga komoditas, ekspektasi kinerja keuangan kuartal kedua 2011 pun positif. “Karena itu, IHSG ^JKSE pun akan menguat ke level 3.900 akhir Juni 2011,” tandas Irwan.

Di antara saham-saham yang harganya bakal terdongkrak window dressing adalah PT Antam (ANTM), PT International Nickel Indonesia (INCO), PT Timah (TINS) dan PT United Tractors (UNTR). Di sektor perbankan adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target Rp7.200 dan PT Bank Mandiri (BMRI) di level Rp7.700.

Lalu, PT Bumi Resources (BUMI) dengan target harga Rp4.000 akhir Juni ini, PT Adaro Energy (ADRO) di level Rp3.000, PT Medco Energy (MEDC) di level Rp2.700, PT Indo Tambang Raya (ITMG) di level Rp51.000, PT Tambang Bukit Asam (PTBA) di level Rp3.000 dan PT Bayan Resources (BYAN) di level 21.000.

PT Berau Coal Energy (BRAU) di level Rp600. PT Astra Agro Lestari (AALI) di level Rp26.000, PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) di level Rp18.000, PT Semen Gresik (SMGR) di posisi Rp12.000 serta PT Astra Internasional (ASII) di level Rp64.000. “Hari terakhir perdagangan semester 2 pada 30 Juni 2011, target harga tersebut bisa dicapai,” tandas Irwan.

Apalagi, secara global, tingkat suku bunga rendah sehingga investor berburu aset-aset yang berimbal hasil lebih tinggi seperti saham-saham di pasar domestik. “Saham-saham tersebut, sangat besar peluangnya terangkat oleh window dressing,” ucapnya.

Saham-saham tersebut, imbuhnya, merupakan bluechips yang selalu dipegang oleh fund manager internasional. Di sisi lain, tren market saat ini memang sedang bullish. Selain perbaikan harga market saham (window dressing), ada beberapa investor yang juga short position.

Pada saat harga tinggi harus beli di harga mahal. Karena itu, untuk pemain short position harus mengetahui struktur pasar, siapa saja pemainnya. “Saya rekomendasikan beli saat ini di saham-saham tersebut untuk antisipasi window dressing,” ungkapnya.

Sebab, jika beli mendekati akhir semester, harga saham sudah ‘keburu’ tinggi. Apalagi, kenaikan harga bukan hanya faktor window dressing. “Kenaikan harga saham, juga karena kenaikan harga komoditas sehingga berbagai saham mengalami perbaikan fundamental,” ungkapnya.

Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo memperkirakan faktor window dressing bakal menggiring indeks saham domestik ke level 3.900 jika level resistance 3.825 berhasil ditembus. Menurutnya, jika level ini ditembus ke atas, IHSG akan memiliki rekor baru sebelum Juni berakhir. “Potensi kenaikannya ke level 3.900-3.950 setelah sebelumnya mencapai rekor 3.872,” tandasnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar